BAB
5
Artikel 1
KEBIJAKAN PENANGANAN
PANDEMI COVID-19
Oleh: Masagung Suksmonohadi dan Diah Indira1
1 Bank Indonesia, Departemen Internasional, Divisi 2 Wuhan merupakan ibu kota Provinsi Hubei, Tiongkok,
Penelitian dan Asesmen Internasional lokasi awal penyebaran virus.
89
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020
90
Bab 5 - Artikel
Manager Index (PMI) mencapai nilai terendah dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu
sepanjang sejarah, baik sektor manufaktur kebijakan fiskal, moneter, makroprudensial,
maupun jasa.5 dan emergency liquidity. Menurut Yale
University, hingga April 2020 kebijakan fiskal
TW1 2020 TW4 2009
Brazil 3.5
8.7
paling banyak digunakan (45% dari total
AS 1.2
-1.1
0.8 kebijakan), diikuti makroprudensial (35%),
Korsel 12.8
Jepang -1.2
-0.8 moneter (11%), dan emergency liquidity
EA -1.3
Inggris
-1.9
-1.6 (9%). Korea Selatan dan AS merupakan
1.7
-1.9
Indonesia
-4.0
32.7 negara yang paling agresif merilis kebijakan,
Thailand 12.5
Singapura -4.4
-3.6
terutama fiskal dan makroprudensial. Nilai
Tiongkok -5.3
India -26.0
16.5 stimulus fiskal untuk merespons COVID-19
43.0
-40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 mencapai sekitar 3,7% PDB Dunia, jauh lebih
Sumber: Bloomberg, 2020
Grafik 5.1 Penjualan Ritel besar dibandingkan GFC 2008/2009 (sekitar
1,5% PDB). Nilai tersebut masih akan terus
meningkat seiring masih diluncurkannya
B. Kebijakan Mengatasi Dampak COVID-19 sejumlah stimulus.
pemerintah daerah, serta menyasar berbagai Grafik 5.2 Tipe Kebijakan Mengatasi Covid-19
sektor ekonomi. Berbagai lembaga seperti 4,0
Composition of Fiscal Stimulus (% global GDP)
Loans guarantees
IMF, World Bank, ASEAN juga menyerukan 3,5
(on-budget) Healthcare
Direct cash
payments
pentingnya kerja sama internasional untuk 3,0
Job retention
mengatasi dampak pandemi. 2,5 Business
loans/Grants
schemes
Business
Public investment loans/grants
dampak COVID-19 secara umum dapat 1,0 Unemployment
insurance
Unemployment
insurance
housing Strategic sectors
0,5 Other expenditure
personal inc. tax
indirect taxes Other reveneue Other reveneue
corporate tax
0,0
5 Pada April 2020, PMI Jasa sebesar 26,2, dan PMI 2009 2020
Sumber: UBS, 2020
manufaktur sebesar 39,6. Selanjutnya pada Mei,
PMI jasa dan manufaktur masih sangat rendah meski
Grafik 5.3 Stimulus Fiskal
membaik masing-masing 35,2 dan 42,4. Saat COVID-19 dan GFC
91
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020
0,25 0,25
bps. Bank sentral Turki dan Afrika Selatan 0,00
US CA VN BR IN PH TR ZA ID
bahkan menurunkan hingga 300 bps dan Sumber: Bloomberg, 2020
92
Bab 5 - Artikel
1,20 -0,3
5 -0,45
0,85 -0,6
0,72
0 0,50 -0,9
2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020
2020 Q4 19 Q1 20 Q2 20
*Combines the weekly series that stopped in Sept 2014 and, from then on, Sumber: BIS
the sum of the four assets reported weekly that account for over 90%
of the balance sheet by value. Grafik 5.7 Yield Obligasi 10 tahun
Sumber: Reuters, 2020
Grafik 5.5 Neraca Bank Sentral
C. Potensi Risiko Kebijakan Moneter dan
Kebijakan moneter akomodatif Fiskal
telah meredakan fluktuasi pasar keuangan Pelonggaran kebijakan moneter dan
dan membangun confidence pelaku pasar. fiskal diprakirakan dapat menahan pelemahan
Indeks harga saham mengalami peningkatan ekonomi yang lebih dalam akibat COVID-19.
dan aliran modal mulai kembali masuk ke Namun demikian, stimulus kebijakan tersebut
emerging market. Pernyataan berbagai juga berpotensi menimbulkan risiko.
bank sentral yang siap melakukan kebijakan
a. Risiko Kebijakan Fiskal
lanjutan, makin menambah kepercayaan
pasar. Dukungan kepada korporasi dan Peningkatan stimulus fiskal untuk
UMKM juga diharapkan dapat mencegah mengatasi dampak pandemi COVID-19
kebangkrutan dan menekan pemutusan telah memperlebar defisit fiskal, di tengah
hubungan kerja. penerimaan pemerintah yang menurun.
Pemerintah menutupi kebutuhan
1 Oct 2019 = 100 pembiayaan dengan menerbitkan surat
berharga atau mencari pinjaman sehingga
110
berisiko pada sustainabilitas utang. Kenaikan
100 beban fiskal terjadi baik di negara maju
maupun berkembang. Defisit fiskal AS 2020
90
United States
China diprakirakan jauh melebar menjadi 17,9%
AEs excl US
80
EMEs excl CN PDB (dari 4,6% PDB pada 2019), Jerman
70 (7% PDB dari 1,4% pada 2019), Singapura
Q4 19 Q1 20 Q2 20
Sumber: BIS (15,4% PDB dari 0,3%), India (7,9% PDB dari
Grafik 5.6 Harga Saham
93
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020
4,6%), dan Indonesia (6,3% PDB dari 2,2%).7 dilakukan dalam valuta asing dan terjadi
Proses perbaikan fiskal menuju posisi sebelum kenaikan suku bunga. Suku bunga rendah
COVID-19 diprakirakan berjalan lebih lambat juga tidak dapat meningkatkan investasi
dari ekspektasi. yang produktif karena masih rendahnya
permintaan. Kondisi tersebut menimbulkan
Peningkatan beban fiskal dapat
decoupling antara pasar keuangan dan sektor
memicu penurunan outlook sovereign
riil, serta berpotensi menyebabkan asset
rating dan meningkatkan borrowing cost.
bubble.
Dalam melakukan penilaian, lembaga
rating memerhatikan faktor institusional, Kebijakan QE negara maju di satu
perkembangan ekonomi, serta kinerja sisi mendorong capital inflow ke emerging
eksternal, fiskal, dan moneter. Sejumlah market dalam bentuk portofolio. Inflow ini
lembaga rating telah melakukan rating dapat menyebabkan apresiasi nilai tukar dan
action dan merevisi ke bawah outlook mendorong harga aset negara emerging.
sovereign rating. Selama Januari-Mei 2020, Namun di sisi lain, negara emerging juga
Fitch, Moody’s, dan S&P telah melakukan rentan terhadap pembalikan arus modal saat
downgrade terhadap 37 sovereign rating dan terjadi shock, terutama apabila bank sentral
merevisi outlook 84 negara menjadi negatif, negara maju mengurangi atau menghapus
terutama pada negara di Middle East and QE. Pengalaman historis menunjukkan terjadi
Africa, Amerika Latin, dan Asia. Penurunan taper tantrum pada Mei 2013 ketika the
sovereign rating memicu kenaikan biaya Fed mengumumkan rencana pengurangan
pinjaman pemerintah dan korporasi. QE, yang menyebabkan nilai tukar negara
emerging terdepresiasi. Negara dengan
b. Risiko Kebijakan Moneter
current account deficit besar menjadi yang
Kebijakan moneter akomodatif selain paling terpukul. Kondisi ini menunjukkan
memberikan manfaat juga dapat menimbulkan bahwa ke depan penarikan QE berpotensi
risiko. Suku bunga rendah berpotensi memicu menimbulkan isu likuiditas di emerging
penarikan utang berlebihan oleh korporasi market.
sehingga meningkatkan risiko pengembalian
c. Lesson Learned
utang. Risiko makin besar apabila utang
Penanganan dampak COVID-19
di berbagai negara memberikan sejumlah
7 (i) Perkiraan defisit fiskal AS oleh Congressional Budget
Office pada April 2020; (ii) perkiraan defisit fiskal pelajaran berharga mengenai penanganan
Jerman oleh European Commission pada Mei 2020; (iii) krisis. Pertama, otoritas perlu mengutamakan
perkiraan defisit fiskal Singapura pada pidato Deputi
Perdana Menteri Singapura dalam rapat anggaran penanganan pandemi agar berbagai
dengan Parlemen, Mei 2020; (iv) estimasi defisit fiskal kebijakan yang diluncurkan dapat berjalan
India oleh State Bank of India (SBI) pada Mei 2020;
(v) estimasi defisit fiskal Indonesia oleh Kementerian lebih efektif. Kedua, untuk mengatasi
Keuangan pada Juni 2020.
94
Bab 5 - Artikel
Daftar Referensi
Congressional Budget Office. (2020). CBO’s Current
Projections of Output, Employment, and Interest Rates
and a Preliminary Look at Federal Deficits for 2020
and 2021. Washington DC.
95
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020
96
Bab 5 - Artikel
Artikel 2
97
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020
98
Bab 5 - Artikel
99
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020
-4,0
akibat pandemi COVID-19 telah memicu
-6,0 -5,7 -5,5
- 4,9
2020F negative rating action (penurunan
-6,5 -6,3 -6,1 2020F'
-6,5
-8,0 -7,0
-8,2
2021F sovereign credit rating dan outlook) oleh
2021F'
-10,0
US Euro Japan Germany UK France Italy Canada Australia South lembaga rating utama. Penurunan SCR dan
area Korea
Sumber: Moody's Global Macro Outlook 2020-21, April 2020 outlook terjadi pada negara maju maupun
F: Outlook Februari 2020
F': Outlook April 2020 berkembang, meski terutama didominasi
Grafik 5.1 Proyeksi Pertumbuhan
oleh negara Middle East and Africa (MEA),
Ekonomi Negara Maju
Latin America (Latam) dan emerging di
% yoy
8,0
7,1
kawasan Asia. Pada higher-rated sovereigns,
6,2
6,0 5,25,7 5,45,8 lembaga rating menyoroti penurunan
4,94,9 5,0
4,5
4,0 3,5
3,3
3,03,0 3,1
2,5 kinerja fiskal, dan konsolidasi fiskal dalam
2,02,5 2,2 2,12,2 2,5 2,5
2,0 1,5 1,7 1,0 1,5
1,0
0,2 0,2 0,7 0,9 outlook fiskal jangka menengah pasca
0,0
-2,0
2020F
2020F'
peluncuran stimulus. Sementara itu, pada
2021F -2,5
-4,0 2021F' -3,8
kategori rating yang lebih rendah, negative
-6,0 -5,2 -5,5 -5,0
-6,0 rating action dilatarbelakangi oleh kesulitan
-6,5
-7,0
-8,0
China India Brazil Russia Mexico Indonesia Turkey Saudi Argentina South
pendanaan eksternal yang dihadapi sovereign
Arabia Africa
Sumber: Moody's Global Macro Outlook 2020-21, April 2020 seiring kebutuhan refinancing dan capital
F: Outlook Februari 2020
F': Outlook April 2020 flow reversal yang masif. Sampai dengan
Grafik 5.2 Proyeksi Pertumbuhan
Mei 2020, tercatat 37 negara mengalami
Ekonomi Negara Berkembang
penurunan SCR dan 84 negara mengalami
sejumlah negara maju maupun berkembang penurunan outlook.
seiring dampak pandemi COVID-19 (tabel
5.3).4 Penurunan outlook pertumbuhan
ekonomi paling tajam terutama terjadi pada Emerging Europe
Latin America
23%
33%
kelompok negara maju seperti Italia dan Developed Market
8%
Inggris (grafik 5.1). Sementara penurunan
Emerging Asia
Middle East & Africa
outlook signifikan pada negara berkembang 11%
25%
100
Bab 5 - Artikel
101
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020
102
Bab 5 - Artikel
103
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020
104
Bab 5 - Artikel
Artikel 3
105
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020
Menyadari bahwa ketersediaan (ii) kerja sama repo facility. Fasilitas the Fed
likuiditas US dollar yang cukup di pasar tersebut juga disesuaikan dengan kondisi
keuangan global memegang peranan pasar keuangan global yang dihadapi. Seperti
penting dalam menjaga stabilitas ekonomi misalnya, fasilitas swap line yang disediakan the
dan keuangan dunia, sekaligus membantu Fed sebelum krisis 2008/2009 hanya diberikan
mengembalikan confidence pasar, US Federal kepada negara maju yang dianggap memiliki
Reserve dan International Monetary Fund keterkaitan erat dengan perekonomian
(IMF) melakukan inovasi kebijakan dalam dan pasar keuangan AS. Namun pada krisis
bentuk penyediaan fasilitas kerja sama 2008/2009 the Fed memperluas negara yang
keuangan internasional untuk memastikan mendapatkan fasilitas swap line dimaksud,
tidak terjadi keketatan likuiditas US dollar di yaitu juga meliputi sejumlah negara emerging
perekonomian dunia. Di tengah kepanikan yang dianggap systematically important bagi
pasar keuangan global akibat pandemi AS. Selanjutnya pada krisis ekonomi yang
COVID-19, the Fed memperluas kerja sama disebabkan oleh pandemi COVID-19, selain
swap line dengan beberapa negara emerging swap line, the Fed juga mengeluarkan fasilitas
yaitu Brazil dan Meksiko, dan beberapa baru dalam bentuk fasilitas Repo FIMA, yang
negara maju. The Fed juga menawarkan juga diharapkan dapat dimanfaatkan negara-
fasilitas repo bagi otoritas moneter di negara emerging lainnya seperti Indonesia.
luar AS atau dikenal sebagai Foreign and
II.1 Kerja Sama Swap Line
International Monetary Authorities (FIMA)
Repo Facility. Sementara itu, IMF pada April Pada 19 Maret 2020, the Fed
2020 mengeluarkan fasilitas terbaru, yaitu memperluas kerja sama swap line dengan
Short-term Liquidity Line (SLL). Fasilitas SLL beberapa negara emerging, yaitu Brazil dan
merupakan upaya IMF untuk memperkuat Meksiko, serta beberapa negara maju (Tabel
fasilitas Global Financial Safety Net (GFSN) 5.1). Fasilitas kerja sama swap line tersebut
guna menutup kesenjangan fasilitas yang bersifat temporer, yaitu hanya berlaku selama
ada, dan membantu mengatasi masalah enam bulan. Melalui kerja sama swap line
stigma—yang menimbulkan keengganan ini, the Fed menyediakan dana dalam mata
menggunakan kerjasama keuangan dengan uang US dollar kepada bank sentral asing.
IMF. Kemudian pada saat yang sama, bank
sentral asing tersebut menyediakan dana
dalam mata uang negara yang bersangkutan
II. Kerja Sama Swap Line Federal Reserve kepada the Fed dengan nilai yang setara
berdasarkan nilai tukar yang terjadi pada saat
Fasilitas kerja sama keuangan
transaksi. Kedua belah pihak sepakat untuk
internasional yang dimiliki the Fed terdiri
saling mengembalikan dana tersebut pada
dari dua, yaitu: (i) kerja sama swap line dan
tanggal tertentu sesuai tenor yang disepakati,
106
Bab 5 - Artikel
menggunakan nilai tukar yang sama dengan aktif memanfaatkan fasilitas swap line yang
yang digunakan pada saat transaksi pertama. diberikan the Fed guna mengatasi keketatan
likuiditas US dollar di pasar keuangan masing-
Tabel 5.1 Kerja Sama Swap line the Fed
masing negara. Berdasarkan data the Fed,
Bank Sentral Size Swap line
European Central Bank, Bank of England,
Reserve Bank of Australia USD60 miliar
Danmarks Nationalbank, Norges Bank
Banco Central do Brasil USD60 miliar
(Central Bank of Norway), Swiss National
Bank of Korea USD60 miliar
107
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020
Treasury-nya saat pasar tidak likuid. Dengan dapat memperkuat kemampuan BI dalam
fasilitas ini, bank sentral di luar AS dapat me- menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan
repo-kan US Treasury Securities mereka ke the Indonesia.
Fed untuk mendapatkan likuiditas USD dengan
BI saat ini sedang mengembangkan
cepat dan efisien. Fasilitas ini diharapkan
kerja sama keuangan internasional baru yang
dapat mendukung pasar keuangan di negara
ditujukan untuk: (i) dalam kondisi normal,
mitra, sehingga meningkatkan kepercayaan
mendukung pengelolaan cadangan devisa,
pasar. Stabilisasi pasar USD, pada gilirannya,
serta (ii) dalam kondisi tekanan, mengatasi
akan mendukung kondisi ekonomi negara
permasalahan short-term liquidity dan
mitra dan pada akhirnya diharapkan juga
balance of payment difficulties. Keduanya
dapat menguntungkan ekonomi kedua
guna memperkuat ketahanan eksternal
negara, terutama melalui confidence channel
dalam menghadapi ketidakpastian di pasar
dan trade channel.
keuangan global. Sehubungan dengan hal
Fasilitas Repo FIMA antara BI dan tersebut, penawaran the Fed ini merupakan
US Federal Reserve. Fasilitas repo FIMA ini kesempatan bagi BI untuk memperkuat
merupakan respons AS untuk membantu manajemen likuiditas guna mendukung
menstabilkan pasar keuangan global yang pengelolaan cadangan devisa. Fasilitas ini
sedang mengalami tekanan akibat pandemi akan dimanfaatkan BI untuk memperkuat
COVID-19, termasuk keketatan US dollar. JPKI, sehingga menjadi bagian dari instrumen
Bank Indonesia menjadi salah satu bank sentral untuk berjaga-jaga.
yang diberikan akses oleh the Fed untuk
Mekanisme Aktivasi FIMA.
memanfaatkan fasilitas repo FIMA. Plafon
Mekanisme fasilitas Repo FIMA sama dengan
fasilitas repo FIMA yang dapat dimanfaatkan
mekanisme fasilitas bilateral repo line
oleh BI adalah sebesar USD60 miliar dan
yang dimiliki BI dengan otoritas mitra atau
dapat ditingkatkan jika diperlukan. Hal ini
institusi keuangan internasional. Pada saat BI
menunjukkan dukungan the Fed terhadap
memerlukan likuiditas valas dalam US dollar,
upaya BI menjaga stabilitas ekonomi Indonesia
fasilitas Repo FIMA dapat diaktivasi dengan
dan kepercayaan the Fed terhadap kredibilitas
cara me-repo-kan UST securities yang dimiliki
BI. Penawaran fasilitas ini juga merupakan
BI kepada the Fed (Skema 1). Aktivasi fasilitas
bentuk kepercayaan AS atas reputasi
overnight Repo FIMA tersebut dilakukan BI
Indonesia, perekonomian Indonesia, serta
dengan menjual UST securities yang dimiliki
kebijakan ekonomi Indonesia. BI memandang
BI untuk memperoleh/transfer cash dalam US
fasilitas ini sangat bermanfaat sebagai salah
dollar dari the Fed dengan perjanjian bahwa
satu instrumen Jaring Pengaman Keuangan
the Fed akan menjual kembali UST securities
Internasional (JPKI) yang dapat digunakan
kepada BI pada keesokan harinya, paralel
sewaktu-waktu apabila dibutuhkan, sehingga
108
Bab 5 - Artikel
Tabel 5.2 Bilateral Repo Line BI dengan Bank Sentral/Lembaga Keuangan Internasional
2 Monetary Authority of Singapore 1995 Nilai awal sebesar USD1 miliar Diperpanjang setiap tahun (diperbarui
telah dinaikkan menjadi USD3 terakhir kali pada November 2019)
miliar
9 Bank for International Settlements (BIS) 2014 USD2.5 miliar Diperpanjang setiap tahun (diperbarui
terakhir kali pada Juli 2019)
dengan transfer cash dalam USD oleh BI keseluruhan USD70 miliar (Tabel 5.2), sebagai
kepada the Fed. bagian dari internal safety nets pada saat
krisis dan/atau sebagai bagian dari kerangka
Skema 1: Mekanisme Aktivasi Repo FIMA kerja sama internasional.
US Treasury Securities
Bank The Fed
Indonesia (FRBNY)
USD III. Fasilitas Short-Term Liquidity Line - IMF
109
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020
problem. Desain IMF untuk fasilitas tersebut dengan dua perbedaan utama yakni: (i) SLL
diberi nama Short-term Liquidiy Line (SLL), ditawarkan oleh IMF kepada negara anggota
yang mempunyai fitur berbeda dibandingkan yang memenuhi kriteria (bukan diajukan/
fasilitas IMF sebelumnya, yaitu sebagai berikut: diminta oleh negara anggota), dan (ii) SLL
(i) merupakan fasilitas IMF yang bersifat “swap tidak melalui proses informal board meeting.
like”; (ii) kualifikasi untuk mendapatkan
Dengan karakteristik tersebut,
fasilitas ini setara dengan Flexible Credit Line
fasilitas SLL IMF akan memberikan
(FCL) sehingga hanya untuk negara dengan
manfaat positif bagi anggota IMF,
kinerja dan kerangka kebijakan yang baik; (iii)
termasuk Indonesia. Sejumlah manfaat
memberikan support untuk kebutuhan BOP
yang dapat diperoleh dari SLS IMF antara
yang potensial, moderat, ataupun kebutuhan
lain (i) melengkapi instrumen second line
likuiditas jangka pendek yang disebabkan
of defense untuk mendukung likuiditas, (ii)
gejolak eksternal, dan (iv) bersifat ditawarkan
menjadi rubber stamp pengakuan atas kinerja
oleh IMF.
perekonomian dan kebijakan suatu negara
Tujuan dikeluarkannya fasilitas dari lembaga surveillans dunia seperti IMF, (iii)
Short-term Liquidity Line oleh IMF yaitu menurunkan biaya ekonomi karena negara
dalam rangka menyediakan “swap-like” penerima digolongkan sebagai bagian dari
liquidity support untuk anggota yang memiliki elite economic group, (iv) menjadi asuransi
kerangka kebijakan yang kuat untuk mengatasi dalam menghadapi situasi yang kurang
kebutuhan Balance of Payment (special favorable, (v) menjadi batu loncatan pertama
BOP needs). Kebutuhan untuk mengatasi dalam menggunakan fasilitas keuangan lain
permasalahan BOP tersebut dapat ditujukan seperti FCL, serta (vi) memberikan kepastian
untuk mengatasi potensi permasalahan BOP akses dan prediktibilitas.3
moderat dalam jangka pendek sebagaimana
tercermin dari tekanan pada arus modal dan
posisi cadangan devisa sebagai dampak dari IV. Penutup
volatilitas pasar modal internasional. Negara Sejauh ini, Indonesia telah memiliki
yang dapat mengajukan fasilitas SLL dari IMF beberapa jenis fasilitas keuangan – yang dapat
yaitu negara yang berdasarkan penilaian IMF dimanfaatkan jika menghadapi permasalahan
memiliki kekuatan fundamental ekonomi dan likuiditas – yang dapat dikategorikan ke
kebijakan yang kuat, baik kebijakan yang dalam beberapa layer, yaitu (i) Global
pernah dilakukan, kebijakan yang saat ini Financial Safety Net (GFSN), (ii) Regional
ditempuh, maupun komitmen untuk menjaga Financial Arrangement (RFA) seperti Chiang
kebijakan ke depan. Secara umum, proses Mai Initiative Multilateralisation (CMIM), dan
aktivasi fasilitas SLL - IMF mirip dengan proses
pengajuan Facility Credit Line (FCL) IMF, 3 Jika suatu negara eligible memperoleh SLL, maka
dapat dipastikan dapat menerima FCL.
110
Bab 5 - Artikel
(iii) Kerja sama Bilateral. 4,5 Tersedianya fasilitas yang prudent dan cadangan devisa yang
SLS dari IMF makin melengkapi instrumen memadai—akan menjadi first line of defense
yang telah tersedia. SLS juga dapat menjadi terhadap shock eksternal. Selain itu,
sinyal positif bahwa berbagai negara di dunia penguatan buffer untuk perekonomian dapat
makin solid dalam merespons krisis ekonomi dilakukan dalam bentuk penyiapan JPKI,
dan keuangan global. baik yang dilakukan secara bilateral maupun
multilateral. Di sisi bilateral, kerja sama
Indonesia—sebagai negara ber
bilateral swap arrangement antar bank sentral
kembang yang memiliki ketergantungan
merupakan salah satu opsi kebijakan (policy
terhadap US dollar dan menghadapi stigma
toolkits) yang dapat digunakan sebagai second
risiko tinggi—perlu mewaspadai dampak
line of defense dalam menghadapi shock
negatif keketatan pasar keuangan global
eksternal. Kerja sama tersebut diharapkan
terhadap perekonomian domestik terutama
dapat menjaga stabilitas makroekonomi dan
pada jalur keuangan. Perilaku flight to quality
sistem keuangan domestik, yang memberikan
investor asing dapat memicu aliran modal
pijakan bagi terciptanya pertumbuhan
keluar (capital reversal) dari Indonesia, yang
ekonomi yang kuat dan berkesinambungan
akan memengaruhi dinamika pasar uang
dalam jangka menengah panjang.
domestik, seperti penurunan nilai saham,
kenaikan yield surat utang jangka panjang Dinamika tersebut makin menekankan
dan meningkatnya spread-Credit Default pentingnya peran JPKI dalam mengatasi
Swap yang dapat mengakselerasi pelemahan kesulitan likuiditas jangka pendek. Dalam
nilai tukar Rupiah. Selain itu, di tengah hal ini, JPKI diperlukan baik oleh negara
ketidakpastian dan risiko yang masih tinggi berkembang maupun negara maju—yang
di perekonomian global saat ini, penguatan memiliki fundamental ekonomi relatif kuat—
USD yang kian besar dengan durasi yang untuk mengatasi keketatan likuiditas di pasar
lama berpotensi meningkatkan kerentanan keuangan domestik. Pemanfaatan JPKI juga
eksternal Indonesia. dapat memberikan announcement effect
yang positif kepada market apabila disertai
Sejalan dengan itu, Indonesia memiliki
komunikasi yang jelas dan transparan kepada
first and second line of defense dalam
publik.
menghadapi shock pada perekonomian.
Fundamental ekonomi Indonesia yang baik—
didukung oleh kebijakan makroekonomi
111
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2020
112