Anda di halaman 1dari 6

KOLABORATIF: Jurnal Isu Sosial dan Tinjauan Kebijakan

Volume 1 (1): 2023


https://doi.org/10.52364/kolaboratif.v1i1.2
RESEARCH ARTICLE OPEN ACCESS

KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGANI


PENYEBARAN KASUS COVID-19
Nurian Endah Dwi S1*, Aidinil Zetra2, Roni Ekha Putera3
1,2
Magister Ilmu Politik, FISIP, Universitas Andalas, Padang, Indonesia
*Correspondent email: nuriantya231@gmail.com

Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk melihat bagaimana kebijakan pemerintah dalam mencegah dan
menangani pertumbuhan kasus positif Covid-19 di Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode
kualitatif, dengan fokus studinya adalah kebijakan pemerintah terkait penanganan Covid-19, baik diawal
penyebaran ditahun 2020 sampai ke kasus penyebaran Covid-19 di tahun 2022. Hasil studi menunjukkan
bahwa kebijakan pemerintah untuk mencegah penyebaran penularan virus Covid-19 di Indonesia, terus
mengalami perubahan. Hingga di tahun 2022 saat ini, terdapat ada 4 tambahan kebijakan pemerintah dalam
menangani kasus Covid-19 di Indonesia.
Kata kunci: Kebijakan Pemerintah; Covid-19; Penanganan Pandemi

Abstract: This paper aims to see how the government's policies in preventing and dealing with the growth of
positive cases of Covid-19 in Indonesia. The method used is a qualitative method, with the focus of the study
on government policies related to handling Covid-19, both at the beginning of the spread in 2020 until the
case of the spread of Covid-19 in 2022. The results of the study show that government policies to prevent the
spread of transmission of the Covid-19 virus in Indonesia, continues to experience changes. Until 2022, there
are 4 additional government policies in handling Covid-19 cases in Indonesia.
Keywords: Government Policy; Covid-19; Handling Pandemic

PENDAHULUAN
Corona Virus Disease 2019 atau yang biasa disingkat COVID-19 adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh SARS-CoV-2, salah satu jenis koronavirus. Penderita COVID-19 dapat mengalami
demam, batuk kering, dan kesulitan bernafas. Sampai saat ini belum diketahui penyebab dari virus
Corona, tetapi diketahui virus ini disebarkan oleh hewan dan mampu menjangkit dari satu spesies ke
spesies lainnya, termasuk manusia. Diketahui virus Corona berasal dari Kota Wuhan di China dan muncul
pada Desember 2019.
Penyebaran wabah Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) semakin meluas dan mendorong
berbagai negara untuk mencari cara dalam mengurangi penyebaran penularan angka covid-19. Tahun
2020 menjadi tahun yang sulit bagi banyak negara, hal ini dikarenakan semakin meningkatnya angka
covid-19 yang membuat banyak negara menjadi melemah. Data global per 2 Juni 2020 menunjukkan ada
6.140.934 orang dari 216 negara didunia terkonfirmasi wabah Covid-19 dan 373.548 orang diantaranya
meninggal dunia.
Sedangkan untuk data Indonesia menunjukkan ada 27.549 orang yang tersebar di 34 provinsi
positif Covid-19 dan 1.663 orang diantaranya meninggal dunia. Ketika Covid-19 mulai muncul pada
akhir tahun 2019 dan mulai mewabah dan meledak secara lokal di China pada akhir Januari 2020,
kemudian merembet keseluruh dunia sepanjang bulan Februari hingga akhir Mei. Peningkatan krisis
kesehatan ini, membuat seluruh negara di dunia harus mundur dengan rencana – rencana strategis yang
telah ditentukan semula untuk kemudian digantikan kebijakan tanggap darurat dengan memobilisasi
semua sumber daya untuk mengatasi wabah Covid-19.
Termasuk Indonesia, dalam menangani kasus penyebaran covid-19 yang terus meningkat di
Indonesia, pemerintah Indonesia menerapkan berbagai kebijakan untuk tanggap darurat dalam mengatasi
wabah covid-19. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tersebut ada yang tertulis, dan ada pula yang
tidak tertulis, termasuk di dalamnya adalah Surat Keputusan (SK), dan Surat yang berasal dari
pemerintah. Contoh kebijakan tertulis seperti: KEPPRES No. 11/2020 tentang Penetapan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), PERPU Nomor 1 Tahun 2O2O Tentang

https://kolaboratif.pelantarpress.co.id/| 7
KOLABORATIF: Jurnal Isu Sosial dan Tinjauan Kebijakan
Volume 1 (1): 2023
https://doi.org/10.52364/kolaboratif.v1i1.2
Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) dan/atau dalam rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan
Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan; PP Nomor 21 Tahun 2020 Tentang
Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019
(COVID-19), Surat Edaran No. 57/2020 Tanggal 28 Mei 2020 Tentang Perpanjangan Pelaksanaan Kerja
dari Rumah/Work From Home (WFH) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) hingga 4 Juni 2020; Keputusan
Presiden (KEPPRES) No. 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non alam Penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional, dan lain-lain.
Merespon adanya peningkatan perkembangan penyebaran dan penularan Corona, sejak tanggal 17
April 2020 Presiden mengumumkan COVID-19 sebagai bencana nasional melalui KEPPRES No. 12
Tahun 2020. Kasus coronavirus terus mengalami peningkatan jumlah, diperkirakan kurvanya akan
melandai pada akhir tahun 2020. Dengan penatapan status covid-19 menjadi bencana nasional,
pemerintah selanjutnya menetapkan kebijakan yang akan dilakukan selama masa pandemi covid-19, yang
bertujuan untuk menekan angka penyebaran covid-19 di Indonesia. Kini, 2 tahun sudah dunia bertahan
dalam melakukan penurunan angka penyebaran kasus covid-19. Khususnya di Indonesia, pemerintah
Indonesia mengumumkan kasus pertama virus Covid-19 pada 2 Maret 2020 lalu.
Berbagai kebijakan dibuat dan berganti-ganti seiring berjalannya waktu guna menanggulangi
pandemi virus corona. Kini, jelang dua tahun kasus pertama diumumkan, ada beberapa kebijakan yang
baru dan akan diterapkan, dengan tujuan agar angka penyebaran covid -19 ini bisa ditangani. Karena dari
itu, tulisan ini ingin membahas bagaimana kebijakan pemerintah dalam melakukan pencegahan dan
penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia, dan pembaharuan kebijakan pemerintah Indonesia saat
ini.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, menurut Poerwandari penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara,
catatan lapangan, gambar, foto rekaman video dan lain-lain. Metode kualitatif bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan.
Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi didapat setelah melakukan analisis terhadap
kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian. Data yang terhimpun kemudian dianalisis secara
deskriptif kualitatif, prosesnya mulai dari awal hingga akhir untuk menjawab tujuan penulisan, yaitu
dengan cara menarasikan data yang telah dianalisis untuk menjawab tujuan penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sejak 31 Desembar 2019, World Health Organization (WHO) menyatakan munculnya penyakit
baru bernama virus Corona yang berlokasi di Wuhan. Bahkan dalam waktu singkat, virus Corona ini
menyebar luas di China serta menyebar luas ke negara Eropa. Untuk Indonesia sendiri, kasus covid-19 ini
dikonfirmasi masuk 2 Maret 2020, Presiden yang didampingi Menteri Kesehatan Indonesia
mengumumkan adanya 2 kasus baru Covid-19 di Depok. Kemudian tanggal pada tanggal 17 Maret 2020
tanggap darurat Covid 19 diberlakukan di Indonesia. Setelah virus Covid-19 ini merebak dan ditetapkan
menjadi wabah (pandemic) pada awal bulan Maret 2020 sampai sekarang, pemerintah terus melakukan
regulasi dan membuat berbagai macam kebijakan untuk menghadapi serta mengatasi pandemic COVID-
19 ini.
Pada masa awal pandemi, tepatnya beberapa hari sejak kasus pertama positif Covid-19 ditemukan
di Indonesia, pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden No. 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19 sebagai dasar dari pembentukan Gugus Tugas yang berperan sebagai
penanggung jawab penanganan pandemi nasional. Gugus Tugas ini dipimpin oleh Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) dan bertanggung jawab kepada Presiden. Lalu, pada Juli 2020, melalui
Peraturan Presiden No. 82 Tahun 2020, mandat Gugus Tugas diintegrasikan ke dalam Komite Pemulihan
Ekonomi Nasional (KPC-PEN) yang diketuai oleh Kementerian Koordinator (Menko) Bidang
Perekonomian, Airlangga Hartanto. Perubahan ini didasari oleh penambahan satuan yang berfokus pada
pemulihan ekonomi nasional. Melalui integrasi ini, Gugus Tugas bertransformasi menjadi Satuan Tugas
(Satgas) Penanganan Covid-19, salah satu bagian dalam KPC-PEN yang bertugas melakukan
implementasi penanganan Covid-19. Selanjutnya, perubahan komando juga kembali dilakukan ketika
terjadi lonjakan kasus pada Juli 2021. Kala itu, Presiden menunjuk Menko Bidang Kemaritiman dan

https://kolaboratif.pelantarpress.co.id/| 8
KOLABORATIF: Jurnal Isu Sosial dan Tinjauan Kebijakan
Volume 1 (1): 2023
https://doi.org/10.52364/kolaboratif.v1i1.2
Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali yang disaat bersamaan,
Luhut juga menjabat sebagai Wakil Ketua KPC-PEN yang terlibat aktif dalam penentuan kebijakan
pembatasan sosial selama pandemi di Indonesia.
Tidak hanya itu, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah dengan
menyiapkan sejumlah rumah sakit rujukan. Awalnya disiapkan 100 RS pemerintah ditambah menjadi 132
RS pemerintah, 109 RS milik TNI, 53 RS Polri, dan 65 RS BUMN. Akan tetapi, jumlah positif kasus
covid-19 terus bertambah, hingga selanjutnya, Presiden Jokowi menetapkan peraturan tentang
Pembatasan Sosial Berskala Besar melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 tentang
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19. Selain itu,
Presiden juga menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Covid-19. Untuk melindungi masyarakat dari risiko penularan, Pemerintah daerah
yang ingin memberlakukan PSBB di daerahnya harus melalui persetujuan pemerintah pusat. Mekanisme
dan indikator penerapan PSBB di tingkat daerah diatur secara rinci dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 9/2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan
Penanganan Covid-19.
Tidak hanya memberlakukan kebijakan itu saja, pada saat awal pandemi Covid-19 ini menyebar di
Indonesia Pemerintah terus merubah dan menerapkan berbagai kebijakan. Adapun beberapa kebijakan
pemerintah Indonesia dalam penanganan Covid-19 pada awal masa penyebaran di Indonesia, yaitu:

Bidang Kesehatan (senilai Rp 75 triliun)


1. Perlindungan tenaga kesehatan terutama pembelian APD
2. Pembelian alat-alat kesehatan yang dibutuhkan, seperti: test kit, reagen, ventilator, hand sanitizer dan
lain-lain sesuai standar yang ditetapkan Kementerian Kesehatan.
3. Upgrade 132 rumah sakit rujukan bagi penanganan pasien Covid-19, termasuk Wisma Atlet.
4. Insentif dokter (spesialis Rp.15 juta/bulan), dokter umum (Rp.10 juta), perawat Rp.7.5 juta dan tenaga
kesehatan lainnya Rp.5 juta.
5. Santunan kematian tenaga medis Rp. 300 juta.
6. Dukungan tenaga medis, serta penanganan kesehatan lainnya.

Bidang Sosial (senilai Rp 110 triliun)


1. Dukungan logistik sembako dan kebutuhan pokok 25 Triliun.
2. PKH 10 juta KPM, dibayarkan bulanan mulai April (sehingga bantuan setahun naik 25%)
3. Kartu sembako dinaikkan dari 15,2 juta menjadi 20 juta penerima, dengan manfaat naik dari
Rp.150.000 menjadi Rp. 200.000,- selama 9 bulan (naik 33 persen)
4. Kartu Prakerja dinaikkan dari 10 T menjadi 20 triliun untuk bisa mengcover sekitar 5,6 juta pekerja
informal, pelaku usaha mikro dan kecil. Penerima manfaat mendapat insentif pasca pelatihan Rp 600
ribu, dengan biaya pelatihan 1 juta.
5. Pembebasan biaya listrik 3 bulan untuk 24 juta pelanggan listrik 450VA, dan diskon 50% untuk 7 juta
pelanggan 900VA bersubsidi.
6. Tambahan insentif perumahan bagipembangunan perumahan masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR) hingga 175 ribu.

Kebijakan Fiskal dan Insentif Pajak (senilai Rp 70,1 triliun)


1. Relaksasi batas maksimal defisit APBN (sebelumnya sebesar 3%) diberlakukan pada tahun 2020,
2021 dan 2022. Diprediksi defisit APBN tahun ini adalah sebesar 5,07%.
2. PPH 21 pekerja sektor industri pengolahan dengan penghasilan maksimal 200 juta setahun ditanggung
pemerintah 100%.
3. Pembebasan PPH Impor untuk 19 sektor tertentu, Wajib Pajak Kemudahan Impor Tujuan Ekspor
(KITE) dan wajib Pajak KITE Industri Kecil Menengah
4. Pengurangan PPH 25 sebesar 30% untuk sektor tertentu Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE)
dan wajib Pajak KITE Industri Kecil Menengah
5. Restitusi PPN dipercepat bagi 19 sektor tertentu untuk menjaga likuiditas pelaku usaha.
6. Penundaan pembayaran pokok dan bunga untuk semua skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang
terdampak COVID-19 selama 6 bulan.

https://kolaboratif.pelantarpress.co.id/| 9
KOLABORATIF: Jurnal Isu Sosial dan Tinjauan Kebijakan
Volume 1 (1): 2023
https://doi.org/10.52364/kolaboratif.v1i1.2
7. Penurunan tarif PPh Badan menjadi 22% untuk tahun 2020 dan 2021 serta menjadi 20% mulai tahun
2022.
8. Dukungan lainnya dari pembiayaan anggaran untuk mendukung pemulihan ekonomi.
Kebijakan Perdagangan Ekspor-Impor
1. Penyederhanaan larangan terbatas (lartas) ekspor
2. Penyederhanaan larangan terbatas (lartas impor)
3. Percepatan layanan proses ekspor-impor melalui national logistic ecosystem.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) senilai Rp 150 triliun


1. Memberikan stimulus untuk debitur melalui penilaian kualitas kredit sampai 10 Milyar berdasarkan
ketepatan membayar
2. Restrukturisasi untuk seluruh kredit tanpa melihat plafon kredit.
3. Restrukturisasi kredit UMKM dengan kualitas yang dapat langsung menjadi lancar.

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)


1. Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam rangka
Percepatan Penanganan Covid-19 ditetapkan pada 31 Maret 2020. Pemerintah Daerah (Pemda) dapat
melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar untuk satu provinsi atau kabupaten/kota tertentu. PSBB
dilakukan dengan pengusulan oleh gubernur/bupati/walikota kepada Menteri Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2020 tentang Pedoman PSBB dalam rangka Percepatan
Penanganan Covid-19 ditetapkan pada 3 April 2020. Kebijakan PSBB antara lain: 1) Peliburan
sekolah dan tempat kerja; 2) Pembatasan kegiatan keagamaan; 3) Pembatasan kegiatan di
tempat/fasilitas umum; 4) Pembatasan kegiatan sosial budaya; 5) Pembatasan moda transportasi; dan
6) Pembatasan kegiatan lainnya terkait aspek pertahanan dan keamanan.
3. Pada 7 April 2020, Menkes menyetujui PSBB untuk diterapkan di DKI Jakarta. PSBB dilakukan
selama 14 hari. Ojek online dilarang membawa penumpang. Jadwal KRL dievaluasi ulang dan
dikurangi. Di wilayah Jabodetabok, akan dibagikan sembako senilai Rp 200 ribu per keluarga.
Nantinya penerima bantuan akan mendapakan Rp 600 ribu per keluarga yang diberikan selama kurun
waktu 3 bulan.

Bidang Hukum.
1. Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) telah membebaskan 22.158 orang narapidana dan
anak. Sebanyak 15.477 orang di antaranya keluar penjara melalui program asimilasi. Sementara 6.681
orang lainnya menghirup udara bebas melalui program hak integrasi, baik berupa pembebasan
bersyarat, cuti bersyarat, maupun cuti menjelang bebas.

Kebijakan/Fasilitas Lainnya
1. Pemri membangun fasilitas observasi, penampungan, dan karantina untuk mengendalikan infeksi
Covid-19 di Pulau Galang. Kapasitas ini terdiri dari 1.000 tempat tidur. Fasilitas ini siap pada 6 April
2020.
2. Pada 23 Maret 2020, Wisma Atlet Kemayoran diresmikan menjadi rumah sakit darurat Covid-19.
Fasilitas ini dilengkapi dengan lab, farmasi, dan peralatan medis portable. Fasilitas ini mampu
menampung sampai dengan 3.000 tempat tidur.

Berbagai kebijakan dibuat dan berganti-ganti seiring berjalannya waktu guna menanggulangi
pandemi virus corona. Kini, setelah dua tahun dari kasus pertama diumumkan, ada beberapa kebijakan
yang baru dan akan diterapkan di Indonesia. Satgas Penanganan COVID-19 telah menindaklanjuti arahan
Presiden Joko Widodo terkait pembaharuan kebijakan dengan menerbitkan 4 Surat Edaran (SE) terkait
penanganan COVID-19 yang mulai berlaku 8 Maret 2022, yaitu:
1. SE Satgas No. 11 Tahun 2022 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dalam Masa
Pandemi; Tidak diperlukannya hasil negatif pemeriksaan COVID-19 untuk bepergian bagi PPDN
yang telah divaksin dosis kedua/ketiga dengan bukti sertifikat vaksin. Diwajibkan melampirkan hasil
negatif COVID-19 baik berupa hasil tes antigen maksimal 1x24 jam atau hasil test RT-PCR
maksimal 3x24 sebelum keberangkatan bagi PPDN yang baru divaksin dosis pertama dan bagi

https://kolaboratif.pelantarpress.co.id/| 10
KOLABORATIF: Jurnal Isu Sosial dan Tinjauan Kebijakan
Volume 1 (1): 2023
https://doi.org/10.52364/kolaboratif.v1i1.2
PPDN yang karena kondisi kesehatan khusus atau penyakit komorbid tertentu tidak dapat
divaksinasi.
2. SE Satgas No. 12 Tahun 2022 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Luar Negeri Dalam Masa
Pandemi COVID-19; Pemberlakuan kewajiban pemantauan kesehatan selama 1x24 jam untuk PPLN
yang sudah divaksin dosis kedua/ketiga. Kewajiban tes ulan Covid-19 tetap berlaku baik entry test di
pintu kedatangan secara terpusat, maupun dihari ketiga secara mandiri setelah menyelesaikan
pemantauan kesehatan. Serta penetapan durasi karantina 7x24 jam untuk PPLN yang telah menerima
vaksin dosis pertama dan PPLN yang tidak dapat divaksinasi akibat kondisi kesehatan.
3. SE Satgas No. 13 Tahun 2022 tentang Protokol Kesehatan Pelaku Perjalanan Luar Negeri Khusus
Pintu Masuk Bali, Batam, dan Bintan dalam Masa Pandemi COVID-19; Tidak diberlakukannya
kewajiban karantina dan pemantauan kesehatan secara mandiri maupun terpusat bagi PPLN yang
masuk ke wilayah Indonesia melalui titik masuk di Batam, Bintan, dan Bali. Sudah tidak berlaku lagi
kewajiban melakukan test COVID-19 sebelum memasuki tiap tempat dalam kawasan bubble
maupun exit test untuk menyelesaikan perjalanan. Penyelenggaraan kegiatan resmi berskala
internasional di Bali, Batam, dan Bintan merujuk kepada protokol kesehatan sistem bubble yang
telah diterapkan pada Rangkaian Kegiatan Pertemuan G20 di Indonesia sesuai SE Satgas Nomor 6
Tahun 2022.
4. SE Satgas No. 14 Tahun 2022 tentang Protokol Kesehatan Sistem Bubble Pada Kegiatan MotoGP
2022 di Mandalika Dalam Masa Pandemi COVID-19; Bagi penonton yang tergolong PPDN, tidak
wajib testing jika sudah divaksin kedua/ketiga. Penonton yang tergolong PPLN wajib meneyertakan
hasil negatif RT-PCR maksimal 2x24 jam sebelum keberangkatan dari wilayah asalnya serta wajib
melakukan entry test (RT-PCR). Syarat memasuki venue acara adalah telah divaksin kedua/ketiga.

KESIMPULAN
Virus Covid-19 telah melanda dunia dan Indonesia selama 3 tahun lamanya. Ada banyak regulasi
kebijakan pemerintah untuk menangani dan menekan angka penyebaran virus Covid-19 ini. Kebijakan –
kebijakan ini terus berubah dan bahkan bertambah. Bagi pemerintah hal ini dilakukan agar sesuai dengan
masyarakat dan dapat menekan laju positif. Meskipun begitu di masa awal pandemi, pelibatan para ahli
kesehatan seperti epidemiolog dalam pergantian komando juga terbilang rendah, sehingga pendekatan
penanganan pandemi minim perspektif keilmuan medis. Tidak hanya itu, pergantian komando tersebut
juga memunculkan perubahan-perubahan kebijakan yang menyulitkan penyesuaian.
Kebijakan pemerintah untuk mencegah penyebaran penularan virus Covid-19 agar tidak menyebar
luas di dalam masyarakat, tidak akan berjalan efektif jika pemerintah tidak menyiapkan informasi yang
akurat terkait sumber dan penyebaran virus Covid-19 serta penanganannya. Yang jauh lebih penting
adalah pemerintah selaku pemimpin dan pembuat kebijakan, harusnya menyiapkan skema kebijakan
perlindungan sosial yang tidak hanya untuk para golongan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial tetapi
juga semua golongan kelas sosial dalam masyarakat. Selama pemerintah dapat menyiapkan susunan
kebijakan yang baik untuk mencegah dan mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh virus Covid-19
kepada masyarakat, maka sejauh itu pula pemerintah akan dianggap berhasil menjalankan fungsinya.

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2022. Dua Tahun Pandemi: Refleksi Kebijakan Penanganan Covid-19 di Indonesia. Diakses di :
https://www.tifafoundation.id/ulasan/dua-tahun-pandemi-refleksi-kebijakan-penanganan-covid-19-
di-indonesia/.

Bambang Margono dkk.2003. Pembaharuan Perlindungan Hukum. Jakarta: Inti Ilmu.

Darmin Tuwu. 2020. Kebijakan Pemerintah Dalam Penanganan Pandemi Covid-19. Journal Publicuho.
ISSN 2621-1351 (online), ISSN 2685-0729 (print). Volume 3 Number 2.

E. Ktisti Poerwandari. 1998. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian. Jakarta : Lembaga Pengembangan
dan Pengukuran Psikologi. Fak. Psikologi UI.

https://kolaboratif.pelantarpress.co.id/| 11
KOLABORATIF: Jurnal Isu Sosial dan Tinjauan Kebijakan
Volume 1 (1): 2023
https://doi.org/10.52364/kolaboratif.v1i1.2
Indra jaya. 2021. Penguatan Sistem Kesehatan dalam Pengendalian COVID-19. Diakses di :
http://p2p.kemkes.go.id/penguatan-sistem-kesehatan-dalam-pengendalian-covid-19/.

Keputusan Presiden (KEPPRES) No. 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana NonalamPenyebaran
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional.

Kementrian Luar Negeri Indonesia. 2020. Kebijakan Pemerintah Republik Indonesia Terkait Wabah
Covid-19. Diakses Di : https://kemlu.go.id/brussels/id/news/6349/kebijakan-pemerintah-republik-
indonesia-terkait-wabah-covid-19.
Kemenparekraf/Baparekraf. 2022. Pembaharuan Kebijakan terkait Penanganan Covid-19. Diakses di :
https://pedulicovid19.kemenparekraf.go.id/pembaharuan-kebijakan-terkait-penanganan-covid-19/.

Muhyiddin. 2020. Covid-19, New Normal dan Perencanaan Pembangunan di Indonesia. The Indonesian
Journal of Development Planning. Volume IV No. 2. Diakses di :
https://journal.bappenas.go.id/index.php/jpp/article/view/118/89.

Neuman, W. L. 2006. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches. 6Th Edition.
Pearson Education, Inc.

Nugrohu, Riant D. 2003. Kebijakan Publik Evaluasi, Implementasi, dan Evaluasi. Jakarta : Elex Media
Komputindo.

Pemerintah Kabupaten Kendal. Kenalan dengan covid-19. Diakses di :


https://corona.kendalkab.go.id/berita/profil/kenalan-dengan-covid-19 .

Pittara. 2022. Virus Corona. Diakses di : https://www.alodokter.com/virus-corona.

R. Thomas Dye, Horn Meter. 1987. Under Standing Public Police. USA : Pentice Hall, Inc, Englewood
Cliffs.

William C. Frederick, Keith Davis and James E. Post. 1998. Business and Siciety, Coeporate Strategy,
Public Policy, Ethics, Sixth Edition. New York : McGraw-Hill Publishing Company.

William N. Dunn. 1994. Public Policy Analysis : An Introduction. New Jersey : Prentice Hal, inc.
Terjemahan ISIPOL. 2003. Yogyakarta: Gajak Mada University Press.

Xu K, Chen Y, Yuan J, Yi P, Ding C, Wu W, et al. 2020. Factors associated with prolonged viral RNA
shedding in patients with COVID-1.

https://kolaboratif.pelantarpress.co.id/| 12

Anda mungkin juga menyukai