Pengertian GU
Dokumen tempat mencantumkan gambar satu
bidang tanah atau lebih dan situasi sekitarnya
serta data hasil pengukuran bidang tanah baik
berupa jarak, sudut, asimut atau pun sudut
jurusan.
Selain dari data tersebut, dicantumkan juga
keterangan-keterangan lain yang mendukung
/memudahkan dalam penatausahaan GU.
(PMNA/KBPN 3/97)
GU adalah dokumen otentik pengukuran
bidang tanah (objek hak)
GU harus dibuat pada saat melakukan pengukuran
bidang tanah di lapangan.
Jokopi
JusKalla
EsBeye
Magie B Prabu
Jl. Merpati
PEMBUATAN SKETSA BIDANG
Sebelum suatu bidang tanah diukur, terlebih dahulu perlu
dibuat sketsanya pada Halaman 2 GU. Ketentuannya:
Penulisan asimut
ukuran (sepanjang
arah)
57,23
29,44
garis tinggi (tegaklurus
terhadap arah
pengukuran) **
Simbolisasi
Item
PP 10/61
Item PP 24/97 Standar GU
Simbolisasi
Titik poligon (Titik
dasar teknik) *** PP 10/61
PP 24/97
Garis poligon ****
Standar GU
Garis-garis lainnya
Titik poligon (Titik dasar teknik) ***
(garis perpanjangan,
garis tinggi, diagonal
Garis poligon ****
bidang)
Garis-garis lainnya
(garis perpanjangan, garis tinggi, diagonal bidang)
Garis kontrol
Garis kontrol
Tidak ada Tidak ada
18,67
Tidak ada
Tidak ada
Simbolisasi
Item
PP 10/61 PP 24/97 Standar GU
pb pb pb
Pagar bambu
pk pk pk
Pagar kawat
Pagar hidup ph ph ph
Simbolisasi
Item
PP 10/61 PP 24/97 Standar GU
gl gl gl
Galengan sawah
Batas di tengah
tembok milik
bersama
Simbolisasi
Item
PP 10/61 PP 24/97 Standar GU
Sawah S
S
Ladang/kebun *****
LD LD
Bangunan
B
B B
Simbolisasi
Item
PP 10/61 PP 24/97 Standar GU
Pekarangan
P P P
Saluran
Tidak ada Tidak ada
Saluran dalam
tanah / terusan Tidak ada Tidak ada
keterangan :
Mengetahui,
Aparat Desa (RT/RW)
Simbolisasi GU pada
Pengukuran Rincikan
31,46
21,22
21,06
30,98
b. Untuk bidang tanah yang tidak dapat diukur diagonalnya,
pengukuran menggunakan pita ukur.
25,87
25,00
25,08
B
13,00
25,99
(ii) membentuk segitiga kecil di pojok bidang, dengan
ketentuan panjang sisi segitiga yang terbentuk
minimal sepertiga dari panjang sisi bidang, dan tidak
terlalu lancip.
30,77
20,56
20,17
B
10,00
12,00
30,55
c. Untuk bidang tanah yang tidak dapat diukur diagonalnya, sedangkan
alat ukur yang dipergunakan adalah pita ukur dan theodolit. Dalam
kasus ini terdapat 2 solusi, yaitu :
52,87
42,64
22,17
51,88
(ii) alat theodolit ditempatkan di sembarang titik di
dalam atau di luar bidang tanah.
24,77
23,67
B
48,77
48,22
48,44
48,70
T
23,85 24,62
T
d. Untuk bidang tanah berupa segibanyak (kompleks)
tetapi menyerupai bangun sederhana.
45,98 4,92
32,82
16,92
e. Untuk bidang tanah yang terdapat sisi dengan lengkungan
(smooth arc).
Simbolisasi pada Pengikatan Bidang Tanah
3,53 4,02
12,17
20,79
BPN-75 garis ukur BPN-76
Cara mengikat pada titik sembarang
garis ukur
18,00
23,00
36,00
30,00
BPN-007 BPN-006
Cara perpanjangan sisi
BPN-081
garis ukur
70,67
10,62
31,78
42,46
BPN-080
• Cara trilaterasi sederhana
garis ukur
BPN-70 BPN-71
• Cara trilaterasi sederhana
garis ukur
BPN-70 BPN-71
B. Pengikatan dengan metode polar, yang
terdiri dari :
• Dengan unsur sudut dan jarak
BPN-076
BPN-077
• Dengan unsur asimut dan jarak
BPN-076
BPN-077
PENGHITUNGAN LUAS BIDANG
Dasar teori
• Luas segitiga siku-siku
t
L = ½ a.t
• Luas trapesium
t2 L = ½ a.(t1+t2)
t1
a
• Luas segitiga yang diukur jarak sisi-sisinya
a b
L = √ {(s-a) (s-b) (s-c)}
s = ½ (a+b+c)
c
• Luas segitiga yang diukur satu sudut dan dua jarak sisi kakinya
a
L = ½ a.b. sin α
α
b
Salah satu sudut segitiga yang diketahui jarak-jarak kakinya
c
c2 = a2 + b2 - 2.a.b.cos
b
= cos-1 {(a2+b2-c2)/(2.a.b)}
• Penghitungan luas menggunakan koordinat batas-batas bidang
y
3
4
y3
II y2
III 5 1
y4 I
IV y5 V y1
0 x4 x3 x5 x2 x1 x
Kalkulasi :
L = luas trap. I + luas trap. II + luas trap. III - luas trap.IV - luas trap. V
Maka :
2L = (xn.yn+1 - xn+1.yn)
Contoh hitungan :
Titik x (m) y (m) xn.yn+1 - xn+1.yn
1 34,76 15,81
34,76 . 28,17 - 10,34 . 15,81 = 815,7138
2 10,34 28,17
10,34 . 14,28 - (-30,55) . 28,17 = 1008,2487
3 -30,55 14,28
(-30,55) . (-18,61) - (-35,42) . 14,28 = 1074,3311
4 -35,42 -18,61
(-35,42) . (-20,77) - 24,94 . (-18,61) = 1199,8068
5 24,94 -20,77
24,94 . 15,81 - 34,76 . (-20,77) = 1116,2666
1 34,76 15,81
2L = 5214,3690
Luas = 2607,1845 m2
Hitung luas bidang tanah berikut !
PENGGAMBARAN HALUS
Pada halaman 3 GU
TATA CARA PENULISAN DATA UKURAN
• Data ukuran yang dicantumkan dalam bentuk yang
telah diratakan atau telah menjalani proses hitung
perataan.
Artinya :
sudut jurusan dari A ke B adalah 89023’
dengan jarak 41,23 m.
B
A X = 235.234,12
Y = 751.622,54
A B X = 235.244,76
Y = 751.634,56
C X = 235.255,29
Y = 751.611,37
D X = 235.240,41
C Y = 751.600,57
D
Skala gambar
Penggambaran halus harus menggunakan skala yang disesuaikan dengan luas bidang
tanah.
Skala harus ditulis di dekat bidang tanah yang dikartir, dan ditempatkan di sebelah
atas bagian tengah.
Tanda arah utara
Penggambaran bidang harus memenuhi kaidah
pemetaan, dalam hal ini arah utara harus selalu
menunjuk ke arah atas bidang gambar.
Penjelasan
Apabila diperlukan, “PENJELASAN” ditempatkan di
sebelah kiri bagian bawah.
Contoh hasil penggambaran halus
Skala 1 : 1.000
U
Suharto
NIB.
13.02.04.11.04563
L = 2567 m2
TD
BPN-008
BPN-007
CONTOH GAMBAR UKUR
PRODUK PTSL
Contoh format GU dan informasi dalam GU (halaman 1 dan 2) hasil kegiatan
pengukuran bidang tanah sistematis lengkap dengan metode terestris
Contoh format GU dan informasi dalam GU (halaman 3 dan 4) hasil kegiatan
pengukuran bidang tanah sistematis lengkap dengan metode terestris
Contoh format GU dan
informasi dalam GU (halaman
1,2,3 dan 4) hasil kegiatan
pengukuran bidang tanah
sistematis lengkap dengan
metode fotogrametri
KETENTUAN DAN CARA PEMBUATAN
GAMBAR UKUR DENGAN MEDIA
FOTO/CITRA