Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KEBIJAKAN UPAYA PREVENTIF PENYEBARAN VIRUS

COVID-19 HARI LEBARAN DI KABUPATEN KENDAL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Kebijakan Kelas 1

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Kismartini, M.Si.

Disusun oleh :

Achmad Muchlis Adi Susilo

14020120130154

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Covid-19 merupakan virus yang mengakibatkan infeksi pada saluran
pernafasan dengan disertai penyakit lain seperti demam, flu, anosmia, dan badan
lemas. Covid-19 ini sudah menyebar diberbagai negara sehingga banyak warga
dunia yang tertular virus ini.

Kondisi saat ini covid-19 sudah menjadi pandemi karena di berbagai


negara oleh karena itu virus ini tidak dapat di sepelakan karena akan sangat
berbahaya dan mematikan apabila orang yang terinfeksi menderita penyakit
bawaan lainnya. Penularannya yang sangat cepat dan juga massif menyebabkan
World Health Organization (WHO) menetapkannya sebagai pandemi, dan
menjadi permasalahan dunia.

Kasus covid-19 pertama di Indonesia sendiri dapat dideteksi pada 17


Maret 2020 dengan menginfeksi dua orang yang mempunyai riwayat perjalanan
ke daerah yang terjangkit. Setiap hari kasus covid-19 di Indonesia semakin
melonjak tajam bahkan sudah menyebar di 34 provinsi yang ada di Indonesia.
Bahkan provinsi jawa tengah menempati peringkat ke-5 dengan kasus covid
tertinggi pada 30 Mei 2020.

Kabupaten Kendal yang memiliki penduduk sekitar 1,01 juta jiwa, pada
senin 4 April 2022 jumlah kasus covid sebanyak 21.247 kasus, dengan 20.002
jiwa sembuh, 323 dirawat, dan 949 meninggal dunia. Mayoritas naiknya kasus
covid-19 di berbagai daerah di Indonesia disebabkan karena mobilitas masyarakat
secara masif seperti pada saat libur hari raya lebaran, libur natal dan tahun baru,
dan libur-libur panjang lainnya.

Mudik disaat libur lebaran merupakan sebuah tradisi di Indonesia yang


dilakukan masyarakat setiap tahunnya dengan pulang ke kampung asal mereka
tinggal, mengunjungi orang tua ataupun saudara dan mengobati rindu, hal ini
karena banyak nya masyarakat di pedesaan yang merantau ke luar daerah atau ke
kota besar, untuk mencari pekerjaan atau mencoba peruntungan yang lebih baik
dengan hidup di kota. Dikarenakan sudah menjadi tradisi tiap tahun maka banyak
masyarakat yang seakan mewajibkan mudik disaat libur lebaran.

Setelah pandemi covid1-19 pemerintah mencegah masyarakat untuk


melakukan mudik lebaran, dalam rangka untuk menekan penyebaran covid-19,
kebijakan ini tidak hanya mengatur transportasi darat saja akan tetapi juga laut
dan udara. Dengan Surat Edaran Nomor 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik
Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah dan Upaya Pengendalian Penyebaran
Corona Virus Disease 19 selama bulan suci Ramadan 1442 Hijriah.

Pemberlakuan ini wajib dipatuhi mulai dari tanggal 6 Mei sampai dengan
17 Mei 2021. Dan bagi masyarakat yang melanggar akan dikenai hukuman yaitu
denda uang Rp100.000.000,- dan penjara paling lama 1 (satu) tahun. Hal ini
dilakukan karena pada libur lebaran tahun 2020 dapat menyebabkan melonjaknya
kasus covid-19 perhari yaitu sebanyak 600 kasus.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah kebijakan larangan mudik sudah berjalan dengan baik
sehingga dapat menekan penyebaran covid-19 di Jawa Tengah?
1.3. Tujuan Analisis Kebijakan
Untuk memberikan rekomendasi dari kebijakan larangan mudik pada saat
lebaran disaat pandemi covid-19.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Analisis Kebijakan

Menurut W. Dunn analisis kebijakan merupakan sebuah aktivitas intelektual


dan praktis yang dilakukan dengan tujuan menciptakan, menilai dengan kritis,
mengkomunikasikan pengetahuan tentang proses sebuah kebijakan. Analisis
kebijakan merupakan sebuah ilmu yang menggunakan metode pengkajian
argumentasi, dan debat politik. Analisis kebijakan dilakukan dalam proses
politik dengan maksud untuk membangun elite teknokrasi. Dalam melakukan
analisis kebijakan publik, maka terdapat tahapan tahapan yang dapat
dilakukan, hal ini tentu akan mempermudah seorang analis untuk merumuskan
sebuah alternatif kebijakan. Menurut Brigman & Davis (dalam Badjuri &
Yuwono, 2003). Tahapan dalam analisis antara lain :
1. Memformulasikan Masalah Kebijakan
Tahapan ini merupakan tahap paling penting dalam proses kebijakan,
apabila tidak dilakukan dengan tepat dan komperhensif maka kebijakan
tidak dapat diimplementasikan di dalam masyarakat dan tidak
memecahkan masalah yang ada
2. Menentukan Tujuan dan Sasaran
Menentukan tujuan dan sasaran penting karena akan menentukan
implemenasi kebijakan, dan evaluasi.
3. Mengidentifikasi Parameter Kebijakan
Melakukan pengujian terhadap kebijakan atau alternatif kebijakan dengan
indikator indikator yang relevan dengan kondisi di dalam masyarakat.
4. Mencari alternatif kebijakan
Mengumpulkan berbagai data dan informasi sehingga dapat diidentifikasi
respon masyarakat terhadap kebijakan. Dalam mencari alternatif bisa
dilakukan dengan studi Pustaka, berdiskusi denganpakar dan ahli.
5. Memutuskan alternatif-alternatif pilihan
Merupakan tahapan akhir dari proses kebijakan, setelah produk kebijakan
direkomendasikan dan di arahkan ke penentu kebijakan.

Berikut adalah analisis yang diperoleh dari studi Pustaka yang dilakukan :

1. Memformulasikan Masalah Kebijakan

Mudik atau pulang kampung merupakan tradisi di Indonesia dari tahun ke


tahun, bertemu dengan keluarga di kampung halaman, dan juga bersilaturahmi
secara langsung, pada sebelum tahun 2019 tradisi mudik bisa dilakukan oleh
masyarakat di Indonesia dengan mudah tanpa ada halangan ataupun larangan dari
pemerintah, akan tetapi pada tahun 2020 dengan merebaknya pandemi virus
covid-19 di Indonesia menyebabkan pemerintah bertindak dengan
memberlakukan beberapa regulasi atau kebijakan kebijakan yang bisa
menghentikan penyebaran vitus covid-19 ini. Salah satu nya adalah dengan
kebijakan larangan mudik di tahun 2020. Hari raya lebaran pada tahun 2020
sedikit berbeda dengan beberapa tahun kebelakang dikarenakan pemerintah
menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktifitas mudik ataupun pulang
kampung dengan alasan dapat menularkan virus ke berbagai daerah tujuan dari
para pemudik. Hal ini relevan dengan data yang menunjukan bahwa peningkatan
kasus covid-19 di Indonesia meningkat pada saat mobilitas masyarakat tinggi
seperti pada saat libur panjang dan juga hari raya agama.

Berdasarkan peraturan dari Kementrian Perhubungan yang telah


diresmikan, pada Permenhub No. 25 Tahun 2020 mengenai pengendalian
transporatsi guna mencegah penyebaran kasus Covid-19. Dengan kebijakan ini
masyarakat diwajibkan untuk patuh mengikuti peraturan, demi untuk memutus
rantai penyebaran covid-19. Peraturan larangan mudik ini juga dilanjutkan pada
libur lebaran tahun 2021. Masyarakat tidak mematuhi peraturan dengan nekat
melakukan mudik lebaran dengan melakukan mudik sebelum peraturan
diberlakukan oleh pemerintah, dan juga banyak pemudik yang melakukan
perjalanan mudik melewati jalan tikus sehingga tidak melewati pos-pos penjagaan
pihak berwajib. Dikarenakan hal-hal tersebut pada kebijakan larangan mudik di
tahun 2021 pemerintah memberlakukan pengetatan perjalanan yang berlaku pada
tanggal 22 April-5 Mei dan 18-24 Mei 2021. Ketentuan larangan mudik ini
tercantum pada Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun
2021.

2. Menentukan Tujuan dan Sasaran

Kebijakan pemerintah mengenai larangan mudik pada saat libur lebaran ini
memiliki tujuan untuk memutus rantai penyebaran covid-19. Mobilitas
masyarakat yang tinggi pada saat liburan menjadi latar belakang naiknya kasus
covid-19 di Indonesia hal ini disadari oleh pemerintah, beberapa tujuan dari
pelarangan mudik ini adalah :

a. Mengurangi mobilitas masyarakat sehingga penyebaran covid-19


tidak terlalu melonjak.
b. Menyelesaikan pandemi covid-19 di Indonesia.
c. Mengurangi resiko penularan covid-19 dengan kebijakan dirumah
saja
3. Mengidentifikasi Parameter Kebijakan

Kebijakan pelarangan mudik ini dilakukan untuk mencegah masalah yang


akan muncul setelah libur lebaran, ataupun masalah yang akan muncul saat mudik
libur lebaran. Maka harus segera diformulasikan. Dalam perumusan kebijakan
larangan mudik terdapat beberapa faktor yang akan mempengaruhi implementasi
dari kebijakan tersebut, mulai dari faktor sosial hingga faktor ekonomi.

Faktor ekonomi disaat libur mudik lebaran adalah adanya perputaran uang
yang begitu besar hal ini dipacu oleh perilaku konsumtif dari masyarakat pada
saat lebaran, mayoritas masyarakat menganggap bahwasannya lebaran merupakan
kemenangan, sehingga masyarakar banyak berbelanja kebutuhan lebaran seperti
pakaian baru, hampers lebaran, angpao, dan kebutuhan lainnya. Apabila
implementasi kebijakan larangan mudik ini dilakukan maka masyarakat yang
semula akan membelanjakan uang mereka menjadi lebih memilih untuk
menabungnya karena mereka tidak bisa merayakan lebaran bersama dengan
keluarga besar mereka atau pulang kampung. Hal ini akan menghambat sektor
sektor usaha masyarakat atau UMKM dan juga sektor transportasi, banyak
masyarakat yang kehilangan mata pencaharian ataupun di Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK) secara sepihak.

Dampak sosial yang ditimbulkan adalah menambahkan pengangguran


akibat dari PHK, dan juga masyarakat yang tidak bisa melakukan mudik lebaran
secara langsung beraling menggunakan platform digital yaitu dengan
bersilaturahmi secara daring (dalam jaringan) dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi, bisa menggunakan telepon ataupun video call.

4. Mencari Alternatif Kebijakan


a. Deskripsi Alternatif

Jawa tengah menjadi tempat tujuan para pemudik terbanyak pada tahun 2020 dan
2021, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah jawa tengah untuk mencegah
para pemudik untuk memasuki Kawasan jawa tengah.

Berdasarkan data pengamatan beberapa alternatif kebijakan yang dapat dilakukan


oleh pemerintah jawa tengah untuk mengurangi datang atau perginya pemudik kea
tau dari jawa tengah antara lain :

a. Operasi Candi

Operasi keselamatan candi dilakukan dengan mendirikan pos pos


penjagaan di jalur jalur yang sering dilewati oleh pemudik, pendirian pos polisi ini
sebaiknya dilakukan secara besar besaran, bukan hanya di jalan jalan besar antar
provinsi dan juga jalan tol, akan tetapi juga dilakukan di berbagai jalur tikus yang
bisa dilewati oleh pemudik yang nakal tetap pulang kampung menuju atau pergi
dari atau ke jawa tengah. Pemerintah bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk
mencegah mobilitas masyarakat secara besar besar an, hal ini juga mencegah
meluas nya penyebaran covid-19.

b. Vaksinasi Masyarakat Secara Masif

Pemerintah melakukan vaksinasi secara besar besar kepada masyarakat,


hal ini dapat dilakukan dengan mendirikan sentra vaksin di kecamatan kecamatan
di jawa tengah, apabila mayoritas masyarakat sudah divaksin maka akan tercipta
kekebalan tubuh, sehingga masyarakat tidak mudah untuk tertular covid-19,
apabila program vaksinasi ini sudah dilakukan secara masif maka pemerintah
tidak perlu melakukan kebijakan larangan mudik.
c. Mudik dengan syarat

Para calon pemudik diharuskan sudah melakukan vaksin dosis ke 3 (tiga) atau
booster, seperti yang dianjuran dari Kementrian Kesehatan (KEMENKES)
melalui Surat Edaran Nomor HK.02.02/II/2252/2022 tentang vaksinasi Covid-19
dosis lanjutan booster. Hal ini dilakukan karena hasil studi menemukan bahwa
antibodi penerima vaksin dosis lengkap menurun setelah 6 (enam) bulan, sehingga
untuk meningkatkan perlindungan individu maka dilakukan vaksinasi dosis ke 3
(tiga). Atau calon pemudik melakukan tes PCR sebelum melakukan perjalan
pulang kampung baik melalui kendaraan pribadi atau pun kendaraan umum
seperti pesawat, kapal, atau bus dan travel.

d.

Anda mungkin juga menyukai