Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK ANTENA DAN PROPAGASI


PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PADA
FREKUENSI 710 MHZ

Disusun oleh :
Tiara Anisa Budi L (191331030)
Zahra Nabila Putri (191331032)

Tanggal Praktikum : 06 Apri 2021


Tanggal Pengumpulan : 12 April 2021

Instruktur :
Asep Barnas Simanjuntak, BSEE., MT.
Hanny Madiawati, S.ST., MT.

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2021
I. Judul
Perancangan Antena Mikrostrip pada frekuensi 710 MHz

II. Tujuan
1. Membuat antena setengah lambda menggunakan software simulator CST Design
Environment dengan menggunakan frekuensi 710 MHz.
2. Mengetahui Arah Pancar Pola Radiasi pada Antenna Mikrostip menggunakan frekuensi 710
MHz.
3. Menghitung parameter – parameter yang digunakan untuk mendapatkan Antenna Mikrostip
dengan frekuensi 710 MHz.
4. Mengetahui Bentuk dari Pola Radiasi E-Plane dan H-Plane pada polar.
5. Mengetahui parameter apa saja yang mempengaruhi pola radiasi, VSWR, dan return loss.

III. Landasan Teori


Antena adalah bagian sistem telekomunikasi RF yang menyebarkan energi gelombang
elektromagnetik ke udara bebas untuk diterima di sisi receiver dengan menggunakan sistem
antena juga. Antena juga merupakan sebuah alat vital yang sering digunakan dalam bidang ilmu
teknik terutama ilmu teknik telekomunikasi, hampir semua kegiatan yang berkaitan dengan
teknik telekomunikasi pasti menggunakan antenna dan juga sinyal. Pada era digital seperti saat
ini, pengunaan semua media komunikasi dan informasi seperti TV, Radio, dan juga ponsel
membutuhkan sinyal yang dipancarkan dari antenna pemancar.

Karakteristik antena dapat dilihat dari pola radiasinya, yaitu pola penyebaran energi
gelombang elektromagnetik ke udara (di sisi transmiter), atau pola tang-kap energi gelombang
elektromagnetik dari udara (di sisi penerima). Sistem komunikasi point-to-point misalnya, sistem
antenanya akan mempunyai pola radiasi yang sempit mengarah pada satu arah ke depan tanpa
terdapat pola radiasinya yang ke belakang. Sebaliknya, untuk sistem penyiaran, sistem antenanya
harus mempunyai pola radiasi mengarah ke semua arah dengan sama rata atau yang disebut
dengan omnidirectional.

Antena Mikrostrip merupakan suatu konduktor metal yang menempel di atas groundplane
dimana terdapat bahan dielektrik seperti gambar berikut ini.

Gambar 3.1 Struktur Antena Microstrip


Pada gambar diatas terdapat 3 lapisan, yaitu Lapisan Conducting Patch, Subtrat
Dielektrik, dan Groundplane. Setiap bagian pada antenna mikrostrip tersebut memiliki fungsi
yangberbeda .
a. Conducting Patch, lapisan Patch ini berfungsi untuk meradiasikan gelombang
elektromagnetik ke udara, dimana biasanya patch ini terletak pada bagian atas
system antenna. Patch ini terbuat dari bahan konduktor dan memiliki bentuk yang
beragam.

b. Subtrat Dielektrik, lapisan ini memiliki fungsi sebagai penyalur GEM dari catuan,
dimana karakter subtrat ini sangat berpengaruh pada besaran parameter –
parameter antenna. Semakin besar tinggi permitivitas relative maka ukuran
conducting patch akan semakin kecil yang mengakibatkan mengecilnya daerah
radiasi. Ketebalan substrat ini mempengaruhi bandwidth pada antenna dan
timbulnya gelombang permukaan (surface wave).

c. Ground Plane, lapisan ini terbentuk dari bahan konduktor dimana lapisan ini pula
memiliki fungsi sebagai reflector gelombang elektromagnetik.

Antenna mikrostrim memiliki masa yang ringan, mudah difabrikasi, dan memiliki
sifat yang konformal dimana dapat ditempatkan pada semua jenis permukaan dan ukuran
antenna mikrostrip ini lebih kecil disbanding antenna lainnya

• Return Loss Antenna


Return loss adalah perbandingan antara amplitude dari gelombang yang direfleksikan
terhadap amplitude gelombang yang dikirimkan. Return loss dapat terjadi karena adanya
diskontinuitas di antara saluran transmisi dengan impedansi masukan beban (antena). Pada
rangkaian gelombang mikro yang memiliki diskontinuitas (mismatched), besarnya return
loss bervariasi tergantung pada frekuensi seperti yang ditunjukkan oleh:

Nilai dari return loss yang baik adalah di bawah -9,54 dB, nilai ini diperoleh untuk nilai
VSWR ≤ 2 sehingga dapat dikatakan nilai gelombang yang direfleksikan tidak terlalu besar
dibandingkan dengan gelombang yang dikirimkan atau dengan kata lain, saluran transmisi
sudah matching. Nilai parameter ini menjadi salah satu acuan untuk melihat apakah antenna
sudah dapat bekerja pada frekuensi yang diharapkan atau tidak.

• Voltage standing Wave Ratio (VSWR)


Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) didefinisikan sebagai perbandingan (ratio) antara
tegangan maksimum (Vmaks) dan tegangan minimum (V min) yang terjadi pada saluran
yang tidak sesuai (match). Antenna yang memiliki performa VSWR apabila bilai VSCR ≤
1,92.

• Penguatan
Gain (penguatan) suatu antena merupakan perbandingan antara intensitas radiasi maksimum
suatu antena terhadap intensitas radiasi maksimum suatu antena referensi dengan daya yang
masuk pada kedua antena adalah sama. Gain juga merupakan parameter yang menentukan
besarnya sebuah atenna yang akan momfokuskan energy pancar. Gain dapat dihitung
dengan :

(Gt)dB = ((Pt)dBm – (Ps)dBm) + (Gs)dB


IV. Alat dan Komponen
1. 1 buah PC atau laptop
2. Perangkat lunak aplikasi CST Environment Design

V. Langkah Percobaan
1. Menginstal aplikasi CST pada PC atau Laptop.
2. Jika proses instalasi sudah selesai. Buka aplikasi CST.
3. Pilih New Project, lalu pilih MW&RF&Optical, Antennas, lalu klik next.
4. Pilih workflow ‘Planar’, ‘Time Domain’, klik next. Pilih unit dimensi, frekuensi, waktu, dan
lain-lain sesuai kebutuhan. Karena pada praktikum ini dibuat menggunakan frekuensi 710
MHz, maka pada pilihan frequency, pilih MHz.
5. Masukkan rentang nilai frekuensi minimal dan maksimal (600-820 MHz) lalu ceklis E-Field,
H-Field, dan Farfield.
6. Klik selesai.

VI. Data Hasil Praktikum


Tabel 5.1 Parameter Komponen Antena

Komponen Simbol Dimensi (dalam mm)


Panjang Patch L 100.5 mm
Lebar Patch W 128 mm
Panjang Ground Lg 112.3 mm
Lebar Ground Wg 138 mm
Panjang Feed Lf 7 mm
Lebar Feed Wf 1.5 mm
Tebal Konduktor T 0.035 mm
Tebal Substrat h 1.6 mm

Nilai Parameter dengan Perubahan L


Parameter
L = 100.5 L =115 L =90 L =98
Gain -5.021 dB -7.345 dB -4.029 -4.653
Return Loss -16.300661 -17.603041 -14.076653 -15,809433
VSWR 1.3615458 1.3035631 1.493062 1.386649
Pola Radiasi di
Unidirectional Unidirectional Unidirectional Unidirectional
bidang H-Field
Pola Radiasi di
Unidirectional Unidirectional Unidirectional Unidirectional
bidang E-Field
Tabel 6.1 Hasil Praktikum
VII. Analisis
Pada praktikum kali ini yaitu merancang antena mikrostrip pada frekuensi 710 MHz. Dalam
perancangan antena mikrostrip ini menggunakan software CST Studio Suite. Pada antena
mikrostrip terdiri dari tiga bagian, yaitu ground plane, substrat, dan patch. Dalam perancangan
antena mikrostrip perlu diketahui terlebih dahulu mengenai substrat dan feed yang akan
digunakan.

Bahan substrat yang digunakan adalah sebagai berikut :

• Bahan Epoxy – FR 4
• Ketebalan lapisan dielektrik (h) = 0.0016 m = 1.6 mm
• Konstanta dielektrik εr Copper = 4,4
• Copper dengan Ketebalan Lapisan (t) = 0.0035m = 0.035mm

Feed yang digunakan adalah sebagai berikut :

• Bahan Copper (annealed)


• Panjang Feed (Lf) = 7 mm
• Lebar Feed (Wf) = 1.5 mm

Selanjutnya masuk ke perhitungan untuk mendapatkan nilai parameter – parameter pada


antena:

1. Penentuan Panjang Gelombang pada Ruang Bebas


𝑐 3 𝑥 108 𝑚/𝑠
λ= = = 0,422 m = 422 mm
𝑓 710 𝑥 106 𝐻𝑧

2. Lebar Patch
𝑐 2 3 𝑥 108 𝑚/𝑠 2
W = √ = √ = 0,128 m = 128 mm
2𝑓 𝜀𝑟 + 1 2 𝑥 710 𝑥 106 𝐻𝑧 4.4 + 1

3. Panjang Patch
𝑐
L= − 2∆𝐿
2𝑓 √𝜀𝑟𝑒𝑓𝑓
𝜀𝑟 +1 𝜀 −1 12 ·ℎ −1/2
• 𝜀𝑟𝑒𝑓𝑓 = + 𝑟 [(1 + ) ]
2 2 𝑊
1
5.4 3.4 12 ·1.6 −2
= + [(1 + ) ]
2 2 128

= 4.285
𝑊
(𝜀𝑟𝑒𝑓𝑓 +0.3) ( ℎ +0.264)
• ∆𝐿 = 0.412 𝑥 ℎ 𝑊
(𝜀𝑟𝑒𝑓𝑓 −0.258) ( ℎ +0.813)
128
(4.285 +0.3) ( 1.6 +0.264)
= 0.412 𝑥 1.6 128
(4.285 −0.258) ( 1.6 +0.813)
368,010
= 0.6592
325.433

= 0.745 mm
𝑐
L = − 2∆𝐿
2𝑓√𝜀𝑟𝑒𝑓𝑓

3 𝑥 108 𝑚/𝑠
= − 2(0.745)𝑥10-3
2 𝑥 710 𝑥 106 𝐻𝑧√4.285

= 0.1005 m
= 100.5 mm

4. Lebar Ground
Wg = 6h + W = 6 (1.6) + 128 mm = 138 mm

5. Panjang Ground
Wg = 3h + L + Lf = 3(1.6) + 100.5 mm + 7 mm = 112.3 mm

Pada perancangan antena menggunakan software CST langkah pertama yang dilakukan
adalah membuka aplikasi CST untuk membuat project template pilih MW & RF/Optical dan
menggunakan antena, lalu pilih planar karena antena mikrostrip menggunakan patch. Setelah itu
pilih Time domain untuk kabel antena yang tebal, lalu satuan rentang frekuensi yaitu MHz dan
panjang atau lebarnya milimeter.

Pada praktikum ini antena yang dirancang pada frekuensi 710 MHz, dan rentang frekuensi
yang diberikan sebesar 600 MHz hingga 820 MHz, lalu centang pada bagian E-field, H-field, dan
Farfield. Dapat dilihat pada gambar 6.1 memberikan rentang frekuensi. Lalu setelah itu berikan
nama template untuk antena.
Gambar 7.1 Mengatur Rentang Frekuensi pada Antena

Gambar 7.1 Menunjukkan proses pengaturan rentang frekuensi yang akan digunakan pada
praktikum kali ini.

Gambar 7.2 Memasukan Nilai Parameter

Dapat dilihat pada gambar 7.2 memasukkan nilai parameter bahan antena yang telah dihitung
menggunakan rumus di atas pada parameter list. Pada parameter list tersebut terdapat lebar patch,
panjang, patch, lebar ground, panjang ground, lebar feed, panjang feed, tebal konduktor, dan
terdapat tebal substrat. Satuan pada parameter tersebut adalah milimeter, karena pada langkah
awal susah diatur satuannya yaitu milimeter.

Setelah men-define nilai parameter list, masuk ke bagian modelling lalu pilih brick karena
bentuk antena mikrostrip adalah square. Lalu rancang ground dengan Xmin adalah -Wg/2, Xmax
sebesar Wg/2, Ymax sebesar Lg, Zmax sebesar t, dan materialnya adalah Copper (annealed).
Dapat dilihat pada gambar 7.3 setelah ground di-preview.

Gambar 7.3 Merancang Ground

Gambar 7.3 menjelaskan tentang tahap tahap dalam merancang ground, seperti apa saja yang
harus dituliskan pada setiap indikator.

Setelah merancang Ground, hal yang dilakukan selanjutnya adalah merancang Substrat
dengan Xmin adalah -Wg/2, Xmax sebesar Wg/2, Ymax sebesar Lg, Zmin sebesar t, Zmax
sebesar t + h, dan materialnya adalah FR-4 (lossy). Dapat dilihat pada gambar 7.4 setelah substrat
di-preview, terdapat perbedaan warna dengan antara FR-4 dengan Copper.
Gambar 7.4 Merancang Substrat

Pada Gambar 7.4 Menunjukkan proses perancangang subtract dimana pada gambar tersebut
tertera indicator apa saja yang harus diisi beserta isi pada setiap indikatornya.

Kemudian merancang Patch dengan Xmin adalah -W/2, Xmax sebesar W/2, Ymin sebesar
Lf, Ymax sebesar Lf+L, Zmin sebesar t+h, Zmax sebesar t + h + t, dan materialnya Copper FR-4
(annelead). Dapat dilihat pada gambar 7.5 setelah patch di-preview, berwarna kuning.

Gambar 7.5 Merancang patch

Pada gambar 7.5 ditunjukkan perancangan patch pada praktikum kali ini, dapat dilihat pada
gambar tersebut tertera material, type dan beberapa hal lainnya yang terdapat pada patch.
Selanjutnya merancang Feed dengan Xmin adalah -Wf/2, Xmax sebesar Wf/2, Ymax sebesar
Lf, Zmin sebesar t+h, Zmax sebesar t + h + t, dan materialnya Copper FR-4 (annelead). Dapat
dilihat pada gambar 7.6 setelah patch di-preview, berwarna kuning.

Gambar 7.6 Merancang Feed

Gambar 7.7 Fisik Antena Mikrostrip

Pada Gambar diatas ditunjukkan pada saat bentuk fisik antenna mikrostip sebelum disatukan
dengan feedline dengan patch.

Setelah merancang semua bahan yang dibutuhkan pada antena mikrostrip hal yang
selanjutnya dilakukan adalah menyatukan feed line dengan patch. Untuk menyatukannya dengan
pada bagian Component1 pilih ‘Feed’ lalu klik fitur Boolean, kemudian pilih add, setelah itu pilih
‘Patch’ pada component1 lagi lalu tekan enter. Maka dapat dilihat padaa gambar 7.8 bahwa
feedline dean patch-nya sudah menyatu.

Gambar 7.8 Setelah Feed dan Patch Menyatu

Kemudian untuk mengukur membutuhkan konektor pada saluran antena, dengan cara pada
bagian fitur Pick, pilih Pick Face klik pada saluran antena seperti gambar di bawah.

Gambar 7.9 Saluran Antena


Setelah itu memasang Waveguide Port dengan settingan seperti pada gambar 7.10 dan dapat
dilihat juga bentuknya setelah di-preview. Pada gambar 7.11 dapat dilihat bentuknya setelah di
klik.

Gambar 7.10 Mengatur Waveguide Port

Gambar 7.11 Setelah Waveguide Port Diatur

Kemudian setelah itu mengklik Start Simulation dan menunggu beberapa saat untuk
melakukan prosesnya. Setelah proses selesai dapat dilihat parameter – parameter antena yaitu
return loss, VSWR, gain, dan pola radiasi. Untuk melihat Return loss, pilih bagian 1D-result, S-
Parameters, lalu klik S1-1. Tampilannya akan seperti gambar 7.12 untuk melihat return loss dan
7.13 untuk untuk VSWR.

Gambar 7.12 S-Parameters pada 710 MHz

Gambar 7.13 VSWR pada 710 MHz

Pada gambar terlihat grafik yang menunjukkan S-parameters, dapat dilihat return loss terjadi
pada frekuensi sebesar 682.62 MHz dan return loss sebesar -16.300661 dB. Kemudian dapat
dilihat juga bandwidth antena nya pada range frekuensi 687.46 MHz hingga 697.32 MHz. Batas
return loss yang bagus pada antena idealnya pada -10 dB, sehingga diletakkan pada return loss -
10 dB.
Gambar 7.14 Bandwidth pada 710 MHz

Gambar 7.15 Gambar 7.13 VSWR pada 710 MHz

Setelah itu, kita dapat melihat pola radiasi dan nilai penguatan pada antenna dengan cara
mengklik bagian 1D-Structure lalu klik Farfields. Pilih farfields sesuai dengan frekuensi kerjanya,
yaitu 710 MHz. Untuk melihat bagian antenna pada farfields, klik bagian farfield plot lalu
centang show structure dan farfield transparent. Dapat dilihat pada gambar 7.16 antena mikrostrip
jenis pola radiasinya adalah Unidirectional, dikarenakan mengarah ke satu arah. Kemudian
terdapat nilai gain yaitu sebesar -5.021 dB.
Gambar 7.16 Farfield Antenna secara 3D

Untuk membuktikan bahwa antena ini adalah antena unidirectional dapat dilihat juga dalam
bentuk polar, pada gambar 7.17 terdapat pola radiasi pada bidang H-plane dan gambar 7.18 pada
bidang E.plane.

Gambar 7.17 Pola Radiasi H-Plane pada frekuensi 710 MHz


Gambar 7.18 Pola Radiasi E-Plane pada frekuensi 710 MHz

Pada return loss frekuensinya berbeda jauh dari frekuensi aslinya, maka kita dapat
memperbesar atau memperkecil nilai L untuk mendapatkan return loss dan VSWR yang
mendekati nilai frekuensi sebesar 710 MHz. Pada gambar 7.19 terdapat grafik return loss dengan
L yang diperbesar. Gelombang berwarna hijau merupakan gelombang dengan L yang diperbesar
menjadi 115 mm dan return loss yang didapat sebesar -17,06 pada frekuensi 609,7 MHz. Dapat
dilihat bawah return loss menjauhi frekuensi. Pada VSWR juga terjadi hal yang sama, dapat
dilihat pada gambar 7.20

Gambar 7.19 Return Loss dengan S-Parameter dengan L sebesar 115


Gambar 7.20 VSWR dengan L sebesar 115

Setelah itu, kita dapat melihat kembali pola radiasi dan nilai penguatan pada antenna dengan
nilai L yang sudah diperbesar. Gambar 7.21 menunjukkan farfield antenna secara 3D dengan nilai
gain sebesar dB. Kemudian dapat dilihat juga bahwa pada gambar 7.22 terdapat pola radiasi pada
bidang H-plane dan gambar 7.23 pada bidang E.plane.

Gambar 7.21 Pola Radiasi 3D dengan L sebesar 115


Gambar 7.22 Pola Radiasi H-Plane dengan L sebesar 115

Gambar 7.23 Pola Radiasi E-Plane dengan L sebesar 115

Setelah mencoba L diperbesar tetapi return frekuensi pada return loss masih jauh dengan
frekuensi aslinya, sehingga kali ini dicoba untuk memperkecil nilai L. Pada gambar 7.24 terdapat
grafik return loss dengan L yang diperbesar. Gelombang berwarna biru merupakan gelombang
dengan L yang diperkecil menjadi 90 mm dan return loss yang didapat sebesar -14.07 pada
frekuensi 770.83 MHz. Dapat dilihat bawah return loss menjauhi frekuensi. Pada VSWR juga
terjadi hal yang sama, dapat dilihat pada gambar 7.25.
Gambar 7.24 Return Loss dengan S-Parameters dengan L sebesar 90

Gambar 7.25 VSWR dengan L sebesar 90

Setelah itu, kita dapat melihat kembali pola radiasi dan nilai penguatan pada antenna dengan
nilai L yang sudah diperbesar. Gambar 7.26 menunjukkan farfield antenna secara 3D dengan nilai
gain sebesar-4.029 dB. Kemudian dapat dilihat juga bahwa pada gambar 7.27 terdapat pola
radiasi pada bidang H-plane dan gambar 7.28 pada bidang E plane.

Gambar 7.26 Pola Radiasi 3D dengan L sebesar 90


Gambar 7.27 Pola Radiasi H-Plane dengan L sebesar 90

Gambar 7.28 Pola Radiasi E-Plane dengan L sebesar 90

Setelah mencoba L diperkecil tetapi return frekuensi pada return loss masih jauh dengan
frekuensi aslinya, sehingga kali ini mencoba mengubah nilai L lagi. Pada gambar 7.29 terdapat
grafik return loss dengan L sebesar 98 mm. Gelombang berwarna oren merupakan gelombang
dengan L yang diperkecil menjadi 90 mm dan return loss yang didapat sebesar -15.809 pada
frekuensi 709.56 MHz. Dapat dilihat bawah return loss menjauhi frekuensi. Pada VSWR juga
terjadi hal yang sama, dapat dilihat pada gambar 7.30.
Gambar 7.29 Return Loss dengan S-Parameters dengan L sebesar 98

Gambar 7.30 VSWR dengan L sebesar 98

Setelah itu, kita dapat melihat kembali pola radiasi dan nilai penguatan pada antenna dengan
nilai L yang sudah diubah. Gambar 7.26 menunjukkan farfield antenna secara 3D dengan nilai
gain sebesar-4.653 dB. Kemudian dapat dilihat juga bahwa pada gambar 7.32 terdapat pola
radiasi pada bidang H-plane dan gambar 7.33 pada bidang E.plane.

Gambar 7.31 Pola Radiasi 3D dengan L sebesar 98


Gambar 7.32 Pola Radiasi H-Plane dengan L sebesar 98

Gambar 7.33 Pola Radiasi E-Plane dengan L sebesar 98

Selanjutnya dilakukan simulasi pada Parameter Sweep. Pada Sweep hasil dapat
dipilih sesuai dengan yang diinginkan. Pada gambar 7.34 di bawah menujukkan hasil dari
simulasi parameter sweep. Parameter sweep akan menghasilkan angka-angka dengan
perhitungan komputer setelah suah kita berikan range pada input parameter tersebut. Pada
perancangan dengan parameter sweep ini agar didapatkan frekuensi 710 MHz adalah
pada titik L = 98, dengan hasil return loss yang didapatkan sebesar – 15,8 dB.
Gambar 7.34 Hasil Parameter Sweep pada S-Parameter

Pada gambar di bawah menunjukkan hasil dari VSWR parameter Sweep


memperlihatkan 9 samples. Namun, hasil yang digunakan hanya satu yaitu titik L = 98
yang didapatkan pada 709.56 MHz. Nilai yang didapatkan pada VSWR adalah titik kedua
yakni 1.38

Gambar 7.35 Hasil Parameter Sweep pada VSWR

Pada gambar 7.36 ditunjukkan pola radiasi 3D pada saat mengukur parameter sweep, dimana
dihasilkan gain sebesar -1.137 dB.

Gambar 7.36 Pola Radiasi 3D Parameter Sweep dengan frekuensi 709.56 MHz
Pada gambar 7.37 ditunjukkan pola radiasi polar pada saat mengukur parameter sweep,
dimana dihasilkan main lobe magnitude sebesar -1.13 dBi, main lobe direction sebesar 172.0 deg dan
Side lobe level sebesar -11.9 dB.

Gambar 7.37 Pola Radiasi Polar Parameter Sweep

Pada gambar 7.38 ditunjukkan pola radiasi E-Plane pada saat mengukur parameter sweep,
dimana dihasilkan main lobe magnitude sebesar -7.84dBi, main lobe direction sebesar 201.0 deg dan
Side lobe level sebesar -4.1 dB.

Gambar 7.38 Pola Radiasi E-Plane Parameter Sweep dengan frekuensi 709.56 MHz

Pada proses parameter sweep ini mempermudah pencarian antenna berdasarkan frekuensi
yang telah dirancang, dimana pada saat nilai W berada di titik 128 mm yang merupakan lebar dari
patch , didapatkan frekuensi antenna sesuai dengan yang dirancang.
VIII. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dilakukan proses perhitungan parameter-parameter yang digunakan
berdasarkan dengan teori yang telah diajarkan sebelumnya, dimana didapatkan:

1. Lebar Patch (W) sebesar 128 mm


2. Panjang Patch (L) sebesar 100.5 mm
3. Lebar Ground (Wg) sebesar 138 mm
4. Panjang Ground (Lg) sebesar 112.3 mm
5. Lebar Feed (Wf) sebesar 1.5 mm
6. Panjang Feed (Lf) sebesar 7 mm
7. Tebal Konduktor (t) sebesar 0.035 mm
8. Tebal Substrat (h) sebesar 1.6 mm

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan menggunakan aplikasi CST, pada saat nilai L
diubah menjadi 98mm, maka nilai return loss mendekati frekuensi aslinya yaitu 710 MHz.

Daftar Pustaka

[1 D. I. Chairunnisa, "Petunjuk Pelaksanaan Praktikum ET 3200 Praktikum Teknik Telekomunikasi 4


] Antena dan Propagasi," April 2017. [Online]. Available: https://pptik.itb.ac.id/wp-
content/uploads/sites/212/2017/04/Modul-Antena.pdf. [Accessed 5 April 2021].

[2 B. Y. Permana, H. Susilawati and Priswanto, "Rancang BAngun dan Analisis Sectoral Antenna
] Radiasi Semicular Frekuensi 2.5GHz Untuk Aplikasi IEEE 802.11b/g," 1 April 2012. [Online].
Available: http://www.jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/Techno/article/view/41/41. [Accessed
5 April 2021].

[3 "BAB II Landasan Teori," [Online]. Available:


] http://repository.unjani.ac.id/repository/348573930202021fb1293fb2052cc4cf.pdf. [Accessed 5
April 2021].

[4 M. K. N. H, "Rancang Bangun Antena Mikrostrip Dengan Patch Rectangular 4 Elemen Untuk


] Aplikasi Wireless Fidelity 2,4 GHz," 2019. [Online]. Available:
https://repository.unsri.ac.id/5047/2/RAMA_20201_03041181419006_0022037401_0015078401
_01_front_ref.pdf. [Accessed 5 April 2021].

[5 "BAB II Rev01," 13 Mei 2019. [Online]. Available:


] http://repository.unsada.ac.id/974/3/BAB%20II%20Rev01.pdf. [Accessed 12 April 2021].

Anda mungkin juga menyukai