Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nurma Chrismawantika

NIM : 1312100017
Kelas : Hukum Pendaftaran dan Pengadaan Tanah (A)

Sistem Pendaftaran Tanah dalam PP 10 Tahun 1961 dan PP 24 Tahun 1997

Unsur-Unsur yang Dipertahankan atau Persamaan


1. PP No 24 Tahun 1997 tetap mempertahankan tujuan dan sistem yang digunakan
dalam PP No 10 Tahun 1961. Apa yang diatur dalam Pasal 3 dan 4 PP No 24Tahun
1997 merupakan penyempurnaan karena di dalam PP No 10 Tahun 1961 tidak
dicantumkan, sebab pada hakikatnya sudah ditetapkan dalam Undang-Undang Pokok
Agraria (UUPA) pasal 19.
2. Dalam PP No 10 Tahun 1961 pasal 10 dan PP No 24 Tahun 1997 mengatur tentang
surat-surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat bukti yang kuat serta sistem
pendaftaran yang digunakan adalah sistem pendaftaran hak. Selain itu adanya buku
tanah sebagai dokumen yang memuat data yuridis dan data fisik yang dihimpun
disajikan serta diterbitkannya sertifikat sebagai surat tanda bukti hak yang didaftar.
3. Pendaftaran tanah untuk pertama kali adalah kegiatan Pendaftaran yang dilakukan
terhadap objek Pendaftaran tanah yang belum didaftarkan berdasarkan PP No 10
Tahun 1961 dan PP No 24 Tahun 1997
4. Sehubungan dengan kegiatan pendaftaran tanah dan pemberian sertifikat tanah oleh
Pemerintah, kegiatan pendaftaran tanah dan pemberian sertifikat dalam pengukuran
desa demi desa menuju desa sesuai dengan PP No 10 Tahun 1961 pasal 2 dan PP No
24 Tahun 1997 pasal 10 ayat (1)
5. Dalam Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah, dibentuk tim Ajudikasi dalam
rekonstruksi sistem administrasi pertanahan dalam pendaftaran tanah. Dalam pasal 8
ayat (1) PP No 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah menyatakan Panitia
Ajudikasi dalam melaksanakan pendaftaran secara sistematik dibentuk oleh Menteri
atau pejabat yang ditunjuk. Secara lebih rinci, wewenang PPAT (pejabat pembuat
akta tanah) sebagai pelaksana dari PP No 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah
Sama halnya dalam pasal 19 PP No 10 Tahun 1961 bahwa "setiap perjanjian yang
bermaksud memindahkan hak atas tanah, memberikan sesuatu hak baru atas tanah,
menggadaikan tanah atau meminjam uang dengan hak atas tanah sebagai tanggungan,
harus dibuktikan dengan suatu akte yang diibuat oleh dan dihadapan pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri Agraria”. Selain itu juga terdapat dalam pasal 36-40. Namun
dalam pasal ini tidak disebutkan nama, hanya struktur tugas, dan kewenangannya
sama.
Perbedaan atau Penyempurnaan Pendaftaran Tanah

PP No 10 tahun 1961 PP No 24 tahun 1997


Tidak dijelaskan definisi pendaftaran tanah. Pasal 1 ayat 1 PP No 24 tahun 1997 memberikan
definisi tentang Pendaftaran tanah
Penyelenggaraan pendaftaran tanah. Yang Penyelenggaraan pendaftaran tanah dari
mana penyelenggaraannya itu sendiri desa/kelurahan demi desa/kelurahan. Tetapi lebih
dilaksanakan desa demi desa (Pasal 1) dan dilengkapi dengan penjelasan tentang tanah Negara
menteri agraria menetapkan saat mulai serta data fisik dan data yuridis tanah tersebut.
diselenggarakannya pendaftaran tanah
(Pasal 2)
PP no. 10 tahun 1961 bab dua mengatur PP no 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
tentang Pengukuran, Pemetaan dan lebih diperjelas. Baik dalam penyelenggaraan dan
Penyelenggaraan Tata Usaha Pendaftaran pelaksanaan pendaftaran tanah (pasal 13) serta
Tanah. obyek pendafataran tanah (pasal 9) dibahas secara
detail. Begitu juga susunan panitia Adjukasi (pasal
8)
PP no 10 tahun 1961 mengenai pendaftaran PP no 24 tahun 1997 menitik beratkan pada
tanah untuk pertama kalinya kurang dijelaskan tahapan-tahapan dimulainya pendaftaran tanah yang
bahkan tidak disebutkan. Dalam PP no 10 dijelaskan secara detail tahapan pertahapan
tahun 1961 ini hanya menyinggung tentang
pendaftaran hak, peralihan dan pencabutan hak
atas tanah di buku tanah, yang disusun dalam
beberapa bagian (BAB III)
PP no 10 tahun 1961 pemeliharaan data Sama dengan PP no 10 tahun 1961 pemeliharaan
pendaftaran tanah. data pendaftaran tanah tapi lebih disempurnakan.
PP no 10 tahun 1961 disebutkan penerbitan PP no 24 tahun 1997 disebutkan penerbitan
sertifikat baru (BAB IV, pasal 33) sertifikat pengganti (BAB VI, pasal 57)
PP no 10 tahun 1961 jangka waktu pemberian PP no 24 tahun 1997, dijelaskan tentang
dan penerbitan sertifikat baru. (pasal 33) penggantian sertifikat rusak ataupun hilang (pasal
58)
PP no 10 tahun 1961 masalah biaya PP no 24 tahun 1997 masalah biaya pendaftaran
pendaftaran tanah dijelaskan secara detail tanah tidak dibuat sedetail seperti dalam PP no 10
mengenai penetapan-penetapan yang harus tahun 1961. tetapi dalam PP no 24 tahun 1997 ini
dibayar walaupun jumlah nominalnya tidak disebutkan tata cara dan biaya pendaftaran tanah
disebutkan (BAB V, pasal 34 dan 35) diatur oleh menteri (BAB VII, pasal 61)
PP no 10 tahun 1961, sanksi itu diberikan PP no 24 tahun 1997 sanksi diberikan kepada
kepada kealpaan dari ahli waris (BAB VII, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) (BAB VII,
pasal 41-44) dan pejabat desa yang mengurus pasal 62-63) Serta pejabat kantor pertanahan yang
masalah pendaftaran tanah tersebut. serta terlibat didalamnya.
dijelaskan juga tentang denda-denda yang
harus dibayarkan.
Pembuatan akta tanah dilakukan pejabat Pembuatan akta tanah dilakukan pejabat pembuat
desa/badan pertanahan (pasal 22 (3)) akta tanah (PPAT) (pasal 37 dan 38)
PP No.10 tahun 1961 pasal 14, termasuk obyek Dalam hal tanah Negara dalam PP No 24 tahun
tapi tidak diatur secara rinci dan bisa dibuatkan 1997 termasuk obyek yang diatur (Bagiab Kedua,
sertifikat pasal 9 ayat (1) dan (2))
Perbedaan pendaftaran tanah untuk tanah Perbedaan pendaftaran tanah untuk tanah pertanian
pertanian dan non-pertanian masih ada dan non-pertanian tidak lagi di cantumkan dalam
PP No 24 Tahun 1997.
Peralihan Hak Karena Pewarisan dalam PP PP No.24 tahun 1997 ada pengecualian terdapat
No.10 tahun 1961 ditetapkan jangka waktu dalam pasal 61 ayat 3, yang membebaskan
(pasal 20 angka 1) dilakukan pendaftaran (pasal pendaftaran peralihan hak dari pembayaran biaya
23 (1) dan (2)) dan ada biaya dalam pendaftaran bilamana dilakukan dalam waktu 6
pendaftaran peralihan hak (pasal 34 (1) huruf bulan sejak tanggal meninggalnya pewaris.
b)
PP No.10 tahun 1961 surat ukur merupakan Dalam PP No.24 tahun 1997, surat ukur adalah
bagian dari sertifikat dan merupakan petikan dokumen yang memuat data fisik suatu bidang
dari peta pendaftaran (pasal 11 (1)) tanah dalam bentuk peta dan uraian yang diambil
datanya dari peta pendaftaran atau surat ukur
merupakan dokumen yang mandiri di samping peta
pendaftaran.
PP No.10 tahun 1961 pasal 13, sertifikat terdiri PP No.24 tahun 1997, sertifikat hak atas tanah, hak
atas salinan buku tanah yang memuat data pengelolaan, dan wakaf bisa berupa satu lembar
yuridis dan surat ukur yang memuat data fisik dokumen yang memuat data yuridis dan data fisik
hak yang bersangkutan yang dijilid menjadi yang diperlukan (pasal 29)
satu dalam suatu sampul dokumen.
PP No.10 tahun 1961 masih bersifat PP No.24 tahun 1997 sudah menggunakan
konvensional(pita ukur, theodolite dll). teknologi atau media elektronik(modern) dan
mempunyai kekuatan pembuktian
PP No 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Kebijakan kriminalisasi dalam PP No 10 Tahun
tanah. PP ini menggariskan kebijakan 1961 ini ternyata tidak lagi dijumpai dalam PP No
kriminalisasi yang dirumuskan dalam Pasal 42 24 Tahun 1997.
sampai Pasal 44. Kebijakan kriminalisasi dalam
PP No.10 Tahun 1961 dengan tegas
menentukan bahwa sanksi pidana terhadap
pelanggaran batas-batas dari suatu bidang tanah
dinyatakan dengan tanda-tanda batas menurut
ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri
Agraria. Pelanggaran atas pembuatan akta
tentang memindahkan hak atas tanah,
memberikan suatu hak baru atas tanah, atau hak
tanggungan tanpa ditunjuk oleh Menteri
Agraria dipidana dengan hukum kurungan
selama-lamanya tiga (3) bulan dan/atau denda
sebanyak-banyaknya sepuluh ribu rupiah.
Pendaftaran Tanah diatur dalam Pasal 19 pendaftaran Tanah yang merupakan aturan
UUPA yang kemudian diatur dalam PP No 10 pelaksana dari UUPA, bertujuan untuk memberikan
Tahun 1961 kepastian hukum.
pasal 19 PP No.10 tahun 1961 bahwa "setiap Secara lebih rinci, wewenang PPAT (pejabat
perjanjian yang bermaksud memindahkan hak pembuat akta tanah) itu diatur dalam pasal 2 PP
atas tanah, memberikan sesuatu hak baru atas No.37 Tahun 1998 tentang Jabatan PPAT sebagai
tanah, menggadaikan tanah atau meminjam pelaksana dari PP No 24 Tahun 1997 tentang
uang dengan hak atas tanah sebagai pendaftaran tanah. PPAT mempunyai wewenang
tanggungan, harus dibuktikan dengan suatu melakukan perbuatan hukum :
akte yang diibuat oleh dan dihadapan pejabat 1. jual beli.
yang ditunjuk oleh Menteri Agraria. 2. tukar menukar.
3. Hibah.
4. pemasukan ke dalam perusahaan (inbreng).
5. pembagian hak bersama.
6. pemberian HGB/hak pakai atas tanah hak
milik.
7. pemberian hak tanggungan.
8. pemberian kuasa hak tanggungan.

Objek Pendaftaran belum diteragkan secara Objek Pendaftaran tanah ini telah dituangkan secara
detail. eksplisit dalam PP No 24 Tahun 1997 Pada Pasal 9,
yang menyatakan bahwa :
  Objek Pendaftaran Tanah meliputi :
1. bidang–bidang tanah yang dipunyai dengan
hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan
dan hak pakai.
2. tanah hak pengelolaan.
3. tanah wakaf.
4. hak milik atas satuan rumah susun.
5. hak tanggungan.
6. tanah Negara.

Anda mungkin juga menyukai