Anda di halaman 1dari 10

Reka Geomatika ©Jurusan Teknik Geodesi Itenas | No.x | Vol.

2019
Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Februari 2020

Kajian Spasial Sempadan Sungai Cikapundung


Pada Kawasan Bandung Utara Di Kota Bandung

DHANNY KURNIA KEVIN KAREWUR, APRILANA IR., M.T.

Jurusan Teknik Geodesi, Institut Teknologi Nasional, Bandung


Email: karewur98@gmail.com

ABSTRAK

Kawasan Bandung Utara adalah yang memiliki fungsi dan peranan penting dalam menjamin
keberlanjutan dan keseimbangan lingkungan hidup di cekungan Bandung, Kota Bandung
sebagian wilayahnya berada di KBU. Salah satu sungai terbesar di Bandung sungai
Cikapundung mengalir pada daerah KBU di Kota Bandung. Sungai Cikapundung mengalami
perubahan yang dahulunya sebagai sumber air bagi Kota Bandung menjadi tidak terpakai
dikarenakan limbah pabrik dan limbah rumah tangga. Adapun limbah rumah tangga berasal
dari pemukiman yang berada di sempadan sungai. Sesuai peraturan pemerintah sempadan
sungai harus berada di 3 meter dari sempadan sungai. Sedangkan, realitanya pemukiman
berada di bibir sungai. Adanya penyalahgunaan tersebut harus dilakukan pembebasan lahan
agar RTH sempadan sungai dapat terealisasi dengan baik. Adapun metodologi penelitian ini
adalah analisis spasial dan validasi lapangan. Data – data yang digunakan beradal dari Dinas
Tata Ruang Jabar, Badan Informasi Geospasial, dan Badan Pembangunan Daerah. Adapun
luasan sungai yang diteliti adalah sebesar 37561m² dengan luas RTH sebesar 20002.833 m².
Dengan luas RTH sebesar itu, luas penyalahgunaan RTH hingga 1524 m². 919 m² berada pada
Kecamatan Coblong 605 m² berada pada Kecamatan Cidadap.
Kata kunci: Kawasan Bandung Utara, Penyalahgunaan, Sempadan Sungai, Luas

ABSTRACT

North Bandung area is a function and important role in ensuring the sustainability and balance
of the environment in the basin of Bandung, Bandung City partly located in the KBU. One of
the biggest rivers in Bandung River Cikapundung flows on the area of KBU in Bandung. The
Cikapundung River underwent a change once as a source of water for the city of Bandung to
be unused due to factory waste and household waste. The household waste comes from
settlements located on the border of the river. According to government regulations, the river
borders must be 3 meters from the river border. Meanwhile, the reality of settlements is on
the river lips. The existence of such abuses must be carried out land acquisition so that the
river boundary RTH can be realized properly. The research methodology is spatial analysis and
field validation. Data-data used from the office of West Java, Geospatial Information Agency,
and Regional Development agency. The area of the studied river is 37561m ² with a size of
20,002,833 m². With the RTH area of that size, RTH abuse area of up to 1524 m². 919 m² in
Coblong Sub-district 605 m² are located in Cidadap Sub-district.
Keywords: Areas of North Bandung, abuse, river borders, ar.

Reka Geomatika – 1
Karewuret.al

1. PENDAHULUAN

Pembangunan perkotaan dapat menyebabkan kualitas RTH


kota semakin menurun dan jauh dari standar minimum sebuah kota yang nyaman,
di dalam Rencana Tata Ruang Kota (RTRK) telah di tentukan Proporsi Ruang
terbuka hijau itu sendiri sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Pada realitanya saat ini
pemanfaatan RTH yang belum tepat sasaran di suatu kota salah satunya kota Bandung dan
Kawasan Bandung Utara (KBU). Berdasarkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 05/PRT/M/2007 tentang penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau (RTH). RTH
kota memiliki 30% dari luas keseluruhan wilayah yang terdiri dari RTH privat dan publik.
Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar 30% yang terdiri dari 20% RTH publik
dan 10% RTH privat. Demikian juga dengan daerah aliran sungai atau daerah sempadan
sungai harus memiliki area RTH sebanyak 30% dari luas wilayah DAS / sempadan sungai.

Kawasan Bandung Utara (KBU) merupakan suatu wilayah yang memiliki luas wilayah kurang
lebih 38.543,33 hektare, dan merupakan wilayah yang berperan penting dalam menjamin
berlangsungnya kehidupan dan keseimbangan lingkungan hidup di Cekungan Bandung,
karena sekitar 60% air tanah Cekungan Bandung disuplai dari kawasan ini, dan sisanya sekitar
40% dipenuhi dari Kawasan Bandung Selatan (Perda No 2 Tahun 2016). KBU telah ditetapkan
menjadi Kawasan Strategis Provinsi berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor
22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029.
Wilayah KBU terbagi ke dalam empat wilayah administratif pemerintahan, yakni Kabupaten
Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, dan Kota Cimahi (Perda No 2 Tahun
2016).

Kawasan bantaran sungai Cikapundung dahulunya dimanfaatkan sebagai kawasan


pemukiman ilegal oleh warga sekitar, sungai di kota Bandung kebanyakan sudah tercemar
limbah seperti limbah rumah tangga dan limbah industri, oleh karena itu dilakukan pembuatan
teras Cikapundung sebagai salah satu upaya mengembalikan fungsi sungai dengan
merestorasi sempadannya. Sungai yang melintang sepanjang 28 KM ini bersumber dari daerah
Maribaya sebagai hulu sungai dan mengalir ke selatan melalui kota Bandung dan bermuara ke
sungai citarum daerah Dayeuhkolot. Diangkatnya kajian spasial RTH di daerah sempadan
sungai cikapundung disebabkan oleh kualitas air di sungai Cikapundung menurun secara
drastis dalam rentang dua puluh tahun terakhir. Saat kualitas air sungai semakin memburuk,
kualitas air tanah makin tidak aman untuk dikonsumsi (Irawan D E. 2018). Jumlah penduduk
di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikapundung mencapai 750.559 jiwa dengan kepadatan
penduduk rata-rata 122 jiwa per hektar. Pada daerah sempadan sungai dipenuhi oleh ± 1.058
bangunan dengan jumlah penduduk 71.875 jiwa (PSDA JABAR, 2004).

Penghijauan Daerah Aliran Sungai dilakukan pada tepian sungai. Penghijauan ini
bermanfaat dalam penguat tebing dan penanaman pepohonan akan terlihat lebih rapi dan
indah sehingga dapat dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi (Instruksi Mendagri No.14 1988).
Sebagai upaya perbaikan wilayah RTH maka perlu dilakukan penelitian dengan melakukan
kajian spasial pada sungai Cikapundung pada zonasi di KBU Kota Bandung. Metode analisis
yang digunakan dalam penelitian mengenai sungai Cikapundung menggunakan konsep overlay
dan Buffering pada Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG berfungsi untuk mengolah data
spasial dan visualisasi hasil analisis sebaran RTH pada sempadan sungai Cikapundung dengan
memanfaatkan tools pada software ArcgGIS untuk mengolah data spasial dan survei lapangan.

Reka Geomatika – 2
Kajian Spasial Tingkat Kerentanan Gerakan Tanah Pada Kawasan Bandung Utara – Kabupaten
Bandung

2. METODOLOGI

Secara umum pelaksanaan penelitian dibagi beberapa tahapan, yaitu persiapan dan
pengumpulan data, pengolahan data, dokumentasi lapangan dan analisis. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada diagram alir yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Persiapan

Studi
Literatur

Pengumpulan Data

Batas Data Tutupan


Foto Udara
Administrasi Lahan Tahun
Tahun 2013
Tahun 2016 2018

Dijitasi Aliran Query


Clip Clip
Sungai Builder

Data Aliran Sungai


Cikapundung KBU Overlay
Kota Bandung

Buffer Overlay

Dijitasi Wilayah
Penyalahgunaan

Peta Kerja Validasi Perhitungan


Lapangan Geometrik

Tidak

Validasi Wilayah
Penyalahgunaan

Analisis Peta

Ya

Peta Tematik RTH


Sungai Cikapundung
KBU Kota Bandung

Gambar 1. Diagram alir penelitian

Reka Geomatika – 3
Karewuret.al

Tahapan-tahapan pelakasanaan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:


1. Tahapan persiapan, Tahapan persiapan ini terdapat tiga proses utama, yaitu proses
persiapan, studi literatur, dan pengumpulan data. Proses persiapan terdiri dari
persiapan administrasi dan persiapan peralatan yang akan digunakan untuk melakukan
penelitian. Proses studi literatur dilakukan setelah proses administrasi selesai, pada
proses ini dilakukan pengumpulan materi-materi yang berkaitan dengan penelitian,
kemudian materi-materi tersebut dipelajari. Proses akhir dari tahapan persiapan yaitu
proses pengumpulan data, data yang dibutuhkan yaitu Foto Udara Kawasan Bandung
Utara, Peta Tutupan Lahan Kawasn Bandung Utara, Batas Administrasi Kota Bandung,
dan Peta Aliran Sungai Kota Bandung.
2. Tahapan pengolahan, Tahapan Pengolahan dimulai dari saat data telah dimiliki semua,
kemudian peta batas administrasi KBU dilakukan query builder yang bertujuan untuk
memilih lokasi KBU Kota Bandung saja yang akan digunakan untuk melakukan clip
pada data foto udara dan data tutupan lahan. Setelah selesai clip, pada foto udara
dilakukan dijitasi pada bagian sungai Cikapundung, kemudian di buffer dengan
ketentuan PP No 38 Tahun 2011 sebagai acuan dari BLH. Setelah mendapatkan luas
RTH dari buffer maka dilakukan overlay dengan data tutupan lahan. Setelah di overlay
maka dilakukan dijitasi pada wilayah–wilayah penyalahgunaan RTH. Kemudian
dilakukan dijitasi point untuk mendapatkan titik–titik validasi sebagai peta kerja validasi
lapangan. Setelah itu, dilakukan validasi lapangan menggunaka aplikasi orux maps ke
titik yang sudah ditandai. Kemudia disesuaikan dengan data dijitasi. Sesudahnya
dilakukan layouting dengan menggunakan ArcGIS dan didapatkan peta tematik
penyalahgunaan lahan sempadan sungai KBU Kota Bandung.
3. Tahapan hasil, Tahapan hasil merupakan tahapan akhir pada penelitian ini, pada
proses ini dilakukan penyajian produk akhir menjadi sebuah Peta Tematik RTH
Sempadan Sungai Cikapundung pada Zonasi KBU Kota Bandung.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menghasilkan peta tematik penyalahgunaan sempadan sungai Cikapundung pada
Kawasan Bandung Utara (KBU) di Kota Bandung yang dapat dilihat pada gambar 2 Melalui
proses overlay dapat memberikan hasil berupa informasi sebaran dan luas penyalahgunaan
sungai Cikapundung pada Kawasan Bandung Utara di Kota Bandung.

Reka Geomatika – 4
Kajian Spasial Tingkat Kerentanan Gerakan Tanah Pada Kawasan Bandung Utara – Kabupaten
Bandung

Gambar 2 Peta Tematik Penyalahgunaan Sempadan Sungai Cikapundung Pada Kawasan


Bandung Utara di Kota Bandung

Tabel 1 Tabel Luas Penyalahgunaan Sempadan Sungai Cikapundung pada KBU di


KotaBandung

No Desa Kecamatan Luas (m²)


1. Dago Coblong 919
2. Hegarmanah Cidadap 18
3. Ciumbuleuit Cidadap 587

Reka Geomatika – 5
Karewuret.al

Diagram Persentase Perbandingan RTH


Sempadan Sungai Cikapundung

7%

Luas RTH Sempadan Sungai


Cikapundung
Jumlah Penyalahgunaan RTH
93%

Gambar 3 Diagram Persentase Luas Penyalahgunaan Sempadan Sungai Cikapundung


Pada Kawasan Bandung Utara di Kota Bandung

Pada tabel 1 dan gambar 3 menunjukan luas penyalahgunaan Sempadan Sungai pada
KBU di Kota Bandung terbagi menjadi tiga desa dan dua kecamatan. Yaitu, Desa Dago, Desa
Hegarmanah, dan Desa Ciumbulueit. Desa-desa tersebut tersebar pada dua kecamatan yaitu
Kecamatan Coblong (berada di sebelah timur sungai Cikapundung) dan Kecamatan Cidadap
(berada di sebelah barat) dengan memiliki luas yang beragam. Jika dilihat pada gambar
persentase menunjukan bahwa Desa Dago merupakan yang paling luas di Kawasan Bandung
Utara (KBU) di Kota Bandung.

Analisis pada penelitian ini dibagi berdasarkan administrasi Desa Kawasan Bandung Utara di
Kabupaten sebagai Berikut :

a. Desa Dago
Desa Dago di sempadan sungai Cikapundung pada KBU di Kota Bandung memiliki luas
10.001,416 m².

Tabel 2 Tabel Luas Penyalahgunaan Sempadan Sungai Cikapundung Desa


Dago Pada KBU di Kota Bandung
No Jenis Luas (m²)
RTH Sungai
Cikapundung Desa
1. 10.001,416
Dago pada KBU di
Kota Bandung
Penyalahgunaan
RTH Sungai
2. Cikapundung Desa 919
Dago pada KBU di
Kota Bandung

Reka Geomatika – 6
Kajian Spasial Tingkat Kerentanan Gerakan Tanah Pada Kawasan Bandung Utara – Kabupaten
Bandung

Diagram Persentase Perbandingan RTH


Sempadan Sungai Cikapundung Pada Desa
Dago

8%

RTH Sempadan Sungai Desa Dago

Penyalahgunaan RTH Sempadan


92% Sungai Desa Dago

Gambar 3 Diagram Persentase Perbandingan Luas Penyalahgunaan Sempadan Sungai


Cikapundung Desa Dago Pada Kawasan Bandung Utara di Kota Bandung

Gambar 3 dan Tabel 2 menunjukan bahwa RTH sempadan sungai Cikapundung Desa
Dago pada KBU di Kota Bandung menyumbang 8% dari total RTH sempadan sungai
Cikapundung yang seharusnya 100%.

b. Desa Hegarmanah

Desa Hegarmanah di sempadan sungai Cikapundung pada KBU di Kota Bandung


memiliki luas 3779.085 m².
Tabel 3 Luas Penyalahgunaan Sempadan Sungai Cikapundung Desa Dago
Pada KBU di Kota Bandung
No Jenis Luas (m²)
RTH Sungai
Cikapundung Desa
1. Hegarmanah pada 3779.085
KBU di Kota
Bandung
Penyalahgunaan
RTH Sungai
Cikapundung Desa
2. 18
Hegarmanah pada
KBU di Kota
Bandung

Reka Geomatika – 7
Karewuret.al

Diagram Persentase Perbandingan RTH


Sempadan Sungai Cikapundung Pada Desa
Hegarmanah

0%

RTH Sungai Cikapundung Desa


Hegarmanah pada KBU di Kota
Bandung
Penyalahgunaan RTH Sungai
100% Cikapundung Desa Hegarmanah pada
KBU di Kota Bandung

Gambar 4 Diagram Persentase Perbandingan Luas Penyalahgunaan Sempadan Sungai


Cikapundung Desa Dago Pada Kawasan Bandung Utara di Kota Bandung

Gambar 4 dan Tabel 3 menunjukan bahwa RTH sempadan sungai Cikapundung Desa
Hegarmanah pada KBU di Kota Bandung menyumbang 0% dari total RTH sempadan sungai
Cikapundung yang seharusnya 100%.

c. Desa Ciumbuleuit

Desa Ciumbuleuit di sempadan sungai Cikapundung pada KBU di Kota Bandung


memiliki luas 3779.085 m².
Tabel 3 Luas Penyalahgunaan Sempadan Sungai Cikapundung Desa Dago
Pada KBU di Kota Bandung
No Jenis Luas (m²)
RTH Sungai
Cikapundung Desa
1. Ciumbuleuit pada 6.222,331
KBU di Kota
Bandung
Penyalahgunaan
RTH Sungai
Cikapundung Desa
2. 587
Ciumbuleuit pada
KBU di Kota
Bandung

Reka Geomatika – 8
Kajian Spasial Tingkat Kerentanan Gerakan Tanah Pada Kawasan Bandung Utara – Kabupaten
Bandung

Diagram Persentase Perbandingan RTH


Sempadan Sungai Cikapundung Pada Desa
Ciumbuleuit

9%
RTH Sungai Cikapundung Desa
Ciumbuleuit pada KBU di Kota
Bandung
Penyalahgunaan RTH Sungai
91% Cikapundung Desa Ciumbuleuit pada
KBU di Kota Bandung

Gambar 4 Diagram Persentase Perbandingan Luas Penyalahgunaan Sempadan Sungai


Cikapundung Desa Dago Pada Kawasan Bandung Utara di Kota Bandung

Gambar 5 dan Tabel 4 menunjukan bahwa RTH sempadan sungai Cikapundung Desa
Ciumbuleuit pada KBU di Kota Bandung menyumbang 9% dari total RTH sempadan sungai
Cikapundung yang seharusnya 100%.

4.KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kajian spasial sempadan
sungai Cikapundung Kawasan Bandung Utara di Kota Bandung Bandung dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Panjang sungai Cikapundung KBU Kota Bandung adalah 4014 m dan lebar rata – rata 6
m. Serta luasnya adalah sebesar 37561 m².
2. Luas RTH yang ada pada sempadan sungai Cikapundung KBU di Kota Bandung adalah
sebesar 20002.833 m² dengan luas penyalahgunaan RTH sempadan sungai
Cikapundung adalah 1524 m² yang berada pada 3 desa yaitu Desa Dago 919 m², Desa
Hegarmanah 18 m² dan Desa Ciumbuleuit 587 m².
4.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, dan dalam upaya mengembangkan
penelitian selanjutnya maka dikemukaan beberapa saran sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah data slope/kemiringan sempadan sungai
untuk mengetahui kemiringan sempadan pada untuk mengetahui lebar RTH dari tepi
sungai.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan peta dengan skala yang sama agar
memiliki ketelitian yang sama dan kedalaman informasinya sesuai dengan ketelitian
data.
3. Foto udara yang digunakan adalah foto udara terbaru, agar daerah penyalahgunaannya

Reka Geomatika – 9
Karewuret.al

lebih update.
4. Pentingnya melakukan kajian ulang izin pembangunan di wilayah sempadan sungai

DAFTAR PUSTAKA

Dinas PSDA Jawa Barat. 2004. Gambaran Umum Sungai Cikapundung. Diakses dari
http://citarum.org/info-citarum/berita-artikel/1174-gambaran-umum-sungai-
cikapundung.html pada 17 Oktober 2019.
Irawan D E. 2019. Identifikasi Kualitas Air Sungai Cikapundung Berdasarkan Nilai Oksigen
Terlarut (DO) Secara Time Series Pada Segmen Cihampelas, Kota Bandung. Bandung. Institut
Teknologi Bandung
Pemerintah Indonesia. 1988. Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 Tentang
Penataan Ruang Terbuka Hijau Di Wilayah Perkotaan.
Pemerintah Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2007
Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi.
Pemerintah Indonesia. 2016. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2016
Tentang Pedoman Pengendalian Kawasan Bandung Utara Sebagai Kawasan Strategis
Provinsi Jawa Barat.

Reka Geomatika – 10

Anda mungkin juga menyukai