Kelompok 4
1. Yusria Ningsih (10012682024040)
2. Purnomo Jarod Masrudin (10012682024002)
3. Alq’na Miftasyah (10012682024027)
4. Nelly Haryanti
5. Mona Sherti Agusti (10012682024030)
KESIMPULAN YANG DIPEROLEH DARI KEGIATAN JOINT WEBINAR
1. Yusria Ningsih
RESUME
Knowledge Sharing
Covid-19 Management in Malaysia dan Indonesia
Dr. Najmah Materi :
Perbandingan Laporan Covid-19 23 September vs 8 Oktober 2020
Data 23 September 2020 8 Oktober 2020
Jumlah kasus 252.923 315.714
Kematian 9.837 11.472
Sembuh 184.298 240.291
Dalam 2 minggu, terjadi kenaikan jumlah positif Covid-19 lebih dari 60.000 kasus dan lebih
dari 1.600 kasus meninggal dunia. Persentase kesembuhan kasus positif Covid-19 Indonesia
terendah kedua dibanding negara-negara Asia Tenggara (nomor satu terendah adalah
Myanmar).
Mitigasi kasus Covid-19 Indonesia :
Januari – Februari 2020 gagal mendeteksi Covid-19 dan menyangkal Covid-19
tidak akan menyebar sampai ke Indonesia
Maret 2020 menganggap remeh bahaya Covid-19 dan minim stok APD Covid-19
April 2020 mulai propaganda social distancing dan PSBB (Pembatasan Sosial
Berskala Besar) tergantung kebijakan kepala daerah masing-masing
Mei – Juni 2020 mulai propaganda new normal yang diintrepretasi sebagian
masyarakat bahwa kondisi sudah kembali normal
Juli – Agustus 2020 propaganda kebiasaan dunia baru dan recovery ekonomi
Oktober 2020 mini lockdown
Data bulan Oktober 2020, sekitar 10 persen korban meninggal karena positif Covid-19
adalah pekerja kesehatan. Kejadian ini tidak secara jelas dilaporkan oleh Kementerian
Kesehatan RI.
Pendekatan sudut pandang permasalahan Covid-19 di Indonesia didekati dengan cara
kualitatif : melihat skala kecil analisis media online dan sosial media, melihat skala sedang
dari beberapa contoh kasus dan meliat skala lebih luas dengan analisis refleksi tematik.
Belajar dari kejadian Covid-19 di Indonesia :
Tracing penyebaran Covid-19 dari Pekerja Kesehatan
Mr. Sundara Rajan A/L Mahalingam
Perkembangan kasus Covid-19 terakhir Malaysia :
1. Total kasus Covid-19 sebanyak 13.993 kasus, kasus aktif sampai saat ini 3.351 kasus,
positif bergejala 40 kasus, Recovery Rate sebesar 77,2% dan persentase kematian
akibat Covid-19 sekitar 1,01 %
2. Semua kasus yang terdeteksi adalah akibat adanya pengujian secara aktif dan terus
menerus oleh dinas kesehatan Malaysia. Semakin banyak dilakukan pengujian
jumlah kasus yang terdeteksi akan semakin banyak
3. Pengujian sampel di Malaysia dilakukan 40 sampel per 1000 orang (perbandingan ini
sama dengan kebijakan yang dilakukan di Korea Selatan). Kanada, UK, US dan
Australia melakukan pengujian sekitar 100 sampel per 1000 orang.
4. MCO (Movement Control Order) Fase 1 atau Lock Down dilakukan Malaysia pada
bulan Maret 2020 untuk menghilangkan penyebaran Covid-19, dilanjutkan Fase 2, 3
dan 4 pada April 2020. Setelah itu terpantau jumlah positif Covid-19 di Malaysia
terus menurun.
5. CMCO (Condition Movement Control Order) dilakukan pada Fase 5 dan 6 sampai
akhir Juni 2020.
6. RMCO (Recovery Movement Control Order) dilakukan pada Fase 7, dimana jumlah
kasus positif stabil dan jumlah kasus sembuh meningkat.
7. Targeted Movement Control Order pada Oktober 2020.
3. Alq’na Miftasyah
Knowledge Sharing : Covid-19 Management in Malaysia dan Indonesia
.
Yang menarik Covid-19 juga banyak menginfeksi tenaga kesehatan. Data IDI menyebutkan
dari awal hingga tanggal 3 Oktober 2020, terdapat 130 dokter dan 92 perawat yang
meninggal dunia akibat Covid-19. Kurangnya APD yang layak untuk tenaga kesehatan
menjadi salah satu faktor. Pada awal-awal kasus Covid-19, APD yang digunakan tenaga
medis sangat jauh dari kata layak, mereka menggunakan jas hujan sebagai pengganti hazmat.
Negara Indonesia memiliki 270 juta penduduk 9x lipat dibandingkan dengan Malaysia.
Populasi dan penduduk Indonesia tersebar di >5 pulau besar dan >10.000 pulau kecil, namun
peluang pengujian di Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga kita
seperti Singapore, Malaysia dan philipina. Indonesia merupakan negara tertinggi ke 2 yang
dilaporkan dari kasus knfirmasi positif covid-19 di Asia Tenggara. Pada 23 september 2020,
kasus covid-19 sebanyak 252.923 kasus. Jumlah pasien meninggal sebanyak 9.837 orang dan
yang sembuh sebanyak 184.298 orang. Sedangkan pada tanggal 08 oktober 2020 jumlah
kasus covid-19 mengalami peningkatan yaitu 315.714 kasus dengan jumlah pasien meninggal
juga bertambah dari bulan September yaitu 11.472 orang serta jumlah pasien sembuh
sebanyak 240.291 orang. Selama 30 hari ada sekitar 2000-5000 kasus baru setiap hari di
Indonesia dibandingkan dengan awal pandemi, untungnya 500 kasus setiap hari persentase
pemulihannya mencapai sekitar 70% saat ini.
Indonesia tidak serius dalam mengurangi kasus covid-19. Hal tersebut dapat dilihat dari
perubahan-perubahan aturan yang dibuat dari januari s/d agustus yaitu :
Januari-Februari 2020
di Indonesia gagal mendeteksi Covid-19 dan menyangkal Covid-19 tidak akan menyebar
sampai ke Indonesia, sementara negara tetangga seperti Malaysia, Singapore Thailand
melaporkan kasus pertama dalam kedua bulan ini
Maret 2020
Kasus-kasus pertama diumumkan namun di bulan ini menghadapi kekurangan peralatan
proteksi karena dalam 2 bulan terakhir banyak ekspor masker ke negara lain
April 2020
Pemerintah mulai memperkenalkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Namun
penerapan PSBB di masing-masing kota dan ketentuannya didasarkan pada inisiatif dan
kebutuhan di setiap pemerintah daerah. Di Indonesia memiliki 24 provinsi dan
pemerintah sekitar >500 tergantung pada inisiatif bukan karena ketetapan pemerintah
pusat
Mei 2020
Pemerintah memperkenalkan konsep “New Normal” yang diikuti oleh pemerintah daerah
dan mungkin diartikan propaganda normal kembali yang terkait dengan istilah tersebut.
New Normal berkaitan dengan menyesuaikan dalam kebiasaan baru.
Juli-Agustus 2020
Pemerintah baru menyadari istilah “New Normal” tidak benar sehingga mereka berubah
menjadi “Adaptasi Kebiasaan Baru” dan fokus pada pemulihan-pemulihan ekonomi dan
sekarang hanya beberapa hari yang lalu, presiden memperkenalkan pendekatan baru
lainnya, mitigasi covid-19 mereka menyebutkan “Mini Lockdown”
Fokus pada petugas kesehatan yang secara vertical mereka rentan terkena covid-19.
Data IDI hingga 03 Oktober 2020 terdapat 130 dokter dan 92 perawat meninggal akibat
covid-19. Terkait dengan covid-19 dan lebih dari 1000 investigasi menutupi kasus covid-19,
namun tidak ada laporan resmi yang tersedia di kementerian kesehatan mengenai tingkat
kematian atau kerentanan yang terpapar covid-19 pada tenaga kesehatan, membuatnya sulit
untuk menemukan data akurat tentang berapa banyak petugas kesehatan yang terinfeksi atau
meninggal karena covid-19 atau hanya fenomena gunung es. Pemerintah Indonesia tidak
memiliki konsep dan strategi yang jelas dengan kurangnya penelitian berbasis bukti untuk
dikendalikan menyediakan informasi tentang covid-19 sehingga Indonesia harus fokus
penyelesaian berbasis masalah bukan penyelesaian berbasis proyek.
Malaysia mencatat total 13.993 kasus dengan kasus aktif 3.351 saat ini dan dari jumlah
tersebut 40 kasus masuk unit perawatan intensif dan secara keseluruhan kita dapat
mengatakan bahwa tingkat pemulihan sekitar 75 lebih dari 77.2%. Tingkat pemulihannya
cukup tinggi di Malaysia dan jumlah kematian di bawah 1%. Saat ini akan semakin
berkurang dari 1%. Semua angka ini kasus terdeteksi dengan mengambil sampel secara aktif.
Semakin banyak jumlah sampel yang kita ambil semakin banyak jumlah kasus positif yang
dapat di deteksi. Saat ini seperti di Malaysia tingkat sampel yang sudah diambil sekitar 41 tes
untuk setiap 1000 orang, setara dengan korea selatan padahal jika kita bicara tentang USA
yang mereka ambil sekitar 27000 tes. Negara Jepang mereka mengambil sekitar 4,5% dari
kasus.
Mr. Sundara Rajan A/L Mahalingam menyampaikan beberapa fase pada perkembangan
kasus Covid-19 di Malaysia yaitu sebagai berikut :
Fase ke-1
Malaysia telah menerapkan Perintah Gerakan Kontrol/MCO (Movement Control Order).
Lockdown dimulai tanggal 18 maret hingga 31 maret 2020
Fase ke-2, 3 dan 4
MCO dimulai pada tanggal 1 april hingga 14 april. Gerakan kemudian diperpanjang ke
fase 3 dan 4 dari urutan Kontrol Gerakan, hingga Mei 2020 dan setelah itu jumlah
kasusnya mulai stabil dan mulai menunjukkan beberapa tanda penurunan.
Fase ke-5
Pada 11 Mei 2020, pemerintah mengusulkan agar beralih ke “Perintah Kontrol Gerakan
Bersyarat/CMCO (Condition Movement Control Order)
Fase ke-6
CMCO masih berlanjut sampai tanggal 09 Juni 2020
Fase ke-7
Perintah Kontrol Gerakan Pemulihan RMCO (Recovery Movement Control Order).
Berdasarkan jumlah kasus yang ada distabilkan dengan jumlah kasus positif yang
diberikan berdasarkan jumlah penemuan tingkat pasien yang ditemukan positif dan
masuk ICU serta perawatan lainnya. Jadi selama RMCO banyak gerakan relaksasi
dilakukan dan public mencoba memulihkan ekonomi mereka.
LAMPIRAN: BUKTI POSTING KESIMPULAN DI MEDIA SOSIAL
1.
4. Nelly Haryanti
6. Mona Sherti Agusti (10012682024030)