Anda di halaman 1dari 17

Journal IMAGE | Volume 9, Number 1, April 2020, page 48-64

ANALISIS STRATEGI LOCKDOWN ATAU PEMBATASAN SOSIAL


DALAM MENGHAMBAT PENYEBARAN COVID-19
Posma Sariguna Johnson Kennedy1, Timothy Wisnu Harya P. S2,
Emma Tampubolon 3, Muhammad Fakhriansyah4
1,3
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, Indonesia
2,4
Program Studi Magister Arsitektur, Program Pasca Sarjana,
Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, Indonesia
posmahutasoit@gmail.com1, timothywisnu@rocketmail.com2, emma.tampubolon@uki.ac.id3,
mfakhriansyahst@gmail.com4

Abstract

At the end of 2019, a shocking event occurred for the entire world population, namely the
spread of the new corona pneumonia virus (COVID-19) very quickly throughout the world. In
some countries affected by COVID-19, such as China, Britain, Italy, Spain, France, Malaysia,
and the Philippines have implemented a comprehensive lockdown status. This study wants to
analyze the lockdown strategy or not, based on a change management strategy by the leader,
using economic theory thinking developed, so that the analysis carried out by policymakers is
more fundamental. This research is still very early because the new outbreak occurred at the
end of 2019, so the methodology used is a qualitative method. The debate over the policy
dichotomy between lockdown (strong restrictions on movement and human activity) or not
lockdown (weak restrictions) is very misleading if not carefully planned. This lockdown policy
is only an "intermediate" policy in preventing the COVID-19 virus from spreading further. The
best strategy for Indonesia is to impose gradual, indirectly substantial restrictions.

Keywords: corona, COVID-19, policy, lockdown

Abstrak

Diakhir tahun 2019 terjadi kejadian yang mengejutkan seluruh penduduk dunia, yaitu
menyebarnya virus baru pnemunia corona (COVID-19) dengan sangat cepat ke seluruh dunia.
Di beberapa negara yang terdampak COVID-19, seperti China, Inggris, Italia, Spanyol, Prancis,
Malaysia dan Filiphina telah menerapkan status lockdown secara menyeluruh. Studi ini ingin
menganalisa strategi lockdown atau tidak, berdasarkan strategi manajemen perubahan yang
dilakukan oleh pemimpin yang memiliki otoritas penuh, dengan menggunakan pemikiran teori
ekonomi yang dikembangkan, agar analisa yang dilakukan oleh para pengambil kebijakan lebih
mendasar dan fundamental. Penelitian ini masih sangat awal, karena wabah baru terjadi di akhir
2019 sehingga metodologi yang dilakukan adalah dengan metode kualitatif. Perdebatan
terhadap kebijakan dikotomi antara lockdown (pembatasan secara kuat terhadap pergerakan
dan kegiatan manusia) atau tidak lockdown (pembatasan lemah) sangatlah menyesatkan jika
tidak direncanakan secara hati-hati. Kebijakan lockdown ini hanya merupakan kebijakan
“antara” dalam mencegah virus COVID-19 lebih meluas penyebarannya. Strategi terbaik bagi
Indonesia adalah dengan melakukan pembatasan secara bertahap, tidak langsung kuat.

Kata kunci: corona, COVID-19, kebijakan, Lockdown


Corresponding author : posmahutasoit2@gmail.com
History of article: Received: Desember 2019, Revised: Februari 2020, Published: April 2020

48
Journal IMAGE | Volume 9, Number 1, April 2020, page 48-64

PENDAHULUAN Banyak aspek yang harus diukur dan


Virus baru pnemunia corona (COVID- dianalisa scara berhati-hati.(Tribunnews,
19) telah menyebar dengan sangat cepat ke 2020)
seluruh dunia sejak akhir 2019. Pertama kali Read et,all (2020) melakukan
kemunculan virus ini dilaporkan dari Wuhan, penelitian dengan hasil bahwa selama
China. Kasus terkonfirmasi COVID-19 telah Lockdown di Wuhan China, 99% perjalanan
meningkat cepat hingga jumlahnya jauh ke dan dari Wuhan menurun tajam.
melebihi virus SARS pada tahun 2003. Kebijakan ini, walaupun tak dapat menahan
Karena kemampuan penularan virus ini dari laju penyebaran virus ke negara lain, namun
manusia ke manusia, organisasi kesehatan mampu menahan laju penyebaran virus
dunia (World Health Organization, WHO) sebanyak 24.9%.
menetapkan keadaan darurat kesehatan Akan tetapi, WHO (2020) menyatakan
publik tingkat internasional pada tanggal 31 terdapat dampak lockdown terhadap
Januari 2020. Di beberapa negara yang terganggunya kebutuhan-kebutuhan dasar
terdampak COVID-19, seperti Tiongkok, masyarakt, keberlangsungan bisnis, serta
Inggris, Italia, Spanyol, Prancis, Irlandia, El- pertumbuhan ekonomi. Namun untuk
salvador, Belgia, Malaysia dan Filiphina kondisi dalam mencegah penyebaran virus
telah menerapkan status lockdown secara COVID-19 tidak menyebar secara lebih luas,
menyeluruh. lockdown dapat berguna, serta sebagai
Di Indonesian awal terkonfirmasi langkah dalam mempersiapkan
kasus positif COVID-19 adalah pada tanggal kesiapsiagaan sarana kesehatan yang lebih
2 Maret 2020 berjumlah dua orang yang baik dan lebih banyak.
memiliki riwayat bersentuhan langsung Edhie (2020) berpendapat, beberapa
dengan orang Jepang yang teridentifikasi hal perlu diperhatikan jika memutuskan
positif corona. Sejak 30 Desember 2019 untuk melakukan lockdown atau
sampai 8 April 2020, terdapat 16.511 orang mengunci/isolasi wilayah, adalah bahwa
yang diperiksa dengan hasil 13.555 orang sebelum melakukan lockdown harus
negatif dan 2.956 kasus konfirmasi positif dipastikan kebutuhan dasar masyarakat
COVID-19, 222 pasien sembuh dan 240 terpenuhi. Seandainya lockdown akan
meninggal, seperti dapat dilihat pada tabel 1 diberlakukan dua minggu, maka harus
(Kemenkes, 2020). dipastikan kebutuhan dasar masyarakat
Melihat kasus pasien yang terjangkit selama periode tersebut tersedia tanpa ada
COVID-19 meningkat setiap hari, dimana kelangkaan di pasar.
persebaran virus semakin meluas ke lebih Abdullah (2020) menyatakan
dari 213 negara di dunia yang terkena beberapa negara sudah melakukan
pandemic (Gugus Tugas, 2020), ada lockdown dalam menekan penyebaran virus
pertimbangan apakah Indonesia perlu COVID-19. Saat ini langkah tersebut belum
melakukan lockdown. Berdasarkan data per menjadi opsi pemerintah Indonesia dengan
tanggal 9 April 2020, terkonfirmasi berbagai pertimbangan. Jika diberlakukan
1.436.198 kasus dengan 85.522 kematian. lockdown total di Indonesia, dampaknya
Definisi lockdown, yang dikutip dari akan jauh lebih besar dibandingkan negara-
Cambridge, dapat diartikan sebagai sebuah negara lain, karena jumlah tenaga kerja
situasi di mana orang tidak diperbolehkan Indonesia lebih banyak di sektor informal.
masuk atau meninggalkan sebuah kawasan Sebagian besar ekonomi masyakat kecil
secara bebas karena sedang dalam kondisi menggantungkan hidup dari penghasilan
darurat. Pemerintah sudah berupaya dengan sehari–hari. Mereka akan kehilangan
maksimal mengurangi penyebaran virus. penghasilan yang sangat vital untuk
Namun jika akan menerapkan lockdown, memenuhi kebutuhan primernya. Pemerintah
pemerintah harus melakukan kajian secara harus memberikan Bantuan Langsung Tunai
baik agar segalanya berjalan dengan optimal. (BLT) kepada masyarakat menengah ke

49
Journal IMAGE | Volume 9, Number 1, April 2020, page 48-64

bawah yang mendapatkan imbas dari kondisi mengembalikan analisa pemilihan strategi
ini, agar selama masa lockdown lockdown atau tidak, berdasarkan strategi
kebutuhannya terpenuhi. Dampaknya sangat manajemen perubahan menggunakan teori
besar terhadap ekonomi dan belum bisa ekonomi yang dikembangkan, agar analisa
diprediksi, karena belum jelas masa yang dilakukan oleh para pengambil
lockdown akan diberlakukan mengingat kebijakan akan lebih mendasar dan
belum ditemukan obatnya sampai saat ini, fundamental.
dan tingkat penyebarannya sangat tinggi.
Kamdani (2020) mengatakan wabah KAJIAN PUSTAKA
virus COVID-19 telah menyebabkan Strategi Manajemen Perubahan
demand shock dan supply shock bagi sekor Jauch dan Glueck (1988)
manufaktur nasional. Sulitnya serapan bahan mendefinisikan bahwa strategi adalah “satu
baku manufaktur lokal akan terlihat pada kesatuan rencana yang komprehensif dan
neraca perdagangan nasional kuartal I/2020. terpadu yang menghubungkan kekuatan
Pemerintah disarankan memberikan insentif strategi perusahaan dengan lingkungan yang
dalam bentuk pinjaman perbankan, karena dihadapi, semuanya menjamin agar tujuan
banyak pabrikan sedang bergulat dengan perusahaan tercapai”. Porter (2004)
permasalahan arus kas saat ini. Khususnya mengatakan strategi merupakan suatu seni
pelaku industri kecil dan menengah. dan ilmu dari pembuatan (formulating),
Usulan melakukan lockdown di penerapan (implementing), dan evaluasi
wilayah Jakarta menjadi perdebatan di (evaluating) keputusan-keputusan strategis
tengah mewabahnya virus corona di antar fungsi yang memungkinkan sebuah
Indonesia. Namun jika diperhitungkan, organisasi mencapai tujuan-tujuan dimasa
dampak melakukan lockdown di Jakarta mendatang. Dalam mencapai tujuan
cukup besar bagi perekonomian nasional. kadangkala terjadi perubahan dalam
Yudhistira (202)1 memprediksi Indonesia lingkungan, bahkan sangat ekstrim. Dalam
dapat terkena krisis ekonomi apabila Jakarta menghadapi perubahan ini perlu dilakukan
diisolasi. Sekitar 70% pergerakan uang strategi manajemen perubahan. Menurut
dalam perkonomian nasional berada di David (2004) strategi dapat dibedakan
Jakarta, sehingga dapat memberikan risiko menjadi strategi integrasi, diversifikasi,
jika aktivitas perekonomian di Jakarta defensif, dan strategi umum.
lumpuh akibat melakukan lockdown di kota Definisi perubahan, menurut Wibowo
Jakarta. Sementara itu Jakarta menyumbang (2008), adalah membuat sesuatu menjadi
20% angka inflasi nasional. Jika terjadi berbeda, merupakan pergeseran dari keadaan
barang langka di Jakarta dan berujung pada sekarang menuju pada keadaan yang
kenaikan harga secara lokal, maka angka diinginkan dimasa depan. Berbagai faktor
inflasi nasional bisa saja naik hingga dai atas yang menyebabkan perubahan dapat
4%-6%. China sebagai negara episentrum berdasar dari internal maupun eksternal.
wabah corona memang melakukan Faktor internal merupakan faktor-faktor
lockdown, namun tidak dilakukan pada kota yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri
Shanghai dan Beijing yang merupakan pusat akan adanya kebutuhan perubahan yang
bisnis. dirasakan. Sedangkan faktor eksternal
Melihat pada dampak yang akan merupakan faktor-faktor yang berasal dari
ditimbulkan jika melakukan lockdown dan luar lembaga yang dapat mempengaruhi
besarnya anggaran yang akan diperlukan, organisasi atau kegiatan organisasi, seperti
terjadi perdebatan antara banyak pihak baik ekonomi, politik, hukum, teknologi,
antar pemerintah pusat atau daerah, maupun kebudayaan, sumber alam, demografi,
diantara para ahli. Studi ini ingin sosiologi dan sebagainya. Selanjutnya

50
Journal IMAGE | Volume 9, Number 1, April 2020, page 48-64

Wibowo (2008) mengatakan bahwa serta tahap evaluasi dan umpan balik.
manajemen perubahan merupakan suatu Berbagai strategi manajemen perubahan
proses secara sistematis dalam menerapkan yang dapat digunakan antara lain adalah
pengetahuan, sarana dan sumber daya yang political strategy, economic strategy,
diperlukan untuk mempengaruhi perubahan academic strategy, enginering strategy,
pada orang yang akan terkena dampak dari military strategy, confrontation strategy,
proses tersebut. applied behavioral science, dan followship
Manajemen perubahan merupakan strategy. (Arifin, 2017)
suatu proses yang sistematis dalam Situasi penyebaran virus COVID-19
menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber yang ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO,
daya yang diperlukan untuk mempengaruhi sangat mempengaruhi sikap dan kebijakan
perubahan pada orang yang akan terkena negara-negara di dunia termasuk Indonesia
dampak dari proses tersebut. Manajemen dalam melindungi warga negaranya. Situasi
perubahan juga dipahami sebagai upaya yang kontingensi ini, dimana dunia berubah secara
ditempuh oleh para manajer untuk mengelola mendadak akibat adanya shock dari pandemi
perubahan secara efektif, dimana diperlukan ini, sangat berdampak pada ekonomi global,
pemahaman tentang persoalan motivasi, bahkan berpotensi terjadinya krisis ekonomi.
kepemimpinan, kelompok, konflik, Karena itu untuk menghadapinya diperlukan
komunikasi dan disiplin Dengan demikian strategi yang diambil oleh pemimpin
manajemen perubahan semestinya memiliki terhadap langkah-langkah yang lebih agresif,
strategi yang baik, sesuai dengan situasi dan berani dan cepat. Tidak hanya sebatas
kondisi yang sedang atau akan terjadi. menahan dan menghentikan sebaran
(Arifin, 2017) COVID-19 dan menyelamatkan nyawa
Teori kontingensi merupakan salah manusia, tetapi juga harus paralel dengan
satu pendekatan manajemen perubahan yang kebijakan-kebijakan yang bisa melindungi
dikembangkan oleh Tannenbaum dan Shmid masyarakat dari kehancuran ekonomi dan
pada tahun 1973. Teori ini berpendapat kemampuan mempertahankan pertumbuhan
bahwa tingkat keberhasilan pengambilan ekonomi serta stabilitas keuangan negara.
keputusan sangat ditentukan oleh sejumlah
gaya yang dianut dalam mengelola Pemilihan Strategi Lockdown
perubahan. Teori kontingensi juga dikenal (Pembatasan Sosial yang Kuat) dan Tidak
orang sebagai teori situasional. Mengingat Lockdown (Pembatasan Sosial Lemah)
kompleksitas lingkungan-lingkungan dan Dineros & Dipasupil (2020)
organisasi-organisasi. Menurut teori ini, memberikan definisi lockdown sebagai:
strategi yang dipilih guna menghadapi situasi “Sebuah protokol darurat yang biasanya
tertentu, tergantung pada gaya digunakan untuk mencegah orang
kepemimpinan dan tipe situasi yang meninggalkan suatu wilayah. Protokol ini
dihadapi, atau ia bersifat kontingen pada biasanya hanya dapat diprakarsai oleh
situasi yang ada. Teori ini lebih cocok seseorang yang memiliki otoritas. Lockdown
digunakan oleh seorang pemimpin atau yang penuh biasanya berarti bahwa orang tersebut
memiliki otoritas dalam suatu organisasi harus tinggal di tempat mereka berada dan
untuk mengelola suatu perubahan, dengan tidak boleh masuk atau keluar dari suatu
gaya kepemimpinan beragam, mulai dari lokasi.”
sangat otoratif hingga partisipatif. (Arifin, Indonesia tidak mengenal lockdown,
2017) namun lebih mengenal istilah karantina
Hampir semua perubahan terjadi wilayah berdasarkan Undang-Undang
melalui tahap-tahap, termasuk dalam No.6/2018 Tentang Kekarantinaan
manajemen perubahan, yaitu: tahap Kesehatan. Menurut Peraturan Pemerintah
identifikasi perubahan, tahap perencanaan No.21/2020, karantina wilayah adalah
perubahan, tahap implementasi perubahan, pembatasan penduduk dalam suatu wilayah

51
Journal IMAGE | Volume 9, Number 1, April 2020, page 48-64

termasuk wilayah pintu Masuk beserta isinya memberlakukan work from home untuk
yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau mengurangi interaksi antarmanusia.
terkontaminasi sedemikian rupa untuk Seandainya tindakan ini tidak diambil sejak
mencegah kemungkinan penyebaran dari awal, keadaan mungkin persebaran virus
penyakit atau kontaminasi. akan menjadi lebih buruk (BNPB, 2020).
Yang sedang dilakukan di Indonesia
adalah physical distancing atau sebagian
ahli mengatakan semi lockdown, atau
lockdown sebagian, atau lockdown yang
diperlunak. Implementasi physical
distancing ini berdasarkan data bahwa 1
orang positif corona bisa menularkan
penyakit ini pada 2-3 orang baru, dengan
jumlah penduduk terinfeksi yang mencapai
ribuan orang. Maka jika implemantasi
physical distancing tidak dilaksanakan
secara disiplin, maka akan semakin banyak
orang yang tertular dan menjadi reported
case, seperti dapat dilihat pada Gambar 1
berikut ini.(Calvin et.all, 2020) Gambar 2 Diagram Jika Implementasi
Physical Distancing Dilakukan Secara Disiplin

Ketika implementasi physical


distancing dilakukan secara serius dan
disiplin, interaksi antar manusia bisa
seminim mungkin sehingga menyelamatkan
banyak orang dari terinveksi virus. Karena
itu perlu adanya intervensi pemerintah,
seperti menutup tempat hiburan dan
memberlakukan work from home untuk
mengurangi interaksi antarmanusia.
Seandainya tindakan ini tidak diambil sejak
dari awal, keadaan mungkin persebaran virus
Gambar 1. Diagram Jika Implementasi akan menjadi lebih buruk (BNPB, 2020).
Physical Distancing Tidak Dilakukan Dampak dari intervensi pemerintah
terhadap penyebaran COVID-19 dapat
Jika implementasi physical distancing dilihat pada Gambar 3 berikut ini (Calvin
tidak dilakukan secara disiplin, interaksi et.al, 2020). Kurva paling atas (berwarna
antar manusia berjalan normal, maka dapat merah), akan mungkin terjadi jika tidak ada
dibayangkan akan ada berapa banyak intervensi pemerintah dalam meminimalisir
interaksi yang terjadi setiap hari, dan berapa interaksi antar manusia (akumulasi kasus
banyak orang baru yang akan terinfeksi positif akan lebih tinggi. kurva paling bawah
setiap hari. Berikut Gambar 2 jika suatu dimungkinkan terjadi jika physical
wilayah dilakukan physical distancing. distancing dijalankan dengan disiplin,
Ketika implementasi physical sehingga akumulasi pasien kasus positif akan
distancing dilakukan secara serius dan lebih rendah.
disiplin, interaksi antar manusia bisa
seminim mungkin sehingga menyelamatkan
banyak orang dari terinveksi virus. Karena
itu perlu adanya intervensi pemerintah,
seperti menutup tempat hiburan dan

52
Journal IMAGE | Volume 9, Number 1, April 2020, page 48-64

Ornelas (2020) dan Baldwin (2020) tentang


Economics in the Time of COVID-19.
Dari analisa kualitatif menggunakan
teori ekonomi ini, maka dapat ditetapkan
strategi terbaik apa yang harus diterapkan
oleh Indonesia dalam menghadapi
penyebaran virus COVID-19 yang sangat
cepat menyebar.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Indonesia mengalami wabah virus
COVID-19 yang sangat cepat
penyebarannya. Jika tidak dilakukan strategi
secara ekstraordinari untuk menahan
penyebaran virus, maka dikhawatirkan akan
menimbulkan korban manusia yang sangat
Gambar 3. Diagram Perbandingan Kurva Interaksi
Antar Manusia dengan Pembatasan dan Tanpa
banyak bersamaan dengan rusaknya
Pembatasan. perekonomian. Sehingga perlu dilakukan
Sumber: Calvin et.all, 2020 langkah antisipatif untuk menekan
penyebaran virus melalui pemilihan strategi
perlunya lockdown (pembatasan pergerakan
METODE PENELITIAN dan kegiatan manusia yang kuat) atau tidak
Banyak negara di dunia saat ini sudah (pembatasan lemah). Pemilihan strategi
menerapkan atau sedang mempertimbangkan secara teoritis dalam studi ini didasarkan
lockdown terhadap sebagian besar kegiatan dari pemikiran Ornelas (2020) sebagai
ekonomi negaranya untuk menahan sumber utama.
penyebaran pandemi COVID-19. Di negara-
negara yang telah menerapkannya, Analisis Manfaat dan Biaya untuk
perdebatan beralih menjadi kapan dan Lockdown Total
bagaimana keluar dari lockdown, sehingga Sisi positif dari lockdown adalah
ekonomi dapat dimulai dan diperbaiki membawa manfaat kesehatan bagi
kembali. Sampai saat ini semua masih sangat masyarakat karena memberikan potensi
tergantung dari situasi negaranya masing- pengurangan penyebaran virus, mengurangi
masing. jumlah infeksi, dan memungkinkan tenaga
Dalam pembahasan, artikel ini kesehatan untuk mengobati mereka yang
bertujuan untuk mendapatkan strategi terbaik terinfeksi dengan lebih baik. Namun di sisi
menggunakan prinsip-prinsip ekonomi dasar lain, lockdown dapat mengganggu atau
dalam melihat trade-off yang terkait dengan merusak perekonomian, karena kegiatan-
pengaruh lockdown terhadap situasi kegiatan ekonomi dihentikan..
kesehatan dan perekonomian akibat Dalam studi ini secara bebas nilai ingin
penyebaran pandemi COVID-19. menjawab pertanyaannya apakah pemerintah
Penelitian ini masih sangat awal, harus menerapkan lockdown atau tidak.
karena wabah baru terjadi di akhir 2019, Untuk itu dilakukan cost benefit analysis,
sehingga metodologi yang dilakukan adalah dengan membandingkan antara manfaat dan
dengan menggunakan metode kualitatif. biaya. Yang harus diperhatikan dalam
Dokumen-dokumen dikumpulkan, buku- analisis ini adalah kejadian akan selalu
buku, paper termasuk berita-berita dari berubah seiring waktu. Pada puncak
internet, kemudian diramu dalam sebuah epidemi, kebijakan menghentikan interaksi
tulisan ilmiah. Sumber dokumen dari studi antar manusia memiliki manfaat kesehatan
ini terutama berasal dari tulisan Emanuel yang sangat besar, sebab dapat menghentikan

53
Journal IMAGE | Volume 9, Number 1, April 2020, page 48-64

penularan dan mencegah tekanan tambahan situasi ekonomi justru menjadi lebih
kepada tenaga kesehatan karena kelebihan mahal. Akhirnya (di periode tL seperti dalam
beban. Namun, setelah lockdown gambar), menjadi lebih baik untuk
diberlakukan, untuk sementara waktu, meninggalkan keputusan lockdown
manfaat kesehatan ini turun secara bertahap
karena situasi kesehatan menjadi lebih
mudah dikelola (Hall & Jones, 2007).
Artinya, manfaat kesehatan marjinal
(marginal health benefit, MHB) dari
lockdown berkurang seiring berjalannya
waktu. Pada saat yang sama, biaya ekonomi
ketika lockdown justru meningkat seiring
waktu.
Oleh Baldwin (2020), dianalogikan
bahwa kita sebenarnya terbiasa melakukan
lockdown parsial selama akhir pekan dan hari
libur nasional, tetapi biayanya sangat kecil
karena kita tahu hanya dilakukan beberapa
hari. Gambar 4. Durasi Optimal Kebijakan Lockdown
Akan tetapi, untuk mempertahankan Penuh
lockdown dalam periode yang lebih lama,
akan membebankan biaya yang meningkat Oleh karena itu, dari paparan di atas
pada masyarakat, karena banyak perusahaan dapat ditarik kesimpulan secara sederhana
akan bangkrut, pekerja diberhentikan, dan adalah, pada puncak epidemi,
pada akhirnya, tingkat konsumsi dan diberlakukannya lockdown penuh (atau
kesejahteraan turun tajam secara terus hampir penuh) adalah lebih baik daripada
menerus. Artinya, biaya ekonomi tidak sama sekali, bagi negara-negara yang
marjinal (marginal economic cost, MEC) tidak siap menghadapi epidemik, karena
dari lockdown meningkat seiring waktu. kurang memiliki fasilitas-fasilitas kesehatan
Gambar 4 di bawah ini yang cukup. Namun lockdown tidak boleh
menggambarkan hal tersebut. Dalam berlangsung lama, dan durasinya harus
keadaan normal, jika tidak terjadi endemi, ditentukan oleh hasil dari manfaat marjinal
yang terjadi adalah MHB <MEC pada t0, (kesehatan) dan biaya (ekonomi).
sehingga tidak ada keputusan yang Kesimpulan ini sangat sederhana, karena
membahas diberlakukannya lockdown di menyajikan masalah sebagai dikotomis:
suatu wilayah. Namun jika situasinya apakah perlu lockdown atau tidak. Akan
berbeda, yaitu terjadi puncak epidemik di tetapi keputusan ini dapat saja tidak optimal,
suatu wilayah, dimana negara-negara tidak karena dalam melakukan kebijakan publik
siap untuk menanganinya, seperti saat akan ada dampak tersendiri.
sekarang ini karena penyebaran COVID-19 Tingkat Optimal Keputusan Lockdown
dengan sangat cepat, yang terjadi adalah dari Waktu ke Waktu
MHB> MEC pada t0. Sehingga ada Jika kita pertimbangkan kemungkinan
keputusan untuk menerapkan lockdown untuk dilakukannya kebijakan lockdown
(selanjutnya diberi nama variable L). sebagian, bukan total. Kita memisalkan
Keputusan lockdown dari periode awal ini sebuah variabel l yang berubah dari 0
akan lebih baik daripada tidak (dimana tidak ada pembatasan sama sekali
menerapkannya. Akan tetapi, hal ini akan untuk semua kegiatan ekonomi),
berubah seiring waktu, karena situasi ke L (lockdown penuh, dimana orang tidak
kesehatan menjadi lebih terkendali dan boleh berinteraksi satu sama lain di luar
mudah dikelola. Tetapi akibat lockdown ini, rumah dan hampir semua kegiatan ekonomi

54
Journal IMAGE | Volume 9, Number 1, April 2020, page 48-64

berhenti). Kemudian analisa kita lakukan Kebijakan yang dapat diambil


dengan tidak mempertimbangkan manfaat misalnya, pekerjaan kantor yang dapat
dan biaya dari lockdown penuh, tetapi dilakukan secara online harus menjadi
melihat perubahannya dari waktu ke waktu. keputusan yang terutama, karena
Kita akan mempertimbangkan manfaat dan membebankan biaya ekonomi yang sangat
biaya dari berbagai tingkat lockdown pada kecil dan menghasilkan beberapa manfaat
titik-titik waktu tertentu (lihat Gambar 7). kesehatan, karena orang menjadi tidak
Ketika l bergerak mendekati nol, berinteraksi di kantor. Acara olahraga besar
manfaat kesehatan dari peningkatan l adalah juga akan menjadi yang pertama untuk
yang terbesar, karena itu akan memiliki dihentikan atau ditunda, untuk mencegah
dampak terbesar terhadap usaha mereka mendapatkan manfaat kesehatan
pengurangan penularan disebabkan masih yang besar (karena harus dirawat akibat
besarnya interaksi antar orang. Namun tertular), walaupun bahkan jika biaya
begitu l menuju sangat dekat dengan L, ekonomi tidak dapat diabaikan. Selain itu,
manfaat kesehatan tambahan dari kegiatan yang melibatkan orang-orang dalam
peningkatan l menjadi lebih kecil, karena kelompok risiko untuk tertularnya COVID-
sangat sedikit orang yang berinteraksi satu 19 (seperti orang lanjut usia dan orang-orang
sama lain, dan virus menyebar pada tingkat yang memiliki penyakit kronis), harus
yang sangat rendah. Oleh karena itu, MHB menjadi yang pertama yang perlu dihindari
berkurang dengan bergeraknya l menuju L. atau diisolasi untuk mencegah penularan. Di
Sebaliknya, ketika l sangat dekat sisi titik ekstrim lainnya, sebaliknya, kita
dengan nol, biaya ekonomi dengan harus memiliki kegiatan yang pelarangannya
bergeraknya l adalah semakin kecil, karena akan menyebabkan biaya ekonomi yang
tidak akan mengganggu aktivitas utama apa besar dan manfaat kesehatan yang kecil
pun. Namun, jika l menuju sangat dekat (misalnya pengumpulan sampah, penyediaan
dengan L (lockdown penuh), biaya ekonomi berita, toko bahan makanan, dan yang pasti
tambahan dari peningkatan l menjadi sangat adalah layanan kesehatan, yang akan
besar, karena beberapa kegiatan ekonomi menyebabkan MHB negatif).
penting perlu ditutup. Oleh karena itu, MEC Gambar 5 menggambarkan
akan meningkat seiring dengan adanya pembahasan ketika berada di puncak krisis
pergerakan l menuju L. epidemi. Pada saat itu, kasus untuk lockdown
Tersirat dalam diskusi di atas, yang hampir penuh adalah lebih baik, sejalan
bagaimana MHB dan MEC berubah seiring dengan apa yang dikemukakan dalam
bergeraknya l. Dengan asumsi bahwa analisis dikotomis sebelumnya (lockdown
terdapat “urutan optimal” untuk setiap penuh atau tidak lockdown). Meskipun
kebijakan kegiatan, karena l bergerak dari 0 demikian, lockdown penuh tidak akan
ke L (lihat Gambar 6). Ini kunci pemikiran optimal, karena perlu dijaga layanan penting
terutamanya, bahwa keputusan lockdown dan produksi produk-produk penting (seperti
progresif, pertama-tama harus melihat makanan, obat-obatan dan lainnya) secara
aktivitas yang menghasilkan biaya ekonomis aktif. Namun, l mungkin pada awalnya
paling rendah dan sebagian besar manfaat cukup tinggi, tetapi l optimal adalah seperti
kesehatan. Jelas untuk merancang yang ditunjukkan oleh titik l0.
perencanaan yang sempurna harus dilakukan Oleh karena itu dapat diambil
secara sangat berhati-hati, terutama karena kesimpulan secara sederhana: kegiatan yang
masyarakat memiliki sedikit pengalaman akan ditunda harus disusun dari mereka yang
dalam melakukan hal ini. Namun demikian, menghasilkan manfaat kesehatan yang lebih
relatif lebih mudah dengan menempatkan tinggi dan mengenakan biaya ekonomi yang
beberapa kebijakan kegiatan di dekat kedua lebih rendah, sampai pada yang memiliki
keputusan ekstrem tersebut (0 – L). efek sebaliknya; tingkat lockdown yang
optimal kemudian, harus menyamakan

55
Journal IMAGE | Volume 9, Number 1, April 2020, page 48-64

manfaat kesehatan marjinal dengan biaya dalam kurva MEC, level baru dari
ekonomi marjinal. optimal l, l1, lebih rendah dari l0. Yaitu,
karena biaya ekonomi meningkat dari waktu
ke waktu, maka pembatasan kegiatan
ekonomi harus agak dilonggarkan
(katakanlah, beberapa toko pengecer yang
mempekerjakan pekerja berpenghasilan
rendah mungkin diizinkan untuk membuka
kembali).
Ini tidak dapat dilakukan jika dinamika
eksogen epidemi sedemikian rupa sehingga
kurva MHB bergerak naik dengan sangat
Gambar 5. Kebijakan Lockdown Optimal cepat. Kebijakan optimal yang mungkin
yang Cenderung Parah pada Puncak Pandemik. harus diambil adalah lockdown yang lebih
ketat di periode 1 daripada di periode 0.
Solusi yang diberikan akan Namun, epidemi pada akhirnya seiring
memberikan dampak selama epidemi akibat waktu akan berjalan dan berakhir, bahkan
penangguhan beberapa kegiatan jika dibiarkan tidak diobati (herd
ekonomi. Ketika sebuah epidemi sangat immunity). Dengan demikian, kurva MHB
serius terjadi dan pemerintah tidak siap untuk pada akhirnya akan bergeser ke bawah (Lihat
menghadapinya, seperti halnya COVID-19, Gambar 6).
maka di periode awal, sejumlah besar Hal ini akan menjadikan situasi
kegiatan perlu ditunda atau di-lockdown, semakin parah daripada rencana lockdown
walaupun akan memberikan pengorbanan awal (lo) jika pembatasan ekonomi dicabut
dengan menyebabkan kerusakan ekonomi lebih awal (l1). Semakin cepat dilakukan,
yang signifikan. semakin cepat kejadian ini akan terjadi. Ini
Sekarang, ketika l0 tetap di tempat menyiratkan bahwa l optimal pada akhirnya
untuk sementara waktu, kurva berubah, akan jatuh, dengan pembatasan ekonomi
seperti yang disarankan oleh Gambar 5. dicabut.
Secara khusus, kurva MEC akan bergeser ke Namun demikian, perlu waktu untuk
atas untuk setiap level l. Pada saat yang kembali ke nol, sehingga tidak serta merta
sama, karena epidemi lebih terkontrol, kurva situasi menjadi parah. Hal ini memperkuat
MHB akan bergeser ke bawah. Namun, pada kejadian bahwa solusi tidaklah
tahap awal kurva itu bisa naik karena alasan dikotomis. Penangguhan beberapa kegiatan
'eksogen' - yaitu, mengikuti dinamika ekonomi yang optimal dilakukan bertahap
penularan epidemi atau karena sistem hingga epidemi sepenuhnya terkendali. Dan
kesehatan runtuh dan secara dramatis jalur waktu yang optimal biasanya mulus dan
membutuhkan pertolongan. tahan lama, dengan pembatasan dikurangi
dari waktu ke waktu.
Periode Ketika Tingkat Lockdown Diubah Hal ini juga memiliki implikasi bagi
Secara Bertahap dinamika epidemi, yaitu bahwa tujuan
Gambar 6 di bawah ini pembatasan kegiatan ekonomi (dan sosial)
menggambarkan dinamika perubahan bukan untuk menghilangkan epidemi dengan
keadaan ekonomi. Agar lebih mudah dan cepat, tetapi untuk menjaga biaya
jelas, diasumsikan bahwa l0 sedemikian rupa kesehatannya selaras dengan biaya ekonomi
sehingga hanya mengimbangi kekuatan dari pembatasan tersebut. Dengan demikian,
eksogen (proses penularan epidemi yang peningkatan kasus, seperti yang baru-baru ini
cepat) pada awalnya, sehingga grafik MHB terjadi di beberapa negara Asia yang
tetap tidak berubah pada periode tampaknya mengendalikan epidemi, tidaklah
berikutnya. Dalam hal ini, karena pergeseran dijadikan alasan untuk berpikir bahwa

56
Journal IMAGE | Volume 9, Number 1, April 2020, page 48-64

'sistem mereka tidak berfungsi'. Sebaliknya, sebagainya. Meskipun terdapat biaya


itu adalah konsekuensi dari pemantauan ekonomi langsung dari tindakan tersebut,
epidemi yang optimal, yang seharusnya tidak menjadi patokan yang diperhatikan selain
bertujuan untuk menghilangkannya biaya ekonomi dari lockdown.
sekaligus. Langkah-langkah kesehatan untuk
menahan penyebaran virus dan
mempersiapkan sistem kesehatan yang lebih
baik dapat diartikan sebagai kebijakan yang
mendorong kurva MHB ke bawah. Dengan
demikian, jika kurva MHB bergeser ke
bawah, pada suatu titik akan mengurangi
ketatnya dari kebijakan lockdown
optimal. Dengan demikian, tidak hanya
tindakan akan membawa manfaat kesehatan
langsung, mereka juga memungkinkan untuk
Gambar 6. Kebijakan Lockdown yang Optimal manfaat ekonomi tidak langsung dengan
Menjadi Lebih Toleran dari Waktu ke Waktu mengizinkan kebijakan lockdown yang lebih
lunak.
Kesimpulan dari paparan di atas dapat
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa
dinyatakan dengan lebih rinci adalah: tingkat
langkah-langkah kesehatan yang lebih baik
optimal lockdown berubah dari waktu ke
untuk memerangi epidemi, memungkinkan
waktu dan akhirnya menurun, tetapi tidak
kebijakan lockdown yang lebih lunak, oleh
turun ke nol dengan cepat. Alih-alih, perlu
sehingga pengeluaran biaya ekonomi tidak
pengelolaan pertukaran kesehatan-ekonomi
menjadi lebih parah.
dari waktu ke waktu. Yang menjadi
peringatan terhadap kelemahan model ini, Jika Negara Lebih Mengutamakan
adalah masalah posisi yang inheren dinamis, Kelangsungan Kegiatan Ekonomi
karena posisi dua kurva dalam suatu titik Bagian dari perdebatan saat ini yang
waktu tergantung pada kebijakan periode bukan berhubungan dengan kebijakan
sebelumnya. Apa yang dilakukan Gambar 5 kesehatan adalah, bagaimana kebijakan
dan 6, dengan mengilustrasikan berbagai ekonomi terbaik selama krisis. Menurut
titik waktu, mengikuti dinamika tersebut. Ini Baldwin & Mauro (2020), kita harus tetap
memang belumlah lengkap dan akurat, "menjaga lampu menyala" sampai epidemi
namun sekiranya cukup untuk menekankan dapat dikendalikan. Seperti kebijakan untuk
pesan kualitatif awal yang akan diberikan mempertahankan pekerjaan, menghindari
oleh model yang benar-benar dinamis. kebangkrutan, memperluas kredit ke
perusahaan dan konsumen, dan
Kebijakan yang Menjaga Kurva MHB
sebagainya. Biasanya, tujuannya adalah
dan MEC Tetap Rendah
untuk: (1) Mencegah gangguan sistem
Banyak perdebatan saat ini tentang
ekonomi saat ini dalam menjadi permanen,
kebijakan kesehatan terbaik untuk menahan
dan (2) Mengurangi turunnya kesejahteraan
penyebaran epidemi dan mencegah
ke titik yang paling rentan.
keruntuhan sistem kesehatan dalam suatu
Kebijakan-kebijakan tersebut dapat
negara. Termasuk dalam menjaga orang-
ditafsirkan sebagai langkah-langkah yang
orang yang rentan tetap terisolasi, pengujian
menekan kurva biaya MEC, sehingga
luas dan pemantauan terus dilakukan, isolasi
pemerintah membuat kebijakan lockdown
terhadap mereka yang dites positif dan yang
yang tidak terlalu menyakitkan dalam jangka
melakukan kontak dengan pasien,
pendek, dan menurunkan efek buruk jangka
membangun rumah sakit dan menambah
panjangnya. Jelas, jika kurva MEC bergeser
tempat tidur, produksi peralatan medis untuk
ke bawah, pada suatu titik waktu akan
mengobati orang sakit, dan lain

57
Journal IMAGE | Volume 9, Number 1, April 2020, page 48-64

meningkatkan keparahan kesehatan, mendorong perlunya kebijakan lockdown


daripada dilakukannya lockdown yang lebih ketat.
optimal. Dengan demikian, kebijakan untuk Akan tetapi, kita harus melihat juga
meringankan biaya ekonomi, justru akan bagaimana tingkat perekonomian suatu
memungkinkan dilakukannya kebijakan negara mepengaruhi kurva MEC. Kurva ini
lockdown yang lebih ketat di kemudian hari akan relatif lebih rendah di negara-negara
untuk membantu mengatasi epidemi yang dimana individu-individunya memiliki akses
lebih parah secara lebih cepat dan efektif. ke tabungan yang lebih baik, dan pemerintah
Jadi, kesimpulan yang dapat diambil dapat secara langsung dan tidak langsung
adalah bahwa langkah-langkah untuk (melalui insentif untuk sektor swasta)
meringankan penderitaan ekonomi selama mampu menjaga pendapatan dan
perang melawan epidemi justru akan pembayaran mengalir dengan baik, dan
membuka jalan bagi kebijakan lockdown mampu membatasi kebangkrutan dan PHK
yang lebih ketat untuk mengurangi selama puncak krisis. Di sisi lain, di negara-
penyebaran virus yang lebih serius menuju negara dimana hanya sedikit rumah
pengeluaran manfaat kesehatan yang lebih tangganya memiliki tabungan, sektor
kecil. informal (yang cenderung lebih terpengaruh)
adalah besar, dan pemerintah tidak dapat
Pengaruh Karakteristik Negara terhadap memberikan banyak bantuan untuk menjaga
Kurva MHB dan MEC pendapatan dan pembayaran agar tetap
Kurva MEC dan MHB sangat mengalir, maka MEC akan jauh lebih tinggi.
bervariasi antar wilayah atau negara, Secara keseluruhan, kedua kurva (MHB dan
tergantung pada karakteristik sosial MEC) akan lebih tinggi di negara
ekonominya. berkembang.
Dimulai dengan kurva MHB, tiap Akan tetapi dampak kebijakan
negara dapat sangat berbeda tergantung pada lockdown optimal bersifat ambigu. Hal ini
sifat budaya dan demografi negara tersebut, akan tergantung pada seberapa baik atau
bahkan untuk tahap epidemi buruknya sistem kesehatan relatif terhadap
tertentu. Misalnya, jika generasi-generasi sistem ekonomi di suatu negara. Di wilayah-
yang berbeda hidup bersama, atau jika wilayah dimana sistem kesehatan lebih siap
memiliki penduduk lansia dengan populasi untuk mengatasi epidemi daripada sistem
yang tinggi, maka kurva MHB akan relatif ekonomi untuk mengatasi pembatasan
tinggi. Misalnya, bandingkan keadaan kegiatan, disarankan lockdown yang lebih
negara Italia dengan Jerman. Negara dengan lunak. Demikian pula sebaliknya.
proporsi lansia yang tinggi yang cenderung Untuk negara-negara berkembang,
tinggal dengan kerabat yang lebih muda baik biaya ekonomi dan kesehatan dari
(Italia) akan memerlukan kebijakan epidemi akan jauh lebih tinggi daripada
lockdown yang lebih ketat daripada negara negara-negara kaya. Kurva akan
dengan karakteristik yang berlawanan berpotongan pada tingkat yang lebih tinggi,
(Jerman). baik karena ekonomi tidak dapat
Analisa yang lebih kritis adalah dengan dipertahankan dalam periode lockdown dan
melihat struktur sistem kesehatan dari suatu karena sistem kesehatan tidak cukup dalam
negara. Sejauh ini, negara dengan sistem menangani epidemi. Kebijakan lockdown
kesehatan yang relatif bagus masih banyak optimal harus mempertimbangkan kedua
dimiliki negara-negara kaya. Berbeda di biaya tersebut secara optimal, walaupun
negara-negara berkembang, sistemnya dapat memberikan dampak yang
masihlah belum terlalu baik. Oleh karena itu, mengerikan. Drama yang telah terlihat di
kurva MHB cenderung jauh lebih tinggi di Eropa dan di Amerika Serikat mungkin
negara berkembang daripada di negara dikerdilkan oleh apa yang akan terjadi di
kaya. Hal ini dengan sendirinya, akan

58
Journal IMAGE | Volume 9, Number 1, April 2020, page 48-64

negara-negara miskin yang terkena dampak kesehatan untuk mengatasi epidemi (dari
epidemi. pengujian, program isolasi bagi yang rentan,
Jadi, kesimpulan terakhir yang dapat dan lain-lain), serta kapasitas sistem
ditarik adalah bahwa pada umumnya ekonomi dalam pengelolaannya melalui
masihlah ambigu apakah kebijakan periode kegiatan ekonomi yang dapat
lockdown optimal harus lebih ketat di negara ditangguhkan tanpa harus mengorbankan
kaya atau di negara berkembang. Terlihat struktur ekonominya.
dari data 10 besar negara dengan jumlah
terjangkit virus terbanyak per tanggal 14 Belajar dari Kebijakan Lockdown oleh
April 2020, yaitu (Kompas.com, 2020a): China
1. Amerika Serikat, 584.862 kasus, 23.555 China melakukan respon yang sangat
orang meninggal, total sembuh 36.205 cepat dengan melakukan penguncian
2. Spanyol, 170.099 kasus, 17.756 orang wilayah atau kebijakan lockdown. Kebijakan
meninggal, total sembuh 64.727. lockdown tersebut pertama kali diterapkan
3. Italia, 159.516 kasus, 20.465 orang pada tanggal 23 Januari 2020 di kota Wuhan,
meninggal, total sembuh 35.435. yaitu dengan menutup semua akses keluar
4. Perancis, 136.779 kasus, 14.967 orang masuk dari dan ke kota Wuhan, serta meng-
meninggal, total sembuh 27.718. isolasi semua penduduk kota, mewajibkan
5. Jerman, 129.207 kasus, 3.118 orang setiap penduduk untuk tidak keluar rumah
meninggal, total sembuh 64.300. dan melarang bepergian, termasuk di
6. Inggris, 88.621 kasus, 11.329 orang beberapa kota lain di propinsi Hubei.
meninggal, total sembuh 344. Kebijakan ini dilakukan untuk memutus
7. China, 82.160 kasus, 3.341 orang mata rantai meluasnya penyebaran virus
meninggal, total sembuh 77.663. corona atau COVID-19. Kekhawatiran akan
8. Iran, 73.303 kasus, 4.585 orang meluasnya virus ini ke kota lain di China,
meninggal, total sembuh 45.983. membuat pemerintah kembali mengambil
9. Turki, 61.049 kasus, 1.296 orang kebijakan cepat dengan melakukan
meninggal, total sembuh 3.957. penguncian atau lockdown total terhadap
10. Belgia, 30.589 kasus, 30.589 orang Propinsi Hunan, yaitu menutup semua jalur
meninggal, total sembuh 6.707. penerbangan dalam dan luar negeri secara
Kebijakan lockdown optimal nasional. Pemerintah China juga men-
merupakan kebijakan perantara. Untuk shutdown area publik seperti sekolah,
negara-negara yang lemah terhadap epidemi universitas, dan tempat-tempat wisata,
saat ini, bentuk lockdown ketat yang optimal meniadakan semua kegiatan yang bersifat
harus dilakukan ketika epidemi menjangkiti keramaian, serta menerapkan pembatasan
negara tersebut. Setelah itu, kebijakan harus perjalanan. Lockdown yang diterapkan
dilakukan menjadi lebih lunak, tetapi harus pemerintah China terlihat sangat terstruktur,
tetap berlaku selama epidemi menjadi sistematis, dan tetap mengedepankan sisi
ancaman bagi sistem kesehatan, meskipun humanis. Hal ini mencerminkan bahwa
dalam bentuk yang semakin ringan. Artinya, China memiliki sistem mitigasi bencana
mungkin akan memakan waktu beberapa yang baik dan dapat dieksekusi dengan cepat.
bulan untuk suatu negara kembali ke situasi (Detiknews, 2020)
semula. Berdasarkan laporan The Straits
Lockdown harus dicabut ketika semua Times, tindakan cepat dan sistematis yang
kegiatan yang dilakukan hanya dilakukan Pemerintah China membuahkan
menyebabkan sedikit bahaya. Yang hasil, dalam waktu tidak lebih dari tiga bulan
terpenting adalah, tingkat lockdown, durasi, telah berhasil dengan kebijakan lockdown
dan biaya ekonomi dan kesehatan yang mereka. Tanggal 25 maret 2020, melalui
mendasarinya, aerta sangat tergantung pada Komisi Kesehatan China di Provinsi Hubei,
langkah-langkah dari kapasitas sistem pemerintah china mulai membuka lockdown,

59
Journal IMAGE | Volume 9, Number 1, April 2020, page 48-64

dan khusus untuk kota Wuhan lockdown baru mencegah resesi ekonomi makro akibat
akan berakhir pada 8 April 2020. Kebijakan permintaan yang tak terduga dan
ini diambil setelah jumlah infeksi baru di guncangan pasokan. Tabungan dari
Hubei sudah tidak ada lagi sejak 19 maret usaha kecil menengah merupakan
2010. Secara keseluruhan, ada 67.000 kasus langkah yang sangat strategis dalam
di Hubei dan 60.000 berhasil sembuh. mendorong permintaan domestik,
Pemerintahan Xi Jinping optimistis mereka jaringan produksi, dan rantai nilai
sudah menjinakkan penyebaran COVID-19 global.
di China.(Liputan6, 2020)
Pemerintah China dengan jumlah Belajar dari Kebijakan Tidak Lockdown
penduduk sekitar 1 milyar, sudah oleh Korea Selatan
membuktikan keberhasilan mereka dengan Berbeda dengan China, Korea Selatan
kebijakan “lockdown”-nya dan secara tidak melakukan lockdown. Sebagai salah
perlahan-lahan mulai bangkit memulihkan satu negara dengan kasus positif COVID-19
kondisi sosial dan ekonomi negaranya. yang juga tertinggi, kini telah mengalami
Bahkan kebijakan lockdown. penurunan orang yang terkena dampak.
Beberapa yang dapat dipelajari dari Tercatat jumlah kasus COVID-19 di Korea
kebijakan pemerintah China, sebagai berikut Selatan mencapai 8.086 dengan angka
(Huang et.all, 2020): kematian 75 orang, dan angka kesembuhan
1. Waktu sangat penting. Kebijakan yang cukup tinggi yakni 1.137 orang per 15
tingkat pertama adalah menghentikan Maret 2020. Menurut Pusat Pengendalian
wabah dan mencegah penyebarannya ke dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC),
seluruh wilayah menggunakan setiap negaranya terus mengalami penurunan
dan semua tindakan kesehatan kasus. Wakil Menteri Kesehatan Korea
masyarakat darurat. Pemerintah harus Selatan, menyatakan telah melakukan system
memberlakukan kebijakan isolasi untuk respons yang memadukan partisipasi publik
memastikan jarak sosial dan sukarela dengan aplikasi kreatif teknologi
menggunakan karantina yang ketat. canggih. Partisipasi publik harus disertai
2. Transparansi informasi diperlukan. melalui keterbukaan dan transparansi
Pemerintah Wuhan kehilangan tiga informasi.(Liputan6, 2020a)
minggu berharga yang seharusnya bisa Dalam mendalami keberhasilan Korea
digunakan untuk mencegah Selatan mengatasi sebaran virus COVID-19,
berjangkitnya penyakit karena terdapat tiga kunci mengapa Korea Selatan
kesalahan krisis kesehatan masyarakat mengambil keputusan yang tepat dalam
dan sistem pelaporan informasi. penanganan COVID-19. Beberapa yang
Memanfaatkan teknologi digital, big dapat dipelajari dari kebijakan pemerintah
data, dan teknologi cloud computing Korea Selatan, sebagai berikut (Kompas,
bisa sangat membantu dalam 2020):
menyediakan informasi real-time dan a) Pemerintah mengadakan pengujian
tepat untuk mengatasi kesalahan yang luas dan efektif dengan
informasi, kurangnya komunikasi dan menggunakan drive-trhu-clinics.
penundaan pelaporan atau pelaporan Dalam satu hari 15 ribu warganya
yang salah. dapat ditest virus sehingga
3. Kebijakan makro sangat mendasar meminimalisir penularan, baik masih
untuk dilakukan. Untuk mencegah berupa gejala ringan apalagi gejala
potensi krisis ekonomi setelah krisis berat.
kesehatan publik ini, pemerintah Cina b) Pemerintrah selalu memberi informasi
tidak hanya memberikan dukungan yang terbuka kepada publik, sehingga
fiskal, tetapi juga menciptakan warga lain yang belum tertular bisa
kebijakan moneter dan keuangan untuk menjauhi area tersebut.

60
Journal IMAGE | Volume 9, Number 1, April 2020, page 48-64

c) Korea Selatan yang memiliki populasi menghancurkan ekonomi pada


51 juta orang, melakukan social akhirnya.
distancing untuk memotong Namun kebijakan paling optimal
pertumbuhan kasus. Mereka juga dipilih yang paling cocok oleh Indonesia,
menutup sekolah-sekolah, kantor-kantor adalah dengan melakukan pembatasan yang
dan melarang pertemuan-pertemuan dilakukan secara bertahap, tidak langsung
besar. kuat, sambil memperbaiki dan
Khusus untuk tes 'drive-through', mempersiapkan penambahan sarana
tindakan ini merupakan yang pertama di kesehatan, seperti penambahan sarana rumah
dunia. Hal ini bertujuan melindungi dokter sakit, obat-obatan, alat pelindung diri (APD),
dari penyakit yang sangat menular serta paramedis, pemeriksaan kesehatan dan lain-
mempercepat pengujian. Ketika seseorang lain, serta sosialisasi physical distancing,
dengan gejala tiba di pusat pengujian, tim kebiasaan cuci tangan dan penggunaan
medis mengumpulkan sampelnya saat orang masker, work from home, school from home,
tersebut masih di dalam mobil. Langkah dan lain sebagainya, seperti yang dilakukan
selanjutnya adalah berkonsultasi dengan tim China dan korea Selatan.
medis, menyelesaikan prosedur administrasi, Akibat pembatasan kegiatan
dan mengajukan permohonan perawatan. masyarakat ini, tentunya tetap akan
Semua ini tanpa harus keluar dari mobil. mengorbankan perekonomian, namun
Pengidentifikasian dan isolasi langsung bagi pemerintah harus sekuat tenaga untuk
yang terkena kasus memiliki dampak bagus menahannya tidak jatuh terlalu dalam.
pada penambahan jumlah kasus baru. Dari Diantaranya adalah dengan memberikan
puncaknya 900 orang yang terinfeksi per stimulus dan bantuan kepada yang
hari, jumlahnya turun menjadi sekitar 100 terdampak ekonomi paling parah, tidak boleh
kasus (per 13 Maret 2020). Selanjutnya, dikurangi dan salah sasaran.
jumlah kematian yang tercatat pada 13 Maret Pemerintah harus menjaga lampu tetap
2020 adalah 67 orang. Angka ini sangat menyala, walaupun terjadi pengorbanan
rendah dibandingkan dengan negara terhadap perekonomian, namun strukturnya
lain.(Cheong,2020) harus tetap dipertahankan jangan sampai
rusak.
Pemilihan Strategi untuk Indonesia
Alternatif kebijakan yang dapaat KESIMPULAN DAN SARAN
diterapkan di Indonesia adalah : Perubahan situasi dengan adanya
1. Jika dilakukan kebijakan pembatasan penyebaran COVID-19 memunculkan
kuat, maka kesehatan masyarakat dapat perdebatan terhadap kebijakan dikotomi
dikendalikan, tetapi ekonomi akan antara lockdown atau tidak lockdown yang
menjadi korban di awal periode harus diputuskan oleh pemimpin yang
pandemi. Ketika kesehatan sudah memiliki otoritas penuh. Sangatlah
dapat dikendalikan, ekonomi secara menyesatkan jika keputusan ini tidak
cepat dapat dikembalikan ke posisi diperhitungkan dan direncanakan secara
semula atau ke ekuilibrium baru. hati-hati. Kebijakan lockdown ini merupakan
2. Jika dilakukan kebijakan pembatasan kebijakan “antara” dalam mencegah virus
lemah, maka kesehatan masyarakat COVID-19 lebih meluas penyebarannya.
akan tidak terkendali, walaupun Kegiatan-kegiatan yang ditutup atau
ekonomi dipaksakan tetap berjalan. ditangguhkan selama lockdown harus
Namun di kemudian hari karena mempertimbangkan kecepatan penyebaran
penularan yang cepat tidak terkendali, COVID-19, dimana semua kebijakan harus
ujung-ujungnya harus dilakukan memberikan manfaat kesehatan yang lebih
pembatasan kuat yang justru tinggi walaupun memberikan pengorbanan
biaya ekonomi yang tinggi.

61
Journal IMAGE | Volume 9, Number 1, April 2020, page 48-64

Tingkat optimal lockdown akan Arifin, Muhammad. (2017). Strategi


menurun dari waktu ke waktu, tetapi tidak Manajemen Perubahan dalam
akan turun sampai ke titik nol dengan cepat. Meningkatkan Disiplin di Perguruan
Karena itu pengurangan lockdown harus Tinggi. Jurnal EduTech, 3 (1), ISSN:
dilakukan secara bertahap. Tingkat 2442-6024
lockdown, durasi, biaya ekonomi dan Atkeson, A. (2020). What will be the
manfaat kesehatan yang mendasarinya, economic impact of COVID-19 in the
sangat tergantung dari kapasitas sistem US? Rough estimates of disease
kesehatan dalam mengatasi epidemi, serta scenarios. Mimeo.
kapasitas sistem ekonomi yang dimiliki suatu Baldwin, R. (2020). The supply side matters:
negara. Untuk Indonesia, kebijakan terbaik Guns versus butter, COVID-style,
adalah dengan melakukan pembatasan yang VoxEU.org, 22 March.
dilakukan secara bertahap, tidak langsung Baldwin, R. and B Weder di Mauro (eds)
kuat, sambil memperbaiki dan (2020). Economics in the Time of
mempersiapkan penambahan sarana COVID-19, a VoxEU.org eBook,
kesehatan, serta sosialisasi physical CEPR Press.
distancing dan kebiasaan perilaku sehat oleh BNPB. (2020). Edukasi Virus Corona19.
masyarakat. Retrieved from
Pemerintah harus sekuat tenaga untuk https://bnpb.go.id/berita/edukasi-
menahan perekonomian tidak jatuh terlalu virus-corona19-badan-nasional-
dalam dan harus menjaga lampu tetap penanggulangan-bencana
menyala. Walaupun terjadi pengorbanan Cheong, Inkyo. (2020). The experience of
terhadap perekonomian, namun strukturnya South Korea with COVID-19, dalam
harus tetap dipertahankan jangan sampai Mitigating the COVID Economic
rusak. Crisis: Act Fast and Do Whatever It
Studi ini masihlah merupakan Takes, A VoxEU.org Book CEPR
penelitian kualitatif dan perlu dikembangkan Press.
melalui penelitian kuantitatif, seperti yang David, Fred R. (2004). Strategic
dilakukan oleh Atkeson (2020) atau Management, Prentice Hall
Eichenbaum et al. (2020). Namun International, Inc.
kesimpulan kualitatif ini dapat berguna Edhie, Muhammad. (2020). Sederet
sebagai pedoman awal untuk model masa Persiapan yang Harus Dilakukan jika
depan dan bermanfaat bagi para pembuat RI Mau Lockdown. Detikfinance.
kebijakan saat ini. Retrieved from
https://finance.detik.com/berita-
DAFTAR PUSTAKA ekonomi-bisnis/d-4945485/sederet-
Abdullah, Piter. (2020). Ini Dampaknya persiapan-yang-harus-dilakukan-
Kalau RI Lockdown, Harianhaluan. jika-ri-mau-lockdown
Retrieved from Eichenbaum, M, S Rebelo and M Trabandt.
https://www.harianhaluan.com/news (2020). “The macroeconomics of
/detail/89736/ngeri-ini-dampaknya- epidemics.” Mimeo.
kalau-ri-lockdown Gugus Tugas PP Covid-19. (2020).
Alvin, Mikhael, Kahfi, Hamonangan,& Retrieved from:
Rustijiono. (2020). Simulasi Covid- https://www.covid19.go.id/
19 ILUNI Matematika UI. Retrieved Hall, R and C Jones. (2007). The Value of
from Life and the Rise in Health Spending,
https://news.okezone.com/read/2020/ Quarterly Journal of Economics
04/01/65/2192356/jangan-anggap- 122(1): 39-72.
remeh-physical-distancing-begini- Huang, Lin, Wang & Xu. (2020). Saving
jadinya-jika-tak-dipatuhi China from the coronavirus and

62
Journal IMAGE | Volume 9, Number 1, April 2020, page 48-64

economic meltdown: Experiences Retrieved from


and lessons, dalam Mitigating the https://www.liputan6.com/global/rea
COVID Economic Crisis: Act Fast d/4202284/cara-korea-selatan-
and Do Whatever It Takes, A turunkan-kasus-virus-corona-covid-
VoxEU.org Book CEPR Press. 19-tanpa-lockdown.
Jauch, Lawrence R. & Glueck, William F. Newsdetik. (2020). Cerita dan Pelajaran dari
(1988). Business Policy and Lockdown Wuhan. Retrieved from
Strategic Management, New York, https://news.detik.com/kolom/d-
McGraw-Hill. 4953943/cerita-dan-pelajaran-dari-
Kamdani, Shinta W. (2020). Kadin Hitung lockdown-wuhan
Dampak Lockdown. Ekonomibisnis. Ornelas, Emanuel. (2020). Managing
Retrieved from economic lockdowns in an epidemic,
https://ekonomi.bisnis.com/read/202 VOX, CEPR Policy Portal. Retrieved
00318/257/1214716/kadin-hitung- from
dampak-lockdown https://voxeu.org/article/managing-
Kemenkes. (2020). Kementerian Kesehatan economic-lockdowns-epidemic
Republik Indonesia. Retrieved from Porter, M.E. (2004). Competitive Advantage,
http://covid19.kemkes.go.id New York:The Free Press
Kevin, & Dipasupil. (2020). Covid-19 Crisis PP 21/2020. (2020). Peraturan Pemerintah
Management and Prevention Plan. Nomor 21 Tahun 2020 Tentang
2020. Retrieved from Pembatasan Sosial Bersekala Besar
https://www.researchgate.net/publica dalam rangka pengangan corona
tion/340443368_COVID- virus disease 2019.
19_Crisis_Managment_and_Preventi Read J.M., Bridge J.R.E. (2020). “Novel
on_Plan coronavirus 2019-nCoV: early
Kompas.com. (2020). Kunci Korea Selatan estimation of epidemiological
Berhasil Tangani Virus Corona Lebih parameters and epidemic
Baik. Retrieved from predictions”¸ 4 Februari 2020.
https://www.kompas.com/global/rea Retrieved from
d/2020/03/16/102319770/3-kunci- https://www.researchgate.net/publica
korea-selatan-berhasil-tangani-virus- tion/338815978_Novel_coronavirus
corona-lebih-baik-dari?page=all _2019-
Kompas.com. (2020a). Update Virus Corona nCoV_early_estimation_of_epidemi
di Dunia 14 April 2020. Retrieved ological_parameters_and_epidemic_
from predictions
https://www.google.com/amp/s/amp. Tribunnews. (2020). Pemerintah Pilih
kompas.com/tren/read/2020/04/14/0 Karantina Wilayah Bukan Lockdown
71400865/update-virus-corona-di- Apa Perbedaannya. Retrieved from
dunia-14-april--1-9-juta-terinfeksi- https://m.tribunnews.com/nasional/20
443.732-sembuh 20/03/30/pemerintah-pilih-karantina-
Liputan6. (2020). China Akhiri Lockdown wilayah-bukan-lockdown-apa-
karena Corona Covid-19 Mulai Rabu perbedaannya?page=all
25 Maret. Retrieved from UU 6/2018. (2028). Undang-Undang Nomor
https://www.liputan6.com/global/rea 06 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan
d/4210260/china-akhiri-lockdown- Kesehatan.
karena-corona-covid-19-mulai-rabu- WHO (2020), Coronavirus disease 2019
25-maret. (COVID-19) Situation Report-80.
Liputan6. (2020a). Cara Korea Selatan Retrieved from
Turunkan Kasus Virus Corona https://www.who.int/emergencies/dise
COVID-19 Tanpa Lockdown.

63
Journal IMAGE | Volume 9, Number 1, April 2020, page 48-64

ases/novel-coronavirus-
2019/situation-reports
WHO (2020a). 2019 Novel Coronavirus
(2019‑nCoV): Strategic Preparedness
And Response Plan, Februari 2020.
Retrieved from
https://www.who.int/docs/default-
source/coronaviruse/srp-04022020.pdf
Wibowo. (2008). Managing Change
Pengantar Manajemen Perubahan,
Bandung:Alfabeta.
Yudhistira, Bhima. (2020). Retrieved from
https://finance.detik.com/berita-
ekonomi-bisnis/d-4948204/sederet-
dampak-mengerikan-jika-jakarta-
lockdown.

64

Anda mungkin juga menyukai