Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA

KEGIATAN LEGALISASI GAMBAR UKUR SURVEYOR BERLISENSI

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan


Nasional
Unit Eselon I Pengusul : Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan
dan Ruang
Program : Pengelolaan Pertanahan Nasional
Hasil : Peta Bidang Tanah dengan luasan kurang dari 10 Ha
Unit Eselon II/Satker : Kantor Pertanahan Kabupaten Buleleng
Kegiatan : Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah
Indikator Kinerja Kegiatan : Terukur dan Terpetakannya Batas Bidang Tanah
Jenis Keluaran (Output) dan Satuan Ukur : Jumlah Bidang Tanah yang Ditetapkan Batasnya (Bidang)
Volume : 20 Bidang
Suboutput/ Kategori : Pengukuran bidang tanah
Klasifikasi Rincian Output (KRO) : 6413.BAH Pelayanan Publik Lainnya
Rincian Output (KRO) :65413.BAH.012 Layanan Legalisasi Gambar Ukur

I. LATAR BELAKANG
a. Dasar Hukum
Kegiatan Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah dilaksanakan berdasarkan
1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok Pokok Agraria;
2. Peraturan Presiden Nomor No. 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria dan Tata
Ruang;
3. Peraturan Presiden No. 48 tahun 2020 tentang Badan Pertanahan Nasional;
4. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No 16
tahun 2020 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2021 tentang Pendaftaran
Tanah;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 128 Tahun 2015 jo. Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan
Pertanahan Nasional;
7. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16
Tahun 2021 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah.;
8. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
9 Tahun 2021 tentang Surveyor Berlisensi.

1
b. Gambaran Umum
Dalam Peraturan Menteri Agraria Nomor 11 Tahun 2017 tentang Surveyor Kadaster
Berlisensi disebutkan bahwa lingkup pekerjaan surveyor berlisensi antara lain melaksanakan
usaha jasa pelayanan kepada masyarakat dengan:
- Melaksanakan pengukuran dan pemetaan bidang tanah dalam rangka pendaftaran
tanah untuk pertama kali secara sporadik;
- Melaksanakan pengukuran dan pemetaan bidang tanah dalam rangka pemisahan,
pemecahan, dan penggabungan bidang tanah;
Sesuai dengan Pasal 30 Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah disebutkan bahwa setiap pengukuran
bidang tanah harus dibuatkan gambar ukurnya. Gambar ukur tersebut pada prinsipnya
adalah dokumen yang memuat data hasil pengukuran bidang tanah yang berupa jarak,
sudut, azimuth maupun gambar bidang tanah dan situasi sekitarnya. Selain data-data
tersebut diatas juga dicantumkan keterangan-keterangan lain yang mendukung untuk
memudahkan dalam penatausahaan gambar ukur.Catatan-catatan pada gambar ukur harus
dapat digunakan sebagai data rekontruksi batas bidang tanah apabila karena sesuatu hal
titik-titik batas yang ada di lapangan hilang.

II. TAHAPAN PEKERJAAN


Dalam bentuk diagram alir, tahapan pekerjaan pelayanan legalisasi gambar ukur surveyor belisensi
dapat digambarkan sebagai berikut:

Penyerahan informasi yang dibutuhkan oleh surveyor


berlisensi dalam rangka pelaksanakan kegiatan pengukuran

Penyerahan berkas dan Gambar Ukur


oleh surveyor berlisensi

Pemeriksaan hasil pengukuran: GU, Peta


Bidang, konsep Surat Ukur

Pemetaan Peta Bidang ke dalam Peta


Pendaftaran/ Peta Dasar Pendaftaran

tidak
ya
perbaikan
Sesuai
?

Pengesahan Peta Bidang, pemeberian


NIB, dan Pembukuan di Daftar Tanah

Pengesahan Surat Ukur

2
Tahapan pekerjaan Legalisasi Gambar Ukur Surveyor Berlisensi, sebagai berikut:
1. Penyerahan berkas dan Gambar Ukur yang akan dilegalisasi ke kantor pertanahan.
2. Pemberian informasi yang dibutuhkan surveyor berlisensi:
 Buku tanah bidang yang bersangkutan dan yang bersebelahan
 Surat Ukur/GS dan GU bidang tanah yang bersangkutan dan yang bersebelahan
 Peta Pendaftaran atau Peta Dasar Pendaftaran
3. Pemeriksaan hasil pengukuran (Gambar Ukur, Peta Bidang, dan Konsep Surat Ukur) yang
dilakukan oleh surveyor berlisensi.
4. Pemetaan Peta Bidang hasil pengukuran ke dalam Peta Pendaftaran/ Peta Dasar
Pendaftaran.
5. Peta Bidang yang dapat dipetakan ke dalam Peta Dasar Pendaftaran/ Peta Pendaftaran
disahkan oleh Kepala Kantor Pertanahan atau petugas yang ditunjuk untuk kemudian
diberikan NIB dan dilakukan pembukuan dalam daftar tanah (DI 203).
6. Pengesahan surat ukur oleh Kepala Kantor Pertanahan.

Peralatan yang dibutuhkan dalam proses kegiatan legalisasi Gambar Ukur oleh Surveyor Berlisensi,
antara lain:
 Komputer
 Printer

Bahan yang dibutuhkan dalam proses kegiatan legalisasi Gambar Ukur oleh Surveyor Berlisensi,
antara lain:
 ATK
 Fotocopy bahan pendukung

Dana yang dibutuhkan dalam proses kegiatan legalisasi Gambar Ukur oleh Surveyor Berlisensi,
antara lain :
 Belanja bahan
 Honor
 Belanja barang non operasional

3
III. ANALISA DAN PENGENDALIAN RESIKO
Identifikasi risiko dilaksanakan di awal (perencanaan), dengan melaksanakan identifikasi
tahapan-tahapan kegiatan yang tertuang dalam TOR kegiatan beserta unit kerja pelaksana
kegiatan.
No Titik Kritis Tahapan Jenis Potensi Penyebab Dampak
Pelaksanaan Kegiatan Resiko Resiko
1 Penyerahan berkas dan Gambar Tertundanya Berkas tidak Mundurnya
Ukur yang akan dilegalisasi ke Jadwal lengkap Pelaksanaan
kantor pertanahan. pemeriksaan Tahapan Kegiatan
yg lain
2 Pemberian informasi yang Terlambatnya Adanya Mundurnya
dibutuhkan oleh surveyor kelengkapan informasi yang Pelaksanaan
berlisensi pemberian tidak tersedia Tahapan Kegiatan
informasi yang lain
3 Pemeriksaan hasil pengukuran Tertundanya Masih ada hasil Mundurnya
yang dilakukan oleh surveyor Jadwal ukuran/ konsep penyelesaian
berlisensi Pelaksanaan SU yang salah pelaksanaan
pekerjaan
4 Pemetaan Peta Bidang hasil Keterlambatan Ketidaksesuaian Perbaikan
pengukuran ke dalam Peta pelnyelesaian PBT yang akan
Pendaftaran/ Peta Dasar tahapan dipetakan ke
Pendaftaran kegiatan dalam Peta
Pendaftaran/
Peta Dasar
Pendaftaran
5 Pengesahan Peta Bidang, Keterlambatan Kepala Kantor Tertundanya
Pemberian NIB, dan Pembukuan pelaksanaan atau petugas pengesahan PBT,
ke dalam DI302 tahapan yang ditunjuk Pemberian NIB,
kegiatan tidak berada di dan Pembukuan
tempat ke dalam DI302
6 Pengesahan Surat Ukur Keterlambatan Kepala Kantor Tertundanya
pelaksanaan tidak berada di pengesahan SU
tahapan tempat
kegiatan
Kegiatan Layanan Legalisasi Gambar Ukur dibebankan pada DIPA Kantor Pertanahan Kabupaten
Buleleng TA 2023 menargetkan sebanyak 20 bidang dengan anggaran sebesar Rp. 240.000,- .

Singaraja, 15 Juli 2022


Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Buleleng,

Ir. I Komang Wedana, M.Sc.


NIP. 19641027 199403 1 001

4
5

Anda mungkin juga menyukai