Anda di halaman 1dari 29

ADENDUM - KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

FRAMEWORK AGREEMENT UNTUK PENGUKURAN, PEMETAAN DAN INFORMASI


BIDANG TANAH PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP PARTISIPASI
MASYARAKAT

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan


Nasional
Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan
Ruang
Program : Program Pengelolaan Pertanahan Daerah
Hasil : Diterbitkannya Peta Bidang Tanah
Unit Eselon II/Satker : Kantor Pertanahan
Indikator Kinerja : Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah
Kegiatan : Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah
melalui Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap berbasis
Partisipasi Masyarakat
Satuan Ukur/Jenis Keluaran : Jumlah BidangTanah/Peta Bidang Tanah
Volume : 3.827.955 bidang

I. LATAR BELAKANG
1) Dasar Hukum
1. Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria;
2. Undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;
3. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
4. Undang-undang No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
5. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
6. Peraturan Presiden No. 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang
7. Peraturan Presiden No. 20 tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional;
8. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 8
tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
9. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun
1997 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah;
10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
28 Tahun 2016 tentang Percepatan Program Nasional Agraria Melalui Pendaftaran
Tanah Sistematis;
11. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
33 Tahun 2016 tentang Surveyor Kadaster Berlisensi;
12. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap;

1
Melayani, Profesional, Terpercaya
13. Petunjuk Teknis Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Nomor 1/Juknis-
100.HK.02.01/I/2022 tanggal 26 Januari 2022;
14. Perjanjian Pinjaman Bank Dunia No. 8897-IND: Program to Accelerate Agrarian
Reform;
15. Surat Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan
Pertanahan Nasional Nomor 149/SK-100.PL02/I/2022 Tanggal 21 Januari 2022 tentang
Penunjukan Pejabat Penandatangan Kontrak Payung Kegiatan Pengukuran, Pemetaan
dan Informasi Bidang Tanah Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Partisipasi
Masyarakat (PTSL-PM) pada Program Percepatan Reforma Agraria.

2) Gambaran Umum

Pasal 19 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok


Agraria (UUPA) menetapkan, bahwa untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah maka
diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia. Berdasarkan Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata
Ruang jo Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan
Pertanahan Nasional, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
(ATR/BPN) ditugaskan untuk melaksanakan urusan pemerintahan di bidang pertanahan dan
bertanggung jawab kepada Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi.

Untuk percepatan pendaftaran tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 UUPA yang
saat ini telah mencapai ± 44.227.462 bidang tanah dari ± 108.422.172 bidang tanah di seluruh
wilayah Republik Indonesia (berdasarkan data per tanggal 23 November 2016), sehingga masih
terdapat sebanyak 64.194.710 bidang tanah yang belum terdaftar. Sampai dengan akhir Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025 direncanakan seluruh bidang tanah di Indonesia
sudah terdaftar. Oleh karena itu perlu dilaksanakan pendaftaran tanah pertama kali secara masal
melalui Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang merupakan
salah satu Program Prioritas Nasional sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap yang akan dilaksanakan mulai tahun 2017 dengan target pada tahun 2017
sebanyak 5.000.000 bidang, tahun 2018 sebanyak 7.000.000 bidang, tahun 2019 sebanyak
9.000.000 bidang, tahun 2020 sebanyak 10.000.000 bidang, tahun 2021 sebanyak 10.000.000
bidang, tahun 2022 sebanyak 10.000.000 bidang, tahun 2023 sebanyak 10.000.000 bidang dan
tahun 2024 sebanyak 2.444.710 bidang tanah.

Sebagai salah satu upaya percepatan pencapaian pendaftaran tanah, Kementerian


Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) akan menggunakan sebagian
dana Pinjaman Bank Dunia (IBRD Loan No.8897-ID : Project to Accelerate the Agrarian
Reform (One Map Project) untuk kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di 7
(tujuh) Provinsi yang menjadi sasaran proyek dengan target sebanyak 4.300.000 bidang tanah,

2
yang dilaksanakan pada tahun 2019 sebanyak 400.000 bidang, tahun 2020 sebanyak 1.300.000
bidang, tahun 2021 sebanyak 1.620.000 bidang dan tahun 2022 sebanyak 980.000 bidang
(sedang diusulkan restrukturisasi target PTSL dalam kerangka loan extension sebagai berikut
tahun 2022 sebanyak 1.992.179, tahun 2023 sebanyak 2.134.000).

Melalui pendaftaran tanah sistematis lengkap, selain pendaftaran tanah pertama kali
secara serentak, dilaksanakan pula pemutakhiran data dan informasi bidang tanah. Melalui
pendaftaran tanah sistematis lengkap diharapkan diperoleh Peta Bidang Tanah beserta informasi
bidang tanahnya secara lengkap dan utuh desa demi desa atau kelurahan demi kelurahan. Salah
satu tahapan dalam kegiatan adalah pengukuran dan pemetaan bidang tanah yang dilaksanakan
secara sistematis lengkap mengelompok dalam satu wilayah desa/kelurahan lengkap.

Tujuan dari pelaksanaan pensertipikatan bidang tanah secara sistematis lengkap


mengelompok dalam satu wilayah desa/kelurahan lengkap di antaranya:
1. Waktu pelaksanaan relatif lebih cepat dibandingkan pelaksanaan pengukuran dan
pemetaan bidang tanah secara sporadik;
2. Mobilisasi dan koordinasi petugas ukur lebih mudah dilaksanakan;
3. Dapat sekaligus diketahui bidang-bidang tanah yang belum terdaftar dan yang sudah
terdaftar dalam satu wilayah desa/kelurahan;
4. Dapat sekaligus diketahui bidang-bidang tanah yang bermasalah dalam satu wilayah
desa/kelurahan;
5. Persetujuan batas sebelah menyebelah (asas contradictoire delimitatie) relatif lebih mudah
dilaksanakan.

Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap selama ini dikerjakan oleh ASN
(Aparatur Sipil Negara) dengan cara melalui Swakelola maupun oleh Penyedia Jasa (Pihak
Ketiga) yang dikerjakan oleh KJSB (Kantor Jasa Surveyor Berlisensi) maupun Perusahaan Jasa
Survei Pegukuran dan Pemetaan.

Pelaksanaan pengukuran oleh Pihak Ketiga harus melalui pemilihan penyedia untuk
menunjuk pelaksana kegiatan, selama ini harus dilakukan setiap tahun anggaran yang berjalan
dan dilakukan berulang setiap tahun anggaran. Kegiatan pengukuran yang tersebar di banyak
lokasi dan pengelola anggaran sehingga menjadikan banyak pula paket-paket pekerjaan
sehingga akan membuat banyak pula pengadministrasian pemilihan penyedia dan biaya
pemilihan yang besar pula.

Dalam Aide Memoire Implementation Support Mission Bank Dunia yang dilakukan pada
tanggal 24 Agustus sampai dengan 1 September 2020, menyarankan untuk percepatan dan
peningkatan efisiensi proses pengadaan, lebih dapat menjamin waktu pelaksanaan pekerjaan
pada awal tahun anggaran dan lebih memastikan ketersediaan pelaksana/penyedia serta
meningkatkan value for money, untuk dapat menggunakan pengadaan yang lebih strategis

3
dengan mengaplikasikan kontrak payung (framework agreement). Lebih menguatkan saran
penggunaan framework agreement, Bank Dunia kembali menyampaiakan saran kuatnya pada
saat memberikan No Objection terhadap Annual Work Plan (AWP) Tahun Anggaran 2021 pada
tanggal 23 November 2020.

Sebagaimana saran Bank Dunia tersebut, untuk itu pada pelaksanaan kegiatan
Pengukuran Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) – Pihak Ketiga dalam Program
Percepatan Reforma Agraria (PPRA) yang akan dilakukan dengan skema Framework
Agreement, yaitu dengan membentuk panel penyedia yang akan dihimpun dalam kontrak
payung.

Gambar 11. Proses Pengadaan Framework Agreement

II. ORGANISASI PELAKSANAAN

Pelaksanaan Proses Pengadaan Framework Agreement pada dasarnya terbagi menjadi dua (2)
kegiatan utama yaitu 1) Pengadaan Utama untuk Pembentukan Kontrak Payung (Panel Penyedia) dan
2) Pengadaan Sekunder untuk Penunjukan Pelaksana Pekerjaan melalui Kontrak Pembelian (Call-off
dari Panel Penyedia).

1
Procurement Guidance, Framework Agreement, an overview of how to design, establish and operate a Framework
Agreement in Investment Project Financing, The World Bank, Published on June 2018 – 1st edition.

4
Gambar 2. Bagan Organisasi Pelaksana Kontrak Payung

Penguna Anggaran
(PA)

Kuasa Penguna Kuasa Penguna


Anggaran Anggaran
(KPA) (KPA)

Pejabat
Penandatangan Kontrak Panel Penyedia
Kontrak Payung

Pembentukan Kontrak
Payung (Panel Peneydia)
Pejabat Pembuat
Penyedia Jasa Kontrak
Komitmen
Pembelian
(PPK)

Pejabat Pembuat
Penyedia Jasa Kontrak
Komitmen
Pembelian
(PPK)

Pejabat Pembuat
Penyedia Jasa Kontrak
Komitmen
Pembelian
(PPK)

Penyedia ke-n Kontrak PPK ke-n


Pembelian

Surat Pesanan (Call-off)

1) Pengelola Panel Penyedia (Kontrak Payung)


Pengelolaan Panel Penyedia adalah kegiatan untuk mengelola Panel Penyedia yang
dibentuk, dimulai dari persiapan pembentukan panel penyedia, pengelolaan kontrak panel
penyedia, pemantauan dan evaluasi panel penyedia. Pengelola Panel Penyedia akan
dilakukan oleh satuan kerja pada Kantor Pusat Kementerian ATR/BPN, dalam hal ini
sebagaimana Surat Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang /
Badan Pertanahan Nasional Nomor 149/SK-100.PL02/I/2022 Tanggal 21 Januari 2022
tentang Penunjukan Pejabat Penandatangan Kontrak Payung Kegiatan Pengukuran,
Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Partisipasi
Masyarakat (PTSL-PM) pada Program Percepatan Reforma Agraria .
Kontrak Payung disusun dan ditandatangani oleh Pejabat Penandatangan Kontrak Payung
dengan sejumlah penyedia yang ditunjuk menjadi panel penyedia PTSL.

5
2) Pengelola Kontrak Pesanan
Pengelolaan Kontrak Pesanan adalah kegiatan untuk mengelola Kontrak Pesanan
Pengukuran PTSL, dimulai dari persiapan pemaketan kontrak, penetapan lokasi kegiatan,
pengelolaan Kontrak Pesanan, pemantauan dan evaluasi, pembayaran kontrak
pelaksanaan pengukuran.
Pengelola Kontrak Pesanan adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang ditunjuk pada
masing-masing satuan kerja Kantor Pertanahan lokasi kegiatan PTSL-PM dengan Sumber
Dana Pinjaman Luar Negeri (Pinjaman Bank Dunia No. 8897-ID)

3) Pengelola Pemilihan Penyedia


Pemilihan Penyedia dalam pelaksanaan kontrak payung ini dapat dibedakan menjadi dua
kegiatan utama yaitu (i) pemilihan penyedia untuk masuk dalam panel penyedia (kontrak
payung) yang akan dilakukan melalui Tender Umum, dan Pemilihan Penyedia untuk
pelaksanaan pengukuran yang akan dilakukan melalui Surat Pesanan (Kontrak Pesanan)
kepada panel penyedia.
Pengelolaan pemilihan penyedia pada proses pengadaan utama untuk memilih panel
penyedia akan dilakukan oleh Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ) sedangkan
pada pengadaan sekunder untuk menunjuk pelaksana pengukuran (call-off) melalui
kontrak pesanan/pembelian yang akan dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
masing-masing Satuan Kerja.

III. KERANGKA FRAMEWORK AGREEMENT (KONTRAK PAYUNG)

1) Pembentukan Panel Penyedia (Kontrak Payung)


a. Penyedia
Penyedia yang dapat masuk dalam panel penyedia adalah:
- Perusahaan Survei yang memiliki ijin usaha untuk bidang survei dan pemetaan;
- Kantor Jasa Surveyor Berlisensi (KJSB) yang ditetapkan berdasarkan Peraturan
Menteri ATR/BPN;
- Penyedia dapat menawarkan sebagai badan usaha tunggal atau kemitraan badan
usaha (kemitraan paling banyak terdiri dari 3 (tiga) badan usaha. Kemitraan dapat
dilakukan antara sesama Perusahaan Survei Pemetaan, sesama KJSB, atau antara
Perusahaan Survei Pemetaan dan KJSB.
b. Ketentuan-ketentuan Pada Kontrak Payung
- Pemilihan Penyedia untuk pembentukan panel penyedia (kontrak payung) melalui
Tender Umum Nasional
- Panel Penyedia (Kontrak Payung) adalah sejumlah penyedia yang ditetapkan untuk
wilayah (zona) tertentu
- Penyedia dapat masuk dalam Panel Penyedia (Kontrak Payung) lebih dari satu
wilayah (zona) dan paling banyak pada 2 (dua) wilayah/zona

6
- Penyedia harus menyampaikan pernyataan wilayah (zona) mana yang akan dapat
diberikan layanan jasanya
- Penyedia harus menyampaikan pernyataan kemampuan pengukuran maksimal
dalam kurun waktu yang bersamaan
- Penyedia harus menyampaikan daftar personil utama dan peralatan utama sesuai
kemampuan pengukuran maksimal
- Penyedia harus menyampaikan harga satuan pengukuran dan pemetaan bidang tanah
belum terdaftar (PBT) yang merupakan faktor kompetitif, sedangkan peningkatan
kualitas bidang tanah terdaftar belum terpetakan (K4 fisik) harga satuan pekerjaan
ditetapkan sebagai provisional sum / faktor non-kompetitif (tidak ditawarkan)
- Personil utama dan peralatan utama tidak diperbolehkan (dilarang) diusulkan oleh
lebih dari satu penyedia
- Penetapan panel penyedia dalam kontrak payung berdasarkan urutan penawaran
biaya terendah dari penawaran yang responsive (memenuhi persayaran administrasi,
teknis dan kualifikasi), sampai dengan diperoleh kumulatif kemampuan pengukuran
maksimal penyedia sebanyak-banyaknya sama dengan 150% dari rata-rata total
perkiraan bidang setahun

2) Pemilihan Pelaksana Pekerjaan Melalui Kontrak Pesanan (Call-off)


- Pemilihan Pelaksana Pekerjaan melalui pesanan/pembelian terhadap penyedia yang
ditetapkan dalam panel penyedia (kontrak payung)
- Penyedia hanya dapat menerima pesanan sesuai wilayah yang sudah ditetapkan, kecuali
pesanan wilayah lain yang sudah tidak ada panel penyedia yang memiliki kapasitas
pengukuran yang mencukupi
- Penyedia tidak dapat dipesan (menerima pesanan) melebih kapasitas pengukuran
maksimal dalam kurun waktu yang bersamaan (dengan perkiraan 150 hari kalender)
- Penyedia wajib menanggapi pesanan untuk memberikan layanan jasa untuk seluruh
wilayah yang telah ditetapkan sesuai kapasitas pengukuran maksimalnya
- Penyedia dilarang menerima pesanan melebihi kapasitas maksimal pengukurannya
- Penyedia hanya bisa mendapatkan pesanan ulang apabila seluruh panel penyedia sudah
mendapatkan pesanan
- Harga Satuan Pengukuran bidang tanah akan berlaku selama masa berlaku kontrak
payung dan setiap harga satuan pengukuran provinsi akan mengikat untuk seluruh kantor
pertanahan pada provinsi tersebut

3) Kerangka Pengelolaan Panel Penyedia


- Kontrak Payung akan dilaksanakan untuk selama periode kontrak 2 (dua) tahun
- Kontrak Payung bukan merupakan perjanjian eksklusif yang memberikan jaminan panel
penyedia akan mendapatkan kontrak pesanan dan apabila dipandang lebih efektif dan
efisien, pengguna tidak kehilangan haknya untuk melakukan pemilihan pelaksana
kegiatan dengan metoda lain

7
- Panel Penyedia (kontrak payung) bersifat tertutup sehingga jumlah anggota panel
penyedia akan tetap sampai akhir periode kontrak, kecuali seluruh kapasitas pengukuran
sudah tidak mencukupi pesanan, akan dilakukan penambahan panel penyedia melalui
Tender Umum Nasional
- Penyedia akan dikeluarkan dari Panel Penyedia (Kontrak Payung) apabila:
a) Tidak menanggapi pesanan tanpa alasan atau dengan alasan yang tidak dapat diterima
b) Tidak dapat menyelesaikan kontrak pesanan (tidak menyelesaikan jumlah minimal
bidang dalam waktu yang sudah tetapkan)
c) Berdasarkan bukti yang cukup, Penyedia dinyatakan telah melakukan praktek
korupsi, kolusi, penipuan atau pemaksaan dalam bersaing untuk mendapatkan atau
dalam melaksanakan Kontrak Payung maupun Kontrak Pesanan

IV. KUALIFIKASI PENYEDIA JASA LAINNYA PELAKSANAAN PENDAFTARAN


TANAH SISTEMATIS LENGKAP (PTSL)
Penyedia yang akan dilibatkan dalam kegiatan ini harus memiliki kualifikasi sebagai berikut :
1. Administrasi/Legalitas
1) Memiliki izin Usaha Survei dan Pemetaan
2) Memiliki Akta Pendirian Perusahaan dan Akta Perubahan Terakhir (apabila ada);
3) Memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dan telah memenuhi kewajiban
perpajakan tahun pajak terakhir (SPT tahunan) Tahun terakhir;
4) Mempunyai atau menguasai tempat usaha/kantor dengan alamat yang benar, tetap dan
jelas berupa milik sendiri atau sewa;
5) Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada kontrak yang
dibuktikan dengan:
a. Akta Pendirian Perusahaan beserta perubahannya (apabila ada perubahan);
b. Surat Kuasa (apabila dikuasakan);
c. Bukti bahwa yang diberikan kuasa merupakan pegawai tetap (apabila dikuasakan);
dan
d. Kartu Tanda Penduduk (KTP)
6) Dalam hal Peserta melakukan Kemitraan harus mempunyai perjanjian Kemitraan

2. Syarat Kualifikasi Teknis:


1) Belum pernah terjadi kegagalan pelaksanaan kontrak (Non-performance) akibat
wanprestasi yang disebakan oleh penyedia dalam kurun waktu 4 tahun sebelum tanggal
batas akhir pemasukan penawaran.
Untuk keperluan persyaratan kualifikasi ini, non-performance sebagaimana diputuskan
oleh PPK mencakup semua kontrak di mana (a) non-performance tidak ditentang oleh
penyedia, termasuk melalui rujukan ke mekanisme penyelesaian sengketa berdasarkan
kontrak bersangkutan, dan (b) kontrak ditentang tetapi sepenuhnya diselesaikan
terhadap penyedia.

8
Non-performance tidak mencakup kontrak-kontrak di mana keputusan PPK dibatalkan
melalui mekanisme penyelesaian sengketa. Non-performance harus didasarkan atas
segala informasi mengenai sengketa atau gugatan, yaitu sengketa atau gugatan yang
telah diselesaikan sesuai dengan mekanisme penyelesaian sengketa berdasarkan
kontrak masing-masing dan di mana semua kasus banding yang tersedia bagi Peserta
telah diselesaikan.
2) Perusahaan harus memiliki pengalaman:
a. 1 (satu) kontrak penyediaan jasa lainnya Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Bidang Tanah Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) sebagai penyedia
utama atau anggota kemitraan maupun sub-penyedia pada kurun waktu 4 tahun
terakhir dengan nilai kontrak sekurangnya 80% (delapan puluh perseratus) dari total
perkiraan harga pekerjaan sesuai kapasitas maksimal penyedia yang dinyatakan
dalam Surat Penawaran, atau
b. 2 (dua) kontrak penyediaan jasa lainnya Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Bidang Tanah Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) sebagai penyedia
utama atau anggota kemitraan maupun sub-penyedia pada kurun waktu 4 tahun
terakhir dengan nilai kontrak masing-masing sekurangnya sama dengan 40% (empat
puluh perseratus) dari total perkiraan harga pekerjaan sesuai kapasitas maksimal
penyedia yang dinyatakan dalam Surat Penawaran
Catatan :
 Daftar pengalaman dapat dibuktikan dengan menyebutkan judul kontrak, harga
kontrak, lokasi kontrak, nama klien lengkap dengan alamat jelas dan nomor telepon
yang dapat dihubungi
 Kontrak yang dapat dimasukkan dalam daftar pengalaman adalah untuk pekerjaan
yang telah diselesaikan sekurangnya 90% (sembilan puluh perseratus) dengan
dibuktikan Berita Acara Kamajuan Pekerjaan.

3. Memiliki Tenaga Terampil Berlisensi dan Tenaga Pendukung


Penyedia harus memiliki Tim yang terdiri tenaga ahli/terampil berlisensi dan tenaga
pendukung untuk melaksanakan pekerjaan survei dan pengukuran. Jumlah Tim harus
mencukupi untuk kapasitas pengukuran maksimal yang telah dinyatakan dalam Surat
Penawaran.
Untuk kepentingan penilaian kualifikasi, Tim untuk melaksanakan pekerjaan survei dan
pengukuran PTSL ini diasumsikan setiap 10.000 bidang untuk pelaksanaan 150 hari
kalender, diperlukan 1 (satu) Tim yang terdiri dari:

Jumlah
No. Posisi / Jabatan Kualifikasi
(Orang)
1 Ketua Tim 1 Tenaga Ahli
2 Surveyor Kadastral 1 Tenaga Ahli/Terampil
Berlisensi

9
Jumlah
No. Posisi / Jabatan Kualifikasi
(Orang)
3 Asisten Surveyor Kadastral 5 Tenaga Terampil
Berlisensi
4 Tenaga Administrasi 2 Tenaga Pendukung
5 Petugas Pemetaan / Drafter 3 Tenaga Pendukung

i. Ketua Tim, dengan kualifikasi:


 Pendidikan minimal S1 semua jurusan, dan
 Berpengalaman sebagai Ketua Tim untuk Pekerjaan Survei, Pengukuran dan Pemetaan
sekurangnya minimal 2 (dua) kali dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir;
ii. Surveyor Kadastral, dengan kualifikasi:
 Pendidikan minimal S-1 Teknik Geodesi/Teknik Geomatika/Teknik Geodesi dan
Geomatika atau D-4 Pertanahan,
 Memiliki lisensi Surveyor Kadastral yang diterbitkan oleh Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang masih berlaku,
 Berpengalaman menjadi Surveyor Kadastral Berlisensi untuk pekerjaan PTSL
minimal 1 (satu) kali dalam 4 (empat) tahun terakhir, dan
 Apabila diusulkan oleh Perusahaan Survei Pemetaan dilenkapi Surat Keterangan dari
Pimpinan Perusahan dan KJSB;
iii. Asisten Surveyor Kadastral, dengan kualifikasi:
 Pendidikan minimal SMA/SMK Teknik Geomatika/Survei dan Pemetaan, atau D1, D2
atau D3 Bidang Survei, Pengukuran, Pemetaan atau Pertanahan,
 Memiliki lisensi Asisten Surveyor Kadastral yang diterbitkan oleh Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang masih berlaku,
 Berpengalaman menjadi Asisten Surveyor Kadastral Berlisensi untuk pekerjaan
Survei, Pengukuran dan Pemetaan minimal 1 (satu) kali dalam 4 (empat) tahun
terakhir, dan
 Apabila diusulkan oleh Perusahaan Survei Pemetaan dilenkapi Surat Keterangan dari
Pimpinan Perusahan dan KJSB;
iv. Tenaga Administrasi, dengan kualifikasi:
 Pendidikan minimal setingkat Sekolah Menengah Atas/Kejuruan,
 Menguasai dan mampu mengoperasikan komputer
v. Tenaga Pemetaan (Drafter), dengan kualifikasi:
 Pendidikan minimal setingkat Sekolah Menengah Atas/Kejuruan,
 Menguasai dan mampu mengoperasikan software pengukuran dan pemetaan
(misalnya: Auto CAD)
Catatan:
 Evaluasi hanya dilakukan terhadap tenaga utama saja (Ketua Tim, Surveyor
Kadastral, dan Asisten Surveyor Kadastral)

10
 Tenaga ahli/terampil dievaluasi dengan mengacu kontrak/referensi/daftar riwayat
hidup.

4. Memiliki Peralatan Utama


Penyedia harus memiliki peralatan utama untuk melaksanakan pekerjaan survei dan
pengukuran baik milik sendiri. Jumlah peralatan harus mencukupi untuk kapasitas
pengukuran maksimal yang telah dinyatakan dalam Surat Penawaran.
Untuk kepentingan penilaian kualifikasi, jumlah untuk melaksanakan pekerjaan survei dan
pengukuran PTSL ini diasumsikan setiap 10.000 bidang untuk pelaksanaan selama 150 hari
kalender diperlukan 1 (satu) set peralatan yang terdiri dari :
No. Peralatan Jumlah (unit) Keterangan
1 Software Pengukuran & Pemetaan 1 buah ms
2 Komputer Grafis 10 unit ms
3 Printer A3 5 buah ms
4 a. GNSS CORS atau 4 unit ms
b. GNSS RTK (1 set = 1 base dan 3 1 set ms
rover)
5 Mobile Phone/GPS Navigasi 3 unit ms
berkamera (GPS geotagging)
6 Scanner A3 2 unit ms
7 Biometric Reader 2 unit ms
Keterangan:
- ms = milik sendiri
- Alat Ukur Jarak yang dimaksud adalah alat ukur meteran dengan bahan yang stabil
(tidak mudah mengembang atau mengkerut). Alat ukur meteran dari bahan
plastik yang mudah mengembang atau mengkerut tidak boleh digunakan
dalam pekerjaan ini.
- Software Pengukuran & Pemetaan yang digunakan untuk mengolah hasil
pengukuran dengan output file sesuai dengan standar di Kementerian ATR/BPN
yaitu *.dxf.
- Foto geotagging dibuat minimal 1 (satu) foto untuk setiap lembar Gambar Ukur dan
diserahkan dalam format softcopy pada saat proses kendali mutu. Penamaan file
foto geotagging sama dengan nomor Gambar Ukur.
- Menjadi peralatan tambahan apabila pada saat pelaksanaan belum tersedia peta
kerja, antara lain sebagai berikut:
1) Drone (pesawat tanpa awak) untuk mengambil foto udara apabila belum
tersedia CSRT, dan/atau
2) Komputer Pengolah Foto/Citra diperlukan apabila sumber data pembuatan
Peta kerja masih berupa Raw Data CSRT atau hasil pemetaan drone, dengan
spesifikasi :
a. Intel i5 atau setara

11
b. Monitor Grafis 17”
c. RAM Minimal 32 GB
d. Hard Disk Minimal 1 TB
e. VGA Card Minimal 4 GB
- GNSS CORS atau GNSS RTK merupakan peralatan utama yang akan menjadi
bagian evaluasi penawaran

5. Memiliki Omzet Tahunan Rata-rata kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir sekurang-
kurangnya sama dengan total perkiraan harga pekerjaan sesuai kapasitas maksimal
penyedia yang dinyatakan dalam Surat Penawaran (Rata-rata Omzet dihitung sebagai nilai
total pembayaran sah yang diterima untuk kontrak pasokan barang/jasa yang sedang
berlangsung dan/atau telah selesai dalam 3 tahun terakhir, dibagi 3). Dapat dibuktikan
dengan menyampaikan salinan neraca keuangan dan arus kas yang sudah diaudit oleh
Akuntan Publik untuk tiga (3) tahun terakhir.
Dalam hal Peserta Tender dalam bentuk Kemitraan/Joint Venture (JV)/ Konsorsium maka
untuk setiap anggota Kemitraan/JV/Konsorsium harus dijumlahkan untuk menentukan
terpenuhinya kriteria kualifikasi ini dengan ketentuan untuk anggota penanggungjawab
(Lead Partner) dari JV lainnya harus memenuhi minimal 40% dari yang dipersyaratkan
dan untuk anggota JV/KSO lainnya harus memenuhi minimal 25% dari nilai yang
dipersyaratkan. Tidak terpenuhinya persyaratan ini akan menyebabkan penolakan
penawaran dari JV/KSO. Pengalaman dan sumber daya sub-kontraktor tidak
diperhitungkan dalam menentukan apakah peserta memenuhi kriteria kualifikasi.

6. Biaya Pekerjaan :
Untuk pelaksanaan pekerjaan pengukuran, pemetaan dan informasi bidang tanah PTSL-
PM, biaya pengukuran terdiri dari:
a) Harga Satuan Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah belum Terdaftar (PBT),
merupakan variabel biaya kompetitif yang harus ditawarkan oleh penyedia; dan
b) Harga Satuan Peningkatan kualitas bidang tanah terdaftar belum terpetakan (K4 Fisik),
merupakan biaya provisional sum yang bersifat non-kompetitif sehingga penyedia tidak
perlu menyampaikan penawaran.

Harga satuan yang ditawarkan harus mempertimbangkan aspek-aspek sebagai berikut:


i. Biaya Personel (Tenaga Kerja), harus diperhitungkan mengikuti standar Upah
Minimum Regional/Provinsi
ii. Biaya Operasional (peralatan, tansportasi, pencetakan dll)
iii. Keuntungan Perusahaan
iv. Biaya-biaya untuk pelaksanaan protokol kesehatan sesuai untuk pencegahan penularan
Virus Covid-19

12
V. KERANGKA ACUAN PENGUKURAN PTSL-PM
1) Pengertian dan Istilah
a. Bidang Tanah adalah bagian permukaan bumi yang merupakan satuan bidang yang
terbatas.
b. Peta Dasar Pendaftaran adalah peta yang memuat titik-titik dasar teknik dan unsur-
unsur geografis seperti sungai, jalan, bangunan, batas fisik bidang-bidang tanah dan
batas administrasi. Peta Dasar Pendaftaran dapat berupa peta garis atau peta foto. Peta
Dasar Pendaftaran menjadi dasar untuk pembuatan Peta Pendaftaran.
c. Peta Kerja adalah peta dasar yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan pengukuran
dan pemetaan bidang tanah belum terdaftar dan peningkatan kualitas bidang tanah
terdaftar. Peta Kerja dapat berupa hardcopy yang dicetak dan dibawa ke lapangan saat
pengukuran dan pemetaan bidang tanah, atau berupa softcopy yang digunakan di lokasi
PTSL-PM dengan bantuan aplikasi pengukuran dan pemetaan bidang tanah.
d. Pengukuran Bidang Tanah secara sistematis adalah proses pemastian letak batas
bidang-bidang tanah yang terletak dalam satu atau beberapa desa/kelurahan atau
bagian dari desa/kelurahan atau lebih dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran
tanah secara sistematis.
e. Pengumpul Data Pertanahan (Puldatan) adalah kelompok masyarakat yang diberi
pelatihan dan ditugaskan untuk menjadi fasilitator sekaligus pelaksana proses
pengumpulan data fisik dan data yuridis.
f. Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) adalah kegiatan Pendaftaran Tanah
untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak bagi seluruh obyek Pendaftaran
Tanah di wilayah Republik Indonesia dalam satu wilayah desa/kelurahan atau nama
lainnya setingkat dengan itu, yang meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran
data fisik dan data yuridis mengenai satu atau beberapa obyek Pendaftaran Tanah
untuk keperluan pendaftarannya.
g. PTSL Partisipasi Masyarakat adalah kegiatan PTSL yang melibatkan masyarakat
(Puldatan) dalam pengumpulan data/dokumen fisik dan yuridis.
h. Dalam pelaksanaannya, metode dalam PTSL PM terdiri dari:
i) Metode 1:
Pada metode 1, pelaksanaan pengukuran dan pemetaan bidang tanah dilakukan
oleh pihak ketiga sebagai bagian dari satgas fisik dengan pelaksanaan sebagaimana
yang telah dilakukan pada kegiatan PTSL. Dokumen yang dikumpulkan berupa
dokumen data fisik dan data yuridis.
ii) Metode 2 (Participatory Mapping (PM) PTSL) :
Pada metode 2, alat ukur utama minimal menggunakan pita ukur dan distometer.
Metode pengukuran di lapangan dilaksanakan secara terestris. Seluruh bidang
tanah yang ada diidentifikasi pada peta kerja kemudian diukur seluruhnya di
lapangan. Bidang-bidang tanah yang diukur diikatkan dan dipetakan dalam sistem
koordinat TM3⁰. Pada metode ini peta kerja dapat berupa peta citra satelit atau peta
foto udara yang belum terkoreksi secara geometrik.

13
Dokumen yang dikumpulkan meliputi data/dokumen fisik dan yuridis. PTSL yang
dilakukan oleh surveyor pihak ketiga bersama Puldatan dengan cek lapangan
verifikasi batas secara partisipatif.
iii) Metode 3 (Community Driven (CD) PTSL)
Pada metode 3, pengukuran dan pemetaan bidang tanah lebih dominan memakai
metode fotogrametris. Anggota masyarakat membawa peta skala besar dari
interpretasi citra resolusi tinggi yang dicetak dan mendelineasi batas bidang di atas
peta, kemudian didigitasi menjadi poligon bidang. Cek lapangan dilakukan untuk
melengkapi batas bidang yang kurang jelas dari identifikasi citra, atau cek
lapangan diperlukan untuk mengkonfirmasi titik-titik pojok bidang.
iv) Metode 4 (Collaborative Mapping (CO) PTSL)
Pada metode 4, pengukuran dan pemetaan bidang tanah menggunakan alat berupa
tablet dengan pendekatan hibrid antara citra resolusi tinggi dan survei lapangan
untuk pengukuran bidang. CO-PTSL menggunakan teknologi aplikasi pemetaan
mobile dan inter-koneksi dengan alat survei yang terjangkau (misal: GNSS
receiver L1 carrier/sub-meter, distometer laser/optik, kompas digital dan pita
ukur).
Untuk masing-masing metode diatas diprioritaskan menggunakan aplikasi Survey
Tanahku. Aplikasi Survey Tanahku adalah aplikasi berbasis mobile operating system
terhubung dengan data KKP yang digunakan untuk pengukuran data pertanahan,
meliputi survey pengukuran dan pemetaan kadastral, peningkatan kualitas data bidang
tanah, pengumpulan data yuridis serta monitoring dan evaluasi data bidang tanah baik
data spasial maupun data yuridis. Aplikasi ini dapat dihubungkan dengan sensor-
sensor yang terdapat/extendable pada smartphone, seperti kamera, GPS, finger print
reader dan lain-lain.
i. Gambar Ukur (DI. 107) adalah dokumen yang mencantumkan gambar suatu bidang
tanah atau lebih dan situasi sekitarnya serta data hasil pengukuran bidang tanah baik
berupa jarak, sudut, azimuth, sudut jurusan ataupun nilai koordinat.
j. Pemetaan Bidang Tanah adalah kegiatan pengolahan data dan penggambaran hasil
pengukuran bidang-bidang tanah dengan suatu metode tertentu pada media tertentu
sehingga letak dan ukuran bidang tanahnya dapat diketahui dari media tempat
pemetaan bidang tanah tersebut.
k. Peta Foto adalah peta yang menggambarkan detail lapangan dari citra foto dengan
skala tertentu. Peta foto sudah melalui proses pemetaan fotogrametri oleh karena itu
ukuran-ukuran pada peta foto sudah benar dengan demikian detail-detail yang ada di
peta foto dan dapat diidentifikasi di lapangan mempunyai posisi sudah benar di peta.
l. Identifikasi Bidang Tanah secara Fotogrametrik adalah penentuan batas-batas
bidang tanah secara visual/physical boundaries yang terlihat pada peta foto atau peta
CSRT dan di lapangan dengan menarik garis ukur (delineasi) pada peta foto atau peta
CSRT dengan terlebih dahulu menandai (prick) detail yang posisinya sama pada peta
foto atau peta CSRT tersebut.

14
m. Peta Bidang Tanah adalah gambar yang memuat satu bidang tanah atau lebih pada
suatu wilayah tertentu yang batas-batasnya ditentukan berdasarkan penunjukan batas
oleh pemilik dan para pihak yang berbatasan dan digunakan untuk keperluan
pengumuman.
n. Peta Pendaftaran adalah Peta yang menggambarkan satu bidang tanah atau lebih
yang batas-batasnya ditentukan berdasarkan penunjukan batas oleh para pemilik dan
disahkan penggunaannya oleh pejabat yang berwenang untuk keperluan pendaftaran
tanah.
o. Daftar Peta Pendaftaran (DI. 311 A) adalah daftar yang memuat data-data mengenai
nomor lembar dan skala peta dalam sistem proyeksi TM 3⁰ serta cakupan desa /
kelurahannya.
p. Surat Ukur (DI. 207) adalah dokumen yang memuat data fisik suatu bidang tanah
dalam bentuk peta atau uraian.
q. Daftar Surat Ukur (DI. 311 B) adalah daftar yang memuat data mengenai nomor
Surat Ukur, tanggal penerbitan, luas bidang, NIB, nomor Peta Pendaftaran dan nomor
kotaknya, letak tanah dan nomor gambar ukur serta keterangan.
r. Daftar Tanah (DI. 203) adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat identitas
bidang tanah dengan suatu sistem penomoran.
s. Nomor Identifikasi Bidang (NIB) adalah nomor yang diberikan kepada setiap bidang
tanah untuk keperluan pendaftaran tanah.
t. Komputerisasi Kegiatan Pertanahan yang selanjutnya disingkat KKP adalah
penyelenggaraan dan pengelolaan kegiatan agraria/pertanahan dan tata ruang berbasis
teknologi informasi dan komunikasi.

2) Tujuan Pelaksanaan Pekerjaan


Tujuan Pelaksanaan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat ini adalah:
a. Terpetakannya semua bidang tanah tanpa terkecuali baik yang belum terdaftar
maupun yang telah terdaftar sesuai dengan spesifikasi dan target yang telah
ditetapkan pada lokasi pekerjaan dalam Dokumen Lelang.
b. Adanya Peta Pendaftaran yang lengkap dalam satu satuan wilayah atau sebagian
wilayah desa/kelurahan dalam Sistem Koordinat Nasional Proyeksi TM 3º dalam
format digital dengan standar data spasial yang telah ditetapkan.

3) Bahan yang Disediakan oleh Pemberi Pekerjaan


Bahan yang akan diberikan oleh Pemberi Pekerjaan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi
Bidang Tanah Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat
kepada pelaksana pekerjaan adalah:
1. Surat Keputusan Penetapan Lokasi beserta dengan lampiran poligon batas wilayah
kerjanya;

15
2. Persiapan administrasi Surat Tugas, Surat Perintah Kerja oleh Pejabat Pembuat
Komitmen;
3. Data bidang-bidang tanah bersertipikat di dalam lokasi PTSL-PM yang telah
terpetakan dalam KKP dalam bentuk *.DWG (Format Autocad) maupun yang belum
terpetakan secara digital dilengkapi dengan copy:
a. Peta Pendaftaran
b. Daftar Tanah
c. SU (sesuai kondisi dan permintaan secara resmi), GS maupun GU dan;
d. Peta Pertanahan Lainnya (Prona, PP 10, IP4T, dll)
4. Daftar Nama dan Nomor Hak bidang tanah yang berada pada KW 1, 2, 3, 4, 5, dan 6
di dalam wilayah desa yang ditetapkan sebagai lokasi PTSL-PM dengan format *.xls
dan dicetak serta ditandatangani oleh Kepala Seksi Infrastruktur Pertanahan;
5. Peta Dasar Pendaftaran (berupa peta foto atau peta garis) dengan skala 1:1.000 atau
1:2.500 dengan Sistem Koordinat Nasional Proyeksi TM 3º dalam bentuk digital
(apabila ada);
6. Peta Citra/ Peta Foto pada lokasi kerja sebagai Peta Kerja;
7. Deskripsi Tugu Titik Dasar Teknis (apabila ada);
8. Data lain: Batas Kawasan Hutan, Kawasan Konservasi, Peta PBB, batas administrasi,
PIPPIB atau data pendukung lainnya (apabila ada).
Biaya yang timbul dari bahan yang dicopy/digandakan ini harus ditanggung oleh
Pelaksana Pekerjaan.

4) Ruang Lingkup Kegiatan


Lingkup pekerjaan pada Kegiatan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat adalah pengumpulan data
pertanahan baik data fisik maupun data yuridis dengan pelibatan partisipasi masyarakat
(Puldatan) di lokasi proyek. Adapun metode yang digunakan yaitu (1) PTSL (Umum); (2)
Participatory Mapping (PM) PTSL; (3) Community Driven (CD) PTSL dan (2)
Collaborative Mapping (CO) PTSL. Perbedaan antara metode tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut:

Alat bantu Pengumpulan Data Fisik


Metode Partisipasi utama Pengumpulan
Masyarakat pengumpulan Metode Data Yuridis
Peta Kerja
data Pengukuran
PTSL (Umum) - Hardcopy (digunakan Terestris Manual
hanya untuk identifikasi
awal bidang tanah)
Participatory Puldatan RTK L1/L2 Hardcopy (digunakan Terestris/ Manual
Mapping (PM) untuk hanya untuk identifikasi pengamatan
PTSL boundary awal bidang tanah) satelit

16
Alat bantu Pengumpulan Data Fisik
Metode Partisipasi utama Pengumpulan
Masyarakat pengumpulan Metode Data Yuridis
Peta Kerja
data Pengukuran
verification
walk
Community Puldatan Peta kerja Hardcopy digunakan Fotogrametris/ Manual
Driven (CD) dengan skala untuk identifikasi dan kombinasi
PTSL minimal delineasi batas bidang
1:2500 tanah pengukuran
dengan menggunakan
metode fotogrametris
Collaborative Puldatan Tablet dan Digital Fotogrametris/ Digital (data
Mapping (CO) RTK L1 kombinasi di-entry di
PTSL tablet)

Tahapan Pekerjaan
Tahapan pekerjaan baik pada metode Participatory Mapping (PM) maupun Collaborative
Mapping PTSL adalah sama, yaitu sebagai berikut:
1. Persiapan dan Perencanaan Pekerjaan
a. Persiapan Umum dan Presentasi Rencana Kerja
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus mempresentasikan
kepada Pemberi Pekerjaan dan Kantor Pertanahan mengenai:
a) Organisasi Proyek
b) Metode Kerja dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
c) Rencana mobilisasi tenaga dan alat
d) Metode pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah setempat
e) Program mutu proyek
b. Pengumpulan Bahan
Pelaksana Pekerjaan harus mengumpulkan bahan-bahan yang berguna dalam
pekerjaan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat seperti yang tersebut pada BAB II.
Kanwil maupun Kantah mempunyai tanggung jawab untuk mempersiapkan bahan
tersebut. Selain bahan yang berasal dari Pemberi Pekerjaan, Kanwil atau Kantah;
Pelaksana Pekerjaan dapat mengumpulkan bahan lain dari sumber lain yang
dianggap perlu untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan (misal: peta PBB, peta
Desa, peta RTRW, dsb). Biaya yang timbul dari pengumpulan bahan ini
ditanggung oleh Pelaksana Pekerjaan.
c. Survey Pendahuluan
Sebelum dilaksanakan pengukuran bidang tanah, Pelaksana Pekerjaan didampingi
Tim Penyuluhan Kantor Pertanahan melaksanakan penyuluhan yang bertujuan
untuk:

17
a) Berkoordinasi dengan aparat desa/ Ketua RW/Ketua RT/Tokoh Masyarakat
tentang rencana, jadwal dan rencana pelibatan masyarakat dalam pemasangan
tanda batas bidang tanah dan pengukurannya;
b) Membagikan Formulir Persiapan Pengukuran Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (Lampiran No. 5) dan dikumpulkan selambat-lambatnya sebelum
pelaksanaan pengukuran;
c) Mendapatkan gambaran awal jumlah bidang yang dapat diukur;
d) Menginformasikan dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan oleh peserta
PTSL-PM.
e) Mengumpulkan Salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP) peserta PTSL dan
Salinan Dokumen alas hak (jika ada) atau Dokumen pernyataan
pemilikan/penguasaan tanah dari peserta PTSL
f) Melakukan delineasi batas desa indikatif dengan menggunakan sisi bidang
tanah terluar di desa yang bersangkutan di akhir kegiatan PTSL.
g) Melakukan identifikasi batas kawasan hutan bersama TIM dari Balai
Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) dan / atau Dinas Kehutanan setempat.
h) Melakukan deliniasi dan memetakan batas kawasan hutan indikatif di atas peta
di desa lokasi kegiatan (Area of Interest - AoI), apabila identifikasi batas
Kawasan hutan yang dilakukan dengan survei bersama (huruf g diatas) tidak
dapat dilaksanakan.
i) Melakukan validasi formulir Analisis Resiko per desa menggunakan perangkat
lunak Kobo Toolbox (disediakan oleh Kementerian ATR/BPN) di pertengahan
implementasi PTSL.
d. Pengukuran Ground Control Point (GCP)
GCP dibuat dan diukur sebagai titik kontrol dalam kegiatan Pemotretan udara
dengan drone untuk pembuatan Peta kerja dan atau titik kontrol / ikat kegiatan
pengukuran pemetaan dalam rangka PTSL. Titik kontrol pemotretan udara terdiri
dari titik kontrol dalam sistem koordinat lintang, bujur dan tinggi terhadap
spheroid pada datum WGS-84 dan atau Koordinat proyeksi TM 3° pada datum
WGS-84; Titik kontrol/titik ikat terletak pada pojok, perimeter dan tengah dari
blok area pekerjaan (Lokasi PTSL). Metode dan spesifikasi GCP mengikuti
Petunjuk Teknis Pembuatan Peta Kerja dengan menggunakan Pesawat Nirawak /
Drone.
e. Pemotretan Drone/Pengolahan Citra
Pemotretan dengan Drone adalah kegiatan pembuatan peta kerja dengan
melakukan pemotretan udara menggunakan wahana pesawat udara nir-awak
(drone). Kegiatan ini dilakukan apabila pada lokasi PTSL tidak tersedia Peta
Dasar. Selain pemotretan dengan Drone, pembuatan peta kerja dapat dilakukan
dengan melakukan pengolahan raw data Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT).

18
f. Pembentukan Puldatan
1) Kantor Pertanahan membentuk tim Puldatan (Pengumpul Data Pertanahan)
disetiap lokasi desa.
2) Puldatan adalah kelompok masyarakat yang diberi pelatihan dan ditugaskan
untuk menjadi fasilitator sekaligus pelaksana proses pengumpulan data fisik
dan data yuridis.
3) Puldatan disahkan oleh Kepala Kantor Pertanahan.
4) Puldatan minimal beranggotakan 10 orang, yang terdiri dari:
a) Kepala Desa/ perangkat desa yang ditunjuk (1 orang);
b) Babinsa/ Babinkamtibmas, (1 – 2 orang);
c) Para-Surveyor, (minimal 3 orang); Para-surveyor adalah pemuda desa/
pemuda Karang Taruna dapat berasal dari luar desa dan atau luar
kecamatan yang ditugaskan oleh Kepala Kantor Pertanahan untuk
bersama-sama dengan anggota Puldatan dari desa setempat melaksanakan
pemetaan berbasis partisipasi masyarakat di seluruh lokasi pekerjaan.
d) Pemuda desa/ Karang Taruna/ Ketua RT/ tokoh masyarakat, perempuan
atau perwakilan kelompok perempuan (4 - 5 orang).
5) Kualifikasi Puldatan:
a) Diutamakan mengenal desa lokasi PTSL+PM;
b) Usia minimal 17 tahun;
c) Dapat membaca dan menulis. Khusus untuk Para-surveyor memiliki
pendidikan minimal SMA atau setara;
d) Diutamakan dapat menggunakan gadget.
6) Puldatan mempunyai tugas sebagai berikut:
a) Mengikuti dan lulus training Puldatan;
b) Melaksanakan pengumpulan, memvalidasi, mendigitalisasikan, dan
mengarsipkan dokumen yuridis (KTP/KK, alas hak, SPT PBB, Surat
Pernyataan Kepemilikan Tanah/Penguasaan Fisik);
c) Melaksanakan pengumpulan data fisik (identifikasi dan deliniasi batas RT/
desa dan batas bidang tanah, memverifikasi batas dan kesepakatan batas di
lapangan, membantu petugas ukur dalam melaksanakan pengukuran
terestris/GNSS/ kombinasi);
d) Penunjuk batas apabila pemilik bidang tanah dan tetangga yang berbatasan
tidak bersedia menunjukkan batas;
e) Membantu membuat Gambar Ukur;
f) Membantu memediasi apabila ada sengketa batas maupun kepemilikan
bidang tanah;

19
g) Membantu pelaksanaan pengumuman PBT untuk diklarifikasi;
h) Menandatangani PBT hasil klarifikasi.

g. Training Puldatan
1) Kantor Pertanahan menyiapkan training untuk Puldatan;
2) Narasumber training dapat berasal dari Kantor Pertanahan dan atau Kantor
Wilayah setempat;
3) Materi training yang diberikan antara lain identifikasi dan delineasi bidang
tanah pada Peta Kerja, pengukuran sederhana dengan menggunakan pita ukur
dan GNSS RTK, membuat Gambar Ukur (GU), verifikasi batas bidang tanah,
mengumpulkan dan memverifikasi dokumen-dokumen yuridis, cara mediasi.
h. Pengolahan dan Pencetakan Peta Kerja
Pengolahan hasil pemotretan drone dan pengolahan raw data CSRT menggunakan
software pengolah yang kompatible. Hasil dari pemotretan drone dan pengolahan
citra disimpan dalam format digital
a) Peta Kerja berasal dari Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT) atau Peta Foto
Udara atau Peta Drone/UAV yang telah dikoreksi geometris
b) Skala peta kerja yang dapat digunakan paling kecil 1:2500
c) Ketelitian Peta Kerja: 0,3 mm x skala peta => (1:500; 1:1000; 1:2500)
d) CSRT/ Peta Foto/ UAV/ Drone yang telah dikoreksi geometrik kemudian
dioverlaykan dengan batas wilayah administrasi setempat, bidang tanah
terdaftar/ K4, peta blok PBB, jaringan jalan/jaringan utilitas lainnya (apabila
ada)
i. Pengadaan Basecamp
Basecamp Pelaksana Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral bertempat di
lokasi PTSL atau tempat lain yang letaknya tidak jauh dari lokasi PTSL-PM
dengan tujuan untuk memudahkan koordinasi dengan Kantor Pertanahan.
Selanjutnya pelaksana Pekerjaan harus melaksanakan mobilisasi Peralatan dan
Tenaga Pelaksana yang dimulai paling lama 10 (sepuluh) hari setelah SPMK (Surat
Perintah Mulai Kerja).
j. Mobilisasi tenaga dan alat
Sebelum dilaksanakan mobilisasi tenaga dan alat, penyedia wajib memiliki
Basecamp. Basecamp Pelaksana Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral
bertempat di lokasi PTSL atau tempat lain yang letaknya tidak jauh dari lokasi
PTSL dengan tujuan untuk memudahkan koordinasi dengan Panitia Ajudikasi
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap. Selanjutnya pelaksana Pekerjaan harus
melaksanakan mobilisasi tenaga dan alat paling lambat 10 (sepuluh) hari kalender
setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja).
k. Pendaftaran sebagai Mitra pada Aplikasi KKP
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Surveyor Kadaster Berlisensi dan Asisten
Surveyor Kadaster berlisensi wajib untuk melakukan pendaftaran sebagai mitra

20
pada aplikasi KKP paling lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah SPMK (Surat
Perintah Mulai Kerja).
l. Aplikasi Survey Tanahku
Syarat pembuatan akun Survey Tanahku untuk Surveyor Kadaster Berlisensi
(SKB)
a) SKB telah terdaftar di mitra Kerja Kementerian ATR/BPN
b) Kantor Pertanahan telah melakukan verifikasi Kontrak Kerja dengan SKB
c) SKB telah memiliki akses ke aplikasi PTSL Fisik

2. Penyuluhan
a. Penyuluhan adalah kegiatan sosialisasi untuk memberikan informasi lengkap
tentang kegiatan PTSL-PM yang akan dilaksanakan kepada masyarakat yang
berada di lokasi serta mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam
kegiatan PTSL-PM.
b. Penyuluhan dilaksanakan Penyedia pekerjaan bersama-sama dengan petugas
penyuluhan dari Kantor Pertanahan.
c. Target penyuluhan adalah semua masyarakat yang mempunyai/ menguasai bidang
tanah di wilayah desa/kelurahan tersebut, baik yang belum bersertipikat maupun
yang sudah bersertipikat.
d. Informasi yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan yaitu:
1) Pengenalan tim Puldatan
2) Tahap-tahap/ proses kegiatan PTSL-PM
3) Jadwal kegiatan secara keseluruhan dan jadwal yang melibatkan masyarakat
seperti jadwal pengumpulan data fisik dan dokumen pertanahan, jadwal
verifikasi dan kesepakatan batas, jadwal pengukuran, dll.
4) Pembiayaan kegiatan
5) Bentuk partisipasi masyarakat antara lain:
- Berpartisipasi dalam kegiatan identifikasi dan delineasi bidang tanah
- Konfirmasi terhadap bidang-bidang tanah terdaftar
- Memasang tanda batas
- Berada di tempat saat dilaksanakan verifikasi dan kesepakatan batas di
lapangan
- Menandatangani Gambar Ukur
- Mengumpulkan data Yuridis
6) Dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan dan dikumpulkan saat rapat
forum warga, seperti:
- Fotokopi KTP/ KK pemilik bidang tanah (termasuk nama suami/istrinya
jika sudah menikah)
- Surat pernyataan penguasaan fisik bidang tanah
- Bukti alas hak (jika ada)
- Fotokopi sertipikat/ SU/ GS (untuk bidang tanah yang sudah terdaftar)

21
- Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah.
- Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

3. Pengumpulan data fisik


a. Identifikasi Awal Batas Bidang Tanah
1) Identifikasi awal bidang tanah dilaksanakan dalam forum rapat warga oleh
Puldatan dan penyedia pekerjaan bersama-sama dengan masyarakat (pemilik
bidang tanah dan tetangga yang berbatasan).
2) Puldatan memberikan informasi kepada pemilik bidang tanah terkait jadwal
kegiatan penetapan batas di lapangan.
b. Penetapan Batas dan Pengukuran Bidang Tanah
1) Peta kerja yang telah diidentifikasi bidang tanah oleh masyarakat, dibawa ke
lapangan oleh Puldatan dan SKB dari Penyedia Pekerjaan;
2) Verifikasi dan penetapan batas bidang tanah di lapangan dapat dilakukan
dengan 2 (dua) cara:
a) Di lapangan, Puldatan dan SKB dengan pemilik tanah/penunjuk batas
mengecek hasil identifikasi awal (untuk memastikan bahwa tanda batas
secara fisik ada di lapangan) dan menetapkan batas bidang tanah pada peta
kerja di lapangan atau
b) Puldatan terlebih dahulu memverifikasi batas bidang tanah di lapangan
bersama dengan pemilik tanah/penunjuk batas. Selanjutnya, penetapan
batas dilaksanakan oleh SKB dan Puldatan.
3) Apabila dalam satu lembar GU seluruh bidang tanahnya dapat diidentifikasi
dan didelineasi, maka SKB melakukan kontrol dengan mengukur panjangan 2
(dua) sisi blok yang berbeda (panjangan utara-selatan dan panjangan barat-
timur) secara terestris;
4) Apabila dalam satu lembar GU terdapat titik-titik batas yang tidak dapat
diidentifikasi secara visual pada Peta Kerja misalnya terhalang atau tertutup
pohon sehingga sulit untuk menentukan batasnya, maka dilakukan pengukuran
tambahan di lapangan (suplesi) dengan cara mengikatkan pada detil-detil
terdekat yang terlihat sehingga titik batas tersebut dapat ditentukan. Kemudian,
SKB melakukan kontrol dengan mengukur panjangan 2 (dua) sisi blok yang
berbeda (panjangan utara-selatan dan panjangan barat-timur) secara terestris.
5) Terhadap bidang tanah yang seluruh batasnya tidak dapat diidentifikasi dan di
delineasi pada Peta Kerja, dilakukan pengukuran dengan menggunakan
metode lain (terestris/pengamatan satelit/kombinasi);
6) Terhadap bidang-bidang tanah yang telah disepakati tetangga yang berbatasan,
pemilik bidang tanah/kuasanya dapat membubuhkan nama/ kuasanya dan
tanda tangan di atas Peta Kerja atau pada aplikasi mobile mapping yang telah
disediakan sebagai bentuk persetujuan atau kesepakatan batas.
7) Peta Kerja yang telah ditanda tangani digunakan sebagai lampiran GU.

22
c. Batas Kawasan Hutan
1) ATR/BPN akan mendukung Pelaksana Pekerjaan berkoordinasi dengan BPKH
untuk melakukan survei bersama untuk identifikasi, delineasi dan pemetaan
batas kawasan hutan.
2) Pelaksana Pekerjaan mendelineasi dan memetakan batas kawasan hutan yang:
(i) ada batas wilayah hutan yang ditetapkan di dalam atau berdekatan dengan
lokasi kegiatan PTSL; dan (ii) BPKH dan ATR/BPN menyetujui di lapangan
lokasi batas tersebut.
3) Jika kawasan hutan yang belum penetapan di lokasi proyek atau tidak
tersedianya survei bersama, Pelaksana Pekerjaan mendelineasi dan memetakan
batas kawasan hutan indikatif, serta memastikan bahwa PTSL secara digital
mencatat penggunaan lahan dan lokasinya.
4) Tanda batas kawasan hutan tidak perlu dibuat monumen.
5) Pelaksana Pekerjaan membuat fitur polyline batas kawasan hutan. Jika batas
kawasan hutan dapat dilampirkan, fitur poligon harus dibuat; layer vektor
adalah bagian dari hasil kerja.
d. Batas Desa Indikatif
1) Pelaksana Pekerjaan mendelineasi dan memetakan batas desa indikatif dalam
lokasi proyek dengan menggunakan batas persil dan peta kerja.
2) Batas desa indikatif didefinisikan sebagai fitur poligon tertutup, dan layer
vektor adalah bagian dari hasil kerja.
e. Peta Penggunaan Lahan Aktual
1) Pelaksana Pekerjaan mengambil data dan memetakan informasi penggunaan
lahan jika lokasi penggunaan lahan berada di dalam dan berdekatan dengan
lokasi kegiatan PTSL untuk memberikan peta komprehensif hak tenurial dan
penggunaan lahan (kepemilikan, penguasanaan, hunian, HGU dan konsesi
ekstraktif/pertambangan, lisensi, sewa, dll.).
2) Informasi penggunaan lahan lainnya mencakup, tetapi tidak terbatas pada
delineasi lahan gambut dan perkebunan, delineasi dan pemetaan tanah
komunal dan adat, serta identifikasi wilayah konsesi energi dan pertambangan.
3) Informasi penggunaan lahan didefinisikan sebagai fitur poligon tertutup, dan
layer vektor ini adalah bagian dari hasil kerja.
f. Pembuatan Gambar Ukur
1) Peta Kerja hasil identifikasi dan delineasi batas bidang tanah oleh masyarakat
yang di dalamnya sudah memuat batas-batas bidang tanah serta nama
pemilik/kuasa dan tanda tangannya digunakan sebagai lampiran GU.
2) Gambar Ukur yang dihasilkan dari metode fotogrametris (yang seluruh
bidangnya dapat diidentifikasi dan delineasi di Peta Kerja) harus
mencantumkan ukuran panjangan 2 (dua) sisi blok.

23
3) Gambar Ukur yang dihasilkan dengan metode terestris harus mencantumkan
angka ukur panjang sisi, sudut, dan/atau koordinat bidang tanah hasil ukuran
di lapangan.
4) Gambar ukur yang dihasilkan dengan cara pengamatan satelit yang data
ukurannya dalam bentuk digital (seperti GNSS, dll), terdiri dari formulir
gambar ukur dan print out koordinat hasil hitungan. Gambar Ukur wajib diisi
lengkap dan menyertakan informasi metadatanya.
5) Sebagai bentuk persetujuan penetapan batas dalam aplikasi Survey Tanahku,
dilakukan rekam Biometric sidik jari pada Gambar Ukur digital oleh pemilik
bidang tanah atau penunjuk batas yang dikuasakan dan tetangga bersebelahan
atau yang dikuasakan.
6) GU ditandatangani oleh SKB.
g. Peningkatan Kualitas Data Bidang Tanah Terdaftar (K4)
1) Kondisi bidang tanah terdaftar hasil unduh dari aplikasi KKP, terbagi dalam
dua kondisi, terpetakan dan belum terpetakan. Terhadap kondisi tersebut
dilakukan verifikasi dan tindak lanjut yang dibantu oleh Puldatan, yang
meliputi verifikasi kebenaran letak, pemilik, maupun batas di lapangan.
2) Verifikasi dan tindak lanjut untuk bidang belum terpetakan
3) Verifikasi dan Tindak Lanjut Bidang Tanah sudah terpetakan pada
posisi/koordinat yang tidak tepat (tidak termasuk KW 4 - 6)
4) Berita Acara Mediasi dan/atau Berita Acara Pengukuran Ulang terhadap
kondisi bidang tanah tersebut merupakan output kegiatan bidang K4 dan
diserahkan ke Kantor Pertanahan. Data tersebut di entri dan tercatat pada
Aplikasi KKP dan data BT/SU fisik.
5) Kriteria bidang tanah terdaftar belum terpetakan yang dapat dijadikan target
K4 dan dapat dipertanggung jawabkan adalah:
a) Bidang tanah terdaftar dengan kualitas bidang tanah KW 4, 5 dan 6 pada
desa yang ditetapkan sebagai lokasi PTSL dengan Buku Tanah yang terbit
sebelum 1 Januari 2017; atau
b) Bidang tanah yang belum mempunyai NIB (Bidang tanah yang
pengukurannya sebelum PMNA No. 3 Tahun 1997).
h. Pembuatan Peta Bidang Tanah
1) PBT dicetak sebanyak 2 (dua) kali: (1) PBT untuk Klarifikasi (format
terlampir), dicetak 1 (satu) rangkap untuk keperluan klarifikasi. PBT
Klarifikasi diumumkan oleh Puldatan untuk diklarifikasi oleh pemilik bidang
tanah yang bersangkutan; (2) PBT untuk keperluan pengumuman data fisik dan
data yuridis dalam rangka proses sertifikasi dicetak 3 (tiga) rangkap.
2) Peta bidang tanah adalah hasil pemetaan 1 (satu) bidang tanah atau lebih pada
lembaran kertas dengan suatu skala tertentu yang batas-batasnya telah
ditetapkan oleh pemilik tanah dan digunakan untuk pengumuman data fisik
bidang tanah.

24
3) Peta Bidang Tanah dibuat untuk 1 (satu) atau beberapa bidang tanah dalam
satuan wilayah tertentu (setiap RT atau beberapa RT) dengan menyesuaikan
data topografis yang ada (misalnya jalan, sungai dan lain-lain) dan disertai
NIB.
4) Peta bidang tanah dapat dicetak pada kertas HVS 80 gr format A3.
5) Peta Bidang Tanah ditanda tangani oleh Surveyor Kadaster Berlisensi dan
dibubuhi cap basah Penyedia Pekerjaan (KJSB atau Perusahaan Survei dan
Pemetaan).
6) Tata cara pembuatan Peta Bidang Tanah dapat dilihat pada Lampiran.
i. Klarifikasi Data Fisik Bidang Tanah
1) Klarifikasi Data Fisik Bidang Tanah dilaksanakan oleh Puldatan kepada
masyarakat melalui pengumuman selama 3 hari kalender.
2) Klarifikasi Data Fisik dimaksudkan untuk memastikan kebenaran dan
kesesuaian data maupun dokumen fisik yang telah dikumpulkan.
3) Apabila saat klarifikasi terdapat koreksi nama, NIK, luasan, atau tambahan
data seperti nama pemilik bidang tanah (sebelumnya no name) maka PBT
klarifikasi wajib diperbaiki. Perbaikan dilakukan dengan cara mencoret data
yang salah dan menuliskan koreksinya. Data Yuridis

4. Pengumpulan Data Yuridis


a. Pengumpulan Dokumen Yuridis
Kegiatan pengumpulan data yuridis yang dilakukan oleh Puldatan merupakan tanggung
jawab bersama dengan pihak ketiga.
1) Pengumpulan dokumen yuridis dapat dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan
identifikasi dan delineasi batas bidang tanah dalam forum rapat warga.
2) Dokumen yang dikumpulkan antara lain: fotokopi identitas pemilik bidang tanah
(KTP/KK), fotokopi alas hak (SPPT PBB/ Girik/ Letter C, dll), fotokopi
sertipikat/GS/SU (jika ada) untuk bidang tanah yang sudah terdaftar/bersertipikat
dan Surat Pernyataan Penguasaan Fisik.
b. Verifikasi Dan Validasi Dokumen Yuridis
1) Verifikasi dokumen yuridis dilaksanakan dengan memeriksa kelengkapan dokumen-
dokumen yang telah dikumpulkan oleh pemilik bidang tanah, memeriksa validitas
dan masa berlaku dokumen, memeriksa kesamaan ejaan/ nilai isian Surat Pernyataan
Penguasaan.
2) Berkas yang telah dikumpulkan dan diverifikasi kemudian di-file dan diberikan
nomor berkas permohonan (NUB) sesuai dengan NUB yang ditulis pada Peta Kerja
dan digitalisasi dengan cara dientry pada tablet dan difoto.
Berkas yang dikumpulkan kemudian dibuat rekapitulasi dokumen yuridis (contoh
format terlampir).

25
5. Penyerahan Hasil Pekerjaan
Hasil-hasil yang diserahkan pihak Pelaksana Pekerjaan kepada Pemberi Pekerjaan
(Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional) adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Pengumpulan Data Fisik (Kegiatan Pengukuran) :
1) Gambar Ukur (hardcopy asli beserta dokumen pendukungnya, misal: Berita Acara,
fotokopi Identitas, copy SU Bidang K4, dll., serta seluruh data softcopy/digital
terkait data ukuran lapangan). Print out GU merupakan minute dan menjadi bagian
dari protokol KJSB yang bersangkutan.
2) Peta Kerja (hardcopy atau softcopy hasil lapangan)
b. Kegiatan Pengumpulan Data Yuridis
Dokumen pertanahan yang sudah di-file, direkap, dan digitalkan
c. Kegiatan Pemetaan :
1) Peta Bidang Tanah Hasil Klarifikasi
2) Peta Bidang Tanah (DI. 201 C) dalam bentuk hardcopy dan softcopy
3) Peta Batas Desa Indikatif dalam bentuk hardcopy dan softcopy (shapefile)
4) Peta Batas Kawasan Hutan dalam bentuk hardcopy dan softcopy (shapefile)
5) Peta Penggunaan Lahan dalam bentuk hardcopy dan softcopy (shapefile)
6) Peta hardcopy yang menggabungkan semua fitur yang dihasilkan bersama dalam
satu lembar peta dengan menggunakan pola simbol dan warna yang dibedakan
berdasarkan tema dan jenis fitur. Layer zona penyangga 50m dari batas kawasan
hutan juga akan ditampilkan dalam lembar peta.
d. Laporan-Laporan:
1) Laporan Awal
2) Laporan Bulanan
3) Laporan Akhir
e. Semua softcopy disimpan dalam bentuk External Drive, termasuk juga Laporan Akhir.

6. Larangan-larangan
a) Melaksanakan Pengukuran sebelum dilaksanakan penyuluhan
b) Menggunakan Peta Garis sebagai dasar untuk delineasi dan pengukuran di lapangan
c) Menggunakan Aplikasi tanpa lisensi, kecuali Open source
d) Melaksanakan pengukuran dan pemetaan di luar area yang ditetapkan sebagai lokasi
PTSL

VI. LOKASI DAN PERKIRAAN JUMLAH BIDANG OBYEK PENGUKURAN


Pelaksanaan kegiatan pengukuran PTSL-PM akan tersebar pada kantor-kantor pertanahan di
10 Provinsi sebagai berikut:
1. Provinsi Sumatera Selatan
2. Provinsi Jambi
3. Provinsi Riau

26
4. Provinsi Jawa Barat
5. Provinsi Jawa Tengah
6. Provinsi Jawa Timur
7. Provinsi Kalimantan Barat
8. Provinsi Kalimantan Tengah
9. Provinsi Kalimantan Timur
10. Provinsi Kalimantan Selatan

Untuk pelaksanaan pengukuran PTSL melalui Panel Penyedia (Kontrak Payung) akan
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) Wilayah dengan perkiraan target pengukuran dan pemetan
bidang tanah PTSL PM sebagaimana Tabel di bawah ini.

Tabel Lokasi dan Perkiraan Target Bidang Tanah Pengukuran PTSL-PM melalui Kontrak
Payung

Perkiraan Target Bidang Tanah*)


No Wilayah Provinsi
2022 2023
Jawa Tengah 370.000 670.000
Wilayah I Kalimantan Tengah 45.000 -
1
(1.165.000 bidang) Kalimantan Selatan 80.000 -
Jumlah 495.000 670.000
Jawa Barat 525.000 675.455
Sumatera Selatan 60.000 -
Wilayah II
2 Jambi 70.000 -
(1.400.455 bidang)
Kalimantan Timur 70.000 -
Jumlah 725.000 675.455
Jawa Timur 507.000 670.000
Wilayah III Riau 45.000 -
3
(1.262.500 bidang) Kalimantan Barat 40.500 -
Jumlah 592.500 670.000

Total Perkiraan Target Bidang Tanah 1.812.500 2.015.455


Keterangan:
*) Perkiraan target bidang tanah ini merupakan proyeksi, target bidang tanah aktual yang
terdiri dari target PBT dan K4 akan ditetapkan dengan Surat Keputusan Penetapan Lokasi
oleh masing-masing Kepala Kantor Pertanahan.

VII. JADWAL KEGIATAN


Pelaksanaan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat melalui Kontrak Payung ini akan dilaksanakan pada
kurun waktu 2022 sampai dengan 2023.

27
VIII. BIAYA PELAKSANAAN DAN SUMBER BIAYA
Biaya Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap Partisipasi Masyarakat bersumber dari Pinjaman Bank Dunia No. 8897-ID (Program
Percepatan Reforma Agraria) yang dibebankan pada DIPA Kantor Pertanahan Tahun Anggaran
2022 dan 2023.
Standar Biaya Satuan Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah Belum Terdaftar (PBT)
sesuai dengan pagu anggaran pada Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) masing-masing Satuan
Kerja Kantor Pertanahan terkait sebagai berikut :
Standar Biaya Satuan PBT
No Kategori Provinsi
(Rupiah)
1 Kategori III 227.300 - Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Selatan
2 Kategori IV 173.800 - Sumatera Selatan
- Jambi
- Riau
3 Kategori V 134.000 - Jawa Barat
- Jawa Tengah
- Jawa Timur

Jakarta, 29 Maret 2022


Sekretaris Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan
Pertanahan dan Ruang
selaku Pejabat Penandatangan Kontrak Payung

Ir. Fitriyani Hasibuan, Dipl.Ph., M.M.


NIP. 19670113 199303 2 002

Dokumen ini sah dan telah ditandatangani secara elektronik melalui e-Office ATR/BPN. Untuk memastikan
keasliannya, silakan pindai Kode QR dan pastikan menuju ke alamat https://eoffice.atrbpn.go.id/
v 1.03
28
Lampiran Format Surat Keterangan

KOP PERUSAHAAN

SURAT KETERANGAN
NO. _________________

Yang bertanda tangan dibawah ini, menerangkan bahwa :

Nama : _____________________________________
NIK : _____________________________________
No. Lisensi : _____________________________________
Jabatan : Surveyor Kadastral / Asisten Surveyor Kadastral

adalah Surveyor Kadastral / Asisten Surveyor Kadastral yang kami usulkan untuk Penawaran Tender
Framework Agreement Untuk Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah Pendaftaran
Tanah Sistematik Lengkap Partisipasi Masyarakat untuk Zona [I / II / III] yang merupakan Surveyor
Kadastral / Asisten Surveyor Kadastral yang telah bergabung dengan Kantor Jasa Surveyor Berlisensi
(KJSB) ___________________.

Demikian Surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan hanya untuk kelengkapan penawaran,
apabila dikemudian hari keterangan ini dinyatakan tidak benar, jika ditetapkan dan/atau ditunjuk
sebagai pemenang dan/atau penyedia maka penetapan dan/atau penunjukannya dibatalkan.

___________, __ April 2022


Pimpinan Perusahaan Kantor Jasa Survei Berlisensi
_______________________________

________________________ _____________________________
Direktur/Direktur Utama

29

Anda mungkin juga menyukai