● Identifikasi awal bidang tanah dilaksanakan dalam forum rapat warga oleh Puldatan dan
penyedia pekerjaan bersama-sama dengan masyarakat (pemilik bidang tanah dan tetangga
yang berbatasan).
● Puldatan memberikan informasi kepada pemilik bidang tanah terkait jadwal kegiatan
penetapan batas di lapangan.
● Peta kerja yang telah diidentifikasi bidang tanah oleh masyarakat, dibawa ke lapangan
oleh Puldatan dan SKB dari Penyedia Pekerjaan;
● Verifikasi dan penetapan batas bidang tanah di lapangan dapat dilakukan dengan
2 (dua) cara:
(i) dilapangan, Puldatan dan SKB dengan pemilik tanah/penunjuk batas mengecek hasil
identifikasi awal (untuk memastikan bahwa tanda batas secara fisik ada di lapangan)
dan menetapkan batas bidang tanah pada peta kerja di lapangan atau
(ii) Puldatan terlebih dahulu memverifikasi batas bidang tanah dilapangan bersama
dengan pemilik tanah/penunjuk batas. Selanjutnya, penetapan batas dilaksanakan
oleh SKB dan Puldatan.
● Apabila dalam satu lembar GU seluruh bidang tanahnya dapat diidentifikasi dan
didelineasi, maka SKB melakukan kontrol dengan mengukur panjangan 2 (dua) sisi blok
yang berbeda (panjangan utara-selatan dan panjangan barat-timur) secara terestris;
● Apabila dalam satu lembar GU terdapat titik-titik batas yang tidak dapat diidentifikasi
secara visual pada Peta Kerja misalnya terhalang atau tertutup pohon sehingga sulit untuk
menentukan batasnya, maka dilakukan pengukuran tambahan di lapangan (suplesi)
dengan cara mengikatkan pada detil-detil terdekat yang terlihat sehingga titik batas
tersebut dapat ditentukan. Kemudian, SKB melakukan kontrol dengan mengukur
panjangan 2 (dua) sisi blok yang berbeda (panjangan utara-selatan dan panjangan barat-
timur) secara terestris.
● Terhadap bidang tanah yang seluruh batasnya tidak dapat diidentifikasi dan di deliniasi
pada Peta Kerja, dilakukan pengukuran dengan menggunakan metode lain
(terestris/pengamatan satelit/kombinasi);
● Terhadap bidang-bidang tanah yang telah disepakati tetangga yang berbatasan, pemilik
bidang tanah/kuasanya dapat membubuhkan nama/ kuasanya dan tanda tangan di atas Peta
Kerja atau pada aplikasi mobile mapping yang telah disediakan sebagai bentuk
persetujuan atau kesepakatan batas.
● Peta Kerja yang telah ditanda tangani digunakan sebagai lampiran GU.
● Peta Kerja hasil identifikasi dan deliniasi batas bidang tanah oleh masyarakat yang di
dalamnya sudah memuat batas-batas bidang tanah serta nama pemilik/kuasa dan tanda
tangannya digunakan sebagai lampiran GU.
● Gambar Ukur yang dihasilkan dari metode fotogrametris (yang seluruh bidangnya dapat
diidentifikasi dan deliniasi di Peta Kerja) harus mencantumkan ukuran panjangan 2
(dua) sisi blok.
● Gambar Ukur yang dihasilkan dengan metode terestris harus mencantumkan angka ukur
panjang sisi, sudut, dan/atau koordinat bidang tanah hasil ukuran di lapangan.
● Gambar ukur yang dihasilkan dengan cara pengamatan satelit yang data ukurannya
dalam bentuk digital (seperti GNSS, dll), terdiri dari formulir gambar ukur dan print out
koordinat hasil hitungan. Gambar Ukur wajib diisi lengkap dan menyertakan informasi
metadatanya.
● Sebagai bentuk persetujuan penetapan batas dalam aplikasi Survey Tanahku, dilakukan
rekam Biometric sidik jari pada Gambar Ukur digital oleh pemilik bidang tanah atau
penunjuk batas yang dikuasakan dan tetangga bersebelahan atau yang dikuasakan.
i. Kondisi bidang tanah terdaftar hasil unduh dari aplikasi KKP, terbagi dalam dua kondisi,
terpetakan dan belum terpetakan. Terhadap kondisi tersebut dilakukan verifikasi dan
tindak lanjut yang dibantu oleh Puldatan, yang meliputi verifikasi kebenaran letak,
pemilik, maupun batas di lapangan.
iii. Verifikasi dan Tindak Lanjut Bidang Tanah sudah terpetakan pada posisi/koordinat
yang tidak tepat.
iv. Berita Acara Mediasi dan Berita Acara Pengukuran Ulang terhadap kondisi bidang
tanah tersebut merupakan output kegiatan bidang K4 dan diserahkan ke Kantor
Pertanahan. Data tersebut di entri dan tercatat pada Aplikasi KKP dan data BT/SU fisik.
v. Kriteria bidang tanah belum terdaftar yang dapat dijadikan target K4 dan dapat
dipertanggung jawabkan adalah:
vi. Bidang tanah terdaftar dengan kualitas bidang tanah KW 4, 5 dan 6 pada desa yang
ditetapkan sebagai lokasi PTSL dengan NIB yang terbit sebelum 1 Januari 2017; atau
vii. Bidang tanah yang belum mempunyai NIB (Bidang tanah yang pengukurannya sebelum
PMNA No. 3 Tahun 1997).
i. PBT dicetak sebanyak 2 (dua) kali: (1) PBT untuk Klarifikasi (format terlampir),
dicetak 1 (satu) rangkap untuk keperluan klarifikasi. PBT Klarifikasi diumumkan oleh
Puldatan untuk diklarifikasi oleh pemilik bidang tanah yang bersangkutan;
ii. PBT untuk keperluan pengumuman data fisik dan data yuridis dalam rangka proses
sertifikasi dicetak 3 (tiga) rangkap.
1. Peta bidang tanah adalah hasil pemetaan 1 (satu) bidang tanah atau lebih pada
lembaran kertas dengan suatu skala tertentu yang batas-batasnya telah ditetapkan
oleh pemilik tanah dan digunakan untuk pengumuman data fisik bidang tanah.
2. Peta Bidang Tanah dibuat untuk 1 (satu) atau beberapa bidang tanah dalam satuan
wilayah tertentu (setiap RT atau beberapa RT) dengan menyesuaikan data
topografis yang ada (misalnya jalan, sungai dan lain-lain) dan disertai NIB.
3. Peta bidang tanah dapat dicetak pada kertas HVS 80 gr format A3.
4. Peta Bidang Tanah ditanda tangani oleh Surveyor Kadaster Berlisensi dan
dibubuhi cap basah Penyedia Pekerjaan (KJSKB atau Perusahaan Geospasial
Pertanahan/Survei dan Pemetaan).
5. Tata cara pembuatan Peta Bidang Tanah dapat dilihat pada Lampiran.
3. Apabila saat klarifikasi terdapat koreksi nama, NIK, luasan, atau tambahan data
seperti nama pemilik bidang tanah (sebelumnya no name) maka PBT klarifikasi
wajib diperbaiki. Perbaikan dilakukan dengan cara mencoret data yang salah dan
menuliskan koreksinya.