*Alumni Teknik Elektro Universitas Riau ** Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau
Kampus Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293
Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau
Telepon : (0761) 66595, Fax. 66595, website : http//ee.ft.unri.ac.id
E-mail : riojulihendra@gmail.com
ABSTRACT
Technology Long Term Evolution (LTE) has a high-speed data transfer, large range of access and mobility.
Long Term Evolution (LTE) antenna requires small dimensions and integrates easily. Therefore, microstrip
antenna is a good candidate for this application. This paper discusses the design of a single antenna element
and a fourth element circular and rectangular patch, microstrip patch antenna which can be used for LTE
applications in the 2.3 GHz (2.3 to 2.36 GHz). Microstrip antenna designed using microstrip line technique.
Design and simulation of microstrip antenna requires Ansoft HFFS paragraph 13. The simulation results
show that the antenna can operate at frequencies from 2.3 to 2.36 GHz. Impedance bandwidth of 163 MHz
value (2.252 to 2.415 GHz) or 6.9% at VSWR ≤ 1.9 and gain is 4,704 dBi.
Keywords : Long Term Evolution (LTE ), Planar Array, Microstrip Line, VSWR and Gain
B (8) c 3 x 10 8
Z o r d 64,37 mm (10)
2 F 2 x 2,33 x 10 9
Sedangkan untuk menghitung panjang Pada perancangan antena 4 elemen ini
saluran mikrostrip dihitung menggunakan diharapkan diperoleh magnitude ≥ 6 dB.
persamaan : Peningkatan magnitude tersebut mengindikasikan
c adanya peningkatan gain dari antena.
L (9) Saluran pencatu yang digunakan dalam desain ini
4 f r reff memiliki impedansi 50 ohm. Untuk mendapatkan
lebar pencatu yang menghasilkan impedansi 50
METODE PENELITIAN ohm dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan (11) dan (12) [Rahmadyanto, 2009]:
Menentukan Karakteristik Antena
60 x 4,4 2
B 3,98 (11)
Berdasarkan keputusan Dirjen Postel tentang 70,71 x 4,4
spesifikasi minimum Persyaratan Teknis Alat dan
Perangkat Telekomunikasi antena Subscriber
BWA LTE, maka diharapkan antena hasil
rancangan memenuhi beberapa parameter 3,98 1 In2 x 3,98 1
elektrikal yang meliputi: Frekuensi kerja 2,3 GHz 2 x 1,6 4,4 1
(2,3-2,36 GHz), (M.KOMINFO, 2009), Impedansi W x x = 1,6 mm (12)
terminal 50 Ω koaksial, Konektor SMA, 3,14 2 x 4,4
Bandwidth 60 MHz, VSWR ≤ 1,9 dan Gain ≥ 6 0,61
dBi. In 3,98 1 0,39
4,4
Menentukan Jenis Subtrat yang Digunakan
Pada penelitian ini digunakan substrat FR4 Dari hasil perhitungan diperoleh lebar
(Epoxy) dengan ketebalan 1,6 mm dengan pencatu 50 Ω adalah 3,06 mm. Sementara panjang
spesifikasi pada Tabel 1. awal dari panjang pencatu (lf) sebesar 15 mm.
Rancangan antena ini menggunakan T-junction
yang berfungsi sebagai Power Divider. T-junction
Tabel 1. Spesifikasi Substrat yang digunakan
digunakan memiliki impedansi 70,71 Ω dan 86,6
Jenis Substrat FR4 (Epoxy) Ω. Untuk mendapatkan lebar pencatu dari 70,71 Ω
Konstanta Dielektrik dihitung dengan menggunakan persamaan (13) dan
Relatif (εr) 4,4 (14) [Rahmadyanto, 2009]:
Dielectric Loss Untuk menghitung panjang saluran pencatu
Tangent (tan δ) 0,02 70,71 Ω sesuai dengan persamaan (2.20).
Ketebalan Substrat 1,6 mm
g 50,29
l 12,57 mm (16) If
4 4
Dari perhitungan di atas diperoleh lebar dan
panjang saluran pencatu 70,71 Ω masing-masing Wf
sebesar 1,6 mm dan 12,57 mm. Selain impedansi
70,71 Ω, perancangan juga dilakukan untuk
impedansi 86,6 Ω, yaitu impedansi untuk 3 titik
pencabangan. Dengan perhitungan yang sama,
(a) Tampilan atas
diperoleh lebar dan panjang saluran pencatu 86,6
Ω masing-masing sebesar 0,98 mm dan 12,77 mm.
dB(S(1,1))
m2 2.3000 -18.5427
-14.0580 -14.0628
-30.00
-50.00
m1
return loss yang berbeda. Variasi panjang saluran Gambar 2 Hasil Simulasi Return Loss Elemen
pencatu yang dibuat adalah mulai dari 15 mm Tunggal Patch Lingkaran
hingga 16 mm dengan kenaikan 0,1 mm dan
parameter yang tetap adalah dimensi radius patch Dapat dilihat bahwa nilai return loss yang
(19 mm). Berdasarkan data hasil simulasi, diperoleh pada frekuensi 2,3 GHz dan 2,36 GHz
diketahui bahwa nilai return loss terbaik diperoleh masing-masing adalah -18,5381 dB dan -18,7412
pada panjang pencatu 15,7 mm dan memiliki dB dan pada frekuensi tengahnya (2,33) GHz
frekuensi tengah di 2,31 GHz dengan return loss diperoleh -55,0331 dB.
XY Plot 10 HFSSDesign1
3.00
Name X Y
m5
m1 2.3000 1.2683
Retuns m2
Patch (mm)
-5.00
dB(S(1,1))
19 14.5 1.087 -27.553 2.290
-20.00
-25.00
Name X Y
m1 2.3300 -39.9534
-30.00
m2 2.3600 -16.6208
m3 2.3000 -15.0667
MX1: 2.2970
2.33 2.35
Freq [GHz]
0.0940
2.38 2.40 2.43 2.45
Name X Y
3.00 m1 2.3300 1.0203
m2 2.4122 1.8934
m3 2.2770 1.8894
VSWR(1)
m4 2.3000 1.4286
2.50 m5 2.3600 1.3462
2.00 m3 m2
1.00
MX1: 2.2970
2.33 2.35
Freq [GHz]
0.0940
2.38
MX2: 2.3910
2.40 2.43 2.45
m4 m5
-10.00
dB(S(1,1))
-20.00
Name X Y
m1 2.3300 -39.9534
(mm)
39,179 x 14 1.012 -43.909 2.380 Gambar 8 Hasil Simulasi Return Loss Antena
30 Elemen Tunggal Patch Persegi Panjang
XY Plot 1 HFSSDesign1 ANSOFT
4.00 Curve Info
3.50
30.1 Name X Y
m1 2.3300 1.0203
VSWR(1)
m4 2.3000 1.4286
2.35
Freq [GHz]
2.38 2.40 2.43 2.45
39,179 x 14 1.039 -34.173 2.350 Gambar 9 Hasil Simulasi VSWR Antena Elemen
30.5 Tunggal Patch Persegi Panjang
39,179 x 14 1.060 -30.694 2.340 Dari Gambar tersebut dapat terlihat bahwa
30.6 pada nilai return loss di bawah -10,28 dB (VSWR
39,179 x 14 1.067 -29.715 2.330 ≤ 1,9) impedance bandwidth antena berada pada
30.7 rentang 2,277 GHz sampai dengan 2,412 GHz.
39,179 x 14 1.165 -22.350 2.310 Sedangkan pada nilai return loss di bawah -1486
30.8 dB (VSWR ≤ 1,5) impedance bandwidth antena
39,179 x 14 1.061 -30.551 2.310 berada pada rentang 2,297 GHz sampai dengan
30.9 2,391 GHz. Berdasarkan Gambar 4.7 dan Gambar
39,179 x 14 1.058 -30.893 2.310 4.8, dapat dilihat bahwa nilai return loss yang
31 diperoleh pada frekuensi 2,3 GHz dan 2,36 GHz
masing- masing adalah -15,066 dB dan -16,620 dB
Pada panjang patch (39,179 × 30,7 mm), memiliki dan pada frekuensi tengahnya (2,33) GHz
return loss sebesar-29,7150 dB pada frekuensi 2,33 diperoleh -39,953 dB.
GHz yang merupakan frekuensi tengah yang Sedangkan nilai VSWR yang diperoleh pada
diinginkan pada sistem LTE. Dengan demikian, frekuensi 2,3 GHz dan 2,36 GHz masing-masing
dapat disimpulkan bahwa antena elemen tunggal adalah 1,4286 dan 1,3462. Pada frekuensi
dengan panjang saluran pencatu 14 mm dan tengahnya nilai VSWR yang diperoleh mencapai
panjang patch -39,179 × 30,7 mm sudah bekerja 1,0203.
pada frekuensi 2,300-2,360 MHz dengan frekuensi Dari data-data yang telah dipaparkan di atas,
tengah 2,33 GHz. diketahui bahwa pada rentang frekuensi 2,3 - 2,36
GHz, rancangan antena 4 elemen dengan patch
Hasil Karakterisasi Antena Elemen Tunggal lingkaran mampu bekerja pada nilai VSWR ≤ 1,5.
Hasil simulasi yang optimum ini didapatkan Nilai ini telah memenuhi kebutuhan yang ingin
dengan melakukan karakterisasi terhadap radius dicapai, yaitu pada nilai VSWR ≤ 1,9 atau return
patch lingkaran dan panjang saluran pencatu. Loss ≤ -10,28 dB.
Dari Gambar tersebut dapat terlihat bahwa
pada nilai return loss di bawah -10,28 dB (VSWR
≤ 1,9) impedance bandwidth antena berada pada
rentang 2,277 GHz sampai dengan 2,412 GHz.
Sedangkan pada nilai return loss di bawah -1486
dB (VSWR ≤ 1,5) impedance bandwidth antena
dB(S(1,1))
-8.00
m2
Name X Y
m3
m1
m2
m3
2.3000 -10.9958
2.3600 -8.8108
2.3300 -13.9318
-14.00
MX2: 2.3530
30.2 6.00
30.3
VSWR(1)
4.00
30.4 2.00
m4
1.9010
m1
m3
m4
2.3300 1.5026
2.2900 1.9502
m2
1.8814
MX1: 2.2930
2.30 2.33
Freq [GHz]
0.0600
2.35
MX2: 2.3530
2.38 2.40
Berdasarkan data hasil simulasi, diketahui Sedangkan nilai VSWR yang diperoleh pada
bahwa nilai return loss terbaik diperoleh pada frekuensi 2,3 GHz dan 2,36 GHz masing-masing
panjang patch 39 x 30 mm dan memiliki frekuensi adalah 1,785 dan 2,137. Pada frekuensi tengahnya
nilai VSWR yang diperoleh mencapai 1,503.