Anda di halaman 1dari 8

Format KAK dan RAB sesuai PMK Nomor

71/PMK.02/2013

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE

KEGIATAN PENGUKURAN PENGEMBALIAN BATAS BIDANG TANAH

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional


Unit Eselon I Pengusul : Direktorat Jenderal Survei Pengukuran dan Pemetaan Pertanahan
dan Ruang
Program : Pengelolaan Pertanahan Nasional
Hasil : Peta Bidang Tanah
Unit Eselon II/Satker : Kantor Pertanahan Kabupaten Buleleng
Kegiatan : Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah
Indikator Kinerja Kegiatan : Terukur dan Terpetakannya Batas Bidang Tanah
Jenis Keluaran (Output) dan Satuan Ukur : Jumlah Bidang Tanah yang Ditetapkan Batasnya (Bidang)
Volume : 40 Bidang
Suboutput/ Kategori : Pengukuran bidang tanah
Klasifikasi Rincian Output (KRO) : 6413.BAH Pelayanan Publik Lainnya

Rincian Output (KRO) : 6413.BAH.003 Layanan Pengembalian Batas Bidang Tanah Massal
Luas < 10 Ha (Kantah)

A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan
Kegiatan Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah dilaksanakan berdasarkan
a. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok
Agraria;
b. Peraturan Presiden Nomor No. 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang;
c. Peraturan Presiden No. 48 tahun 2020 tentang Badan Pertanahan Nasional;
d. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No 16 tahun 2020
tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional;
e. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan.
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
g. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2021
tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah.;
h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 128 Tahun 2015 jo. Peraturan Pemerintah Nomor
13 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku
pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional;
i. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.02/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 132/PMK.02/2010 tentang Indeks dalam Rangka Penghitungan Penetapan Tarif
Pelayanan PNBP Pada Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
j. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 237/KMK.02/2010 tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian
Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Badan Pertanahan Nasional.

2. Gambaran Umum
Tugas Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan adalah melakukan survei, pengukuran dan
pemetaan bidang tanah, ruang dan perairan; perapatan kerangka dasar, pengukuran batas
kawasan/wilayah, pemetaan tematik dan survei potensi tanah, penyiapan pembinaan surveyor
berlisensi dan pejabat penilai tanah.
Sesuai dengan tugasnya dalam pelaksanaan pengukuran , perpetaan dan pembukuan bidang
tanah dalam rangka percepatan penyelenggaraan pendaftaran tanah maka dilakukan kegiatan
pelayanan pengukuran dan pemetaan batas bidang tanah. Selain dalam rangka pendaftaran tanah
pertama kali, pengukuran dapat dilakukan dalam rangka pengembalian batas bagi tanah-tanah yang
sudah terdaftar. Pengembalian batas adalah pengukuran yang dilakukan untuk
memasang/menempatkan kembali titik-titik/tanda-tanda batas bidang tanah, yang karena suatu sebab
telah berubah letak/posisinya atau hilang. Pelaksanaan pengembalian batas didasarkan pada data-data
pendaftaran tanah yang disimpan di kantor Pertanahan. Sebagai output dari kegiatan pengukuran dalam
rangka pengembalian batas adalah Berita Acara Pemasangan Titik Batas yang Dikembalikan Batasnya
dan Gambar Ukur.

B. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah masyarakat pemohon dan Kantor Pertanahan dan Kantor Wilayah
BPN sehingga dapat meningkatkan kualitas data pertanahan di masing-masing unit kerja.

C. Strategi Pencapaian Keluaran (Output)


1. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan metode PNBP. Adapun teknis pelaksanaan pengukuran
disesuaikan dengan kondisi lapangan dan data ukuran yang akan dikembalikan batas-batasnya. Metode
pengukuran yang digunakan dapat menggunakan metode pengamatan terestris dengan Total Station
dan/atau meteran,atau dengan menggunakan metode extraterestrial dengan pengamatan GNSS/GPS.
2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Metode pelaksanaan pekerjaan pengukuran dalam rangka pengembalian batas bidang tanah secara
garis besar dapat dilihat pada flowchart berikut :
Survey Pendahuluan dan

Perencanaan Pengukuran

Pelaksanaan Pengukuran

Pengembalian Batas Bidang Tanah

Pemasangan Tanda Batas

Pengolahan data dan Pemetaan

Tidak
Kontrol Kualitas

Ya

Penyajian

Hasil

a. Tahapan Pekerjaan Pengembalian Batas


Tahapan pelaksanaan pengembalian batas adalah sebagai berikut :

1) Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan :
a) inventarisasi data-data pendaftaran tanah sebelumnya (misalkan Gambar Ukur, dan/atau
Peta Pendaftaran, dan/atau Surat Ukur, dan/atau Warkah) atas bidang tanah yang akan
dikembalikan batasnya.
Pengukuran pengembalian batas bidang tanah harus berdasarkan pada data pendaftaran
tanah pertama atau sebelumnya. Urutan prioritas data yang digunakan untuk pengembalian
batas adalah sebagai berikut :
 Dari data ukur (Gambar Ukur), dan/atau
 Peta pendaftaran, dan/atau
 Surat Ukur, dan/atau
 Warkah.
b) Persiapan peralatan yang akan digunakan untuk pengukuran (penggunaan alat ukur
sebaiknya disesuaikan dengan data ukuran yang akan dikembalikan ke lapangan)
Peralatan dan bahan yang dibutuhkan :
 Komputer
 ATK
Biaya yang dibutuhkan :
 Belanja bahan
 Honor yang terkait dengan output kegiatan
 Belanja modal

2) Tahap Pelaksanaan Pengukuran


a) Pelaksanaan pengukuran diawali dengan persiapan data-data ukuran yang akan digunakan
sesuai dengan rencana pengukuran, sebagai data rekonstruksi/staking-out untuk
pengembalian batas/pengukuran di lapangan dan juga titik-titik referensi yang digunakan.
b) Dilanjutkan dengan kegiatan orientasi awal (survey di kawasan yang akan diukur) untuk
mencari titik-titik di lapangan yang dapat digunakan sebagai referensi untuk keperluan
pengukuran tersebut, titik-titik tersebut dapat berupa :
 Beberapa titik batas bidang tanah bersebelahan yang masih tercatat pada gambar
ukur.
 Titik dasar teknik yang di gunakan sebagai titik ikat pengukuran bidang tanah.
 Titik-titik detil yang digunakan sebagai titik ikat pengukuran.
Titik-titik tersebut harus dapat diidentifikasi di Gambar Ukur atau Peta Pendaftaran atau
Surat Ukur atau warkah (data pertanahan yang akan digunakan sebagai dasar pengembalian
batas).
c) Kemudian dilakukan perencanaan pengukuran pengembalian batas disesuaikan dengan titik
referensi yang tersedia.
d) Pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan mengembalikan dimensi ukuran bidang tanah
yang ada ke lapangan sesuai dengan perencanaan pengukuran yang telah ditetapkan,
dengan pilihan sebagai berikut :
 Pengembalian keseluruhan titik-titik batas dilakukan dari seluruh data pada Gambar
Ukur.
 Pengembalian titik-titik batas dilakukan dengan sebagian dari data Gambar Ukur,
sebagian dari data hitungan hasil ukuran seperti hitungan sudut dan jarak.
 Pengembalian titik-titik batas seluruhnya dari data hitungan hasil ukuran , seperti
sudut atau jarak.

Peralatan dan bahan yang digunakan :


a) GPS beserta kelengkapannya dan atau Total Station beserta kelengkapannya dan atau
meteran
b) Kompas
c) ATK
Biaya yang dibutuhkan adalah untuk :
a) Belanja bahan
b) Honor yang terkait dengan output kegiatan
c) Belanja Barang Non Opersional lainnya termasuk Biaya Pembantu Ukur

Pada saat pengukuran dilakukan pemasangan tanda batas baru pada titik-titik batas hasil
pengukuran (rekonstruksi). Pemasangan tanda batas baru harus mendapat persetujuan antar
pemilik tanah yang berbatasan (sempadan). Apabila dasar pengembalian batas menggunakan
dasar warkah maka perlu dibuatkan Gambar Ukur baru.
3) Tahap Perhitungan dan Pemetaan
Data hasil pengukuran/pengembalian batas kemudian diolah dan dilakukan pemetaan. Hasil
pemetaan berupa Peta Bidang Tanah.
Peralatan dan bahan yang dibutuhkan :
a) Komputer atau laptop
b) Printer atau Ploter
c) ATK

Biaya yang dibutuhkan :


a) Honor yang terkait dengan output kegiatan
b) Belanja bahan

4) Kontrol Kualitas dan Penyajian Hasil


Peta Bidang Tanah hasil pengolahan dan pemetaan kemudian diperiksa mengenai :
a) Kesesuaian data hasil pengukuran dengan data ukuran pada Gambar Ukur lama (jika Gambar
Ukur yang digunakan sebagai dasar pengembalian batas),
b) standar ketelitian,
c) toleransi luasan hasil pengembalian batas,
d) format yang telah ditetapkan sesuai dengan aturan

Apabila sudah terpenuhi kemudian dibuat Berita Acara Pengembalian Batas. Namun apabila
belum terpenuhi maka dilakukan pengukuran lagi.
Peralatan dan bahan yang diperlukan :
a) Komputer atau laptop
b) Printer
c) ATK

Biaya yang dibutuhkan :


a) Honor yang terkait dengan output kegiatan
b) Belanja bahan
b. Analisa dan Pengendalian Resiko
Identifikasi resiko dilaksanakan di awal (perencanaan), dengan melaksanakan identifikasi tahapan-
tahapan yang memiliki kemungkinan memiliki resiko cukup besar.
No Titik Kritis Tahapan Jenis Potensi Penyebab Resiko Dampak
Pelaksanaan Kegiatan Resiko

1 Pelaksanaan Tertundanya Tidak ditemukannya Timbul adanya


Pengukuran pelaksanaan titik referensi di ketidaksepakatan
pengembalian batas di pengukuran lapangan yang akan batas bidang
lapangan lapangan digunakan sebagai tanah antara
dasar pengukuran pemilik tanah dan
(untuk data ukuran sempadannya
lama yang
berkoordinat lokal)

Kegiatan ini dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun anggaran.

D. Waktu Pencapaian Keluaran (Output)


Keluaran (output) dari kegiatan ini akan diselesaikan dalam 1 (satu) tahun anggaran 2023.

E. Biaya Yang Diperlukan


Biaya yang diperlukan dalam kegiatan ini meliputi pengeluaran untuk :
1. Belanja bahan dan peralatan
2. Honor yang terkait dengan output kegiatan
3. Belanja modal
4. Belanja Barang Non Opersional lainnya termasuk Biaya Pembantu Ukur.
Kegiatan Layanan Pengembalian Batas Bidang Tanah Luas Kurang dari 10 Ha dibebankan pada DIPA Kantor
Pertanahan Kabupaten Buleleng TA 2023 menargetkan sebanyak 40 bidang dengan anggaran sebesar Rp.
7.391.000,- (Tujuh juta tiga ratus sembilan puluh satu ribu rupiah).
Singaraja, 15 Juli 2022

Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten Buleleng,

Ir. I Komang Wedana, M.Sc.

NIP. 19641027 199403 1 001

Anda mungkin juga menyukai