Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP ARRAY BENTUK

LINGKARAN DAN PERSEGI PANJANG MENGGUNAKAN


SIMULASI UNTUK APLIKASI LTE FREKUENSI 2.3 GHZ

Rio Juli Hendra*, Yusnita Rahayu**, Ery Safrianti**

*Alumni Teknik Elektro Universitas Riau ** Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau
Kampus Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293
Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau
Telepon : (0761) 66595, Fax. 66595, website : http//ee.ft.unri.ac.id

E-mail : riojulihendra@gmail.com

ABSTRACT

Technology Long Term Evolution (LTE) has a high-speed data transfer, large range of access and mobility.
Long Term Evolution (LTE) antenna requires small dimensions and integrates easily. Therefore, microstrip
antenna is a good candidate for this application. This paper discusses the design of a single antenna element
and a fourth element circular and rectangular patch, microstrip patch antenna which can be used for LTE
applications in the 2.3 GHz (2.3 to 2.36 GHz). Microstrip antenna designed using microstrip line technique.
Design and simulation of microstrip antenna requires Ansoft HFFS paragraph 13. The simulation results
show that the antenna can operate at frequencies from 2.3 to 2.36 GHz. Impedance bandwidth of 163 MHz
value (2.252 to 2.415 GHz) or 6.9% at VSWR ≤ 1.9 and gain is 4,704 dBi.

Keywords : Long Term Evolution (LTE ), Planar Array, Microstrip Line, VSWR and Gain

PENDAHULUAN menggunakan perangkat yang baru, selain


kecepatan yang berbeda, frekuensi yang dipakai
Teknologi 3G dikembangkan menjadi juga tentunya harus disesuaikan. Antena mikrostrip
teknologi 4G yang ada saat ini seperti Wi-Fi dan merupakan salah satu antena yang dapat dipakai
WiMax, jauh lebih cepat dengan kemampuan dalam LTE. Literatur yang dijadikan acuan dalam
mentransfer data hingga 100 megabit per detik. penelitian ini, yaitu tesis yang berjudul
Kemudian teknologi tersebut dikenal dengan “Perancangan dan Realisasi Antena Mikrostrip
istilah ekosistem frekuensi kanal 4G atau Long Dual Band Patch Persegi untuk Aplikasi Long
Term Evolution (LTE) yang sudah banyak dipakai Term Evolution (LTE)” (Makmur, 2013), dan
di negara luar. “Perancangan dan Simulasi Antena Mikrostrip
Array Bentuk Segiempat dengan Defected Ground
Frekuensi yang di pakai untuk LTE di Structure (DGS) untuk Aplikasi Long Term
Indonesia adalah 2.3 GHz, di mana pada frekuensi Evolution (LTE)” (Ridwan, 2012). Pada penelitian
tersebut terdapat bandwidth 60MHz. Hal ini di ini, akan dilakukan perancangan antena mikrostrip
perkuat dengan white draft tentang pengguan patch lingkaran yang dapat diaplikasikan pada
frekuensi 2300-2360 MHz untuk layanan pita lebar Long Term Evolution (LTE). Perancangan antena
nirkabel (Wireless Broadband) yang di keluarkan ini menggunakan software simulator Ansoft
oleh M.Kominfo. (M.KOMINFO, 2009). Designer HFSS v13.0. Penelitian ini akan
Teknologi terbaru seperti LTE tentu harus menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 1


patch yang lainnya. Antena mikrostrip dengan transmisi mikrostrip (λd), mengacu pada sumber-
patch lingkaran ini akan lebih mudah dimodifikasi sumber klasik (Kurniawan, 2010).
untuk menghasilkan jarak nilai impedansi, pola
radiasi, dan frekuensi kerja. Antena Mikrostrip Patch Persegi Panjang

Pada skripsi ini akan dirancang sebuah


antena mikrostrip patch lingkaran yang dapat 1. Perhitungan lebar patch (W)
diaplikasikan untuk LTE yang bekerja pada Lebar patch dihitung dengan persamaan:
frekuensi 2,3 GHz dengan menggunakan
software Ansoft HFSS 13.0. Untuk mendapatkan
c
bandwidth yang lebar (60 MHz), rancangan ini W (3)
menggunakan teknik pencatuan microstrip line  r  1
dan terdiri dari 4 elemen yang disusun secara 2 fr
2
planar untuk memperoleh pola radiasi
directional dengan gain ≥ 6 dB. Keterangan
c = Kecepatan cahaya (3x108 m/s )
Antena Mikrostrip Patch Lingkaran fr=Frekuensi kerja antena
Patch berbentuk lingkaran merupakan bentuk Ɛr= Konstanta dielektrik substrat
yang paling umum digunakan dan mudah untuk
dianalisa (Kurniawan, 2010). Berikut adalah sedangkan untuk menentukan panjang
beberapa perhitungan yang digunakan untuk partch (l) diperlukan parameter ∆l yang merupakan
merancang antena mikrostrip berbentuk lingkaran : pertambahan panjang dari l akibat adanya fringing
effect. Pertambahan panjang dari l (∆l) tersebut di
1. Perencanaan dimensi antena rumuskan dengan (Wijaya, 2009):
Dalam penelitian ini bentuk patch
antena mikrostrip yang akan dibangun adalah
lingkaran, yang mana radiur ditentukan oleh
persamaan (1) berikut:  reff  0,3  0,264 
W 
L  h 
a
F (1)
 2h   F  
1/ 2
 reff  0,258  0,8 
W 
1   In   1.7726  h 
 2h   2h  
(4)
Keterangan
a = dimenen radius circular (cm) Dimana h merupakan tinggi subtrat dan
h = Ketebalan subtrat (mm ) adalah konstanta dielektrik efektif yang
f = Fungsi logaritmik elemen peradiasi
Ɛr= Konstanta dielektrik substrat (F/m) dirumuskan sebagai (Wijaya, 2009):
Sedangkan fungsi logaritmik dari
 
elemen perediasi di tentukan dengan  
persamaan (2) :  r  0,3  r  1  1 
8.789  10 9  reff     (5)
F (2) 2 2  h 
fr  r  1  12 W 


Dengan:
fr = frekuensi resonansi (Mhz) Dimana dengan panjang parch (l) diberikan
Ɛr= Konstanta dielektrik substrat (F/m) oleh:
Beberapa bentuk disain yang melengkapi L  Lreff  2L (6)
struktur antena mikrostrip berupa saluran
transmisi saluran penyesuai impedansi, jarak antar Teknik Pencatuan Microstrip line
elemen peradiasi, panjang gelombang pada saluran
Pemilihan pencatu Microstrip Line adalah
karena kemudahan dalam hal fabrikasi dan

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 2


penentuan matching dari saluran mikrostrip dapat Antena Mikrostrip Patch Lingkaran Planar
dengan mudah dilakukan. Pencatuan Microstrip Array 4 Elemen
Line memiliki dimensi berupa panjang dan lebar Perancanagn antena terdiri dari dua tahapan,
yang bergantung pada nilai impedansi saluran yang yaitu desain manual dan simulasi antena. Tahapan
diinginkan. pertama adalah desain manual, yaitu perhitungan
Lebar saluran mikrostrip dihitung ukuran antena meliputi patch antena, slot aperture,
menggunakan persamaan (Rahmadyanto, 2009): lebar saluran pencatu 50 Ω dan T-Junction.
  InB  1    Perhitungan patch dengan menggunakan
2h  r 1  
W  B  1  In2 B  1 
persamaan (1) sampai (2). Dari hasil perhitungan

0,61 (7)
  2 r 0,39  diperoleh dimensi radius 19 mm. Jarak antar
   r   elemen antena dirancang dalam penelitian ini
Dengan Ɛr adalah konstanta dielektrik relatif dan : sekitar setengah dari panjang gelombang (d = λ /2)
[Rambe, 2008].
60 r
2

B (8) c 3 x 10 8
Z o r d   64,37 mm (10)
2 F 2 x 2,33 x 10 9
Sedangkan untuk menghitung panjang Pada perancangan antena 4 elemen ini
saluran mikrostrip dihitung menggunakan diharapkan diperoleh magnitude ≥ 6 dB.
persamaan : Peningkatan magnitude tersebut mengindikasikan
c adanya peningkatan gain dari antena.
L (9) Saluran pencatu yang digunakan dalam desain ini
4 f r  reff memiliki impedansi 50 ohm. Untuk mendapatkan
lebar pencatu yang menghasilkan impedansi 50
METODE PENELITIAN ohm dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan (11) dan (12) [Rahmadyanto, 2009]:
Menentukan Karakteristik Antena
60 x 4,4 2
B  3,98 (11)
Berdasarkan keputusan Dirjen Postel tentang 70,71 x 4,4
spesifikasi minimum Persyaratan Teknis Alat dan
Perangkat Telekomunikasi antena Subscriber  
BWA LTE, maka diharapkan antena hasil  
rancangan memenuhi beberapa parameter 3,98  1  In2 x 3,98  1 
elektrikal yang meliputi: Frekuensi kerja 2,3 GHz 2 x 1,6  4,4  1 
(2,3-2,36 GHz), (M.KOMINFO, 2009), Impedansi W x  x  = 1,6 mm (12)
terminal 50 Ω koaksial, Konektor SMA, 3,14  2 x 4,4 
Bandwidth 60 MHz, VSWR ≤ 1,9 dan Gain ≥ 6   0,61  
dBi.   In 3,98  1  0,39   
   4,4  
Menentukan Jenis Subtrat yang Digunakan
Pada penelitian ini digunakan substrat FR4 Dari hasil perhitungan diperoleh lebar
(Epoxy) dengan ketebalan 1,6 mm dengan pencatu 50 Ω adalah 3,06 mm. Sementara panjang
spesifikasi pada Tabel 1. awal dari panjang pencatu (lf) sebesar 15 mm.
Rancangan antena ini menggunakan T-junction
yang berfungsi sebagai Power Divider. T-junction
Tabel 1. Spesifikasi Substrat yang digunakan
digunakan memiliki impedansi 70,71 Ω dan 86,6
Jenis Substrat FR4 (Epoxy) Ω. Untuk mendapatkan lebar pencatu dari 70,71 Ω
Konstanta Dielektrik dihitung dengan menggunakan persamaan (13) dan
Relatif (εr) 4,4 (14) [Rahmadyanto, 2009]:
Dielectric Loss Untuk menghitung panjang saluran pencatu
Tangent (tan δ) 0,02 70,71 Ω sesuai dengan persamaan (2.20).
Ketebalan Substrat 1,6 mm

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 3


0 89,55 parameter yang dapat dimodifikasi untuk
g    50,29 (13) mendapatkan karakteristik yang diinginkan, yaitu
 reff 3,17 panjang saluran pencatu dan dimensi patch.
Dengan demikian untuk memudahkan rancangan
Dimana εeff adalah konstanta dielektrik antena, maka parameter yang digunakan pada
efektif yang dihitung berdasarkan persamaan pengkarakterisasian ini hanya berupa perubahan
berikut. panjang saluran pencatu dan dimensi patch.
 
 
3,98  1  In2 x 3,98  1   HASIL DAN PEMBAHASAN
w 2 
 4,4  1 

 x x   0,997 (14)
h 3,14  2 x 4,4 
  Antena Mikrostrip Patch Lingkaran Elemen
0,61  
  In 3,98  1  0,39    Tunggal
 
 4,4  

Gambar 2 adalah geometri beserta dimensi


4,4  1
 reff   rancangan antena mikrostrip patch lingkaran
2 planar array 4 elemen
 
  (15) Ws
4,4  1  1 
   3,17
2   1 
 1  12 0,997  
  

Sehingga diperoleh panjang saluran pencatu a


Is
mikrostrip 70,71 Ω adalah

g 50,29
l   12,57 mm (16) If
4 4
Dari perhitungan di atas diperoleh lebar dan
panjang saluran pencatu 70,71 Ω masing-masing Wf
sebesar 1,6 mm dan 12,57 mm. Selain impedansi
70,71 Ω, perancangan juga dilakukan untuk
impedansi 86,6 Ω, yaitu impedansi untuk 3 titik
pencabangan. Dengan perhitungan yang sama,
(a) Tampilan atas
diperoleh lebar dan panjang saluran pencatu 86,6
Ω masing-masing sebesar 0,98 mm dan 12,77 mm.

Simulasi Antena Mikrostrip


Setelah dilakukannya desain manual antena,
maka tahap selanjutnya adalah simulasi antena
menggunakan perangkat lunak Ansoft HFSS 13.0.
Apabila setelah dilakukan report hasil yang
didapat tidak memenuhi dari spesifikasi yang
diinginkan, maka dilakukan pengkarakterisasian
antena untuk mendapatkan hasil yang optimal. (b) Tampilan samping
Karakterisasi Antena Mikrostrip Gambar 1 Geometri Rancangan Akhir Antena
Secara teori umum, untuk menggeser Elemen Tunggal Patch Lingkaran
frekuensi kerja dari antena yang diinginkan adalah
dengan memperbesar atau memperkecil dimensi
patch antena. Akan tetapi pada rancangan ini,

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 4


Tabel 2 Dimensi Rancangan Akhir Antena (mm)
Elemen Tunggal Patch Lingkaran 19 15.7 1.042 -33.586 2.310
Parameter Ukuran (mm)
18.9 15.7 1.062 -30.375 2.320
Panjang substrat (ls) 43
18.8 15.7 1.003 -55.033 2.330
Lebar substrat (ws) 45
18.7 15.7 1.043 -33.364 2.350
Radius subtrat (α) 18.8
18.6 15.7 1.044 -33.375 2.360
Panjang pencatu (lf) 15,7
18.5 15.7 1.044 -33.240 2.370
Lebar pencatu (wf) 3,06
18.4 15.7 1.057 -31.072 2.390
18.3 15.7 1.030 -36.509 2.400
Karakterisasi Panjang Saluran Pencatu
18.2 15.7 1.067 -29.701 2.420
Tabel 3 Return Loss dan VSWR Karakterisasi 18.1 15.7 1.071 -29.218 2.440
Dimensi Radius pada Antena Elemen Tunggal 18 15.7 1.076 -28.697 2.450
Patch Lingkaran
Dimensi Pada radius patch lingkaran 18,8 mm,
Panjang
Radius Retuns memiliki return loss sebesar -55,033 dB pada
Pencatu VSWR Frek frekuensi 2,33 GHz yang merupakan frekuensi
Patch Loss
(mm) tengah yang diinginkan pada sistem LTE. Dengan
(mm)
19 15 demikian, dapat disimpulkan bahwa antena elemen
1.176 -21.828 2.320
tunggal dengan panjang saluran pencatu 15,7 mm
19 15.1 1.187 -25.880 2.320 dan radius patch lingkaran 18,8 mm sudah bekerja
19 15.2 1.162 -22.483 2.320 pada frekuensi 2,300-2,360 MHz dengan frekuensi
19 15.3 1.040 -23.684 2.310 tengah 2,33 GHz.
19 15.4 1.098 -26.551 2.310
19 15.5 1.094 -26.879 2.310 Hasil Simulasi Antena Elemen Tunggal
19 15.6 1.107 -25.871 2.310 0.00
XY Plot 11 HFSSDesign1
Curve Info
ANSOFT

dB(S(1,1))

19 15.7 1.042 -33.358 2.330 -10.00


m4 Name
m1
X Y
2.3300 -55.3382
m5
Setup1 : Sw eep

m2 2.3000 -18.5427
-14.0580 -14.0628

19 15.8 1.049 -33.463 2.300 -20.00


m2
m3
m4
m5
2.3600 -18.7464
2.2529 -10.1937
2.4159 -10.1820
m3

19 15.9 1.048 -33.495 2.300


dB(S(1,1))

-30.00

19 16 1.043 -33.565 2.300 -40.00

-50.00
m1

Tabel 2 terdiri atas beberapa grafik return -60.00


2.20 2.25 2.30 2.35 2.40 2.45

loss dimana masing-masing grafik memiliki nilai MX1: 2.2803


Freq [GHz]
0.1027
MX2: 2.3830

return loss yang berbeda. Variasi panjang saluran Gambar 2 Hasil Simulasi Return Loss Elemen
pencatu yang dibuat adalah mulai dari 15 mm Tunggal Patch Lingkaran
hingga 16 mm dengan kenaikan 0,1 mm dan
parameter yang tetap adalah dimensi radius patch Dapat dilihat bahwa nilai return loss yang
(19 mm). Berdasarkan data hasil simulasi, diperoleh pada frekuensi 2,3 GHz dan 2,36 GHz
diketahui bahwa nilai return loss terbaik diperoleh masing-masing adalah -18,5381 dB dan -18,7412
pada panjang pencatu 15,7 mm dan memiliki dB dan pada frekuensi tengahnya (2,33) GHz
frekuensi tengah di 2,31 GHz dengan return loss diperoleh -55,0331 dB.
XY Plot 10 HFSSDesign1

sebesar -33,586 dB. 3.26


Curve Info
VSWR(1)
Setup1 : Sw eep
ANSOFT

3.00

Karakterisasi Dimensi Radius patch Lingkaran 2.50


VSWR(1)

Tabel 4 Karakterisasi Dimensi Radius Patch 2.00 m4

Name X Y
m5

m1 2.3000 1.2683

Lingkaran pada Antena Elemen Tunggal 1.50 1.4950


m2
m3
m4
2.3300 1.0034
2.3600 1.2612
2.2529 1.8998
1.4970

Dimensi Panjang m1 m5 2.4158 1.8991 m3

Retuns m2

Radius Pencatu VSWR Frek


1.00
2.20 2.25 2.30 2.35 2.40 2.45
Freq [GHz]

Loss MX1: 2.2803 0.1027


MX2: 2.3830

Patch (mm)

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 5


Gambar 3 merupakan grafik frekuensi (sumbu x) Gambar 4 Geometri Rancangan Akhir Antena
versus VSWR (sumbu y) untuk antena elemen Planar Array 4 Elemen dengan Patch Lingkaran
tunggal dengan Patch Lingkaran
Antena mikrostrip patch lingkaran 4 elemen
Gambar 3 Hasil Simulasi VSWR Elemen terdiri atas 4 elemen peradiasi dengan ukuran yang
Tunggal dengan Patch Lingkaran Dapat dilihat sama. Jarak antar elemen pada antena yang
bahwa nilai VSWR yang diperoleh pada frekuensi dirancang adalah 64,37 mm. Pada rancangan
2,3 GHz dan 2,36 GHz masing-masing adalah antena ini terdiri atas 1 buah T-junction yang
1,2683 dan 1,2612. Pada frekuensi tengahnya (2,33 memiliki impedansi 70,71 dan 1 buah T-Junction
GHz) nilai VSWR yang diperoleh mencapai yang berimpedansi 86,6.
1,0035. Dari data-data yang telah dipaparkan di
atas, diketahui bahwa pada rentang frekuensi
2,300-2,360 MHz, rancangan antena elemen
tunggal mampu bekerja pada nilai VSWR ≤ 1,5. Tabel 5 Dimensi Rancangan Akhir Antena
Nilai ini telah memenuhi kebutuhan yang ingin Mikrostrip Planar Array 4 Elemen Patch
dicapai, yaitu pada nilai VSWR ≤ 1,9 atau return Lingkaran
Loss ≤ -10,18 dB.
Parameter Ukuran (mm)
Dari Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 dapat diperoleh
Panjang substrat (ls) 130
impedance bandwidth pada antena elemen tunggal.
Lebar substrat (ws) 120
Dari Gambar tersebut dapat terlihat bahwa pada
nilai return loss di bawah -10,18 dB (VSWR ≤ 1,9) Radius subtrat (α) 18.8
impedance bandwidth antena berada pada rentang Panjang pencatu 50 Ω 15,7
2,252 GHz sampai dengan 2,415 GHz. Sedangkan (l2 )
pada nilai return loss di bawah -14,056 dB (VSWR Lebar pencatu 50 Ω 3,06
≤ 1,5) impedance bandwidth antena berada pada
(w1,w2, w3 )
Jarak Antar Elemen 64,37
rentang 2,280 GHz sampai dengan 2,383 GHz.
(d1,d2 )
Antena Mikrostrip Planar Array 4 Elemen
Lebar Pencatu 86,6 Ω 0,98
(w5 )
Patch Lingkaran
Panjang pencatu 86.6 12,77
Ω(l4,l5 )
Lebar Pencatu 70,71 Ω 1,6
Panjang pencatu 70.71 12,57
Ω (l6 )

Karakterisasi Antena Mikrostrip Planar Array


4 Elemen Patch Lingkaran

Karakterisasi Dimensi Radius Patch Lingkaran

Tabel 6 Return Loss dan VSWR Karakterisasi


Dimensi Radius pada Antena Mikrostrip Planar
Array 4 Elemen Patch Lingkaran

Dimensi Panjang VSWR Retuns Frek


Radius Pencatu Loss
Patch (mm)
(mm)

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 6


18 14.5 1.166 -22.311 2.410 dimensi radius patch (18,8 mm). Berdasarkan data
18.1 14.5 1.171 -22.048 2.400 hasil simulasi, diketahui bahwa nilai return loss
terbaik diperoleh pada panjang pencatu 15,7 mm
18.2 14.5 1.126 -24.529 2.390
dan memiliki frekuensi tengah di 2,33 GHz dengan
18.3 14.5 1.333 -16.889 2.260 return loss sebesar -39,9534 dB.
18.4 14.5 1.089 -27.369 2.370
18.5 14.5 1.082 -28.044 2.350
18.6 14.5 1.080 -28.211 2.350 Hasil Simulasi Antena 4 Elemen
XY Plot 2 HFSSDesign1

18.7 14.5 1.297 -24.308 2.330 0.00 Curve Info


dB(S(1,1))
Setup1 : Sw eep
ANSOFT

-5.00

18.8 14.5 1.095 -26.858 2.320 -10.00


m4 m5

18.9 14.5 1.070 -29.396 2.310 -15.00


-14.3093
m3
m2
-14.2790

dB(S(1,1))
19 14.5 1.087 -27.553 2.290
-20.00

-25.00

Name X Y
m1 2.3300 -39.9534
-30.00
m2 2.3600 -16.6208
m3 2.3000 -15.0667

Tabel 6 dapat dilihat bahwa frekuensi -35.00 m4


m5
2.2770 -10.2812
2.4122 -10.2857
m1

tengah, yaitu pada frekuensi 2,33 GHz dengan -40.00


2.25 2.27 2.30

MX1: 2.2970
2.33 2.35
Freq [GHz]
0.0940
2.38 2.40 2.43 2.45

panjang pencatu 15,7 mm, memiliki return loss MX2: 2.3910

sebesar -24,308 dB dan VSWR 1,297, dari tabel


dapat di simpulkan bahwa dimensi lingkaran yang Gambar 5 Hasil Simulasi Return Loss Antena
sesuai dengan frekuensi tengah yg kita inginkan Mikrostrip Planar Array 4 Elemen Patch
adalah 18,7 mm dan panjang saluran pencatu 15,7 Lingkaran
mm.
XY Plot 1 HFSSDesign1 ANSOFT
4.00 Curve Info
VSWR(1)

Karakterisasi Panjang Saluran Pencatu 3.50


Setup1 : Sw eep

Name X Y
3.00 m1 2.3300 1.0203
m2 2.4122 1.8934
m3 2.2770 1.8894
VSWR(1)

m4 2.3000 1.4286
2.50 m5 2.3600 1.3462

2.00 m3 m2

Tabel 7 Return Loss dan VSWR Karakterisasi


1.50 m4
1.4860 1.4806

Panjang Pencatu pada Antena Mikrostrip Planar m1


m5

1.00

Array 4 Elemen Patch Lingkaran 2.25 2.27 2.30

MX1: 2.2970
2.33 2.35
Freq [GHz]
0.0940
2.38

MX2: 2.3910
2.40 2.43 2.45

Dimensi Panjang VSWR Retuns Frek


Radius Pencatu Loss Gambar 6 Hasil Simulasi VSWR Antena
Patch (mm) Mikrostrip Planar Array 4 Elemen Patch
(mm) Lingkaran
18.7 14 1.170 -22.116 2.330
18.7 14.1 1.140 -23.651 2.340 Gambar 5 dan Gambar 6 memperlihatkan
18.7 14.2 1.103 -26.163 2.340 impedance bandwidth pada antena 4 elemen
dengan Patch Lingkaran. Dari Gambar tersebut
18.7 14.3 1.146 -23.298 2.340 dapat terlihat bahwa pada nilai return loss di
18.7 14.4 1.107 -25.721 2.340 bawah -10,28 dB (VSWR ≤ 1,9) impedance
18.7 14.5 1.129 -24.308 2.330 bandwidth antena berada pada rentang 2,277 GHz
18.7 14.6 1.060 -30.697 2.330 sampai dengan 2,412 GHz. Sedangkan pada nilai
18.7 14.7 1.142 -23.525 2.340 return loss di bawah -1486 dB (VSWR ≤ 1,5)
impedance bandwidth antena berada pada rentang
18.7 14.8 1.024 -38.520 2.320
2,297 GHz sampai dengan 2,391 GHz.
18.7 14.9 1.020 -39.953 2.330 Berdasarkan Gambar 5 dan Gambar 6, dapat dilihat
18.7 15 1.089 -27.394 2.330 bahwa nilai return loss yang diperoleh pada
frekuensi 2,3 GHz dan 2,36 GHz masing- masing
Variasi panjang saluran pencatu yang dibuat adalah -15,066 dB dan -16,620 dB dan pada
adalah mulai dari 15 mm hingga 16 mm dengan frekuensi tengahnya (2,33) GHz diperoleh -39,953
kenaikan 0,1 mm dan parameter yang tetap adalah dB.

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 7


Sedangkan nilai VSWR yang diperoleh pada Tabel 8 Return Loss dan VSWR Karakterisasi
frekuensi 2,3 GHz dan 2,36 GHz masing-masing Panjang Saluran Pencatu pada Antena Elemen
adalah 1,4286 dan 1,3462. Pada frekuensi Tunggal Patch Persegi Panjang
tengahnya nilai VSWR yang diperoleh mencapai Dimensi Panjang VSWR Retuns Frek
1,0203. Panjang Pencatu Loss
Dari data-data yang telah dipaparkan di atas, Patch (mm)
diketahui bahwa pada rentang frekuensi 2,3 - 2,36 (mm)
GHz, rancangan antena 4 elemen dengan patch 39,179 x 15 1.288 -17.982 2.35
lingkaran mampu bekerja pada nilai VSWR ≤ 1,5. 30
Nilai ini telah memenuhi kebutuhan yang ingin 39,179 x 14.9 1.170 -22.102 2.36
dicapai, yaitu pada nilai VSWR ≤ 1,9 atau return 30
Loss ≤ -10,28 dB. 39,179 x 14.8 1.206 -20.594 2.35
30
Antena Mikrostrip Patch Persegi Panjang 39,179 x 14.7 1.161 -22.511 2.36
Elemen Tunggal 30
39,179 x 14.6 1.086 -27.643 2.37
ws 30
39,179 x 14.5 1.143 -22.349 2.36
wp 30
39,179 x 14.4 1.136 -23.874 2.35
30
lp 39,179 x 14.3 1.119 -24.480 2.35
ls
30
39,179 x 14.2 1.058 -30.973 2.37
30
lf
39,179 x 14.1 1.063 -30.259 2.38
30
wf 39,179 x 14 1.012 -43.909 2.38
30
(a) Tampilan atas 39,179 x 13.9 1.035 -35.095 2.37
30
39,179 x 13.8 1.037 -34.800 2.38
30
39,179 x 13.7 1.041 -33.906 2.38
30
39,179 x 13.6 1.029 -36.726 2.38
30
39,179 x 13.5 1.066 -29.899 2.38
30
(b) Tampilan samping Tabel 8 terdiri atas beberapa grafik return
Gambar 7 Geometri Rancangan Akhir Antena loss dimana masing-masing grafik memiliki nilai
Elemen Tunggal dengan Patch Persegi Panjang return loss yang berbeda. Variasi panjang saluran
pencatu yang dibuat adalah mulai dari 15 mm
Antena Mikrostrip Patch Persegi Panjang hingga 13.5 mm dengan penurunan 0,1 mm dan
Elemen Tunggal parameter yang tetap adalah panjang patch
(39,179×30 mm). Berdasarkan data hasil simulasi,
Karakterisasi Panjang Saluran Pencatu diketahui bahwa nilai return loss terbaik diperoleh
pada panjang pencatu 14 mm dan memiliki
frekuensi tengah di 2,38 GHz dengan return loss
sebesar -49,9097 dB.

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 8


XY Plot 2 HFSSDesign1

Karakterisasi Panjang Patch


ANSOFT
0.00 Curve Info
dB(S(1,1))
Setup1 : Sw eep
-5.00

m4 m5
-10.00

Tabel 9 Return Loss dan VSWR Karakterisasi -15.00


-14.3093
m3
m2
-14.2790

Panjang Pencatu pada Antena 4 Elemen dengan

dB(S(1,1))
-20.00

Patch Persegi Panjang -25.00

Name X Y
m1 2.3300 -39.9534

Dimensi Panjang VSWR Retuns Frek -30.00


m2
m3
m4
2.3600 -16.6208
2.3000 -15.0667
2.2770 -10.2812
-35.00

Panjang Pencatu Loss -40.00


m1
m5 2.4122 -10.2857

2.25 2.27 2.30 2.33 2.35 2.38 2.40 2.43 2.45

Patch (mm) MX1: 2.2970


Freq [GHz]
0.0940
MX2: 2.3910

(mm)
39,179 x 14 1.012 -43.909 2.380 Gambar 8 Hasil Simulasi Return Loss Antena
30 Elemen Tunggal Patch Persegi Panjang
XY Plot 1 HFSSDesign1 ANSOFT
4.00 Curve Info

39,179 x 14 1.048 -32.588 2.360 VSWR(1)


Setup1 : Sw eep

3.50

30.1 Name X Y
m1 2.3300 1.0203

39,179 x 14 1.051 -31.986 2.360 3.00


m2
m3
2.4122 1.8934
2.2770 1.8894

VSWR(1)
m4 2.3000 1.4286

30.2 2.50 m5 2.3600 1.3462

39,179 x 14 1.059 -30.820 2.360 2.00 m3 m2

30.3 1.50 1.4860 m4


m5 1.4806

39,179 x 14 1.025 -37.885 2.350 1.00


2.25 2.27 2.30 2.33
m1

2.35
Freq [GHz]
2.38 2.40 2.43 2.45

30.4 MX1: 2.2970 0.0940


MX2: 2.3910

39,179 x 14 1.039 -34.173 2.350 Gambar 9 Hasil Simulasi VSWR Antena Elemen
30.5 Tunggal Patch Persegi Panjang
39,179 x 14 1.060 -30.694 2.340 Dari Gambar tersebut dapat terlihat bahwa
30.6 pada nilai return loss di bawah -10,28 dB (VSWR
39,179 x 14 1.067 -29.715 2.330 ≤ 1,9) impedance bandwidth antena berada pada
30.7 rentang 2,277 GHz sampai dengan 2,412 GHz.
39,179 x 14 1.165 -22.350 2.310 Sedangkan pada nilai return loss di bawah -1486
30.8 dB (VSWR ≤ 1,5) impedance bandwidth antena
39,179 x 14 1.061 -30.551 2.310 berada pada rentang 2,297 GHz sampai dengan
30.9 2,391 GHz. Berdasarkan Gambar 4.7 dan Gambar
39,179 x 14 1.058 -30.893 2.310 4.8, dapat dilihat bahwa nilai return loss yang
31 diperoleh pada frekuensi 2,3 GHz dan 2,36 GHz
masing- masing adalah -15,066 dB dan -16,620 dB
Pada panjang patch (39,179 × 30,7 mm), memiliki dan pada frekuensi tengahnya (2,33) GHz
return loss sebesar-29,7150 dB pada frekuensi 2,33 diperoleh -39,953 dB.
GHz yang merupakan frekuensi tengah yang Sedangkan nilai VSWR yang diperoleh pada
diinginkan pada sistem LTE. Dengan demikian, frekuensi 2,3 GHz dan 2,36 GHz masing-masing
dapat disimpulkan bahwa antena elemen tunggal adalah 1,4286 dan 1,3462. Pada frekuensi
dengan panjang saluran pencatu 14 mm dan tengahnya nilai VSWR yang diperoleh mencapai
panjang patch -39,179 × 30,7 mm sudah bekerja 1,0203.
pada frekuensi 2,300-2,360 MHz dengan frekuensi Dari data-data yang telah dipaparkan di atas,
tengah 2,33 GHz. diketahui bahwa pada rentang frekuensi 2,3 - 2,36
GHz, rancangan antena 4 elemen dengan patch
Hasil Karakterisasi Antena Elemen Tunggal lingkaran mampu bekerja pada nilai VSWR ≤ 1,5.
Hasil simulasi yang optimum ini didapatkan Nilai ini telah memenuhi kebutuhan yang ingin
dengan melakukan karakterisasi terhadap radius dicapai, yaitu pada nilai VSWR ≤ 1,9 atau return
patch lingkaran dan panjang saluran pencatu. Loss ≤ -10,28 dB.
Dari Gambar tersebut dapat terlihat bahwa
pada nilai return loss di bawah -10,28 dB (VSWR
≤ 1,9) impedance bandwidth antena berada pada
rentang 2,277 GHz sampai dengan 2,412 GHz.
Sedangkan pada nilai return loss di bawah -1486
dB (VSWR ≤ 1,5) impedance bandwidth antena

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 9


berada pada rentang 2,297 GHz sampai dengan Lebar substrat (ws) 120
2,391 GHz. Berdasarkan Gambar 4.7 dan Gambar
Panjang Partch (lp) 30
4.8, dapat dilihat bahwa nilai return loss yang
diperoleh pada frekuensi 2,3 GHz dan 2,36 GHz Lebar Partch (wp) 39
masing- masing adalah -15,066 dB dan -16,620 dB
Panjang pencatu 50 Ω (l2) 15,7
dan pada frekuensi tengahnya (2,33) GHz
diperoleh -39,953 dB. Lebar pencatu 50 Ω (w2) 3,06
Jarak Antar Elemen (d1,d2) 64,37
Antena Mikrostrip Planar Array 4 Elemen
Patch Persegi Panjang Lebar Pencatu 86,6 Ω (w1) 0,98
Panjang pencatu 86.6 12,77
Karakterisasi Antena Mikrostrip Planar Array Ω(l4,l5)
4 Elemen Patch Persegi Panjang Lebar Pencatu 70,71 Ω 1,6
ws Panjang pencatu 70.71 Ω 12,57
(l6 )
d1
wp

Karakterisasi Panjang Saluran Pencatu


lp

l6 l2 Tabel 9 Return Loss dan VSWR Karakterisasi


Dimensi Radius pada Antena Mikrostrip Planar
ls
l7 Array 4 Elemen Patch Persegi Panjang
d2
l8 Dimensi Panjang VSWR Retuns Frek
Panjang Pencatu Loss
w2 Patch (mm)
(mm)
l4 39 x 30 15 1.586 -12.892 2.290
w3 39 x 30 14.9 1.577 -12.991 2.320
l3 l5 l1 39 x 30 14.8 1.503 -13.931 2.330
w1 39 x 30 14.7 1.539 -13.451 2.400
Gambar 10 Geometri Rancangan Akhir Antena 39 x 30 14.6 1.534 -13.523 2.350
Mikrostrip Planar Array 4 Elemen Patch Persegi 39 x 30 14.5 1.661 -12.092 2.200
Panjang 39 x 30 14.4 1.584 -12.909 2.360
39 x 30 14.3 1.530 -13.565 2.340
Antena Mikrostrip Planar Array 4 Elemen 39 x 30 14.2 1.566 -13.129 2.410
Patch Persegi Panjang terdiri atas 4 elemen 39 x 30 14.1 1.540 -13.497 2.440
peradiasi dengan ukuran yang sama. Jarak antar 39 x 30 14 1.179 -21.698 2.440
elemen pada antena yang dirancang adalah 64,37
mm. Pada rancangan antena ini terdiri atas 1 buah
Tjunction yang memiliki impedansi 70,71 dan 1 Tabel 9 dapat dilihat bahwa frekuensi
buah T-Junction yang berimpedansi 86,6. tengah, yaitu pada frekuensi 2,33 GHz dengan
panjang pencatu 14,8 mm, memiliki return loss
Tabel 8 Dimensi Rancangan Akhir Antena 4
sebesar -13,931 dB dan VSWR 1,503, dari tabel
Elemen dengan Pencatuan Microstrip Line
dapat di simpulkan bahwa panjang saluran pencatu
Parameter Ukuran yang sesuai dengan frekuensi tengah yang kita
(mm) inginkan adalah 39 x 30 mm dan panjang saluran
Panjang substrat (ls) 130 pencatu 14,8 mm.

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 10


Variasi panjang patch yang dibuat adalah tengah di 2,33 GHz dengan return loss sebesar -
mulai dari 30 mm hingga 31 mm dengan kenaikan 13,931 dB.
0,1 mm dan parameter yang tetap adalah panjang
saluran pencatu (14.8 mm). Namun, dari hasil ini dapat disimpulkan
bahwa karakterisasi pada panjang patch tidak ada
Berdasarkan data hasil simulasi, diketahui perubahan maka simulasi kali ini sudah mencapai
bahwa nilai return loss terbaik diperoleh pada sarat-sarat antena seperti VSWR ≤ 1,9 dan return
panjang patch 39 x 30 mm dan memiliki frekuensi loss kecil sama dengan -10 dB telah terpenuhi.
tengah di 2,33 GHz dengan return loss sebesar -
13,931 dB. Hasil Simulasi Awal Antena 4 Elemen
XY Plot 2 HFSSDesign1

Karakterisasi Panjang Patch


ANSOFT
0.00 Curve Info
dB(S(1,1))
Setup1 : Sw eep

Tabel 10 Return Loss dan VSWR Karakterisasi -2.00

Panjang Pencatu pada Antena Mikrostrip Planar -4.00

Array 4 Elemen Patch Persegi Panjang


-6.00

dB(S(1,1))
-8.00
m2

Dimensi Panjang VSWR Retuns Frek -10.00 -10.1977


m1 -10.4208

Name X Y

Panjang Pencatu Loss -12.00

m3
m1
m2
m3
2.3000 -10.9958
2.3600 -8.8108
2.3300 -13.9318
-14.00

Patch (mm) 2.10 2.15 2.20 2.25 2.30


Freq [GHz]
MX1: 2.2930 0.0600
2.35 2.40 2.45 2.50

MX2: 2.3530

(mm) Gambar 11 Hasil Simulasi Return Loss Antena


39 x 30 14.8 1.503 -13.931 2.330 Mikrostrip Planar Array 4 Elemen Patch Persegi
39 x 14.8 1.589 -12.858 2.240 Panjang
30.1 XY Plot 1 HFSSDesign1 ANSOFT

39 x 14.8 1.386 -15.806 2.290 7.00


Curve Info
VSWR(1)
Setup1 : Sw eep

30.2 6.00

39 x 14.8 1.242 -19.322 2.490 5.00

30.3
VSWR(1)

4.00

39 x 14.8 1.352 -16.486 2.480 3.00


Name
m1
m2
X
2.3000 1.7863
2.3600 2.1386
Y

30.4 2.00
m4
1.9010
m1
m3
m4
2.3300 1.5026
2.2900 1.9502
m2

1.8814

39 x 14.8 1.348 -16.774 2.260 1.00


m3

30.5 2.25 2.27

MX1: 2.2930
2.30 2.33
Freq [GHz]
0.0600
2.35

MX2: 2.3530
2.38 2.40

39 x 14.8 1.486 -14.173 2.280


30.6 Gambar 12 Hasil Simulasi VSWR Antena
39 x 14.8 1.577 -12.989 2.380 Mikrostrip Planar Array 4 Elemen Patch Persegi
30.7 Panjang
39 x 14.8 1.220 -20.066 2.380
30.8 Gambar 11 dan Gambar 12 memperlihatkan
39 x 14.8 1.290 -13.497 2.420 impedance bandwidth pada antena 4 elemen
30.9 dengan patch persegi panjang. Dari Gambar
39 x 31 14.8 1.106 -21.698 2.460 tersebut dapat terlihat bahwa pada nilai return loss
di bawah -10,19 dB (VSWR ≤ 1,9) impedance
bandwidth antena berada pada rentang 2,293 GHz
Tabel 10 terdiri atas selelah dilakukan sampai dengan 2,353 GHz. Berdasarkan Gambar
karekterisasian tidak ada perubahan Variasi 4.7 dan Gambar 4.8, dapat dilihat bahwa nilai
panjang patch yang dibuat adalah mulai dari 30 return loss yang diperoleh pada frekuensi 2,3 GHz
mm hingga 31 mm dengan kenaikan 0,1 mm dan dan 2,36 GHz masing- masing adalah -10,19 dB
parameter yang tetap adalah panjang saluran dan -8,81 dB dan pada frekuensi tengahnya (2,33)
pencatu (14.8 mm). GHz diperoleh -13,9318 dB.

Berdasarkan data hasil simulasi, diketahui Sedangkan nilai VSWR yang diperoleh pada
bahwa nilai return loss terbaik diperoleh pada frekuensi 2,3 GHz dan 2,36 GHz masing-masing
panjang patch 39 x 30 mm dan memiliki frekuensi adalah 1,785 dan 2,137. Pada frekuensi tengahnya
nilai VSWR yang diperoleh mencapai 1,503.

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 11


Nilai ini telah memenuhi kebutuhan yang ingin 6% 5,7 %
dicapai, yaitu pada nilai VSWR ≤ 1,9 atau return 5% 4%
Loss ≤ -10,19 dB. 4% Antena
2,59 % Elemen
3%
Peningkatan Bandwidth Antena 2% Tunggal
Gambar 13 merupakan grafik perbandingan 1% 0%
0% Antena 4
bandwidth 2 antena lingkaran dan persegi panjang Elemen
untuk VSWR kecil sama dengan 1,9 (VSWR ≤ Patch Patch
1,9). Dari Gambar 13 dapat dilihat bahwa antena Lingkaran Persegi
elemen tunggal (warna biru) dan 4 elemen (warna Panjang
merah) dengan desain antena patch lingkaran
Gambar 14 Grafik Perbandingan Bandwidth
memiliki bandwidth yang lebih besar dari pada
Masing-Masing Antena untuk VSWR ≤ 1,5
desain antena patch persegi panjang.
Antena elemen tunggal dan 4 elemen untuk
8% 6,9 % 6,7 % antena patch persegi panjang memiliki bandwidth
6% 4,4 % 4,1 % Antena masing-masing sebesar 2.59 % dan 0 %,
4% Elemen sedangkan antena elemen tunggal dan 4 elemen
2% Tunggal untuk antena patch lingkaran memiliki bandwidth
0% masing-masing sebesar 5,7 % dan 4 %. Antena
Antena 4 elemen tunggal untuk antena patch lingkaran
Patch Patch Elemen menghasilkan peningkatan bandwidth, yaitu
Lingkaran Persegi
sebesar 3,1 %. Begitu juga dengan antena 4 elemen
Panjang dengan antena patch lingkaran menghasilkan
Gambar 13 Grafik Perbandingan Bandwidth peningkatan bandwidth, yaitu sebesar 4 %.
Masing-Masing Antena untuk VSWR ≤ 1,9
Dari Gambar 13 dan Gambar 14 dapat
Antena elemen tunggal dan 4 elemen untuk diamati bahwa desain antena elemen tunggal patch
antena patch persegi panjang memiliki bandwidth lingkaran dan patch persegi panjang memiliki
masing-masing sebesar 6,7 % dan 4,1 %, bandwidth yang lebih besar dibandingkan dengan
sedangkan antena elemen tunggal dan 4 elemen antena 4 elemen, hal ini disebabkan karena adanya
untuk antena patch lingkaran memiliki bandwidth efek mutual coupling yang timbul pada antena 4
masing-masing sebesar 6,9 % dan 4,4 %. Antena elemen. Efek mutual coupling menyebabkan
elemen tunggal untuk antena patch lingkaran semakin meningkatnya standing wave dan
menghasilkan peningkatan bandwidth, yaitu koefisien refleksi sehingga bandwidth antena
sebesar 0,2 %. Begitu juga dengan antena 4 elemen semakin sempit. Data perbandingan bandwidth
dengan antena patch lingkaran menghasilkan untuk masing-masing antena dapat dilihat pada
peningkatan bandwidth, yaitu sebesar 0,3 %. Tabel 11

Gambar 13 merupakan grafik perbandingan Tabel 11 Perbandingan Bandwidth Masing-


bandwidth antara antena patch lingkaran dengan Masing Antena
antena patch persegi panjang untuk VSWR kecil
sama dengan 1,5 (VSWR ≤ 1,5). Namun untuk Patch
Antena
Antena VSW
R
Bandwidt
h (MHz)
Bandwidt
h (%)
desain antena persegi panjang 4 elemen tidak dapat Elemen ≤ 1,9 163 6,9
dibandingkan karena VSWR yang terbaik yaitu Tunggal
Lingkaran ≤ 1,5 135 5,7
1,503. Dari Gambar 13 dapat dilihat bahwa antena
elemen tunggal (warna biru) dan 4 elemen (warna 4 Elemen ≤ 1,9 103 4,4

merah) dengan desain antena patch lingkaran ≤ 1,5 94,5 4


memiliki bandwidth yang lebih besar dari pada Elemen ≤ 1,9 158,1 6,7
desain antena patch persegi panjang. Tunggal
Persegi ≤ 1,5 60 2,59
panjang
4 Elemen ≤ 1,9 97,6 4,1
≤ 1,5 0 0

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 12


Dari Tabel 4.14 di atas dapat diamati bahwa Kesimpulan
bandwidth untuk masing-masing antena melebihi
bandwidth yang diperlukan untuk rentang Berdasarkan hasil perancangan dan proses
frekuensi 2,3- 2,36 GHz, yaitu 60 MHz. Bandwidth simulasi antena diperoleh kesimpulan sebagai
yang paling lebar dicapai oleh antena elemen berikut.
tunggal untuk patch lingkaran, yaitu sebesar 163
MHz pada VSWR ≤ 1,9. Semakin besar bandwidth 1. Antena mikrostrip patch lingkaran elemen
antena maka, kinerja dari antena tersebut akan tunggal yang dirancang mampu bekerja pada
semakin bagus karena akan dapat menampung range frekuensi 2,252-2,415 GHz dengan
berbagai jenis atau banyak informasi dan juga akan impedance bandwidth pada VSWR ≤ 1,9
memperbesar kapasitas kanal transmisi. sebesar 163 MHz (6,9 %). Sedangkan pada
VSWR ≤ 1,5, antena mampu bekerja pada
Peningkatan Gain Antena range frekuensi 2,280-2,383 GHz dan memiliki
Umumnya antena mikrostrip dengan patch impedance bandwidth sebesar 135 MHz (5,7
elemen tunggal memiliki gain yang rendah. Cara %),
yang biasa digunakan untuk meningkatkan gain 2. Antena Mikrostrip Planar Array 4 Elemen
antena mikrostrip adalah dengan menambahkan Patch Lingkaran yang dirancang mampu
jumlah elemen peradiasi. Pada skripsi ini dibuat 4 bekerja pada range frekuensi 2,2270-2,422 GHz
rancangan antena mikrostrip. Gambar 15 dengan impedance bandwidth pada VSWR ≤
merupakan perbandingan gain untuk masing- 1,9 sebesar 136 MHz (5,7 %). Sedangkan pada
masing antena. Nilai gain masing-masing antena VSWR ≤ 1,5, antena mampu bekerja pada
pada Gambar 15 tersebut merupakan gain range frekuensi 2,297-2,915 GHz dan memiliki
maksimum pada rentang frekuensi 2,3-2,36 GHz. impedance bandwidth sebesar 94,5 MHz (4 %),
3. Antena mikrostrip patch persegi panjang
5 dB 4,7054 elemen tunggal yang dirancang mampu bekerja
4 dB dB pada range frekuensi 2,277-2,412 GHz dengan
1,7496 1,8349
2,37 dB Antena impedance bandwidth pada VSWR ≤ 1,9
3 dB dB
dB Elemen sebesar 103 MHz (4,4 %). Sedangkan pada
2 dB Tunggal VSWR ≤ 1,5, antena mampu bekerja pada
1 dB
Antena 4 range frekuensi 2,297-2,915 GHz dan memiliki
0 dB
Elemen impedance bandwidth sebesar 94,5 MHz (4 %).
Patch Patch
4. Antena Mikrostrip Planar Array 4 Elemen
Lingkaran Persegi
Patch Persegi Panjang yang dirancang mampu
Panjang
bekerja pada range frekuensi 2,293-2,353 GHz
dengan impedance bandwidth pada VSWR ≤
Gambar 15 Grafik Perbandingan Gain untuk 1,9 sebesar 60 MHz (2,59%). Sedangkan pada
Masing-Masing Antena VSWR ≤ 1,5, memiliki impedance bandwidth
Pada Gambar 15 dapat dilihat adanya sebesar 0 MHz (0 %),
peningkatan gain pada antena 4 elemen (warna
merah) untuk antena patch lingkaran sebesar 5. Antena yang terbaik adalah desain Antena
4,7054 dBi dan antena 4 elemen untuk antena Mikrostrip Elemen tunggal dan Microstip
patch persegi panjang malah menurun yaitu, Planar Array 4 Elemen Patch Lingkaran,
1,8346 dBi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan Penambahan elemen peradiasi (array) pada
menambahkan elemen peradiasi berjumlah 4 akan antena berpengaruh terhadap peningkatan gain
berpengaruh terhadap peningkatan gain antena antena. Misalnya, antena 4 elemen patch
untuk antena patch lingkaran. Selain itu, pada lingkaran memiliki gain 4,704 dBi yang lebih
Gambar 15 dapat diamati bahwa desain kedua besar dibandingkan gain antena elemen tunggal
antena berpengaruh terhadap peningkatan gain yang hanya sebesar 1,7496 dBi.
antena. Untuk antena patch lingkaran memiliki
gain yang lebih besar dari pada antena patch
persegi panjang.

KESIMPULAN DAN SARAN

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 13


Saran Kurniawan,2010. Antena Mikrostrip Circular
Array Dual Frekuensi. Skripsi Sarjana,
Untuk penelitian selanjutnya dapat Teknik Elektro Universitas Brawijaya
melakukan karakterisasi antena mikrostrip yang Malang, Indonesia.
lebih bervariasi sehingga didapatkan hasil yang Pramono, Sigit. 2011.Rancang Bangun Linear
lebih baik lagi dan melakukan fabrikasi antena Tapered Slot Antena dengan Pencatuan
yang telah disimulasikan. Microstrip Line untuk Aplikasi WRAN
802.22.Tesis Pasca Sarjana, Fakultas
Ucapan Terima Kasih Teknik, Universitas Indonesia, Indonesia.
Ridwan, 2012. Perancangan dan Simulasi Antena
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Mikrostrip Array Bentuk Segiempat
ibu Dr. Yusnita Rahayu, ST., MT dan ibu Ery dengan Defected Ground Structure (DGS)
Safrianti ST., MT selaku pembimbing yang telah untuk Aplikasi Long Term Evolution
mengarahkan dan membimbing penulis selama (LTE)” Skripsi Sarjana, Fakultas Sains dan
penelitian ini. Terima kasih kepada kedua orang Teknologi, Universitas Islam Negeri
tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan Sunan Gunung Djati, Indonesia.
dan motivasi selama ini. Terima kasih kepada para Rahmadyanto, Heri. 2009. Rancang Bangun
sahabat EL08S1 dan rekan-rekan Teknik Elektro Antena Mikrostrip Slot Triangular Array 8
Angkatan 2008 sampai 2010 yang telah banyak Elemen dengan Pencatuan Microstrip Feed
membantu penulis dalam penelitian ini. Line Secara Tidak Langsung Untuk
Aplikasi CPE Wimax. Skripsi Sarjana,
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Teknik, Universitas Indonesia,
Daryanto.2011. Rancang Bangun Antena Indonesia.
Mikrostrip MIMO 2x2 Elemen Peradiasi Suprianto, Firmansyah, 2012. Peningkatan Gain
Segitiga untuk Aplikasi WIMAX. Skripsi Antena Mikrostrip Lingkaran
Sarjana, Fakultas Teknik, Universitas Menggunakan Parasitik Radiator. Teknik
Indonesia, Indonesia. Telekomunikasi, Jurusan Teknik Elektro,
Fahrazal, Muhammad. 2008. Rancang Bangun Politeknik Negeri Jakarta, Indonesia.
Antena Mikrostrip Triple-Band Linear Silalahi, Maria Natalia. 2013.
Array 4 Elemen untuk Aplikasi Wimax. AnalisisAntenaMikrostrip Patch Segi
Tesis Pasca Sarjana, Fakultas Teknik, empat dengan Teknik Planar Array.
Universitas Indonesia, Indonesia. Skripsi Sarjana, Fakultas
Makmur, 2013. Perancangan dan Realisasi Antena Teknik,Universitas Sumatera Utara,
Mikrostrip Dual Band Patch Persegi untuk Indonesia.
Aplikasi Long Term Evolution (LTE). Wijaya, 2009.Rancang Bangun Antena Mikrostrip
Skripsi Sarjana, Teknik Elektro Sains dan Rectangular Array 8 Elemen dengan
Teknologi, UIN SGD Bandung, Indonesia. Pencatuan Electromagnetically Coupled
Menteri Komunikasi dan Informatika. 2009. Untuk Aplikasi Wimax. Skripsi Sarjana,
Keputusan Menteri Komunikasi dan Fakultas Teknik, Universitas Indonesia,
Informatika Nomor Indonesia.
07/KEP/M.KOMINFO/01/2009 Tentang
Penetapan Blok Pita Frekuensi Radio dan
Zona Layanan Pita Lebar Nirkabel
(Wireless Broadband) Pada Pita Frekuensi
Radio 2300‐2360 MHz untuk Pengguna
Pita Frekuensi Radio Eksisting untuk
Keperluan Layanan Pita
Lebar Nirkabel (Wireless Broadband).Http
://publikasi.kominfo.go.id/handle/5432361
3/61, di akses pada17 Oktober 2013, Pkl.
15:55 WIB.

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015 14

Anda mungkin juga menyukai