Anda di halaman 1dari 16

OPTIMASI JARINGAN

A. Metode Optimasi jaringan


1. Physical Tuning
Metode ini mengatur perangkat fisik yang ada pada jaringan yaitu dapat
dilakukan dengan cara tilting, mengatur ulang tinggi antenna, mengubah azimuth.
Tilting yaitu mengarahkan sudut evaluasi pada antenna yang bertujuan agar pancaran
antenna mengarah pada coverage area yg seharusnya atau dominance area.
2. Expand Carier
Metode ini dilakukan agar alokasi resource yang dialokasikan pada user semakin
besar sehingga mengakibatkan throughtput user meningkat. Metode ini dapat
dilakukan dengan cara mengubah parameter lebar bandwidth pada perangkat eNodeB
sesuai dengan ketersediaan resource yang ada.
B. Proses Optimasi Jaringan
Kegiatan ini dilakukan untuk menghasilkan kualitas jaringan yang baik dalam suatu
daerah. Hal-hal yang diperhatikan ketika optimasi :
1. Menemukan dan memperbaiki masalah yang ada setelah implementasi dan integrasi
site yang bersangkutan.
2. Dilakukan secara berkala untuk meningkatkan kualitas jaringan secara menyeluruh.
3. Optimasi sebaiknya tidak menurunkan kinerja jaringan yang lainnya.
4. Dilakukan pada cakupan daerah ilakukan pada cakupan daerah yang lebih kecil
(cluster) agar optimasi jaringan dapat segera dilakukan.
C. Tilting
1. Mechanical tilt
Cara : mengubah azimuth antenna dengan tingkat kemiringan antenna secara fisik.
Dampak : berubahnya luas coverage secara keseluruhan.
2. Electrical tilt
Cara : mengubah daya pancar antenna dengan mengatur parameter kelistikan pada
antenna
Dampak : ukuran main lobe yang dipancarkan oleh antenna.
- Pengukuran Mechanical tilt adalah sebagai berikut :

Selain itu, suatu sinyal dari antenna memiliki batas dalam dan batas luar
dimana antenna tersebut bekerja secara optimal. Pengukuran batas dalam dan
batas luar sinyal dapat dihitung menggunkan rumus sebagai berikut :
D. Antena Multisector

Dual beem array

Antena Multisektor termasuk ke dalam antena sektoral. Antena Sektoral sendiri


merupakan antena yang memiliki pola pancaran yang sebagian besar memancar ke arah
mana antena ini diarahkan. Antena sektoral satu sektor hanya memiliki satu pola pancar
namun untuk antena multisektor memiliki dua pola pancar atau yang bisa disebut Dual
Beam Array (DBA). Konsep dari DBA ini sendiri adalah setiap overlapping beam
tersebut memiliki HPBW sebesar 33º. Pada jaringan seluler khususnya LTE, satu antena
sektoral satu sektor dikhususkan untuk membentuk satu cell saja sedangkan satu antena
multisektor dapat digunakan untuk membentuk dua cell. Dengan adanya DBA pada
antena multisektor ini maka antena ini berpotensi untuk meningkatkan kapasitas
dikarenakan dengan pancaran gelombang yang lebih sempit dan direktivitas antena yang
lebih tinggi .

E. RF Parameter
1. RSRP : sinyal LTE power yang diterima oleh user dalam frekuensi tertentu.

Semakin jauh jarak antara site dan user maka semakin kecil RSRP yang diterima oleh
user.
- RSRP standart operator XL :

Sumber. PPT
2. SINR : perbandingan antara sinyal utama yang dipancarkan dengan interferensi dan
noise yang timbul.
- SINR standart operator XL

Sumber. PPT
3. RSCP
RSCP standart operator XL :

Sumber. PPT

F. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya pancar antenna

1. Refleksi
Terjadi ketika sinyal mengenai objek yang mempunyai dimensi yang lebih besar
daripada panjang gelombang sinyal. Pemantulan dapat disebabkan oleh benda-benda
dielektrik maupun oleh konduktor seperti logam. Jika gelombang mengenai
permukaan dielektrik maka sebagian gelombang akan diteruskan dan sebagian lagi
dipantulkan. Jika mengenai konduktor sempurna, seluruh gelombang akan
dipantulkan.
2. Difraksi
Terjadi ketika sinyal mengenai objek yang mempunyai bentuk yang tajam
3. Scattering
Hamburan (scattering) terjadi ketika sebuah halangan atau partikel dengan
dimensi yang lebih kecil dari panjang gelombang, mengubah perambatan gelombang
dengan mengirim ulang sinyal ke berbagai arah sehingga energi akan tersebar ke
berbagai arah. Jika jumlah pertikelnya cukup banyak, daya pengirim dapat hilang
dalam jumlah besar. Berikut ini merupakan ilustrasi dari penjelasan di atas.
ANALISA

Plot Area :
1. Plotting area

2. Plotting Nilai RSRP


3. Plotting Nilai SINR

- Tampilan Measurement Information beserta plotting RSRP dan SINR

- Tampilan Measurement Information


Analisa ;
Pada area badspot ini mendapat serving dari site 4541814E_LTE_GADEL
sector 2 dengan PCI 276 padahal pada site yang menjadi listed terdapat sector lain
yang memiliki nilai RSRP lebih baik. Sehingga diperlukan optimasi dengan cara
downtilt ataupun uptilt pada cell serving atau neighbor.
1. Data antenna serving 4541814E_LTE_GADEL :

Data antenna TTB-809016 sebelum optimasi :


 Tinggi antena : 30 m
 Jarak antenna ke badspot :
 Vertikal beam
 Band : 1800
 Mechanical tilt : 3, Electrical tilt : 4 (A=7)

Gambar 1. Datasheet Antenna

Gambar 2. Perhitungan jarak maks


Dapat dilihat dari MapInfo jarak badspot dengan site yaitu 5.310 m sedangan pada
perhitungan menggunakan katherein jarak maksimal 490,4m seharusnya . jadi
solusinya dengan mengubah tiltingnya. Berikut perhitungannya :
Jarak badspot = 5.310m
Height = 30m
Beam = 7
Tilt = 7
H
𝑀𝑎𝑖𝑛 𝐵𝑒𝑎𝑚 =
tan(∝)
𝐻
𝑇𝑎𝑛 (∝) =
jarak
30
𝑇𝑎𝑛 (∝) =
5310
𝑇𝑎𝑛 (∝) = 0,0056
∝ = arc tan(0,0056)
∝ = 0.32 ≈ 1
2. Data antenna listed 1 (454C653E_LTE_MENGANTI LIDAH)
Dapat dilihat pada Genex Assist daerah badspot mendapat listed
dari site 454C653E_LTE_MENGANTI LIDAH pada sector 3 dengan
PCI 231.
Data Antenna :
Jarak badspot = 1740m

Height = 25m

Beam = 7

Tilt = 2
H
𝑀𝑎𝑖𝑛 𝐵𝑒𝑎𝑚 =
tan(∝)
𝐻
𝑇𝑎𝑛 (∝) =
jarak
25
𝑇𝑎𝑛 (∝) =
1740
𝑇𝑎𝑛 (∝) = 0,014

∝ = arc tan(0,014)

∝ = 0.802 ≈ 1
3. Data antenna listed 2 (4542908E_LTE_GrahaFamilyIndosat)
Sector 1

Datasheet :
4. Data Antenna listed 3 ( 4542484E_LTE_SETRO GRESIK)
Lampiran
file:///D:/KERJA%20PRAKTEK/datasheet%20antena/vdocuments.site_ttb-
809016182017182017de-65p.pdf

Anda mungkin juga menyukai