Anda di halaman 1dari 6

PENYEBARAN VIRUS CORONA

BERDAMPAK PADA KRISIS EKONOMI DUNIA DAN INDONESIA

Kelompok 2 Mata Kuliah Ilmu Negara Kelas A 2021

Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, Indonesia

Abstract

Covid-19 has hit many countries in the world, including Indonesia. The Covid-19 outbreak has become
a global problem as well as a domestic problem in a country. Covid-19 originated in the Wuhan area,
China. The Covid-19 outbreak is very fast and deadly because it is easy for infection through physical
contact to be transmitted through the mouth, eyes, and nose. The existence of the COVID-19 pandemic
has brought changes in the world with various unimaginable challenges. Social activities are prohibited
and temporarily suspended, the economy weakens, transportation services are reduced, strictly
regulated, tourism is closed, street vendors, mobile retailers and MSMEs have decreased income.
economy by using relevant reference research methods and the results show that this virus is very
disturbing stability in the global economic sector.

Keywords : Covid-19, Global Economic, Indonesia

Abstrak

Covid-19 melanda banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. Wabah Covid-19 telah menjadi
masalah global sekaligus masalah domestik di suatu negara. Covid-19 berasal dari wilayah Wuhan,
China. Wabah Covid-19 sangat cepat dan mematikan karena mudahnya infeksi melalui kontak fisik
ditularkan melalui mulut, mata, dan hidung. Adanya pandemi COVID-19 telah membawa perubahan
di dunia dengan berbagai tantangan yang tidak terbayangkan. Kegiatan sosial dilarang dan dihentikan
sementara, ekonomi melemah, layanan transportasi berkurang, diatur dengan ketat, pariwisata
ditutup, pedagang kaki lima, pengecer keliling dan UMKM mengalami penurunan pendapatan.Jurnal
ini dibuat oleh penulis dengan bertujuan untuk memaparkan permasalahan akibat Virus Covid-19 di
sektor ekonomi dengan menggunakan metode penelitian referensi yang relevan dan didapatkan hasil
bahwa Virus ini sangat mengganggu stabilitas di sektor ekonomi global.

Kata Kunci : Covid-19, Ekonomi Global, Indonesia


Pendahuluan

Coronavirus Disease 2019 atau Coronavirus Disease-19 (Covid-19) adalah penyakit


infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh sejenis virus corona. Nama lain penyakit ini
adalah Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV2). Organisasi
internasional di bidang kesehatan, World Health Organization, telah menyatakan Virus
corona (Cov) dapat menginfeksi saluran pernapasan manusia. Nama ilmiah dari virus ini
adalah Covid-19. Covid-19 dapat memiliki efek seperti flu ringan hingga berat, atau lebih
parah dari MERS-CoV dan SARS-CoV. (Arianto, 2021)

Kasus pertama Covid-19 dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei, China pada Desember
2019. Data awal menunjukkan bahwa 66% pasien Covid-19 ini berasal dari salah satu pasar
seafood atau live market di daerah Wuhan. Sample dari beberapa pasien diteliti oleh para ahli
dengan hasil yang menunjukkan adanya infeksi coronavirus. World Health Organization
mengatakan bahwa sebelumnya virus ini belum bisa ditentukan apakah bisa melalui manusia
satu ke manusia yang lain. Jumlah kasuspun semakin bertambah seiring berjalannya waktu.
Lalu, terdapat tambahan 15 kasus petugas medis yang tertular oleh salah satu pasien.
Akhirnya penyakit ini dikonfirmasi dapat menular dari manusia satu ke manusia yang lain.
Hingga saat ini virus Covid-19 dengan cepat masih menyebar seiring dengan penelitian yang
juga terus berlanjut. (Yuliana, 2020)

Pandemi Covid-19 ini tentunya berdampak sangat luas terhadap krisis ekonomi
global sepanjang awal tahun 2020 hingga saat ini. Perekonomian di sebagian besar negara di
dunia mengalami pertumbuhan yang negatif bahkan resesi. Hal ini adalah salah satu isu
terkini dan oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas berbagai dampak dari Covid-19
terhadap perekonomian dunia.

Metode Penelitian

Tulisan ini dibuat dengan menggunakan metode penelitian referensi yang relevan
dari berbagai sumber, kemudian sumber-sumber tersebut diringkas dan dijadikan satu
menjadi sebuah bahan bacaan.

Hasil dan Pembahasan

Covid-19 yang mengerikan ini berhasil menekan pasar modal berbagai negara. Virus
ini memiliki dampak yang begitu signifikan terhadap tingkat keputusan investasi yang dibuat
oleh beberapa investor, dan dampaknya dianggap sangat signifikan. Virus corona juga
membuat panik kondisi mental investor dan memberikan tekanan besar pada pasar saham
global. (Ruhamak & Syai’dah, 2018) Di Negara Indonesia sendiri tentu saja penurunan ini
tidak terlepas dari sentimen investor bahwa pemerintah Indonesia saat itu tidak menganggap
serius terhadap penanganan Covid-19, dan ketika krisis kesehatan ini terjadi lalu sentimen
tersebut hadir, investor lebih memilih untuk menarik dana dari pasar modalnya. Oleh karena
itu, harga saham secara alami akan turun. Pandemi Covid-19 berdampak besar pada investasi,
dan orang-orang pun menjadi sangat berhati-hati dalam membeli dan bahkan berinvestasi
dalam barang. Pandemi ini juga berdampak besar pada proyeksi pasar. Investor cenderung
tidak berinvestasi karena adanya perubahan asumsi pasar. Di sektor investasi, China adalah
salah satu negara yang memiliki dan berinvestasi di Indonesia. Pada 2019, realisasi investasi
langsung dari China adalah yang terbesar kedua setelah Singapura. Misalnya, investasi
senilai $5 miliar dari China di Sulawesi, salah satu wilayah Indonesia, sedang dalam proses
pelaksanaan, tetapi investasi tersebut ditunda karena pekerja dari China masih berjuang
untuk mencapai Indonesia.

Sektor ekonomi di kawasan Asia-Pasifik akan mengalami resesi panjang karena


pandemi ini menyebar lebih jauh ke berbagai belahan dunia. Negara-negara yang terancam
pandemi ini antara lain Australia, Hong Kong, Singapura, Jepang, Korea Selatan, dan
Thailand. Pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi China diperkirakan akan melambat dari
awalnya 5,7% menjadi 4,8%. Negara-negara di sektor pariwisata, seperti Hong Kong,
Singapura, Thailand, dan Vietnam, menyumbang 10% dari produk domestik bruto (PDB) dan
tentu saja berdampak negatif terhadap perekonomian akibat pandemi ini. Dampak ekonomi
dari pandemi ini cukup signifikan di beberapa negara. Selain China, Korea Selatan juga salah
satu negara yang terkena imbas ekonominya. Pertumbuhan ekonomi di negeri ginseng itu
awalnya diperkirakan tumbuh sebesar 2,1% pada kuartal pertama, namun akan turun sekitar
0,4 poin. Pertumbuhan ekonomi di Thailand dan Taiwan juga mengalami pertumbuhan
ekonomi terendah dalam hampir setengah tahun dan diperkirakan mencapai 0,2% dan 1,3%
pada kuartal ini. Sementara itu, Direktur Bank Dunia memprediksi ekonomi Indonesia akan
melemah hingga kurang dari 5% pada kuartal pertama tahun 2020. Dampak ekonomi dari
Covid-19 akan menutup usaha sekitar 24 juta orang di Asia Timur dan Pasifik. Bank Dunia
juga memperkirakan bahwa hampir 35 juta orang akan tetap berada dalam kemiskinan.
Bahkan, Bank Dunia memperkirakan jumlah orang yang berada dalam kemiskinan ekstrem
akan mencapai 922 juta di seluruh dunia. Jika strategi pencegahan yang tepat untuk
menghadapi pandemi ini tidak diterapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat,
seperti yang diprediksi oleh Menteri Keuangan Indonesia. Pertumbuhan ekonomi akan turun
menjadi 2,5%-0%. (Yamali & Putri, 2020)

Pada 10 April 2020, Indonesia terlibat dalam perang melawan Covid-19. Pemerintah
pun memberlakukan Pembatasan Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.
Akibatnya, perekonomian merosot. (Zhou et al., 2020) Pada Pasal 5 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1984 mengatur tentang Wabah Penyakit Menular (UU
No. 4-1984) yaitu penyelidikan epidemiologi; pemeriksaan, pengobatan, perawatan,
karantina Perawatan jenazah karena wabah; penyuluhan; dan langkah-langkah lainnya.
(Michael, 2020) Berdasarkan peraturan tersebut pemerintah diharap lebih memperhtikan
terhadap kebijakan baru kepada yang terkena dampak Covid-19, seperti arah kebijakannya
(kebijakan alokasi): kelompok usaha yang membutuhkan banyak orang, kelompok buruh
harian lepas, dll. Serta mengalokasikan input dan sumber daya yang memenuhi syarat untuk
kelompok penjual, pengusaha, pekerja yang terkena PHK, petani, orang miskin, dll. Dengan
kondisi seperti ini, bisa dipahami bahwa pemerintah tidak berani melakukan “lockdown”
karena dapat menimbulkan resiko bencana ekonomi, yang otomatis berdampak pada
dampak sosial lainnya.
Covid-19 ini juga mengurangi peluang untuk menghasilkan pendapatan harian,
termasuk memberlakukan PHK dalam jumlah besar. Dan jumlah ini diyakini akan meningkat
selama pandemi ini. Sebuah cara "stay at home" telah dikeluarkan yang secara otomatis
memiliki dampak signifikan pada pendapatan dari kehidupan sehari-hari, secara signifikan
membatasi kegiatan ekonomi dan tentu memberikan dampak lainnya. Langkah tersebut
ternyata telah menciptakan 5,2 juta pengangguran baru, seiring dengan penumpukan pekerja
yang terkena dampak PHK dan beberapa perusahaan kecil yang bangkrut. Situasi ini juga
secara otomatis mempengaruhi daya beli masyarakat yang menurun secara signifikan. Oleh
karena itu, konsep kebijakan strategis (survival) harus diciptakan pemerintah di tengah
pandemi Covid-19 agar daya beli masyarakat tetap terjaga dengan baik. (eri Kurniawansyah
HS*, Amrullah, M. Salahuddin, Muslim, 2020)

Indonesia sendiri telah memberlakukan kebijakan pembatasan untuk bepergian antar


negara di zona merah selama pandemi Covid-19 dengan tujuan untuk memutus mata rantai
infeksi Covid-19. Langkah ini mengikuti kebijakan yang sudah diterapkan oleh beberapa
negara. Beberapa maskapai penerbangan dapat membatalkan penerbangan dan beberapa
maskapai terpaksa melanjutkan penerbangan meskipun sebagian besar kursi pesawat tidak
terisi untuk memenuhi hak pelanggan. Kebijakan pembatasan ini memengaruhi jadwal
penerbangan. Karena meningkatnya penyebaran Covid-19, sebagian besar pelanggan juga
membatalkan pesanan tiket penerbangannya. Situasi ini memaksa pemerintah untuk
mengambil langkah dan kebijakan dengan memberikan diskon kepada para pemudik ke
berbagai daerah di Indonesia. Sebagian besar negara Eropa juga membuat kebijakan atau
aturan yang mewajibkan semua maskapai penerbangan menggunakan kurang lebih 80%
kuotanya untuk penerbangan yang beroperasi di luar benua Eropa agar tidak kehilangan
kuota dari maskapai pesaing. Kebijakan pembatasan perjalanan ke negara-negara yang
berada di zona merah Covid-19 tidak hanya diterapkan oleh Indonesia, tetapi juga oleh
negara-negara seperti Australia, China, Rusia, Italia, dan Singapura. (Arianto, 2021)

Dampak Covid-19 terhadap sektor pariwisata juga tidak luput dari ancaman. Menurut
data yang dihimpun Badan Pusat Statistik, jumlah wisatawan asing asal China yang tiba di
Indonesia pada 2019 mencapai 2,07 juta atau 12,8% dari total wisatawan pada 2019. Pandemi
Covid 19 akan mengurangi jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia. Sektor penunjang
pariwisata, restoran, hotel, dan retailer juga terkena imbas dari pandemi Covid-19.
Keuntungan hotel turun hingga 40%. Hal ini mempengaruhi operasional hotel dan
mengancam kelangsungan usaha. Penurunan wisatawan asing juga berdampak pada
pendapatan rumah makan dan rumah makan yang pelanggannya lebih dominan turis asing.
(Arianto, 2021)

Di tengah pandemi Covid-19, Bank Indonesia berupaya menjaga perekonomian


Indonesia yang saat ini sedang tidak stabil. Perekonomian Indonesia mengalami penurunan
sebesar 5% akibat pandemi ini, namun jika pandemi masih berlangsung lama akan terus
menurun. Selain itu, indeks saham turun tajam sehingga menyebabkan beberapa BUMN
mengalami kerugian pada tahun ini. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa
mencapai 2,5% jika pandemi Covid-19 berkepanjangan.
Kesimpulan

Pada tahun 2020, Covid-19 membuktikan bahwa selain masalah kesehatan, virus ini
juga dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi di dalam negeri, bahkan dalam skala
global. Virus corona telah berdampak besar pada sektor ekonomi beberapa negara di dunia.
Perlambatan ekonomi global saat ini berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi
Indonesia.

Dari uraian tersebut diatas, penulis menyimpulkan bahwa Covid-19 juga berdampak
pada perekonomian di Indonesia, diantaranya: (1) sulitnya mencari pekerjaan; (2) banyak
karyawan yang sudah bekerja terpaksa harus di rumahkan tanpa digaji sampai batas yang
belum diketahui; (3) Timbulnya kejahatan di beberapa daerah; (4) Negara mengalami
kerugian yang sangat besar.

Ucapan Terima Kasih

Segala puji hanya milik Tuhan yang maha esa, berkat limpahan rahmat-Nya penulis
mampu menyelesaikan tugas jurnal ini guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Negara.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi, namun
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan dan bimbingan orang tua serta Tomy Michael, S.H., M.H, selaku dosen mata kuliah
Ilmu Negara sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.

Jurnal ini disusun agar pembaca dapat memperluas wawasan Penyebaran Virus
Corona Berdampak pada Krisis Ekonomi Dunia dan Indonesia yang penulis sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi dan berita. Jurnal ini
penulis susun dengan berbagai rintangan baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya jurnal ini dapat terselesaikan

Semoga jurnal ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas 17 Agustus
1945 Surabaya. Penulis sadar bahwa jurnal ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengampu, penulis meminta masukannya demi
perbaikan pembuatan jurnal penulis di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca.
Daftar Pustaka

Arianto, B. (2021). Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Perekonomian Dunia. Jurnal


Ekonomi Perjuangan, 2(2), 212–224. https://doi.org/10.36423/jumper.v2i2.665

Eri Kurniawansyah HS*, Amrullah, M. Salahuddin, Muslim, S. N. (2020). Konsep Kebijakan


Strategis Dalam Menangani Eksternalitas Ekonomi Dari Covid - 19 Pada Masyarakat
Rentan Di Indonesia. Indonesian Journal of Social Sciences and Humanities, Vol. 1 No.(2), 130–
139. file:///C:/Users/User/Downloads/fvm939e.pdf

Michael, T. (2020). Hukum Tata Negara Darurat Corona Di Indonesia. Mimbar Keadilan, 13(2),
163–172. https://doi.org/10.30996/mk.v13i2.3468

Ruhamak, M. D., & Syai’dah, E. H. (2018). Pengaruh Word Of Mouth, Minat Konsumen Dan
Brand Image Terhadap Keputusan Konsumen (Studi Pada Pelajar Lembaga Kursus Di
Area Kampung Inggris Pare). Ekonika : Jurnal Ekonomi Universitas Kadiri, 3(2), 14.
https://doi.org/10.30737/ekonika.v3i2.186

Yamali, F. R., & Putri, R. N. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Ekonomi Indonesia. Ekonomis:
Journal of Economics and Business, 4(2), 384. https://doi.org/10.33087/ekonomis.v4i2.179

Yuliana, Y. (2020). Corona virus diseases (Covid-19): Sebuah tinjauan literatur. Wellness And
Healthy Magazine, 2(1), 187–192. https://doi.org/10.30604/well.95212020

Zhou, Yang, & Wang. (2020). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指


標に関する共分散構造分析Title. 21(1), 1–9.

Nama Kelompok :

1. Nurma Chrismawantika ( 1312100017 )


2. Nabila Alya Ramadhini ( 1312100031 )
3. Evanadya Izza Nurrahmah ( 1312100040 )
4. Lysa Revienda Defianti ( 1312100041 )
5. Nurul Asri ( 1312100060 )

Anda mungkin juga menyukai