Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Datum
Horizontal dan Datum Vertikal ini tepat pada waktuya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Sistem Referensi Koordinat. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Datum Horizontal dan Datum Vertikal bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari makalah
yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 25 Februari 2020

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk mempelajari ilmu geodesi, ada beberapa disiplin ilmu yang menjadi
dasar (akar) dan ada beberapa disiplin ilmu yang lain sebagai penunjangnya. Awalnya
bumi dianggap sebagai bidang datar, tetapi dengan perkembangan selanjutnya
sehubungan dengan sifat manusia yang ingin tahu, pandangan bumi seperti bidang
datar sudah berubah dan percaya bahwa bumi merupakan bidang lengkung. Pencarian
bentuk dan ukuran bumi yang sebenarnya masih berlangsung sampai sekarang ini.

Posisi suatu titik dapat dilihat secara kuantitatif melalui koordinat yang
ditetapkan pada suatu sistem koordinat terestris dengan titik nol pada pusat bumi atau
geosentris ataupun pada permukaan bumi yang disebut toposentris. Agar koordinat
ini konsisten dan standar diperlukan suatu sistem yang bisa menyatakan koordinat.
Sistem tersebut adalah sistem referensi koordinat, atau sering juga disebut sistem
koordinat dan realisasinya dinamakan kerangka referensi koordinat. Sistem referensi
koordinat adalah sistem (termasuk teori, konsep, deskripsi fisis serta standard dan
parameter) yang digunakan dalam pendefinisian koordinat dari suatu atau beberapa
titik dalam ruang. Datum adalah suatu framework yang bisa mendefinisikan suatu
sistem koordinat yang mencakup ellipsoid dan parameter lainnya. Datum geodetik
adalah parameter yang digunakan untuk mendefinisikan bentuk dan ukuran elipsoid
referensi. Parameter-parameter ini selanjutnya digunakan untuk pendefinisian
koordinat, serta kedudukan dan orientasinya dalam ruang di muka bumi. Setiap
negara menggunakan suatu sistem Datum Geodetik yang masing-masing ditetapkan
menjadi dasar acuan pemetaan nasionalnya.Ada dua cara untuk menentukan datum
dengan cara tradisional yaitu dengan menggunakan 2 datum terdiri dari datum
vertical dan darum horizontal dan dengan cara modern yang berdasarkan pada
beberapa titik yang sudah terdefinisi.
Banyak peta atau data geodesi yang dipunyai/dimiliki oleh satu negara dengan
negara lainnya menggunakan datum yang berbeda, bahkan dalam satu negara pun
yang terdiri dari pulau-pula, zaman dulu sebelum adanya teknologi satelit yang
pengukuran sudut-sudut antara titik-titik di bumi dalam suatu jaringan triangulasi atau
jaringan sudut segitiga masih menggunakan model pengukuran secara optik yang
jangkauan pengukurannya maksimum 60 km, tiap wilayah atau pulau menggunakan
datum yang berbeda. Banyak peta atau data geodesi yang memakai datum yang
berbeda. Misalnya untuk keperluan survey geodesi yang lebih luas, seperti penentuan
batas batas antar negara, maka diperlukan datum bersama. Perbedaan ini biasanya
dapat mencapai ratusan meter jika dikonversi ke satuan panjang. Untuk menyamakan
datum geodesi ini perlu suatu model transformasi berdasarkan transformasi koordinat
bumi. Prinsip transformasi datum adalah pengamatan pada titik-titik yang sama atau
disebut titik sekutu. Titik sekutu ini memiliki koordinat-koordinat dalam berbagai
datum. Dari koordinat koordinat ini dapat diketahui hubungan matematis antara
datum yang bersangkutan. Selanjutnya titik titik yang lain dapat ditransformasikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian datum horizontal dan datum vertikal?
2. Apa perbedaan datum horizontal dan datum vertikal?
3. Bagaimana pemanfaatan datum horizontal dan datum vertikal?
4. Bagaimana metode datum horizontal dan datum vertikal?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :

1. Mendeskripsikan pengertian datum horizontal dan datum vertical


2. Mengetahui perbedaan antara datum horizontal dan datum vertical
3. Mengetahui pemanfaatan dari datum horizontal dan datum vertical
4. Menjelaskan metode datum horizontal dan datum vertical
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Datum Horizontal Dan Datum Vertikal

Sebelum melihat apa pengertian dari datum horizontal dan datum vertical,
mari kita lihat apa definisi dari datum geodetik. Ibaratnya datum itu sebagai
suatu dasar seperti pondasi pada suatu struktur bangunan. Kesalahpahaman dalam
pengertian datum dan sistem koordinat dapat berakibat merugikan. Kita ambil contoh
akibat kesalahan pemahaman suatu datum maka suatu posisi dapat bergeser ratusan
meter. Kita juga mungkin pernah mendengar kesalahan posisi titik pemboran minyak,
atau adanya konflik batas daerah. Dan itu juga merupakan fakta yang terjadi karena
adanya ekses kesalahan-pemahaman datum dan sistem koordinat. Datum geodetik
adalah parameter yang digunakan untuk mendefinisikan bentuk dan ukuran elipsoid
referensi. Parameter-parameter ini selanjutnya digunakan untuk pendefinisian
koordinat, serta kedudukan dan orientasinya dalam ruang di muka bumi. Setiap
negara menggunakan suatu sistem datum geodetik yang masing-masing ditetapkan
menjadi dasar acuan pemetaan nasionalnya. . Datum geodetik diukur menggunakan
metode manual hingga yang lebih akurat lagi menggunakan satelit.

Ada dua pendapat yang berkembang berkenaan dengan pengertian datum,


yaitu :

1. Pandangan Geodesi. Datum diartikan sebagai, sekumpulan parameter yang


mendefinisikan suatu system koordinat dan menyatakan posisinya terhadap
permukaan bumi. Pendapat ini dikenal sebagai Sistem Referensi Terestris (TRS).
Pendapat pertama ini lebih mengacu kepada penyelenggaraan datum, yaitu dengan
menetapkan satu ellipsoid referensi dan orientasinya terhadap geoid (bumi) pada
suatu lokasi yang dipetakan (best fitting). Dengan kata lain, suatu datum ditentukan
oleh sebuah spheroid yang mendekati bentuk bumi dan posisi spheroid
relative terhadap pusat bumi.

2. Pandangan Surveyor (praktisi pemetaan). Datum didefinisikan sebagai


sekumpulan titik-titik kontrol yang hubungan geometrisnya diketahui baik melalui
pengukuran maupun hitungan. Pendapat ini dikenal dengan sebutan Kerangaka
Referensi Terestris (TRF) peta yang merupakan produk pengukuran dan pemetaan
yang mengacu kepada suatu kerangka referensi terestris/system koordinat yang sudah
ada dan akhir-akhir ini telah berkembang dan digunakan secara meluas suatu datum,
yaitu WGS 1984. Datum ini menyediakan suatu kerangka kerja untuk pengukuran
lokasi seluruh dunia.

Datum horizontal adalah datum geodetik yang digunakan untuk pemetaan


horizontal dimana untuk mendapatkan koordinat x dan y. Datum horizontal adalah
datum geodetik yang digunakan untuk pemetaan horizontal. Dengan teknologi yang
semakin maju, sekarang muncul kecenderungan penggunaan datum horizontal
geosentrik global sebagai penggganti datum lokal atau regional. Datum horizontal
adalah model yang digunakan untuk mengukur posisi di Bumi. Titik spesifik di Bumi
dapat memiliki koordinat yang sangat berbeda, tergantung pada datum yang
digunakan untuk melakukan pengukuran. Ada ratusan datum horizontal lokal di
seluruh dunia, biasanya dirujuk ke beberapa titik referensi lokal yang nyaman. Datum
horizontal merupakan titik referensi yang dijadikan acuan posisi. Sistem penentuan
posisi menggunakan metode differensial GPS.

Gambar 1.1 sistem penentuan posisi menggunakan metode differensial GPS.


Datum vertikal atau datum ketinggian adalah permukaan referensi
untuk posisi vertikal , seperti ketinggian fitur Bumi
termasuk medan , batimetri , ketinggian air , dan struktur buatan manusia (koordinat
z). Datum vertikal adalah bidang referensi untuk sistem tinggi ortometris. Datum
vertikal digunakan untuk merepresentasikan informasi ketinggian atau kedalaman.
Biasanya bidang referensi yang digunakan untuk sistem tinggi ortometris adalah
geoid.

B. Perbedaan Datum Horizontal dan Datum Vertikal

Berikut beberapa perbedaan antara Datum Horizontal dan Datum Vertikal dilihat
dari beberapa aspek :

a) Kegunaan

Datum horisontal digunakan untuk menggambarkan suatu titik di permukaan


bumi, dalam lintang dan bujur atau sistem koordinat lainnya, sedangkan Datum
vertikal digunakan untuk mengukur ketinggian atau kedalaman.

b) Nilai Pendekatan

Datum horizontal menggunakan pendekatan ellipsoid, dan lokasi didekat


permukaan dijelaskan dalam bentuk garis lintang, bujur dan tinggi.

Sedangkan datum vertikal menggunakan pendekatan Tidal yaitu berdasarkan


pada permukaan laut ketika kondisi tertentu terjadi, seperti National Geodetic
Survey - NOAA yang diproduksi oleh Tidal Datums; Kemudian pendekatan
Gravimetri yaitu berdasarkan geoid ; atau geodetik, berdasarkan pada model
ellipsoid yang sama dari Bumi yang digunakan dalam menghitung datum
horizontal, seperti gravimetri yang direncanakan NOAA dan Dataran Satelit
Berbasis Sistem Navigasi Global (GNSS) tahun 2022 yang akan dirilis tahun itu
oleh Survei Geodesi Nasional . Datum vertikal menonjol yang digunakan oleh
para profesional termasuk Datum Geodetik Vertikal Nasional tahun
1929 dan Datum Vertikal Amerika Utara tahun 1988 . Datum vertikal pendekatan
dapat ditetapkan dengan cara-cara sebagai berikut.

 Penetapan datum vertikal dengan data pasut minimal 1 tahun;


 Penggunaan peil pelabuhan laut atau sungai yang memiliki informasi
tentang tinggi terhadap MLR;
 Kombinasi GPS dengan model geoid lokal bila ada dan global jika
local tidak tersedia;
 Interpolasi tinggi pada peta topografi;
 Penentuan tinggi barometrik.
c) Titik Geodesi

Datum horizontal, Pengukuran Temporer: 630 titik geodetik untuk referensi


tunggal (Datum Geodesi Nasional 1995), sedangkan datum vertikal Terdiri atas
7000 titik tinggi geodesi setiap jarak 5 km.

d) Metode

Datum horizontal merupakan titik referensi yang dijadikan acuan posisi.


Sistem penentuan posisi menggunakan metode differensial GPS. Sedangkan
datum vertikal untuk penentuan ketinggian titik dilakukan dengan pengukuran
sipat datar, menggunakan peralatan waterpas yang mengacu pada suatu bidang
nivo (tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai potensial gaya berat yang
sama).

C. Pemanfaatan Datum Horizontal dan Datum Vertikal


D. Metode Datum Horizontal Dan Datum Vertikal

a) Metode Datum Horizontal

Survey untuk penentuan posisi dari suatu jaringan titik di permukaan bumi,
dapat dilakukan secara terestris maupun ekstra-terestris. Pada survey dengan
metode terestris, penentuan posisi titik-titik dilakukan dengan melakukan
pengamatan terhadap target atau objek yang terletak di permukaan bumi. Dalam
hal ini, metode-metode penentuan posisi terestris yang umum digunakan saat ini
adalah metode poligon, metode pengikatan ke muka (intersection), metode
pengikatan ke belakang (resection), atau kombinasi antara metode-metode
tersebut. Perlu juga dicatat di sini bahwa ada beberapa lagi metode penentuan
posisi terestris, seperti triangulasi, trilaterasi, dan triangulaterasi. Tapi metode-
metode ini sudah tidak banyak lagi digunakan, terutama setelah adanya metode
penentuan posisi yang berbasiskan satelit. Datum horizontal merupakan titik
referensi yang dijadikan acuan posisi. Sistem penentuan posisi menggunakan
metode differensial GPS.
b) Metode Datum Vertikal

Penentuan ketinggian titik dilakukan dengan pengukuran sipat datar,


menggunakan peralatan waterpas yang mengacu pada suatu bidang nivo (tempat
kedudukan titik-titik yang mempunyai potensial gaya berat yang sama).

Dalam penggunaan umum, ketinggian sering dikutip pada ketinggian di


atas permukaan laut , meskipun apa yang sebenarnya "permukaan laut" artinya
adalah masalah yang lebih kompleks daripada yang mungkin pada awalnya
dianggap: ketinggian permukaan laut di satu tempat dan waktu adalah hasil dari
banyak efek, termasuk gelombang, angin dan arus, tekanan atmosfer, pasang
surut , topografi, dan bahkan perbedaan dalam kekuatan gravitasi karena
keberadaan gunung dll.

Untuk tujuan mengukur ketinggian objek di darat, datum yang biasa


digunakan adalah mean sea level (MSL). Ini adalah datum pasang surut yang
digambarkan sebagai rata-rata aritmatika dari ketinggian air per jam yang diambil
selama siklus 19 tahun tertentu. Definisi ini rata-rata keluar pasang surut (yang
disebabkan oleh efek gravitasi matahari dan bulan) dan variasi jangka pendek. Itu
tidak akan menghilangkan efek kekuatan gravitasi lokal, dan karenanya
ketinggian MSL, relatif terhadap datum geodetik, akan bervariasi di seluruh
dunia, dan bahkan di satu negara. Negara-negara cenderung memilih permukaan
laut rata-rata pada satu titik tertentu untuk digunakan sebagai “permukaan laut”
standar untuk semua pemetaan dan survei di negara itu. (Misalnya, di Inggris
Raya, datum vertikal nasional, Ordnance Datum Newlyn, didasarkan pada apa
yang berarti permukaan laut di Newlyn di Cornwall antara 1915 dan
1921). [ rujukan? ] Namun, nol ketinggian seperti yang didefinisikan oleh satu
negara tidak sama dengan nol ketinggian yang ditentukan oleh yang lain (karena
MSL tidak sama di mana-mana), itulah sebabnya mengapa datum vertikal yang
ditentukan secara lokal berbeda satu sama lain.

Prinsip yang berbeda digunakan ketika memilih datum untuk grafik


nautical . Untuk alasan keamanan, pelaut harus dapat mengetahui kedalaman air
minimum yang dapat terjadi di titik mana pun. Untuk alasan ini, kedalaman dan
pasang surut pada bagan laut diukur relatif terhadap bagan datum , yang
didefinisikan sebagai tingkat di bawah ini yang jarang jatuh. Bagaimana tepatnya
ini dipilih tergantung pada rezim pasang surut di daerah yang dipetakan dan pada
kebijakan kantor hidrografi yang menghasilkan grafik tersebut; definisi tipikal
adalah Pasang Astronomi Terendah (pasang terendah yang dapat diprediksi dari
efek gravitasi), atau Mean Lower Low Water (pasang terendah rata-rata setiap
hari), meskipun MSL kadang-kadang digunakan di perairan dengan kisaran
pasang surut yang sangat rendah.

Sebaliknya, jika sebuah kapal harus lewat dengan aman di bawah jembatan
rendah atau kabel listrik overhead, pelaut harus mengetahui jarak minimum antara
masthead dan halangan, yang akan terjadi pada saat air pasang. Sebagai
akibatnya, jarak bebas jembatan dll. Diberikan relatif terhadap datum berdasarkan
pasang naik, seperti Pasang Astronomi Tertinggi atau Mata Air Berair Berarti.
Permukaan laut tidak tetap konstan sepanjang waktu geologis , dan datum pasang
surut kurang berguna saat mempelajari proses jangka panjang. Dalam beberapa
situasi, permukaan laut tidak berlaku sama sekali - misalnya untuk memetakan
permukaan Mars - memaksa penggunaan "ketinggian nol" yang berbeda, seperti
radius rata-rata.

Datum vertikal geodetik mengambil titik nol tertentu, dan menghitung


ketinggian berdasarkan model geodetik yang digunakan, tanpa referensi lebih
lanjut ke permukaan laut. Biasanya, titik referensi awal adalah pengukur pasang
surut, jadi pada titik itu datum geodetik dan pasang surut mungkin cocok, tetapi
karena variasi permukaan laut, kedua skala mungkin tidak cocok di tempat lain.

Contoh datum geodetik berbasis gravitasi adalah NAVD88 , digunakan di


Amerika Utara, yang dirujuk ke suatu titik di Quebec , Kanada . Datum berbasis
Ellipsoid seperti WGS84, GRS80 atau NAD83 menggunakan permukaan teoretis
yang mungkin berbeda secara signifikan dari geoid .

Anda mungkin juga menyukai