Anda di halaman 1dari 143

UNIVERSITAS DIPONEGORO

PEMBUATAN PETA ZONA NILAI EKONOMI KAWASAN


SITUS RATU BOKO BERDASARKAN WILLINGNESS TO PAY
DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

TUGAS AKHIR

PRAMBUDHIANTO PUTRO PAMUNGKAS


21110112140094

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI

SEMARANG
OKTOBER 2017
UNIVERSITAS DIPONEGORO

PEMBUATAN PETA ZONA NILAI EKONOMI KAWASAN


SITUS RATU BOKO BERDASARKAN WILLINGNESS TO PAY
DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (Strata – 1)

PRAMBUDHIANTO PUTRO PAMUNGKAS


21110112140094

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI

SEMARANG
OKTOBER 2017
i
ii
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Tuhan Yesus Kristus, penolong dan penghiburku. Semua ini dapat


terjadi karena kebaikanNya.

Bersukacitalah senantiasa Tetaplah berdoa Mengucap syukurlah dalam


segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi
kamu (Tes 5 : 16-18)

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya , maka semuanya itu
akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari
besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan
sehari cukuplah untuk sehari. (Mat 6 : 33-34)

Kupersembahkan Karya ini untuk :


Bapak Suparman tercinta, dan Ibu Tri Budhi Kendarini tercinta
pejuang dalam hidup saya
Niken Pradaningtyas Suparman, Young Othiwi Larasati dan
Sesar Kreasianto Nugroho, kakak-adik terbaik

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta dan Pemelihara alam semesta,
akhirnya Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, meskipun proses belajar
sesungguhnya tak akan pernah berhenti. Tugas akhir ini sesungguhnya bukanlah sebuah
kerja individual dan akan sulit terlaksana tanpa bantuan banyak pihak yang tak mungkin
Penulis sebutkan satu persatu, namun dengan segala kerendahan hati, Penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Sawitri Subiyanto, M.Si. , selaku Ketua Program Studi Teknik Geodesi
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
2. Bapak Abdi Sukmono S.T, M.T, sebagai Pembimbing 1 yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
3. Bapak Arwan Putra Wijaya S.T, M.T, sebagai Pembimbing 2 yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
4. Bapak Ir Sawitri Subiyanto, M.Si, sebagai Penguji yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
5. Bapak Muhammad Awaluddin, S.T., M.T., selaku Sekretaris Jurusan Program Studi
Teknik Geodesi.
6. Bapak Bambang Darmo Yuwono S.T, M.T , selaku Dosen Wali penulis di awal
hingga akhir perkuliahan.
7. Pak Andri, Pak Sabri, Ibu Hani’ah, Pak Bandi, Pak Yudo, Pak Bambang Sudarsono,
Pak Bambang Darmo, Pak Arief, selaku dosen Teknik Geodesi Universitas
Diponegoro, terima kasih atas segala ilmu dan bimbingan yang diberikan.
8. Pak Tulus, Pak Sawiyan, Pak Sarji, Pak Nurkholis, Pak Mahsyar, selaku karyawan
Tata Usaha Teknik Geodesi Universitas Diponegoro. Terima kasih telah membantu
penulis dalam segala urusan administrasi perkuliahan.
9. Pemerintah Kabupaten Sleman yang telah banyak membantu dalam perizinan
penelitan.
10. Kepala Pengelola Obyek Wisata Situs Ratu Boko yang telah banyak membantu dalam
perolehan data Tugas Akhir.
11. Kantor Badan Pelestarian Cagar Purbakala yang telah banyak membantu dalam
perolehan data Tugas Akhir

v
12. Bapak Suparman, Ibu Tri Budhi Kendarini, Budhe Sutiyatini, Kakak Kenda
Pradaningtyas Suparman, Kakak Young Othiwi Larasati dan Adik Sesar Kreasianto
Nugroho, serta keluarga besar yang tiada henti mendoakan, memberikan dukungan,
serta semangat dan pengorbanan baik motivasi atau materiil kepada penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir.
13. Elizabeth Eltia yang membantu, menemani, memberikan semangat, memberikan
dukungan dan doa serta nasihat terbaiknya.
14. Saudara seperjuangan Geodesi UNDIP Angkatan 2012 API!!!, yang telah berjuang
bersama-sama dan memberikan arti kekeluargaan selama ini, tanpa kalian saya bukan
siapa-siapa.
15. PAPAGENG!!!, Bobby, Ndutci, Ega, Eka, Fajar, Alfian, Boim, Damar, Dino, Cepot,
Gebes, Inu, Alan, Jolangga, Kong, Nyong, Reisnu, Swandi, Wafa, Irfan, Boyo, Yoko,
Lingga, Bang M, Ade, Riza, Riandhi, Pipin, Kacang, saudara dalam susah ataupun
senang, saudara dalam hal baik dan hal buruk sekalipun.
16. Keluarga Teknik Geodesi Universitas Diponegoro Angkatan 2005, 2006, 2007, 2008,
2009, 2010, 2011, 2013, 2014, 2015, 2016. Terima kasih pengalaman-pengalaman
berharganya.
17. Keluarga baru KKN Sendang, Disti, Lina, Siwi, Nesia, Yuni, Sidiq, dan Faqri.
Terima kasih semangat dan pengalamannya.
18. Kantor BPN Karanganyar. Terima Kasih atas kesempatan yang diberikan kepada
penulis untuk melakukan kerja praktik.
19. Semua pihak yang telah memberikan dorongan dan dukungan baik berupa material
Akhirnya, Penulis berharap semoga penelitian ini menjadi sumbangsih yang
bermanfaat bagi dunia sains dan teknologi di Indonesia, khususnya disiplin keilmuan
yang Penulis dalami.

Semarang, 31 Juli 2017

Penyusun

vi
vii
ABSTRAK

Bangunan purbakala yang tersebar di Indonesia memiliki nilai sejarah yang dapat
dijadikan tujuan wisata. Salah satu bangunan purbakala dengan panorama pemandangan
indah dan keunikan bentuk bangunan yang dapat dijadikan tujuan wisata adalah Situs
Ratu Boko. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dibuat Peta ZNEK untuk mengetahui
nilai ekonomi kawasan berdasarkan Willingness To Pay dengan metode TCM (Travel
Cost Method) dan CVM (Contingent Valuation Method) pada kawasan tersebut.
Pengambilan jumlah sampel yang digunakan dalam tugas akhir ini menggunakan
sampling non probability dengan teknik sampling aksidental, yaitu responden yang
ditemui secara kebetulan datang berkunjung di Situs Ratu Boko. data yang digunakan
berjumlah 70 responden untuk TCM dan untuk CVM berjumlah 90 responden, serta 10
responden tambahan untuk TCM dan CVM yang digunakan untuk validasi model TCM
dan CVM. Metode pengolahan data menggunakan analisis regresi linear berganda
meggunakan Microsoft Excel dan perhitungan menggunakan Maple 17. Pengujian uji
asumsi klasik, validitas dan reliabilitas, uji asumsi menggunakan SPSS 23 dan dilakukan
validasi model dengan menggunakan Microsoft Excel.
Dalam penelitian tugas akhir ini menunjukan, hasil uji asumsi klasik yang
dilakukan pada semua data berdistribusi normal, tidak terjadi heteroskedastisitas, terbebas
dari autokorelasi dan tidak terdapat multikolineritas. Uji validitas dan reliabilitas
menunjukan hasil valid dan reliabel pada model yang digunakan. Pada validasi model,
hasil pengujian menunjukan nilai RMSE sebesar 0,087 pada TCM Domestik, pada TCM
Mancanegara sebesar 0,073 dan 0,098 pada CVM. Hasil perhitungan nilai total ekonomi
didapatkan nilai DUV Domestik sebesar Rp 454.200.000.100, nilai DUV Mancanegara
sebesar Rp 3.889.560.053.000,-nilai EV sebesar Rp. 40.263.332.930, sehingga diperoleh
nilai total ekonomi objek wisata Situs Ratu Boko untuk domestik sebesar Rp
494.463.333.030 dan mancanegara sebesar Rp 3.929.823.385.930.

Kata Kunci: Contingent Valuation Method, Regresi Linear Berganda, Travel Cost
Method, Zona Nilai Ekonomi

viii
ABSTRACT

Ancient buildings scattered in Indonesia has a historical value that can be used
as a tourist destination. One of the ancient buildings with panoramic views of beautiful
scenery and the uniqueness of the building that can be used as a tourist destination is
Ratu Boko Site. Based on this matter, it is necessary to make ZNEK Map to know the
economic value of area based on Willingness To Pay with TCM (Travel Cost Method)
and CVM (Contingent Valuation Method) method in the area.
Taking the number of samples used in this thesis research using non probability
sampling with accidental sampling techniquethat is the respondent who met by chance
came to visit Ratu Boko Site. The data used amounted to 70 respondents for TCM and for
CVM totaling 90 respondents, as well as 10 additional respondents for TCM and CVM
used for validation of TCM and CVM models. Data processing method using multiple
linear regression analysis using Microsoft Excel and calculation using Maple 17. Testing
the classical assumption test, validity and reliability, assumption test using SPSS 23 and
validation model by using Microsoft Excel.
In this thesis research showing the results of classical assumption test
conducted on all data is normally distributed, no heteroskedastisitas, free of
autocorrelation and no multikolineritas. Validity and reliability test show valid and
reliable results on the model used. In the model validation, the test results show the
RMSE value of 0.087 at the Domestic TCM, on the Foreign TCM of 0.073 and 0.098 on
the CVM. The calculation of total economic value obtained Domestic DUV value of Rp
454,200,000.100, DUV Mancanegara value of Rp 3.889.560.053.000, EV-value of Rp.
40,263,332,930, to obtain the total economic value of Ratu Boko Site attractions for
domestic Rp 494,463,333,030 and foreign Rp 3,929,823,385,930.

Keywords : Contingent Valuation Method, Multiple Linear Regression, Travel Cost Method, Area
Economic Value Zone

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ..............................................Error! Bookmark not defined.


HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ..........................................................Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......... Error! Bookmark not
defined.
ABSTRAK ...........................................................................Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT .........................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xix
Bab I Pendahuluan .......................................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
I.3 Maksud dan Tujuan Penelitian.............................................................................. 2
I.4 Ruang Lingkup Penelitian..................................................................................... 2
I.5 Metodologi Penelitian ........................................................................................... 3
I.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir ...................................................................... 3
Bab II Tinjauan Pustaka ................................................................................................... 5
II.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 5
II.2 Kabupaten Sleman ................................................................................................ 6
II.3 Situs Ratu Boko .................................................................................................... 7
II.4 Pariwisata ............................................................................................................ 11
II.4.1 Pengertian Pariwisata .............................................................................. 11
II.4.2 Sarana dan Prasarana Pariwisata ............................................................. 13
II.5 Teori Ekonomi .................................................................................................... 14
II.5.1 Teori Permintaan ..................................................................................... 14
II.5.2 Teori Penawaran ...................................................................................... 15
II.6 Zona Nilai Ekonomi Kawasan ............................................................................ 17
II.6.1 Kawasan .................................................................................................. 17
II.6.2 Nilai Ekonomi Kawasan ......................................................................... 17
II.7 Metode Penilaian Ekonomi Kawasan ................................................................. 18

x
II.8 Willingness To Pay ............................................................................................. 18
II.8.1 Travel Cost Method (TCM) .................................................................... 19
II.8.2 Contingent Valuation Method (CVM) .................................................... 21
II.9 Teknik Pengambilan Sampel .............................................................................. 22
II.10 Penentuan Jumlah Sampel .................................................................................. 26
II.11 Penentuan Batas Wilayah Kawasan Situs Ratu Boko ......................................... 27
II.12 Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................................................. 27
II.12.1 Uji Validitas ............................................................................................ 27
II.12.2 Uji Reabilitas ........................................................................................... 28
II.12.3 Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 29
II.13 Validasi Model .................................................................................................... 30
II.14 Uji t dan Uji F ..................................................................................................... 30
II.15 Sistem Informasi Geografis ................................................................................ 31
Bab III Metodologi Penelitian ......................................................................................... 34
III.1 Persiapan ............................................................................................................. 34
III.1.1 Peralatan Penelitian ................................................................................. 34
III.1.2 Bahan Peneltian ....................................................................................... 34
III.2 Lokasi Penelitian ................................................................................................. 35
III.3 Pelaksanaan Penelitian ........................................................................................ 35
III.4 Penarikan Sampel dan Populasi .......................................................................... 37
III.5 Penyediaan Kuisioner ......................................................................................... 38
III.6 Pengumpulan Data .............................................................................................. 38
III.7 Pengolahan Data ................................................................................................. 39
III.7.1 Pengolahan data Travel Cost Method (TCM) Wisatawan Domestik dan
Mancanegara ........................................................................................... 39
III.7.2 Pengolahan data Contingent Value Method (CVM) ............................... 48
III.8 Perhitungan Data ................................................................................................. 54
III.8.1 Perhitungan Data TCM Domestik dan TCM Mancanegara .................... 54
III.8.2 Perhitungan Data CVM ........................................................................... 58
III.9 Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................................................. 62
III.9.1 Uji Validitas ............................................................................................ 62
III.9.2 Uji Reliabilitas ........................................................................................ 64
III.9.3 Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 65

xi
III.10 Validasi Model .................................................................................................... 74
III.10.1 Validasi Model TCM Domestik dan TCM Mancanegara ................... 74
III.10.2 Validasi Model CVM .......................................................................... 79
III.11 Pembuatan Peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan ................................................. 82
Bab IV Hasil dan Pembahasan ........................................................................................ 90
IV.1 Topologi Nilai Ekonomi Kawasan ...................................................................... 90
IV.2 Penilaian Ekonomi Kawasan .............................................................................. 91
IV.2.1 Nilai Kegunaan Langsung Pengunjung Domestik (Direct Use Value,
DUV) ....................................................................................................... 91
IV.2.2 Nilai Kegunaan Langsung Pengunjung Mancanegara (Direct Use
Value, DUV) ........................................................................................... 95
IV.2.3 Nilai Bukan Kegunaan (Non Use Value, NUV)...................................... 98
IV.3 Uji Statistik ....................................................................................................... 101
IV.3.1 Uji Validitas .......................................................................................... 101
IV.3.2 Uji Reliabilitas ...................................................................................... 101
IV.4 Uji Asumsi Klasik ............................................................................................. 102
IV.4.1 Uji Normalitas ...................................................................................... 102
IV.4.2 Uji Heteroskedastisitas .......................................................................... 103
IV.4.3 Uji Autokorelasi .................................................................................... 104
IV.4.4 Uji Multikolonieritas ............................................................................. 105
IV.5 Validasi Model .................................................................................................. 107
IV.5.1 Validasi Model TCM Domestik dan TCM Mancanegara ..................... 107
IV.5.2 Validasi Model CVM ............................................................................ 108
IV.6 Peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan .................................................................. 108
IV.6.1 Peta Nilai Guna Langsung (Direct Use Value, DUV) .......................... 108
IV.6.2 Peta Nilai Keberadaan (Existance Value, EV) ..................................... 109
IV.6.3 Peta Total Nilai Ekonomi (Total Economic Value, TEV).................... 110
IV.6.4 Peta Utilitas Situs Ratu Boko ................................................................ 111
Bab V `Kesimpulan dan Saran ..................................................................................... 116
V.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 116
V.2 Saran ................................................................................................................. 117
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... xvi
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................................. xvi

xii
xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar II-1 Peta Wisata Kabupaten Sleman ...................................................................... 7


Gambar II-2 Situs Ratu Boko .............................................................................................. 8
Gambar II-3 Peta denah situs Ratu Boko ............................................................................ 9
Gambar II-4 Kurva permintaan ......................................................................................... 15
Gambar II-5 Kurva penawaran .......................................................................................... 16
Gambar II-6 Teknik Sampling........................................................................................... 22
Gambar II-7 Simple Random Sampling ............................................................................. 23
Gambar II-8 Area Sampling .............................................................................................. 24
Gambar II-9 Sampling sistematis ...................................................................................... 25
Gambar II-10 Sampling Aksidential.................................................................................. 25
Gambar II-11 Hasil Digitasi Kawasan Situs Ratu Boko ................................................... 27
Gambar II-12 Titik............................................................................................................. 32
Gambar II-13 Garis ............................................................................................................ 32
Gambar II-14 Poligon ........................................................................................................ 33
Gambar III-1 Lokasi Situs Ratu Boko ............................................................................... 35
Gambar III-2 Diagram Alir................................................................................................ 36
Gambar III-3 Data awal TCM Domestik Situs Ratu Boko ............................................... 40
Gambar III-4 Perhitungan rata-rata variable TCM ........................................................... 41
Gambar III-5 Hasil variabel Ln pada data TCM ............................................................... 42
Gambar III-6 Tahap analisis regresi statistik regresi linear berganda pada data dasar TCM
................................................................................................................................... 42
Gambar III-7 Proses pengisian kotak dialog regresi dengan mengunakan data variabel Ln
................................................................................................................................... 43
Gambar III-8 Hasil regresi pertama pada TCM Domestik dan TCM Mancanegara ......... 43
Gambar III-9 Regresi ulang menggunakan data awal ....................................................... 44
Gambar III-10 Hasil Regresi Linear ke 1 TCM Domestik dan Mancanegara .................. 45
Gambar III-11 Proses pemilihan dan pembuangan data TCM Domestik dan Mancanegara
................................................................................................................................... 45
Gambar III-12 Hasil Regresi Linear ke 2 TCM Domestik dan TCM Mancanegara ......... 46
Gambar III-13 Hasil regresi layak pada TCM Domestik dan TCM Mancanegara ........... 46
Gambar III-14 Data awal CVM Situs Ratu Boko ............................................................. 48

xiv
Gambar III-15 Perhitungan rata-rata variabel CVM ......................................................... 50
Gambar III-16 Hasil variabel Ln pada data CVM ............................................................. 50
Gambar III-17 Tahap analisis regresi statistik regresi linear berganda pada data dasar
CVM .......................................................................................................................... 51
Gambar III-18 Proses pengisian kotak dialog regresi dengan mengunakan data variable
Ln ............................................................................................................................... 51
Gambar III-19 Hasil regresi pertama pada CVM .............................................................. 52
Gambar III-20 Proses pemilihan dan pembuangan data .................................................... 52
Gambar III-21 Hasil regresi layak pada CVM .................................................................. 53
Gambar III-22 Tampilan lembar kerja Maple 17 .............................................................. 54
Gambar III-23 Tahap awal pengerjaan Maple ................................................................... 54
Gambar III-24 Membuat model permintaan/penawaran ................................................... 55
Gambar III-25 Koefisien hasil regresi linear model .......................................................... 55
Gambar III-26 Hasil rataan model permitaan/penawaran ................................................. 56
Gambar III-27 Hasil fungsi permintaan/penawaran .......................................................... 57
Gambar III-28 Kurva permintaan TCM Domestik ............................................................ 57
Gambar III-29 Kurva permintaan TCM Mancanegara ...................................................... 57
Gambar III-30 Hasil pengolahan Nilai Guna TCM Domestik .......................................... 58
Gambar III-31 Hasil pengolahan nilai guna TCM Mancanegara ...................................... 58
Gambar III-32 Membuat model non-linear WTP .............................................................. 58
Gambar III-33 Model LN WTP ......................................................................................... 59
Gambar III-34 Koefisien hasil dari regresi ........................................................................ 59
Gambar III-35 Perhitungan WTP hitung ........................................................................... 60
Gambar III-36 Penentuan rentang nilai WTP .................................................................... 60
Gambar III-37 Besaran nilai range WTP rill ..................................................................... 61
Gambar III-38 Perhitungan nilai WTP rill ........................................................................ 61
Gambar III-39 hasil perhitung nilai kawasan dalam luasan hektar dan meter .................. 61
Gambar III-40 Hasil EV Kawasan Ratu Boko .................................................................. 62
Gambar III-41 Tampilan lembar kerja SPSS..................................................................... 63
Gambar III-42 Data Uji Statistik ....................................................................................... 63
Gambar III-43 Proses validitas .......................................................................................... 64
Gambar III-44 Hasil Uji Validitas ..................................................................................... 64
Gambar III-45 Jendela Reliability Analysis ....................................................................... 65

xv
Gambar III-46 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................................. 65
Gambar III-47 Jendela linear regresion ............................................................................ 66
Gambar III-48 Proses Uji Normalitas ................................................................................ 66
Gambar III-49 Proses Unstandardized .............................................................................. 66
Gambar III-50 Proses Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov ......................................... 67
Gambar III-51 Hasil Uji Normalitas TCM Domestik ....................................................... 67
Gambar III-52 Hasil Uji Normalitas TCM Mancanegara ................................................. 68
Gambar III-53 Hasil Uji Normalitas CVM........................................................................ 68
Gambar III-54 Proses Uji Heteroskedastisitas................................................................... 69
Gambar III-55 Proses regresi nilai absolut residual .......................................................... 69
Gambar III-56 Hasil Uji Heteroskedastisitas TCM Domestik .......................................... 70
Gambar III-57 Hasil Uji Heteroskedastisitas TCM Mancanegara .................................... 70
Gambar III-58 Hasil Uji Heteroskedastisitas CVM .......................................................... 70
Gambar III-59 Proses Uji Autokorelasi ............................................................................. 71
Gambar III-60 Hasil Uji Autokorelasi TCM Domestik..................................................... 72
Gambar III-61 Hasil Uji Autokorelasi TCM Mancanegara............................................... 72
Gambar III-62 Hasil Uji Autokorelasi CVM ..................................................................... 72
Gambar III-63 Proses Uji Multikolonieritas...................................................................... 73
Gambar III-64 Hasil Uji Multikolonieritas TCM Domestik ............................................. 73
Gambar III-65 Hasil Uji Multikolonieritas TCM Mancanegara ....................................... 73
Gambar III-66 Hasil Uji Multikolonieritas CVM.............................................................. 74
Gambar III-67 Data sisa TCM Domestik .......................................................................... 75
Gambar III-68 Data sisa TCM Mancanegara .................................................................... 75
Gambar III-69 Hasil V-hitung TCM Domestik ................................................................. 76
Gambar III-70 Hasil V-hitung TCM Mancanegara ........................................................... 76
Gambar III-71 Hasil Vhitung-Vsebenarnya TCM Domestik ............................................ 76
Gambar III-72 Hasil Vhitung-Vsebenarnya TCM Mancanegara ...................................... 77
Gambar III-73 Hasil penjumlahan kuadrat TCM Domestik .............................................. 77
Gambar III-74 Hasil penjumlahan kuadrat TCM Mancanegara ........................................ 77
Gambar III-75 Hasil rata-rata jumlah V-hitung-Vsebenarnya TCM Domestik ................ 78
Gambar III-76 Hasil rata-rata jumlah V-hitung-Vsebenarnya TCM Mancanegara .......... 78
Gambar III-77 Hasil RMSE TCM Domestik .................................................................... 79
Gambar III-78 Hasil RMSE TCM Mancanegara .............................................................. 79

xvi
Gambar III-79 Data sisa CVM awal .................................................................................. 80
Gambar III-80 Hasil LnWTP hitung CVM ....................................................................... 80
Gambar III-81 Hasil LnWTP hitung – LnWTP sebenarnya CVM ................................... 81
Gambar III-82 Hasil penjumlahan kuadrat CVM .............................................................. 81
Gambar III-83 Hasil rata-rata jumlah LnWTP hitung – LnWTP sebenarnya CVM ......... 81
Gambar III-84 Hasil RMSE CVM .................................................................................... 82
Gambar III-85 Tampilan awal ArcGIS 10.2 ...................................................................... 82
Gambar III-86 Proses Add Data ........................................................................................ 83
Gambar III-87 Proses digitasi batas wilayah Situs Ratu Boko .......................................... 83
Gambar III-88 Hasil pengolahan data administrasi ........................................................... 84
Gambar III-89 Jendela Catalog ......................................................................................... 84
Gambar III-90 Proses pembuatan shapefile....................................................................... 85
Gambar III-91 Pengisian jendela shapefile ....................................................................... 85
Gambar III-92 Hasil layout peta ........................................................................................ 86
Gambar III-93 Peta Nilai Guna Langsung (DUV) Domestik Situs Ratu Boko................. 86
Gambar III-94 Peta Nilai Guna Langsung (DUV) Mancanegara Situs Ratu Boko........... 87
Gambar III-95 Peta Nilai Keberadaan (EV) Situs Ratu Boko ........................................... 87
Gambar III-96 Peta Total Nilai Ekonomi (TEV) Domestik Situs Ratu Boko ................... 88
Gambar III-97 Peta Total Nilai Ekonomi (TEV) Mancanegara Situs Ratu Boko ............. 88
Gambar III-98 Peta Utilitas Situs Ratu Boko .................................................................... 89
Gambar IV-1 Kurva Permintaan Situs Ratu Boko TCM Domestik .................................. 92
Gambar IV-2 Kurva Permintaan Situs Ratu Boko TCM Domestik .................................. 96
Gambar IV-3 Hasil Uji Normalitas TCM Domestik ....................................................... 102
Gambar IV-4 Hasil Uji Normalitas TCM Mancanegara ................................................. 102
Gambar IV-5 Hasil Uji Normalitas CVM ....................................................................... 103
Gambar IV-6 Hasil Uji Heteroskedastisitas TCM Domestik .......................................... 103
Gambar IV-7 Hasil Uji Heteroskedastisitas TCM Mancanegara .................................... 104
Gambar IV-8 Hasil Heteroskedastisitas CVM ................................................................ 104
Gambar IV-9 Hasil Uji Autokorelasi TCM Domestik .................................................... 105
Gambar IV-10 Hasil Uji Autokorelasi TCM Mancanegara ............................................ 105
Gambar IV-11 Hasil Uji Autokorelasi CVM .................................................................. 105
Gambar IV-12 Hasil Uji Multikolonieritas TCM Domestik ........................................... 106
Gambar IV-13 Hasil Uji Multikolonieritas TCM Mancanegara ..................................... 106

xvii
Gambar IV-14 Hasil Uji Multikolonieritas CVM ........................................................... 106
Gambar IV-15 Hasil RMSE TCM Domestik .................................................................. 107
Gambar IV-16 Hasil RMSE TCM Mancanegara ............................................................ 107
Gambar IV-17 Hasil RMSE CVM .................................................................................. 108
Gambar IV-18 Peta Nilai Guna Langsung (DUV) Domestik Situs Ratu Boko .............. 109
Gambar IV-19 Peta Nilai Guna Langsung (DUV) Mancanegara Situs Ratu Boko ........ 109
Gambar IV-20 Peta Nilai Keberadaan (EV) Situs Ratu Boko ........................................ 110
Gambar IV-21 Peta Total Nilai Ekonomi (TEV) Domestik Situs Ratu Boko................. 111
Gambar IV-22 Peta Total Nilai Ekonomi (TEV) Mancanegara Situs Ratu Boko........... 111
Gambar IV-23 Peta Utilitas Situs Ratu Boko .................................................................. 112
Gambar IV-24 Hasil Buffering Kawasan Situs Ratu Boko ............................................. 112

xviii
DAFTAR TABEL

Tabel II-1 Standar kelayakan menjadi tujuan wisata......................................................... 13


Tabel III-1 Pengumpulan Data TCM ................................................................................ 38
Tabel III-2. Pengumpulan Data CVM ............................................................................... 39
Tabel III-3 Ketentuan mengubah data tekstual menjadi data numerik .............................. 40
Tabel III-4 Hasil Summary Output akhir TCM ................................................................. 47
Tabel III-5 Koefisien hasil TCM Domestik ...................................................................... 47
Tabel III-6 Koefisien hasil TCM Mancanegara ................................................................ 47
Tabel III-7 Ketentuan mengubah data tekstual menjadi data numerik .............................. 48
Tabel III-8 Hasil Summary Output akhir CVM ................................................................. 53
Tabel III-9 Koefisien hasil CVM....................................................................................... 53
Tabel IV-1 Tipologi Nilai Ekonomi Kawasan Situs Ratu Boko ....................................... 91
Tabel IV-2 Hasil Uji T TCM Domestik ............................................................................ 93
Tabel IV-3 Hasil Uji T TCM Mancanegara ...................................................................... 97
Tabel IV-4 Hasil Uji T CVM ............................................................................................ 99
Tabel IV-5 Hasil uji validitas CVM ................................................................................ 101
Tabel IV-6 Hasil uji reliabilitas CVM ............................................................................. 101
Tabel IV-7 Hasil perhitungan nilai TEV ......................................................................... 110

xix
Bab I Pendahuluan

I.1 Latar Belakang


Pada setiap cagar purbakala di Indonesia terdapat potensi pariwisata yang dapat
menarik perhatian pengunjung baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
Nilai sejarah pada setiap cagar purbakala menjadi daya tarik tersendiri untuk dijadikan
tempat wisata. Banyaknya potensi pariwisata Salah satunya dibagian cagar purbakala
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, maka sangat diperlukan
pengembangan pariwisata di Indonesia yang di kelola secara maksimal dengan
mengetahui berapa nilai kawasan tersebut untuk menjadi aset berharga.
Aset cagar purbakala yang terkenal di Indonesia yakni Candi Prambanan dan
Candi Borobudur, namun terdapat cagar purbakala lain yang tidak kalah indahnya yakni
Situs Ratu Boko. Situ Ratu Boko terdapat di Kabupaten Sleman yang terletak di utara
provinsi Yogyakarta ini berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (utara), Kabupaten
Klaten (timur), Kabupaten Kulonprogo (barat) dan Kabupaten Bantul (selatan). Situs
Ratu Boko yang terkenal dikarenakan panorama pemandangan indah yang di dapat saat
matahari terbenam, udara yang sejuk dan keunikan bangunan saat berada di dalam
kawasan wisata candi tersebut. Menurut data wisatawan yang di dapat dari Dinas
Pariwisata Kabupaten Sleman, Situs Ratu Boko mengalami peningkatan pengunjung tiap
tahunnya baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
Situs Ratu Boko sudah ada sejak abad VIII - IX, Situs Ratu Boko yakni
peninggalan purbalaka yang mengalami terkena dampak letusan gunung merapi pada
tahun 1006, yang bangunan utama ditemukan pertama kali oleh arkeologi Belanda, HJ De
Graaf pada abad ke-17. HJ De Graaf mencatat berdasarkan berita dari para musafir Eropa
yang sedang mengadakan perjalanan, di sebelah selatan Candi Prambanan terdapat situs
kepurbakalaan. Sementara, di dengar cerita yang berkembang di masyarakat setempat,
bahwa situs itu di hubungkan dengan Prabu Boko yang berasal dari Bali. Nama “Ratu
Boko” berasal dari legenda masyarakat setempat. Ratu Boko (Bahasa Jawa arti
harafiahnya “Raja Bangau”) adalah ayah dari Loro Jonggrang yang juga menjadi nama
candi utama komplek Candi Prambanan. Reruntuhan candi pertama kalinya diketemukan
oleh Van Boeckholtz pada tahun 1790, yang menyatakan terdapat reruntuhan
1
kepurbakalaan di atas bukit Ratu Boko. Bukit ini sendiri merupakan cabang dari sistem
Pegunungan Sewu, yang membentang dari selatan Yogyakarta hingga daerah
Tulungagung. Ratu Boko diperkirakan sudah dipergunakan pada abad ke-8 pada masa
Wangsa Sailendra (Rakai Panangkara) dari kerjaan Medang (Mataram Hindu). (Balai
Pelestarian Cagar Budaya, 2013)
Dikarenakan potensi pariwisata yang dimiliki Situs Ratu Boko yang begitu besar
sehingga menjadi destinasi wisatawan domestik maupun mancanegara, baik dipergunakan
kemanfaatannya untuk masyarakat sekitar maupun wisatawan dan untuk pengaturan
kebijakan pengelolaan bagi pengelola Situs Ratu Boko. Diperlukan pengkajian mengenai
nilai ekonomi kawasan Situs Ratu Boko untuk pengembangan dan pemeliharaan Situs
Ratu Boko dengan memanfaatkan Willingness to Pay (WTP) menggunakan metode Travel
Cost Method (TCM) dan Contingent Valuation Method (CVM). Dalam hal ini dilihat dari
kunjungan yang dilakukan oleh wisatawan pada situs ini untuk menduga dan mengetahui
seberapa besar nilai ekonomi yang diberikan oleh wisatawan dan nilai manfaat yang
diperoleh masyarakat dari keberadaan Situs Ratu Boko tersebut untuk mendapatkan Total
Economic Value (TEV).

I.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :.
1. Bagaimana hasil dari perhitungan nilai ekonomi kawasan Situs Ratu Boko dengan
pendekatan metode TCM dan CVM.
2. Bagaimana kondisi utilitas pada kawasan Situs Ratu Boko.

I.3 Maksud dan Tujuan Penelitian


Adapun maksud dan tujuan penelitian ini adalah :
1. Menghitung nilai ekonomi kawasan Ratu Boko memanfaatkan metode Travel
Cost Method (TCM) dan Contingent Valuation Method (CVM).
2. Mengetahui kondisi utilitas Situs Ratu Boko.

I.4 Ruang Lingkup Penelitian


Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Wilayah penelitian dilakukan di area Situs Ratu Boko yang berada di Kecamatan
Prambanan, Kabupaten Sleman.
2
2. Metode ini memanfaatkan nilai WTP dengan pendekatan metode TCM dan CVM.
3. Bahan penelitian yang digunakan merupakan data yang diperoleh dengan
kuisioner TCM dan CVM dan pengukuran GPS untuk topologi serta data-data
yang diperoleh dari instansi terkait penelitian.
4. Untuk data Kuisioner TCM wisatawan domestik dengan reponden 70 dan
wisatawan mancanegara dengan responden 70. Untuk data kuisioner CVM dengan
responden 90 kepada individu yang secara tidak langsung memperoleh manfaaat
dari kawasan tersebut.
5. Perhitungan pada penelitian ini mengacu pada buku panduan latihan hitung
penilaian kawasan, Direktorat SPT, BPN 2012.

I.5 Metodologi Penelitian


Penelitian ini terbagi dalam tahapan :

1. Pengumpulan data yang diperoleh dari hasil kuisioner TCM yaitu wisatawan yang
berkunjung ke kawasan tersebut, dan data yang diperoleh dari hasil kuisioner
CVM yaitu individu yang secara tidak langsung memperoleh manfaat dari
kawasan tersebut.
2. Pengolahan data tekstual menjadi data numerik yang digunakan untuk
mendapatkan nilai ekonomi kawasan dengan menggunakan metode TCM dan
CVM.
3. Perhitungan validasi model pada 10 data sisa TCM dan CVM.
4. Analisis spasial untuk penambahan atribut-atribut pada peta hasil overlay dan
selanjutnya pembuatan peta ZNEK dengan ArcGIS 10.2.
5. Pembuatan laporan dari hasil penelitian yang telah dikerjakan

I.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir


Sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah,
maksud dan tujuan, ruang lingkup penelitian, metodologi penelitian,
dan sistematika laporan.

3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini menjelaskan tentang dasar-dasar teori yang
berhubungan dengan kawasan, Situs Ratu Boko sebagai objek dari
penelitian, pariwisata, Zona Nilai Ekonomi Kawasan (ZNEK),
penilaian kawasan, metode penilaian kawasan, Willingness To Pay
(WTP), uji statistik serta validasi model.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Pada bab ini menjelaskan tentang proses jalannya penelitian mulai
dari pengambilan data penelitian yang meliputi data spasial dan data
non-spasial, metode penelitian yang digunakan sampai tahap
pengolahan data dan menghasilkan peta ZNEK dan utilitas tersebut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini membahas tentang hasil dari penelitian yang dilakukan
dan analisis tentang hasil tersebut.

BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang
dilakukan dan saran sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya.

4
Bab II Tinjauan Pustaka

II.1 Penelitian Terdahulu


Berikut merupakan hasil penelitian terdahulu yang menggunakan metode Travel
Cost Method (TCM) dan Contingent Valuation Method (CVM) untuk mencari nilai
ekonomi suatu kawasan yang menjadi refrensi penenelitan ini :
Pembuatan Peta Zona Nilai Eonomi Kawasan Berdasarkan Willingness To Pay
(WTP) dengan mengambil Studi Kasus Lawang Sewu dan Sam Poo Kong yang dilakukan
oleh Yesi Monika Manik pada tahun 2014. Metode pengolahan data yang digunakan
adalah analisis regresi linear berganda dan perhitungan WTP menggunakan perangkat
lunak Maple 14. Dalam penelitian tugas akhir ini, hasil yang diperoleh berupa peta Zona
Nilai Ekonomi Kawasan dengan surplus konsumen sebesar Rp 1.278.061,556 per-individu
per-tahun, sehingga diperoleh nilai total ekonomi objek wisata Lawang Sewu sebesar Rp
404.128.565.500,- (nilai surplus konsumen per-individu per-tahun dikalikan dengan jumlah
pengunjung tahun 2013). Dan nilai WTP objek wisata Sam Poo Kong sebesar Rp Rp
61.205,- dengan surplus konsumen sebesar Rp 2.048.926,914 per-individu, sehingga
diperoleh nilai total ekonomi objek wisata Sam Poo Kong sebesar Rp 468.567.392.350,-.
Pembuatan Peta Zona Nilai Eonomi Kawasan (ZNEK) dengan Travel Cost Method
(TCM) dan Contingent Valuation Method (CVM) menggunakan Sistem Informasi
Geografis (SIG) dengan studi kasus Candi Borobudur pada tahun 2015 yang dilakukan
oleh Annisa Usolikhah. Di dapat nilai surplus konsumen wisatawan domestik sebesar Rp
6.623.462,- dan surplus konsumen wisatawan mancanegara sebesar Rp 95.466.091,- per-
individu per-tahun, dengan nilai WTP sebesar Rp 49.506,- sehingga diperoleh nilai total
ekonomi objek wisata Candi Borobudur sebesar Rp 37.288.351.278.790,- (nilai surplus
konsumen per-individu per-tahun dikalikan dengan jumlah pengunjung tahun 2014).
Dengan rata-rata jumlah kunjungan pertahun sebesar 4 kali kunjungan dan jumlah
pengunjung sebesar 2.835.571 pada tahun 2014.
Pemanfaatan Nilai Willingness To Pay Untuk Pembuatan Peta Zona Nilai
Ekonomi Kawasan Menggunakan Travel Cost Method dan Contingent Valuation Method
Dengan Sistem Informasi Geografis dengan studi kasus di kawasan Taman Sari
Yogyakarta pada tahun 2016 yang dilakukan oleh Ardhian Setiawan Saputra. Didapatkan
5
bahwa Taman Sari Yogyakata memiliki surplus konsumen domestik sebesar Rp
2.734.791,-, surplus konsumen mancanegara sebesar Rp 237.615.621,- dan nilai WTP
sebesar Rp 43.833,- untuk CVM sehingga diperoleh nilai ekonomi total Tamansari
Domestik sebesar Rp 1.112.139.115.700,- dan Tamansari Mancanegara sebesar Rp
15.963.237.947.900,- (nilai surplus konsumen per-individu dikalikan dengan jumlah
pengunjung tahun 2015).
Analisis Nilai Ekonomi Kawasan Menggunakan Travel Cost Method (TCM) dan
Contingen Valuation Method (CVM) Untuk Pembuatan Peta Zona Nilai Ekonomi
Kawasan dengan SIG yang dilakukan oleh Istighfary Abirama Cininta dengan studi kasus
kawasan Kota Lama Semarang pada tahun 2016. Didapatkan Zona Nilai Ekonomi
Kawasan dengan nilai WTP objek wisata Kawasan Kota Lama sebesar Rp 31.445 ,-
dengan surplus konsumen sebesar Rp 3.712.180,- per-individu per-tahun, sehingga
diperoleh nilai total ekonomi objek wisata Kawasan Kota Lama sebesar Rp
1,262,505,888,690,- (nilai surplus konsumen per-individu per-tahun dikalikan dengan
jumlah pengunjung tahun 2015).

II.2 Kabupaten Sleman


Kabupaten Sleman yang merupakan bagian dari Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) ini berada di bagian utara provinsi. Secara geografis Kabupaten Sleman
berbatasan dengan Kabupaten Boyolali di bagian utara, Kabupaten Klaten di bagian timur,
Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta di bagian selatan dan Kabupaten Kulonprogo di
bagian baratnya. Secara astronomis Kabupaten Sleman terletak di 7°34'-7º47’ Lintang
Selatan dan 110°13'-110º33’. Kabupaten Sleman mempunyai luas 574,82 km² ini
menjadikan Kabupaten Sleman daerah terluas ketiga di Provinsi Yogyakarta atau sekitar
18,04% dari total luas keseluruhan Provinsi Yogyakarta. Secara administratif Kabupaten
Sleman terdiri dari 17 kecamatan yang dipimpin oleh camat dan terdapat 86 desa yang
dipimpin oleh kepala desa. Dari 86 desa, 59 desa dikategorikan daerah perkotaan dan 27
desa dikategorikan daerah pedesaan. (Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman, 2016)
Kabupaten Sleman memiliki jumlah penduduk 1.167481 orang pada tahun 2015,
yang dalam kurun waktu 2014-2015 mengalami pertumbuhan penduduk yang relatif kecil
yaitu 0,5% dibandingkan rata-rata pertumbuhan penduduk di Indonesia. (Badan Pusat
Statistik Kabupaten Sleman, 2016)

6
Gambar II-1 Peta Wisata Kabupaten Sleman
(https://Slemankab.go.id)
Kabupaten Sleman memiliki banyak destinasi pariwisata salah satunya wisata
cagar purbakal di Ratu boko yang letaknya berada di sekitar 2 km ke arah selatan dari
komplek Candi Prambanan, dapat dilihat pada Gambar II-1. Tempat wisata Ratu Boko
terkenal akan letaknya yang berada di dataran tinggi yang dapat melihat keindahan
pemandangan kota dan pemandangan matahari saat terbenam.

II.3 Situs Ratu Boko


Kompleks Situs Ratu Boko terletak di atas perbukitan dengan ketinggian 195,97
m dpal, di sebelah selatan Prambanan. Secara administratif, situs ini terletak di dua desa,
yaitu Desa Sambirejo dan Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta. (Pramastuti,2008). Lokasi situs berada kira-kira 2 km ke
arah selatan, dari Jalan Jogja-Solo. Dilihat dari lokasinya, kompleks Ratu Boko
mempunyai keunikan dan daya tarik tersendiri, karena dari kompleks yang berada di atas
perbukitan tersebut dapat dinikmati pemandangan alam yang indah dan menawan.

7
Gambar II-2 Situs Ratu Boko
(Dokumentasi, 2016)
Situs Ratu Boko adalah satu-satunya situs pemukiman masa klasik terbesar yang
ditemukan di Jawa, khususnya Jawa bagian tengah. Keistimewaan ini menjadikan Ratu
Boko sebagai situs yang spesifik, masih banyak menyimpan misteri serta berbagai
fenomena menarik untuk ditelusuri dan diungkap. Latar belakang sejarah Situs Ratu Boko
belum dapat diketahui secara pasti, akan tetapi untuk dapat mengungkapnya selain
digunakan data nontekstual (bangunan, arca, keramik, gerabah, dan artefak-artefak lain),
juga digunakan data tekstual berupa temuan prasasti-prasasti. Di sekitar Situs Ratu Boko
telah ditemukan beberapa prasasti, antara lain: lima fragamen prasasti berhuruf Pranagari
dan berbahasa Sanskerta, tiga prasasti berhuruf Jawa Kuna, dalam bentuk syair Sanskerta,
satu prasasti berbahasa dwilingual (Sanskerta-Jawa Kuna), serta satu tulisan singkat
(inskripsi) pada lempengan emas. (Balai Pelestarian Cagar Budaya, 2013)
Berdasarkan prasasti yang ada dapat disimpulkan bahwa Kawasan Situs Ratu
Boko merupakan kawasan peninggalan sejarah yang bercorak Hinduisme dan Buddhisme
yang dibangun sekitar abad VIII – IX M. Kompleks Situs Ratu Boko pada mulanya
merupakan sebuah kompleks wihara, yaitu asrama untuk tempat tinggal para biksu dalam
agama Buddha. Dalam prasasti tertua yang ditemukan di Situs Ratu Boko, tercantum angka
tahun 714 Saka (792 M.), isinya tentang peringatan pendirian abhayagiriwihara oleh Rakai
Panangkaran. Selanjutnya pada tahun 856 M., fungsi kompleks Situs Ratu Boko berubah
menjadi kediaman seorang penguasa yang bernama Rakai Walaing Pu Khumbayoni (Sri
8
Kumbhaja) yang menganut agama Hindu. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila unsur
agama Hindu dan Buddha tampak pada kompleks bangunan ini. Keberagaman
kepercayaan dan multikulturalisme sumber daya budaya tergambarkan dari warisan budaya
yang ada. Hal itu menunjukkan prinsip toleransi dan harmoni yang mengakar. Unsur Hindu
dapat ditunjukkan melalui yoni, tiga miniatur candi, arca Ganesa, dan Durga, serta
lempengan emas dan perak bertuliskan mantera agama Hindu, sedangkan unsur Buddha
terlihat dari adanya temuan arca Buddha, reruntuhan stupa, dan stupika. (Balai Pelestarian
Cagar Budaya, 2013)
Menurut Pramastuti (2008), bangunan-bangunan di Situs Ratu Boko dapat
dikelompokkan menjadi lima, berikut ini.
1. Kelompok Gapura Utama, terletak di sebelah barat yang terdiri atas gugusan Gapura
Utama I dan II, talud, pagar, candi pembakaran, dan sisa-sisa reruntuhan.
2. Kelompok Paseban, terdiri atas dua buah batur paseban, talud, dan pagar paseban
termasuk gapura dan beberapa umpak batu.
3. Kelompok Keputren, berada di halaman yang lebih rendah, terdiri atas dua buah
batur, kolam segi empat, pagar, dan gapura.
4. Kelompok Pendapa, terdiri atas batur pendapa dan pringgitan yang dikelilingi pagar
batu dengan tiga gapura sebagai pintu masuk, candi miniatur yang dikelilingi teras-
teras segi empat, beberapa kolam penampung air yang dikelilingi pagar lengkap
dengan gapuranya dan struktur talud yang diberi pagar di bagian atasnya.
5. Kelompok Gua, terdiri atas Gua Lanang, Gua Wadon, bak tandon air, dan tangga batu
cadas alam.

Gambar II-3 Peta denah situs Ratu Boko


(Dokumentasi, 2016)

9
Keterangan :
1. Tempat parkir 9. Candi Pembakaran dan Sumur Suci
2. Toko cinderamata 10. Alun-alun
3. Plaza Andrawina 11. Paseban
4. Restoran 12. Pendopo
5. Kantor Unit Ratu Boko 13. Keputren
6. Area Kemah 14. Gua
7. Pusat Informasi 15. Gardu Pandang
8. Gapura
Bangunan-bangunan pada kompleks tersebut terletak di teras-teras yang dibuat
pada punggung hingga puncak bukit, dengan halaman paling depan terletak di sebelah
barat, terdiri atas tiga teras. Di halaman teras pertama, sudah tidak ditemukan bekas-bekas
bangunan kecuali pagar teras yang berfungsi sebagai penguat dan batas teras. Halaman
teras kedua ditandai oleh bangunan gapura yang menghadap ke barat. Masing-masing teras
dipisahkan oleh pagar dari batu andesit setinggi 3,50 m dan tebing teras diperkuat dengan
susunan batu andesit. Batas halaman sebelah selatan juga berupa pagar dari batu andesit,
namun batas utara merupakan dinding bukit yang dipahat langsung. Teras pertama dengan
teras kedua dihubungkan oleh gapura I, sedangkan gapura II menghubungkan teras kedua
dan ketiga. Di bagian luar pagar yang membatasi teras kedua dan ketiga terdapat parit
selebar 1,50 m. Dinding dan dasar parit diperkuat dengan susunan batu andesit. (Balai
Pelestarian Cagar Budaya, 2013)
Penelitian awal yang mengacu pada upaya pemugaran situs Ratu Boko dimulai
tahun 1938 oleh F.D.K. Bosch, N.J. Krom, dan W.F. Stutterheim. Kegiatan penelitian awal
ini meliputi pendeskripsian, pengukuran, dan pemotretan terhadap sisa-sisa bangunan yang
sudah tampak jelas di permukaan tanah. Penelitian awal tersebut berlangsung sampai
dengan tahun 1973, kemudian penanganannya diambil alih oleh bangsa Indonesia. Untuk
selanjutnya dalam rangkaian penelitian itu dilakukan pula ekskavasi penyelamatan
terhadap beberapa struktur bangunan yang terpendam tanah. (Balai Pelestarian Cagar
Budaya, 2013)

10
II.4 Pariwisata
II.4.1 Pengertian Pariwisata
Menurut Zalukhu dkk (2009), pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang
dilakukan oleh semntara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan
bukan untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin
tahu, menghabiskan waktu senggang atau libur serta tujuan-tujuan lainnya.
Sedangkan menurut Gamal (2004), pariwisata difenisikan sebagai bentuk suatu
proses kepergian sementara dari seorang, lebih menuju ke tempat lain di luar tempat
tinggaLnya. Dorongan kepergiaanya adalah karena berbagai kepentingan ekonomi, sosial,
budaya, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain.
Menurut James J. Spillane (1987) dapat juga dibedakan adanya beberapa jenis
pariwisata khusus sebagai berikut :
1. Pariwisata Untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism) Pariwisata
untuk menikmati perjalanan dilakukan untuk berlibur, mencari udara segar,
memenuhi keingintahuan, mengendorkan ketegangan saraf, melihat sesuatu
yang baru, menikmati keindahan alam, dan mendapatkan kedamaian.
2. Pariwisata Untuk Rekreasi (Recreation Tourism) Pariwisata untuk rekreasi
dilakukan sebagai pemanfaatan hari-hari libur untuk beristirahat,
memulihkan kesegaran jasmani dan rohani dan menyegarkan keletihan. 18
3. Pariwisata Untuk Kebudayaan (Cultural Tourism) Pariwisata untuk
kebudayaan ditandai serangkaian motivasi seperti keinginan belajar di pusat
riset, mempelajari adat-istiadat, mengunjungi monumen bersejarah dan
peninggalan purbakala dan ikut festival seni musik.
4. Pariwisata Untuk Olah Raga (Sports Tourism) Pariwisata untuk olahraga
dibagi menjadi dua kategori, yakni pariwisata olahraga besar seperti
Olimpiade, Asian Games, dan SEA Games serta buat mereka yang ingin
berlatih atau mempraktikkan sendiri, seperti mendaki gunung, panjat tebing,
berkuda, berburu, rafting, dan memancing. Pariwisata Untuk Urusan Usaha
Dagang (Business Tourism)
5. Pariwisata untuk urusan usaha dagang umumnya dilakukan para pengusaha
atau industrialis antara lain mencakup kunjungan ke pameran dan instalasi
teknis. Pariwisata Untuk Berkonvensi (Convention Tourism)

11
6. Pariwisata untuk berkonvensi berhubungan dengan konferensi, simposium,
sidang dan seminar internasional.
Jenis-jenis pariwisata ditinjau dari obyek yang dikunjungi, diantaranya adalah:
1. Wisata Alam, yaitu kegiatan mengunjungi suatu obyek wisata yang berupa
keindahan alam antara lain pegunungan, pantai, lembah, dsb.
2. Wisata Budaya, di definisikan sebagai perjalanan yang dilakukan atas dasar
keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan
mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri,
mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara hidup
mereka, budaya dan seni mereka (karakteristik suatu komunitas).
3. Wisata Agama, adalah dimana seseorang atau sekelompok orang yang
bepergian ke suatu daerah dengan memiliki tujuan untuk mengunjungi
tempat-tempat religious yang sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing seperti tempat ibadah, ziarah ke makam ataupun ke tempat-
tempat keramat.
4. Wisata Ziarah, bisa dikatakan sebagai salah satu bagian dari wisata religi,
bahkan pengertian wisata ziarah hamper sama dengan pengertian wisata
religi, yaitu menitikberatkan pada keagamaan dan mengunjungi tetmpat-
tempat keagamaan, perjalanan secara fisik ini mencerminkan perjalanan
spiritual.
5. Wisata Belanja, kegiatan mengunjungi tempat atau pusat-pusat penjualan
barang/produk.
6. Wisata Satwa, biasanya menunjukkan hewan dalam habitat alamiah mereka.
7. Wisata Sejarah, umumnya berupa kunjungan ke tempat-tempat yang
dianggap bersejarah.
8. Wisata Arkeologi, berkenaan dengan situs-situs arkeologi, museum, candi
dan tempat yang memiliki peninggalan arkeologi
Berdasarkan pengertian menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan pariwisata
adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari
suatu tempat ke tempat lain, dengan tujuan untuk menikmati perjalanan tersebut guna
pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

12
II.4.2 Sarana dan Prasarana Pariwisata
Sarana kepariwisataan (tourism infrastructure). Adalah semua fasilitas yang
memungkinkan agar prasarana kepariwisataan dapat hidup dan juga berkembang serta
dapat memberikan pelayanan kepada para wisatawan yang berkinjung ke tempat wisata
dan juga memenuhi kebutuhan mereka yang beraneka ragam. Sarana wisata merupakan
kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisata dalam
menikmati perjalanan wisatanya. (Suwantoro,2004)
Prasarana (infrastrukture) kepariwisataan sesungguhnya merupakan “tourist
supply” yang perlu dipersiapkan atau disediakan bila akan mengembangkan industri
pariwisata, karena kegiatan pariwisata pada hakekatnya tidak lain adalah salah satu
kegiatan dari sektor perekonomian juga. Yang dimaksud prasarana (infrastukture) adalah
“semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar
sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan manusia memenuhi kebutuhannya”. Jadi
fungsi dari prasarana adalah untuk melengkapi sarana kepariwisataan sehingga dapat
memberikan pelayanan sebagai mana mestinya. (Yoeti, 1996).
Berdasarkan prasarana dan sarana yang telah di jelaskan, terdapat standar
kelayakan untuk menjadi tujuan wisata menurut Lothar A.Kreck (Yoeti,1996) yang terlihat
pada Tabel II-1
Tabel II-1 Standar kelayakan menjadi tujuan wisata
No Kriteria Standar Minimal
1 Objek Terdapat salah satu dari unsur alam, sosial ataupun budaya.
Adanya jalan, adanya kemudahan akses, rute, tempat parkir,
2 Akses
dan harga parkir yang terjangkau.
Adanya pelayanan penginapan (hotel, wisma, losmen, dan
3 Akomodasi
lain-lain).
Agen perjalanan, pusat informasi, fasilitas kesehatan,
pemadam kebakaran (hydrant), TIC (Tourist Information
4 Fasilitas
Centre), pemandu wisata, papan informasi, petugas
pemeriksa masuk dan keluar.
Adanya transportasi lokal yang nyaman yang
5 Tranportasi
menghubungkan akses masuk.
Adanya pelayanan makanan dan minuman (Restaurant,
6 Catering service
warung dan lain-lain)
Terdapat sesuatu yang dilakukan di lokasi wisata (berenang,
7 Aktivitas rekreasi terjun payung, berjemur, berselancar, jalan-jalan, dan lain-
lain)
Adanya tempat pembelian barang-barang umum atau
8 Perbelanjaan
survenir

13
Lanjutan Tabel II-1 Standar kelayakan menjadi tujuan wisata
Adanya telepon umum, sinyal handphone, televisi, dan akses
9 Komunikasi
internet.
10 Sistem perbankan Adanya bank atau beberapa jenis ATM yang tersebar
Poloklinik umum/ jaminan ketersediaan pelayanan yang baik
11 Kesehatan
untuk penyakit yang mungkin diderita wisatawan
Adanya jaminan keamanan (petugas khusus keamanan, polisi
12 Keamanan
wisata, rambu-rambu perhatian, rambu pengarah wisatawan)
13 Kebersihan Tempat sampah dan rambu-rambu tentang kebersihan
14 Sarana Ibadah Terdapat salah satu sarana ibadah bagi wisatawan

II.5 Teori Ekonomi


II.5.1 Teori Permintaan
Permintaan (demand) mempunyai arti selalu menunjuk pada suatu hubungan
tertentu antara jumlah suatu barang yang akan dibeli orang dan harga barang tersebut.
Permintaan adalah jumlah dari suatu barang yang mau dan mampu dibeli pada berbagai
kemungkinan harga, selama jangka waktu tertentu, dengan anggapan hal-hal lain tetap
sama (Gilarso, 2003).
Menurut Virgantari (2011), secara umum, fungsi permintaan menyatakan
hubungan jumlah yang diminta dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada tempat dan
waktu tertentu. Persamaan fungsi permintaan dapat disusun sebagai berikut.
Dx = f (Px, Py, Y, T, N) ……………………...……......................................................(2.1)
Keterangan :
Dx = permintaan akan barang x
Px = harga barang x
Py = harga barang y
Y = pendapatan per kapita
T = selera
N = jumlah penduduk
Dx adalah variabel terikat, karena besarnya nilai ditentukan oleh variabel bebas.
Px, Py, Y, T dan N adalah variabel bebas karena besar nilainya tidak tergantung besarnya
variabel terikat. Tanda positif dan negatif menunjukkan pengaruh masing-masing variabel
bebas terhadap permintaan akan barang. Hukum permintaan pada hakikatnya menyatakan
bahwa makin rendah harga suatu barang, makin banyak permintaan atas barang tersebut;
sebaliknya semakin tinggi harga suatu barang semakin sedikit permintaan atas barang
tersebut (Firdaus, 2008).

14
Menurut Haryati (2007), kurva permintaan adalah kurva yang menghubungkan
antara harga barang (ceteris paribus) dengan jumlah barang yang diminta. Kurva
permintaan menggambarkan tingkat maksimum pembelian pada harga tertentu, ceteri
paribus (keadaan lain tetap sama). Kurva permintaan menggambarkan harga maksimum
yang konsumen bersedia bayarkan untuk barang bermacam-macam jumlahnya per unit
waktu. Konsumen tidak bersedia membayar pada harga yang lebih tinggi untuk sejumlah
barang tertentu, tetapi pada jumlah yang sama konsumen bersedia membayar dengan harga
yang lebih rendah. Konsep ini disebut dengan kesediaan maksimum konsumen mau bayar
atau willingness to pay.

Gambar II-4 Kurva permintaan


(Mankiw, 2000)

Kenaikan harga produk (ceteris paribus) akan menyebabkan penurunan jumlah


barang yang diminta yang berarti terjadi perpindahan di sepanjang kurva permintaan.
Perubahan variabel non harga akan menyebabkan pergeseran kurva permintaan, atau
menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta pada tingkat harga tertentu.

II.5.2 Teori Penawaran


Menurut Hanafie (2010), penawaran (supply) mempunyai arti jumlah dari suatu
barang tertentu yang mau dijual pada berbagai kemungkinan harga, dalam jangka waktu
tertentu, ceteris paribus. Penawaran menunjukkan jumlah (maksimum) yang mau dijual
pada berbagai tingkat harga atau berapa harga (minimum) yang masih mendorong penjual
untuk menawarkan berbagai jumlah dari suatu barang. Hubungan antara harga per satuan
dan jumlah yang mau dijual dirumuskan dalam hukum penawaran: ceteris paribus,

15
produsen atau penjual cenderung menghasilkan dan menawarkan lebih banyak pada harga
yang tinggi daripada pada harga yang rendah.
Menurut Firdaus (2008), penawaran yang dinyatakan dalam hubungan matematis
dengan faktor – faktor yang mempengaruhinya disebut fungsi penawaran. Persamaan
matematis yang menjelaskan hubungan antara tingkat penawaran dengan faktor – faktor
yang memengaruhi penawaran adalah sebagai berikut.
Sx = f (Px, Py, Pi, C, tek, ped, tuj, kebij) ……...……...............................................(2.2)
Keterangan :
Sx = penawaran atas barang x C = biaya produksi
Px = harga barang x tek = teknologi produksi
Py = harga barang y (barang substitusi ped = jumlah pedagang atau penjual
atau komplementer) tuj = tujuan perusahaan
Pi = harga input atau faktor produksi kebij = kebijakan pemerintah
Menurut Haryati (2007), kurva penawaran merupakan garis pembatas jumlah
barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu. Pada tingkat harga yang ditentukan,
penjual bersedia menawarkan lebih sedikit tetapi penjual tidak mau menawarkan lebih
banyak.

Gambar II-5 Kurva penawaran


(Mankiw, 2000)
Penjual bersedia menerima harga yang lebih tinggi bagi suatu jumlah tertentu,
tetapi penjual tidak bersedia menawarkan jumlah itu dengan harga yang lebih rendah.
Konsep ini sering disebut dengan kesediaan minimum penjual menerima harga
(willingness to accept).

16
II.6 Zona Nilai Ekonomi Kawasan
II.6.1 Kawasan
Dalam UU no 26. Tahun 2007 tentang penataan ruang, menjelaskan kawasan
adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung dan budidaya. Kawasan mempunyai
batas fungsi tertentu yaitu area tersebut bisa di tentukan berdasarkan fungsi tersendiri yang
diinginkan dalam area tersebut untuk kepentingan tertentu. Terdapat beberapa jenis
kawasan seperti :
1. Kawasan Perdesaaan, yang mempunyai fungsi pengelolaan sumberdaya
alam untuk keperluan segala bentuk kegiatan di pendesaan yang kegiatan
utamanya adalah pertanian.
2. Kawasan Perkotaan, tidak lagi memiliki fungsi pertanian seperti pendesaan,
namun diperuntukan untuk kegiatan perekonomian dan pemerintahan.
3. Kawasan Lindung untuk melindungi kelestarian kehidupan, baik
sumberdaya alam maupun sumber daya buatan manusia.
4. Kawasan Budidaya, membudidayakan potensi dari sumberdaya alam dan
sumberdaya buatan.
5. Kawasan Pariwisata, yang diperuntukan untuk berbagai macam bentuk
pariwisata yang menyediakan berbagai fasilitas yang diperuntukan untuk
mendukung berbagai kegiatan pariwisata.
II.6.2 Nilai Ekonomi Kawasan
Nilai ekonomi didefinisikan sebagai pengukuran jumlah maksimum seseorang
ingin mengorbankan barang dan jasa untuk memperoleh barang dan jasa lainnya. Secara
formal, konsep ini disebut keinginan membayar (Willingness To Pay) seseorang terhadap
barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan lingkungan (Manik, 2014).
Dasar hukum survei dan pemetaan nilai ekonomi kawasan terdiri dari ;
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2010
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2006
4. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 2006
5. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 2006
6. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 2007

17
II.7 Metode Penilaian Ekonomi Kawasan
Nilai Ekonomi kawasan menurut pearce yang dikutip oleh Ardhian Saputra S, 2015
mengatakan bahwa nilai ekonomi atau total ekonomi sumber daya secara garis besar dapat
di kelompokan menjadi dua, yaitu nilai guna (use value) dan nilai bukan guna (non use
value). Total nilai ekonomi ini dapat di rumuskan sebagai berikut :
TEV = UV + NUV……………………...…….....................................................(2.3)
TEV = (DUV + IUV + OV) + (BV + EV)...…….................................................(2.4)
Keterangan :
TEV (Total Economic Value) : Total Nilai Ekonomi
DUV (Direct Use Value) : Nilai Guna langsung
IUV (Indirect Use Value) : Nilai Guna Tak Langsung
OV (Option Value) : Nilai Pilihan
BV (Bequest Value) : Nilai Pewarisan
EV (Existence Value) : Nilai Keberadaan
Pengertian masing-masing nilai dapat di jelaskan sebagai berikut :
1. Total Nilai Ekonomi (TEV) adalah nilai yang didapat dari nilai total penjumlahan
dari nilai guna (DUV,UV,OV) dengan nilai bukan guna (BV,EV)
2. Nilai guna langsung (DUV) adalah nilai yang berasal dari manfaat langsung yang
diambil sumber daya
3. Nilai guna tak langsung adalah (IUV) nilai yang berasal dari manfaat yang secara
tidak langsung dirasakan manfaatnya
4. Nilai pilihan (OV) adalah nilai yang mengacu pada nilai guna langsung dan tak
langsung yang meliputi manfaat dari sumber daya yang akan disimpan atau
dipertahankan di masa depan.
5. Nilai pewarisan (BV) adalah nilai yang berasal dari manfaaat suatu kawasan yang
diperuntukan untuk kepentingan masa depan atau diwariskan untuk dimasa depan.
6. Nilai Keberadaan (EV) adalah nilai yang didapat dari suatu keberadaan terlepas
dari dimanfaatkan atau tidaknya suatu kawasan

II.8 Willingness To Pay


Secara umum Willingness to Pay dapat diartikan sebagai pengukuran jumlah
maksimum seseorang ingin mengorbankan barang dan jasa untuk memperoleh barang dan

18
jasa lainnya. (Fauzi, 2004). Bisa juga disebut kesediaan orang untuk membayar apa yang
dihasilkan oleh sumberdaya dan lingkungan.
Penggunaan Willingnes To Pay bisa mengukur nilai kawasan yang didapat
menjadi nilai moneter barang dan jasa. Sebagai contoh suatu kawasan yang berpotensi
menjadi tempat wisata dimana tidak tersedia fasilitas pendukung menjadi suatu kawasan
pariwisata yang mendukung segala kegiatan wisata, bisa di ukur dari keinginan seseorang
untuk membayar agar kawasan tersebut dapat menjadi lebih baik dalam pengelolaannya.
II.8.1 Travel Cost Method (TCM)
Travel Cost Method atau TCM merupakan metode tertua untuk pengukuran nilai
ekonomi secara tidak langsung. Metode ini diturunkan dari pemikiran yang dikembangkan
oleh Hotelling pada tahun 1931 yang kemudian secara formal diperkenalkan oleh Wood
dan Trice (1958) serta Clawson dan Knetsch (1966). (Fauzi, 2004). Metode ini digunakan
untuk menganalisa permintaan terhadap rekreasi terbuka yang mengkaji biaya yang akan di
keluarkan oleh setiap individu untuk mendatangi tempat-tempat rekreasi tertentu.
Menurut Akhmad Fauzi (2004), metode ini dapat digunakan untuk mengukur
manfaat dan biaya akibat :

1. Perubahan biaya akses (tiket masuk) bagi suatu tempat rekreasi


2. Penambahan tempat rekreasi baru
3. Perubahan kualitas lingkungan tempat rekreasi
4. Penutupan tempat rekreasi yang ada
Dengan pendekatan secara invidual menggunakan data survei dengan format
formulir SPT.212 dari BPN dari dan teknik statistika berdasarkan panduan latihan hitung
pengolahan data tekstual penilaian ZNEK, BPN 2012 dapat dilihat pada persamaan 2.5
sampai persamaan 2.9 berikut :
V = β0 + β1X1 +β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6……………………...……......(2.5)
Sementara dalam bentuk Ln fungsi itu ditulis dalam bentuk :
LnV = β1LnX1 +β2LnX2 + β3LnX3 + β4LnX4 + β5LnX5 + β6LnX6………………...(2.6)
Menghitung surplus konsumen :
1
CS = 2× Vrata × ( TCmax – TCrata )………………..……………………….................(2.7)

Menghitung nilai keberadaan kawasan per satuan hektar :


𝑐𝑠×𝑁
DUV = ……………………………………………..……………............................(2.8)
𝐿

Sehingga didapat total benefit (TB) yaitu nilai DUV setiap kawasan :

19
TB = DUV × L………………………………………………………...……..................(2.9)
Dimana :
V : Frekuensi kunjungan X2 : Umur
β1.. β6 : Koefisien regresi X1…X6 X3 : Pendidikan
TB : Total benefit X4 : Pendapatan
TB : Total benefit X5 : Lama kunjungan
CS : Surplus konsumen X6 : Alternatif lokasi pilihan
N : Jumlah populasi TCmax : Biaya perjalanan maksimum
Vrata : Frekuensi kunjungan rerata TCrata : Biaya perjalanan rata-rata
X1 : Biaya perjalanan
Menurut panduan latih hitung pengolahan data tekstual penilaian ZNEK dengan
pendekatan TCM dari BPN 2012 pada perhitungan TCM dengan menggunakan software
pengolah statistik ada hal penting yang harus diperhatikan ketika melakukan analisis
regresi, yaitu :
a. Nilai signifikansi (significance F) pada ANOVA sebesar < 0,05
b. Nilai Multiple R dan R Square harus lebih besar dari 0,5 atau 50%
c. Lihat nilai Koefisien LnTC, dengan ketentuan sebagai berikut :
Pemahami terhadap konsep + / - , karena akan sangat
mempengaruhi fungsi dan kurva yang akan dibentuk termasuk dalam
permintaan / penawaran.
1. Fungsi permintaan : semakin kecil biaya yang dikeluarkan semakin tinggi
jumlah kunjungan. Logikanya semakin sering seseorang berkunjung ke
suatu kawasan berarti biaya yang dikeluarkan untuk masuk kawasan
wisata tersebut murah, jadi beta 1 = LnX1 = bernilai (-)
a) LnX1 < -1, perhitungan menggunakan model permintaan TCM
eksponensial artinya data yang dipakai regresi adalah data yang
di Ln-kan.
b) LnX1 antara -1 s/d 0, perhitungan menggunakan model
permintaan TCM linear, artinya data awal yang diregresikan.
2. Fungsi penawaran : semakin tinggi biaya yang dikeluarkan semakin kecil
jumlah kunjungan. Logikanya semakin mahal biaya yang dikeluarkan
dan orang semakin malas untuk berkunjung ke kawasan wisata tersebut.
Jadi beta1 = LnX1 = bernilai (+)

20
a) LnX1 > 1, perhitungan menggunakan model penawaran TCM
eksponensial artinya data yang dipakai regresi adalah data yang
di Ln-kan.
b) LnX1 antara 0 s/d 1 menggunakan TCM linear, artinya data awal
yang diregresikan.
II.8.2 Contingent Valuation Method (CVM)
Pendekatan CVM secara teknis dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan
teknik eksperimental melalui simulasi dan permainan. Kedua, dengan teknik survei.
Pendekatan pertama lebih banyak dilakukan menggunakan simulasi komputer sehingga
penggunaanya di lapangan sangat sedikit. Sedangkan pendekatan kedua dilakukan
langsung di lapangan, sehingga hampir semua aktifitas pengumpulan informasi terjadi di
lapangan. (Fauzi, 2004).
Menurut Garrod dan Willis dalam Akhmad Fauzi (2004). Pendekatan CVM sering
digunakan untuk mengukur nilai pasif (nilai non-pemanfaatan) sumber daya atau sering
juga dikenal dengan nilai keberadaan. CVM bertujuan untuk mengetahui keinginan
membayar (Willingness To Pay atau WTP) dari masyarakat dan keinginan menerima
(Willingness To Accept atau WTA) suatu kawasan.
Persamaan yang digunakan dalam perhitungan nilai keberadaan (Existence Value,
EV) berdasarkan panduan latihan hitung penilaian ekonomi kawasan, BPN 2012 adalah
seperti ditunjukkan persamaan 2.10 sampai dengan persamaan 2.16 berikut :
WTP = β0X1β1 X2β2 X3β3 X4β4 X5β5 X6β6 X7β7 X8β8 X9β9………….................................(2.10)
Mentransformasi model non-Ln menjadi model Ln :
LnWTP = β1LnX1 + β2LnX2 + β3LnX3 + β4LnX4 + β5LnX5 + β6LnX6 + β7LnX7 +
β8LnX8 + β9LnX9………………………………………………….............................(2.11)
Mencari nilai WTP hitung :
WTPhitung = exp (β0) X1β1 X2β2 X3β3 X4β4 X5β5 X6β6 X7β7 X8β8 X9β9…..….....(2.12)
Menghitung nilai WTPriil :
WTPriil = WTPmin + (nilai desimal WTPhitung × Besaran range terpilih)...…...........(2.13)
Keterangan :
nilai desimal WTPhitung = WTPhitung - bilangan bulat WTPhitung………………....(2.14)
besaran range terpilih = WTPmax - WTPmin…………………………..………..........(2.15)
Menghitung Total Benefit (TB) yaitu nilai keberadaan (Existence Value, EV) :
TB = WTPriil × N……………………………………………….……………...............(2.16)

21
Keterangan :
X1 : Keberadaan rata-rata X9 : Partisipasi rata-rata
X2 : Umur rata-rata β0-β9 : Koefisien
X3 : Pendidikan rata-rata WTP : Keinginan untuk membayar
X4 : Jumlah keluarga rata-rata N : Populasi
X5 : Pendapatan rata-rata TB : Total benefit
X6 : Manfaat rata-rata WTP Hitung : Nilai klasifikasi WTP
X7 : Kepentingan rata-rata WTP Riil : Nilai WTP sesungguhnya
X8 : Konversi rata-rata
Salah satu kelebihan CVM menurut Fauzi (2010) adalah kapasitas CVM yang
dapat menduga nilai bukan manfaat (non-use value). Responden juga dapat dipisahkan ke
dalam kelompok pengguna dan non-pengguna sesuai dengan informasi yang didapatkan
dari kegiatan wawancara. Hal ini memungkinkan perhitungan nilai tawaran pengguna dan
non pengguna secara terpisah.

II.9 Teknik Pengambilan Sampel


Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai
teknik sampling yang digunakan. Secara skematis, menurut Sugiyono (2001: 57) teknik
sampling ditunjukkan pada Gambar II.6 berikut ini.

Teknik Sampling

Probability Non Prabability


Sampling Sampling

· Simple Random
Sampling · Sampling Matematis

· Proportionate · Quota Sampling


Stratified Random
Sampling · Sampling Aksidental

· Disproportionate · Purposive Sampilng


Stratified Random
Sampling · Sampling Jenuh

· Area (Cluster) · Snowball sampling


Sampling (Sampling
menurut daerah)

Gambar II-6 Teknik Sampling


(Sugiyono, 2001)

22
Teknik sampling secara garis besar terbagi atas dua kelompok yaitu :
1. Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel
(Sugiyono, 2014). Serta probability sampling menuntut agar peneliti sudah
mengetahui besarnya sampel yang diinginkan. Sehingga peneliti wajib bersikap
bahwa setiap unsur atau kelompok unsur harus memiliki peluang yang sama
untuk dijadikan sampel. Probability Sampling terbagi atas:
a. Simple Random Sampling
Menurut Margono (2004) menyatakan bahwa simple random sampling
adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada
unit sampling. Cara ini dilakukan bila anggota populasi populasi
dianggap homogen. Pengambilan dengan cara undian, ordinal, bahkan
tabel bilangan random. Teknik ini dapat digambarkan seperti dibawah
ini.

Sample yang
Populasi Homogen Diambil secara random reprensentatif

Gambar II-7 Simple Random Sampling


(Sugiyono,2014)
b. Proportionate Stratified Random Sampling
Menurut Sugiyono (2014) teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Menurut Margono (2004), stratified random sampling biasa digunakan
pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Sugiyono (2014) menyatakan bahwa teknik ini digunakan untuk
menentukan jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang
proporsional.

23
d. Area Sampling
Menurut Margono (2004), teknik ini digunakan bilamana populasi tidak
terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok
individu atau cluster. Menurut Sugiyono (2014) Teknik ini digunakan
untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data
sangat luas. Sehingga Teknik ini digunakan untuk area kasus yang luas
dan tidak terdiri dari individu, misaLnya penduduk dari suatu provinsi
atau kabupaten.

Gambar II-8 Area Sampling


(Sugiyono, 2014)
2. Non-probability Sampling adalah teknik yang tidak memberi peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Non-probability Sampling terbagi atas:
a. Sampling Matematis
Menurut Sugiyono (2014), sampling sistematis adalah teknik penentuan
sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor
urut. MisaLnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua
anggota diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap
saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misaLnya kelipatan dari
bilangan lima. Untuk itu, yang diambil sebagai sampel adalah 5, 10, 15,
20 dan seterusnya sampai 100.

24
Gambar II-9 Sampling sistematis
(Sugiyono, 2014)
b. Quota Sampling
Menurut Sugiyono (2014) menyatakan bahwa sampling kuota adalah
teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Menurut Margono
(2004) dalam teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok.
c. Sampling Aksidental
Menurut Sugiyono (2014), Sampling aksidental adalah teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang
orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Menurut
Margono (2004), menyatakan bahwa dalam teknik ini pengambilan
sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung mengumpulkan
data dari unit sampling yang ditemui.

Gambar II-10 Sampling Aksidential


(Sugiyono, 2014)
25
d. Purposive SampiLng
Sugiyono (2014) menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Menurut Margono
(2004),pemilihan sekelompok subjek dalam Purposive Sampling
didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut
paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui
sebelumnya, dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan
dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan
penelitian.
e. Sampling Jenuh
Menurut Sugiyono (2014) sampling jenuh adalah teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang.
Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya
untuk dijadikan sampel begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel
semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding semakin lama
semakin besar. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan Purposive
dan Snowball Sampling.

II.10 Penentuan Jumlah Sampel


Menurut Roscoe dalam Sugiyono (2012) menyarankan tentang ukuran sampel
untuk penelitian sebagai berikut :
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan
500.
2. Bila sampel dibagi dalam kategori maka jumlah anggota sampel setiap
kategori minimal 30.
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi
atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali
dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 5
(independen + dependen), maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50

26
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-
masing antara 10 s/d 20.

II.11 Penentuan Batas Wilayah Kawasan Situs Ratu Boko


Secara geografis Situs Ratu Boko terletak pada koordinat 110° 40’ 54’’ BT dan 7°
45’ 40’’ LS. Sedangkan secara administratif Situs Ratu Boko terletak di dua wilayah desa,
yaitu Dukuh Dawung (Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan) di sebalah barat dan
Dukuh Sumberwatu (Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan) di sebelah timur. Namun
situs ini dominan terletak di Dukuh Dawung, Desa Bokoharjo. Luas Desa Bokoharjo
sekitar 5,40 Km2 dan luas Desa Sambirejo yaitu 8,39 Km2 . Situs Ratu Boko terletak pada
ketinggian 195.97 meter di atas permukaan laut.
Pembuatan batas wilayah kawasan Situs Ratu Boko diambil dari Peta Komplek
Situs Ratu Boko, Yogyakarta yang bersumber dari Balai Pelestarian Cagar Budaya
(BPCB), Sleman, Yogyakarta, tahun 2005. Hasil digitasi Peta Kawasan Situs Ratu Boko
terlihat pada Gambar II-11.

Gambar II-11 Hasil Digitasi Kawasan Situs Ratu Boko

II.12 Uji Validitas dan Reliabilitas


II.12.1 Uji Validitas
Validitas adalah tingkat keandalan dan keabsahan alat ukur yang digunakan.
Intrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk
mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di
ukur (Sugiyono, 2004).

27
Ada beberapa langkah dalam uji validitas konstruk ini yaitu menurut Singarimbun
& Efendi. (dalam Muhammad Rahmad Permata, 2012).
Langkah 1 : Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.
Langkah 2 : Melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada sejumlah
responden. Responden diminta untuk menyatakan apakah mereka
setuju atau tidak dengan masing-masing pertanyaan. Sangat
disarankan agar jumlah responden untuk uji coba minimal 30
orang. Dengan jumlah minimal 30 orang maka distribusi skor
(nilai) akan mendekati kurva normal. Asumsi kurva normal ini
sangat diperlukan didalam perhitungan statistik.
Langkah 3 : Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
Langkah 4 : Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan
skor total menggunakan rumus korelasi “product moment” yaitu :
𝑁(∑ 𝑋𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌
𝑟= ………………………………………………(2.19)
√[𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 ][𝑁 ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌 2 )]

Keterangan :
r = Korelasi product moment
X = Skor pernyataan
Y = Skor total keseluruhan pernyataan
XY = Skor pernyataan dikalikan skor total
N = Jumlah responden pretest
II.12.2 Uji Reabilitas
Reabilitas menunjukan pada tingkat keterdalaman sesuatu. Reliabel artinya dapat
dipercaya, dapat diandalkan. Suatu instrument yang sudah dapat dipercaya yang realibel
akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Untuk menguji reliabilitas dalam
penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode Internal Consistency dengan teknik
belah dua dari Spearman Brown (Split Half) dengan rumus sebagai berikut
(Sugiyono,2009):
6 ∑ 𝑑i²
rs = 1 − [𝑛(𝑛2 −1]………………………………………………............................(2.20)

Keterangan:
rs = koefisien korelasi rank spearman.
𝑑i = selisih setiap rank.
n = banyaknya pasangan data
28
. Kriteria Kaplan dan Saccuzo dalam Muhammad Rahmad Permata, 2012,
reliabilitas minimum sebesar 0,7. Jika rα > 0,7, maka variabel tersebut reliabel dan jika rα <
0,7 maka variabel tersebut tidak reliabel.

II.12.3 Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik harus dilakukan dalam penelitian ini, untuk menguji apakah data
memenuhi asumsi klasik. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya estimasi yang
bias, mengingat tidak semua data dapat diterapkan regresi. Pengujian yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan
uji autokorelasi.
1. Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji normalitas ini ada
cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu
dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2009). Alat uji yang digunakan
pada penelitian ini adalah Uji Kolmogorov-Smirnov . Dasar pengambilan keputusan
dengan analisis Uji Kolmogorov-Smirnov adalah (Ghozali, 2009) :
· Jika nilai signifikansi > 0,5, berarti berdistribusi normal.
· Jika nilai signifikansi < 0,5, berarti tidak berdistribusi normal.
2. Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidak samaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain, dasar pengambilan keputusan dengan metode Uji Glejser seperti berikut
(Ghozali 2011) :
· Tidak terjadi heteroskedastisitas jika nilai signifikan > 0,05.
· Terjadi heteroskedastisitas jika nilai signifikan < 0,05.
3. Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 sebelumnya”. Untuk mendeteksi autokorelasi menggunakan pengujian
statistik Durbin Watson (DW) hasil perhitungan dari SPSS. Kriteria yang dipakai
dalam pengujian ini adalah (Ghozali,2009) :
· Jika nilai DW dibawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif
· Jika nilai DW dibawah 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada autokorelasi
· Jika nilai DW dibawah 2,5 sampai 4 berarti ada autokorelasi negatif

29
4. Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel bebas (independent). Model yang baik tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas (tidak terjadi multikolonieritas), dasar pengambilan
keputusan Uji Multikolonieritas adalah (Ghozali,2011) :
· Tidak terjadi multikolonieritas jika nilai tolerance > 0.10 dan nilai VIF <
10
· Terjadi multikolonieritas jika nilai tolerance < 0.10 dan niali VIF > 10

II.13 Validasi Model


Validasi data adalah langkah pemeriksaan untuk memastikan bahwa data tersebut
telah sesuai kriteria yang ditetapkan dengan tujuan untuk memastikan bahwa data yang
akan dimasukkan ke dalam kuisioner telah diketahui dan dapat dijelaskan sumber dan
kebenaran datanya. Salah satu caranya dengan menggunakan RSME (Root Mean Squared
Error)
RMSE merupakan akar kuadrat rata-rata dari selisih antara output model dengan data
yang sebenarnya. Rumus MSE adalah sebagai berikut (Buwana, 2006). Nilai RMSE
rendah atau semakin mendekati nol menunjukkan bahwa variasi nilai yang dihasilkan oleh
suatu model prakiraan mendekati variasi nilai obeservasinya.
∑(𝑉ℎ−𝑉𝑎)2
𝑅𝑀𝑆𝐸 = √ ............................................................................................(2.18)
𝑛

Keterangan :
Vh = Nilai hitung
V𝑎 = Nilai asli
𝑛 = Jumlah data

II.14 Uji t dan Uji F


Menurut Sugiyono (2008) uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh suatu variabel penjelas secara individual alam menerangkan variasi variabel
terikat. Rumusnya adalah :
r√n−2
𝑡= ...........................................................................................................(2.19)
√1−𝑟 2

Keterangan :
t = thitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel
r = korelasi parsial yang ditemukan
n = jumlah sampel
30
Menurut Sugiyono (2008) uji F digunakan untuk menguji variabel – variabel
bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat . Selain itu dengan uji F ini dapat
diketahui pula apakah model regresi linier yang digunakan sudah tepat atau belum.
Rumusnya adalah :
𝑅 2 /k
𝐹 = (1−𝑅2 )/(𝑛−𝑘−1). .........................................................................................(2.20)

Keterangan :
F = Fhitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan F tabel
R2 = Korelasi parsial yang ditemukan
n = Jumlah sampel
k = Jumlah variabel bebas
II.15 Sistem Informasi Geografis
Menurut Esri tahun 1990 (dalam Prahastha tahun 2001) SIG adalah kumpulan
yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan
personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengupdate,
memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi
geografi.
Menurut Aronoff tahun 1997 (dalam Prahastha tahun 2001) SIG adalah sisitem
yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi
informasi-informasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan
menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geogarfi merupakan karakteristik
yang penting atau kritis untuk dianalisis. SIG dapat diartikan sebagai sistem informasi
yang berbasis komputer dalam menyimpan, mengolah, menganalisis, dan menampilkan
data.

Informasi grafis suatu objek dapat dimasukan dalam bentuk titik, garis, polygon
(Prahasta, Eddy. 2005.).dapat dijelaskan seperti berikut :

1. Titik adalah representasi grafis atau geometri yang paling sederhana bagi
objek spasial. Representasi titik tidak memiliki dimensi tetapi dapat
diidentifikasikan di atas peta dan dapat ditampilkan pada layer monitor
dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Contoh representasi objek titik
untuk data posisi sumur bor dapat dilihat pada Gambar II.12.

31
Gambar II-12 Titik

2. Garis adalah bentuk geometri linier yang akan menghubungkan paling


sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek-objek satu
dimensi. Contoh representasi objek garis untuk data lokasi jalan dapat
dilihat pada Gambar II.13.

Gambar II-13 Garis

3. Geometri polygon digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua


dimensi, seperti danau, batas propinsi, batas kota, batas tanah, dan lain-lain.
Suatu polygon paling sedikit dibatasi oleh tiga garis yang saling terhubung
diantara ketiga titik. Di dalam basis data, semua bentuk area dua dimensi
direpresentasikan oleh bentuk polygon. Contoh representasi objek polygon
untuk data landuse dapat dilihat pada Gambar II.14.

32
Gambar II-14 Poligon

4. Objek Tiga Dimensi. Setiap fenomena fisik memiliki lokasi di dalam ruang.
Akibatnya, model data yang lengkap harus mencakup dimensi yang ketiga
(ruang 3 dimensi). Hal ini berlaku untuk permukaan tanah, menara, sumur,
bangunan, batas- batas, dan lain lain.

33
Bab III Metodologi Penelitian

III.1 Persiapan
Tahap persiapan dalam penelitian ini meliputi materi-materi yang berkaitan
dengan judul, baik berupa tulisan-tulisan, jurnal ilmiah maupun laporan Tugas Akhir dan
pengambilan data Travel Cost Method (TCM) dan data Contingen Valuation Method
(CVM) serta data yang mendukung dalam proses pembuatan Tugas Akhir ini, seperti Data
jumlah penduduk dan peta administrasi, serta jumlah pengunjung Situs Ratu Boko.
III.1.1 Peralatan Penelitian
1. Perangkat keras, berupa :
a. Laptop ASUS K34U Prosesor AMD E-450 Radeon (tm) HD Graphics (2
CPUs) @1.60GHz , RAM 2.00 GB, System type 32-bit Operating System.
b. Kamera digital Handhphone Lenovo S820.
c. Formulir isian survei (TCM dan CVM).
2. Perangkat lunak, berupa :
a. Sistem operasi komputer Microsoft Windows 7.
b. Mobile Tophographer untuk mencari koodinat yang terinstal di Handphone.
c. Microsoft Office Word 2010 untuk pembuatan laporan .
d. Microsoft Office Excel 2010 untuk pengolahan regresi.
e. Maple 17 untuk pengolahan TCM dan CVM.
f. ArcGIS 10.2 untuk pembuatan peta zona nilai ekonomi kawasan.
g. SPSS 23 untuk melakukan uji statistik.
III.1.2 Bahan Peneltian
Data yang digunakan dalam penelitian ini yang berlokasi di Situs Ratu Boko
untuk pembuatan Peta ZNEK adalah sebagai berikut :
1. Data Spasial
a. Peta Administrasi Kabupaten Sleman yang diperoleh dari Bappeda
Kabupaten Sleman.
b. Data Statistik kependudukan yang diperoleh BPS Kabupaten Sleman
2. Data Non Spasial

34
a. Data TCM meliputi umur, pendidikan, pendapatan, frekuensi
kunjungan, biaya perjalanan, lokasi wisata alternatif, dan data lain yang
mendukung.
b. Data CVM meliputi umur, pendidikan, jumlah keluarga, pendapatan,
interval WTP, nilai keberadaan, nilai manfaat, nilai kepentingan, nilai
konversi, dan nilai partisipasi..
c. Data jumlah pengunjung Situs Ratu Boko yang diperoleh dari Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman
3. Data Toponimi Fasilitas

III.2 Lokasi Penelitian


Pengambilan data penelitian ini di lakukan di Situs Ratu Boko yang beralamat di
Desa Bokoharjo Kecamatan Prambanan kabupaten Sleman Yogyakarta. Objek Wisata ini
terletak di koordinat 7,771°LS 110,491°BT, terlihat pada Gambar III-1.

Gambar III-1 Lokasi Situs Ratu Boko


(GoogleMaps, 2017)

III.3 Pelaksanaan Penelitian


Tahapan pelaksanaan penelitian ini secara garis besar meliputi persiapan,
pengumpulan data spasial maupun data non-spasial, pengolahan data serta pembuatan
laporan. Keseluruhan tahapan yang ada, terdapat pada Gambar II-2.

35
Persiapan

Studi Literatur

Pengumpulan Data Pengumpulan Data


Spasial non Spasial Pengumpulan Data
(Data Statistik, Peta (Data Statistik, Peta Toponimi Fasilitas
Administrasi) Administrasi)

Entri Data TCM Entri Data CVM

Regresi Linier Regresi Linier

TIDAK TIDAK

Significance F < 0.05


Significance F < 0.05
R Square > 0.5 / 50%
R Square > 0.5 / 50%
Multiple R > 0.5 / 50%
Multiple R > 0.5 / 50%

YA YA

Perhitungan Nilai Guna Langsung Perhitungan Nilai Keberadaan


(DUV) (EV)

Uji Asumsi Klasik Uji Validitas, Uji Reliabilitas dan


Uji Asumsi Klasik

Validasi Model TCM dan CVM

Total Nilai Ekonomi Kawasan


(TEV)

Peta ZNEK dan Peta Utilitas Situs Ratu Analisis Spasial


Boko Fasilitas

Pembuatan Laporan

Gambar III-2 Diagram Alir

36
III.4 Penarikan Sampel dan Populasi
Dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai sampel atau responden adalah
pengunjung objek wisata Situs Ratu Boko sebagai responden kuisioner TCM. Sedangkan
untuk responden CVM yaitu orang-orang yang secara langsung memanfaatkan keberadaan
Situs Ratu Boko, seperti pegawai yang berada di dalam maupun sekitaran candi, selain itu
masyarakat sekitar kawasan yang secara langsung mendapatkan manfaat dari adanya Situs
Ratu Boko.
Penentuan jumlah sampel yang diambil yaitu berdasarkan aturan statistik menurut
Roscoe yaitu jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti..
Sehingga pada penelitian ini penulis mengambil 70 sampel untuk TCM wisatawan
domestik dan mancanegara, di lebihkan 10 data untuk antisipasi data berkurang.
Sedangkan untuk CVM mengambil 90 sampel. Pengambilan jumlah sampel yang berbeda
berdasarkan jumlah variabel yang digunakan untuk TCM dan CVM yaitu setiap 1 variabel
bebas menggunakan 10 sampel.
Metode penarikan sampel atau responden yang digunakan adalah Non Probability
Sampling, artinya tidak memberi peluang yang sama setiap anggota populasi untuk dipilih
sebagai sampel. Teknik samplingnya yaitu sampling aksidental, dimana sampel yang
secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang
orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data . Dalam hal ini penulis
mengambil sampel untuk TCM tidak hanya wisatawan domestik, namun juga wisatawan
mancanegara.

37
III.5 Penyediaan Kuisioner
Kuisioner disini memiliki pengertian sebagai alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data-data dari para responden, baik itu data TCM maupun data CVM.
Pengumpulan data menggunakan kuisioner ini diharapkan data yang dikumpulkan
memiliki validitas yang tinggi dan mencakup semua informasi yang dibutuhkan.
Pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuisioner ini terdapat dua jenis pertanyaan,
yaitu pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Pertanyaan terbuka meliputi pertanyaan
tentang pendapatan responden setiap tahunnya. Sedangkan pertanyaan tertutup meliputi
pengeluaran untuk biaya perjalanan yang dilakukan. Pertanyaan ini bertujuan untuk
mendapatkan nilai yang riil karena penelitian ini bersifat kuantitatif. Metode yang
dilakukan oleh peneliti yaitu bertanya langsung dengan responden.
Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah formulir isian kuisioner SPT
212 untuk TCM dan kuisioner SPT 211a untuk CVM yang didapatkan dari Badan
Pertanahan Nasional Direktorat Survei Potensi Tanah tahun 2012. Contoh isian kuisioner
ini terdapat di lampiran.

III.6 Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan dalam TCM antara lain : umur, pendidikan, pendapatan,
frekuensi kunjungan, lama kunjungan, biaya perjalanan, lokasi wisata alternatif, dan data-
faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan atas kunjungan serta data sosial-
ekonomi yang mempengaruhi TCM. Berikut ini tabel data TCM yang dibutuhkan, meliputi
jenis data dan metode pengumpulan data..
Tabel III-1 Pengumpulan Data TCM
No Data yang dibutuhkan Metode pengumpulan data
1 Umur Survei
2 Pendidikan Survei
3 Pendapatan Survei
4 Frekuensi kunjungan Survei
5 Lama kunjungan Survei
6 Total biaya yang dikeluarkan Survei
7 Alternatif tempat wisata lain Survei
8 Luas Kawasan Instansi terkait
9 Jumlah pengunjung per tahun Instansi terkait

38
Data yang dikumpulkan dalam CVM antara lain : umur, pendidikan, jumlah
keluarga, pendapatan, interval WTP (keinginan untuk membayar), nilai keberadaan, nilai
manfaat, nilai kepentingan, nilai konversi, dan nilai partisipasi. Berikut ini tabel data CVM
yang dibutuhkan, meliputi jenis data dan metode pengumpulan data.
Tabel III-2. Pengumpulan Data CVM
No Data yang dibutuhkan Metode pengumpulan data

1 Interval WTP Survei


2 Umur Survei
3 Pendidikan Survei
4 Pendidikan per tahun Survei
5 Jumlah keluarga Survei
6 Nilai keberadaan Survei
7 Nilai manfaat Survei
8 Nilai kepentingan Survei
9 Nilai konversi Survei
10 Nilai partisipasi Survei
11 Luas Kawasan Instansi terkait
12 Jumlah penduduk Instansi terkait

III.7 Pengolahan Data


III.7.1 Pengolahan data Travel Cost Method (TCM) Wisatawan Domestik dan
Mancanegara
Setelah dilakukan survei kuisioner TCM yang ditujukan kepada pengunjung
domestik dan mancanegara objek wisata Situs Ratu Boko, proses selanjutnya yaitu
melakukan entri data kedalam Microsoft Excel untuk dilakukan analisis. Hasil pengolahan
data kuisioner ini yang akan digunakan untuk perhitungan nilai guna langsung (Direct Use
Value, DUV). Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Tabulasi TCM dilakukan mengambil 70 responden dari 80 data yang terkumpul
dengan menggunakan SPT 212 dari Badan Pertahanan Nasional. Tabulasi data
TCM terlihat pada Gambar III-3 di bawah ini.

39
Gambar III-3 Data awal TCM Domestik Situs Ratu Boko

2. Merubah data yang berbentuk tekstual menjadi numerik dengan ketentuan


sebagai berikut :

Tabel III-3 Ketentuan mengubah data tekstual menjadi data numerik

No. Variabel Keterangan Nilai


1. Frekuensi kunjungan (V) Besarnya frekuensi pengunjung Jumlah
untuk datang ke kawasan tersebut
2. Total Cost (X1) Besarnya biaya yang dikeluarkan Jumlah
per-orang per-kunjungan (dalam
rupiah)
3. Umur (X2) Diisi sesuai umur pengunjung Jumlah
4. Pendidikan (X3) Tidak sekolah 1
Tidak tamat SD kelas a a
Tamat SLTP 10
Tidak/belum tamat SLTP kelas a 7+a-1
Tamat SLTA 13
Tidak/belum tamat SLTA kelas a 10+a-1
D1 14
D2 15
D3 16
D4/S1 tamat 17
Tidak/belum tamat PT tingkat a 17+a-1
S2 19
Tidak/belum tamat S2 tingkat a 19+a-1
S3 21
Tidak/belum tamat S3 tingkat a 21+a-2

40
Lanjutan Tabel III-3 Ketentuan mengubah data tekstual menjadi data numerik
5. Pendapatan (X4) Pendapatan keluarga per bulan Jumlah
(Rp.)
6. Lama kunjungan (X5) Diisi dengan waktu lama Jumlah
kunjungan
7. Alternatif lokasi (X6) Diisi jika ada alternatif lokasi lain
yang akan dikunjungi
Ya 1
Tidak 2

3. Semua data yang telah berbentuk angka dikumpulkan dalam satu tabel baru
untuk dianalisis, lalu diambil rata-rata dari masing-masing variabel seperti
pada Gambar III-4 berikut :

Gambar III-4 Perhitungan rata-rata variable TCM

4. Mentransformasikan data awal menjadi data Ln (Logaritma natural), dengan


mengetikkan formula “=Ln(number) pada formula bar, terlihat pada Gambar
III-5 berikut:

41
Gambar III-5 Hasil variabel Ln pada data TCM

5. Melakukan analisis statistik dengan melakukan regresi linear berganda. Data


Analysis Regression OK.

Gambar III-6 Tahap analisis regresi statistik regresi linear berganda pada
data dasar TCM

6. Setelah muncul dialog Box Regression, maka dilanjutkan dengan mengisi


Input_Y range dengan data variabel dependen yaitu LnV, sedangkan Input_X
range diisi dengan data variabel independen yaitu mulai dari LnX1 hingga LnX6.
Centang labels, Confidence Level, dan Residuals. Pilih New Worksheet Ply untuk
menaruh hasil dari regresi di sheet baru. Lalu klik OK. Proses Regresi Linear
dapat dilihat pada Gambar III.7.

42
Gambar III-7 Proses pengisian kotak dialog regresi dengan mengunakan
data variabel Ln
7. Lalu akan muncul Tabel Anova dari regresi data yang tadi telah dilakukan,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar III.8.

Gambar III-8 Hasil regresi pertama pada TCM Domestik dan TCM
Mancanegara
Syarat regresi dapat dikatakan layak jika :
a. Nilai signifikansi atau significance F pada tabel Anova < 0,05
b. Nilai R square pada tabel Anova > 0,5
c. Nilai Multiple R pada tabel Anova > 0,5
d. Nilai InX1, dengan ketentuan sebagai berikut :
· Untuk fungsi permintaan, maka LnX1 bernilai negative (-)

43
- LnX1 < -1, maka perhitungan menggunakan model permintaan TCM
eksponensial, artinya data yang dipakai untuk regresi adalah data yang
di-Ln-kan.
- LnX1 antara -1 s/d 0, maka perhitungan menggunakan model
permintaan TCM linear, artinya data yang dipakai untuk regresi adalah
data awal
· Untuk fungsi penawaran, maka LnX1 bernilai positif (+)
- LnX1 > 1, maka perhitungan menggunakan model penawaran TCM
eksponensial, artinya data yang dipakai untuk regresi adalah data yang
di-Ln-kan.
- LnX1 0 s/d 1, maka perhitungan menggunakan model penawaran TCM
linear, artinya data yang dipakai untuk regresi adalah data awal.
Berdasarkan tabel Anova TCM hasil regresi linear berganda yang telah
dilakukan, diperoleh data dari TCM domestik dengan nilai Multiple R sebesar
0.433, R square sebesar 0.187 dan LnX1 = -0.004, data dari TCM mancanegara
dengan nilai Multiple R sebesar 0.547, R square sebesar 0.299 dan nilai LnX1 = -
1,4x10-8. Berdasarkan syarat regresi, maka dilakukan regresi kembali dengan
menggunakan data awal hingga data dapat dikatakan layak.

Gambar III-9 Regresi ulang menggunakan data awal

44
8. Dilanjutkan dengan mengisi Input_Y range dengan data variabel dependen yaitu
V, sedangkan Input_X range diisi dengan data variabel independen yaitu mulai
dari X1 hingga X6. Cent, dan akan muncul tabel anova yang baru hasil regresi
TCM Permintaan Linear.

Gambar III-10 Hasil Regresi Linear ke 1 TCM Domestik dan Mancanegara


Data hasil regresi linear baik TCM Domestik maupun Mancanegara masih
belum memenuhi syarat regresi. Terlihat hasil Multiple R dan R Square dari TCM
domestik memiliki nilai 0,426 dan 0,182 yang masih jauh dari standar syarat yang
bernilai >0,5. Hasil R Square dari TCM Mancanegara bernilai 0,299 yang masih
jauh dari standar syarat yang bernilai >0,5. Maka harus dilakukan diperlukan
pembuangan data.
9. Proses pembuangan data dapat di lihat dari dari data residual yang didapat
dari proses hasil regresi. Data residual yang menjahui angka 0 (nol) baik
positif atau negatif di buang, hingga hasil regresi memenuhi syarat.

Gambar III-11 Proses pemilihan dan pembuangan data TCM Domestik dan
Mancanegara

45
10. Setelah pembuangan data dengan nilai residual yag mejauhi angka 0 (nol),
selanjutnya mengisi kembali Input_Y range dengan data variabel dependen yaitu
V, sedangkan Input_X range diisi dengan data variabel independen yaitu mulai
dari X1 hingga X6 dari hasil pembuangan terkahir, dan akan muncul tabel anova
yang baru hasil regresi linear.

Gambar III-12 Hasil Regresi Linear ke 2 TCM Domestik dan TCM


Mancanegara
11. Jika data belum memenuhi syarat regresi, diperlukan pembuangan data
kembali. Data yang memiliki nilai residual yang menjauhi angka 0 (nol), di
pilih dan di buang kembali. Lakukan proses yang sama hingga hasil regresi
data memenuhi syarat regresi terlihat pada Gambar III-13.

Gambar III-13 Hasil regresi layak pada TCM Domestik dan TCM Mancanegara

Berdasarkan tabel Anova TCM hasil regresi linear berganda yang telah dilakukan,
diperoleh data TCM domestik dan TCM mancanegara memenuhi syarat dengan
menggunakan jumlah data akhir TCM domestik sebesar 54 data sampel dan TCM
mancangara menggunakan jumlah data akhir sebesar 66 data sampel. Berikut nilai yang

46
telah memenuhi syarat, data sampel yang dibuang karena nilai residual menjauhi angka 0
dan nilai hasil koefisieen terlihat pada Tabel III-4, Tabel III-5 dan Tabel III-6.
Tabel III-4 Hasil Summary Output akhir TCM

Jenis TCM Multiple R Square R Square Significance F Data yang dibuang

11, 13, 22, 26, 43, 52, 60, 62,


63, 67
TCM Domestik 0,843 0,712 3,220×10-6 (pembuangan data tahap 1)
8, 14, 18, 45, 51, 57
(pembuangan tahap 2)

26, 28
(pembuangan data tahap 1)
TCM Mancanegara 0,769 0,592 5,550×10-8
4, 25 (pembuangan data
tahap 2)

Tabel III-5 Koefisien hasil TCM Domestik


Koefisien Hasil Regresi Koefisien Hasil Rerata V, X1 s/d X6
β0 = 1,33 V = 1,518
β1 = -5,70 × 10-7 X1rata = 381324
β2 = -0.005 X2rata = 35,037
β3 = -0,0061 X3rata = 16,722
β4 = 7,85 × 10-9 X4rata = 6471296
β5 = -0,271 X5rata = 2,074
β6 = 0,458 X6rata = 1,203

Tabel III-6 Koefisien hasil TCM Mancanegara


Koefisien Hasil Regresi Koefisien Hasil Rerata V, X1 s/d X6
β0 = 2,427 V = 1,287
β1 = -4,90 × 10-8 X1rata = 3522205
β2 = 0.029 X2rata = 36,863
β3 = -0,152 X3rata = 17,166
β4 = 4,94 × 10-9 X4rata = 45524242
β5 = -0.045 X5rata = 2,015
β6 = 0,231 X6rata = 1,181

47
III.7.2 Pengolahan data Contingent Value Method (CVM)
Setelah dilakukan survei kuisioner CVM yang ditujukan kepada pengelola serta
masyarakat yang secara langsung mendapatkan manfaat keberadaan. Proses selanjutnya
yaitu melakukan entri data kedalam Microsoft Excel untuk dilakukan analisis.

1. Tabulasi hasil kuisioner dengan mengambil 90 responden dari 100 data yang
terkumpul dengan menggunakan formulir SPT.211a dari Badan pertahanan
Nasional.

Gambar III-14 Data awal CVM Situs Ratu Boko


2. Merubah data yang berbentuk tekstual menjadi numerik dengan ketentuan sebagai
berikut :

Tabel III-7 Ketentuan mengubah data tekstual menjadi data numerik

No. Variabel Keterangan Nilai

Besarnya kontribusi yang ingin diberikan


Rp. 1.000,- s/d 25.000,-
1
Rp. 25.000,- s/d 50.000,-
2
Rp. 50.000,- s/d 100.000,-
3
Rp. 100.000,- s/d 250.000,-
1. WTP (Kontribusi) 4
Rp. 250.000,- s/d 500.000,-
5
Rp. 500.000,- s/d 1.000.000,-
6
Rp. 1.000.000,- s/d 5.000.000,-
7
Rp. 5.000.000,- s/d 10.000.000,-
8
>Rp 10.000.000,-
9

48
Lanjutan Tabel III-7 Ketentuan mengubah data tekstual menjadi data numerik
Sangat perlu 5
Cukup perlu 4
2. Keberadaan (X1) Biasa saja 3
Kurang perlu 2
Tidak perlu 1
3. Umur (X2) Diisi sesuai umur pengunjung Jumlah
Tidak sekolah 1
Tidak tamat SD kelas a a
4. Pendidikan (X3)
Tamat SLTP 10
Tidak/belum tamat SLTP kelas a 7+a-1
Tamat SLTA 13
Tidak/belum tamat SLTA kelas a 10+a-1
D1 14
D2 15
D3 16
D4/S1 tamat 17
Tidak/belum tamat PT tingkat a 17+a-1
S2 19
Tidak/belum tamat S2 tingkat a 19+a-1
S3 21
Tidak/belum tamat S3 tingkat a 21+a-2
5. Keluarga (X4) Diisi sesuai jumlah anggota keluarga Jumlah
6. Pendapatan (X5) Pendapatan keluarga pertahun Jumlah
Sangat bermanfaat 5
Cukup bermanfaat 4
7. Manfaat (X6) Biasa saja 3
Kurang bermanfaat 2
Tidak bermanfaat 1
Sangat penting 5
Cukup penting 4
8. Kepentingan (X7) Biasa saja 3
Kurang penting 2
Tidak penting 1
Tidak Setuju 5
Kurang Setuju 4
9. Konversi (X8) Biasa saja 3
Cukup Setuju 2
Sangat Setuju 1
10 Partisipasi (X9) Sangat bersedia 5
Bersedia 4
Biasa saja 3
Kurang bersedia 2
Tidak bersedia 1

3. Semua data yang telah berbentuk angka dikumpulkan dalam satu tabel baru untuk
dianalisis, lalu diambil rata-rata dari masing-masing variabel seperti pada Gambar
III-15 berikut :

49
Gambar III-15 Perhitungan rata-rata variabel CVM

4. Mentransformasikan data awal menjadi data Ln (Logaritma Natural), dengan


mengetikkan formula “=Ln(number) pada formula bar, terlihat pada Gambar III-
16 berikut :

Gambar III-16 Hasil variabel Ln pada data CVM

12. Melakukan analisis statistik dengan melakukan regresi linear berganda. Data
Analysis Regression OK.

50
Gambar III-17 Tahap analisis regresi statistik regresi linear berganda pada
data dasar CVM
13. Setelah muncul dialog Box Regression, maka dilanjutkan dengan mengisi
Input_Y range dengan data variabel dependen yaitu LnWTP, sedangkan Input_X
range diisi dengan data variabel independen yaitu mulai dari LnX1 hingga LnX9.
Centang labels, Confidence Level, dan Residuals. Pilih New Worksheet Ply untuk
menaruh hasil dari regresi di sheet baru. Lalu klik OK. Dapat dilihat pada
Gambar III-17.

Gambar III-18 Proses pengisian kotak dialog regresi dengan mengunakan


data variable Ln
14. Lalu akan muncul Tabel Anova dari regresi data yang tadi telah dilakukan,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar III-18.

51
Gambar III-19 Hasil regresi pertama pada CVM
Syarat regresi dikatakan layak jika :
e. Nilai signifikansi atau significance F pada tabel Anova < 0,05
f. Nilai R square pada tabel Anova > 0,5
g. Nilai Multiple R pada tabe; Anova > 0,5
Berdasarkan tabel Anova CVM hasil regresi linear berganda yang telah dilakukan,
didapat data dari CVM dengan nilai R square sebesar 0,432993 maka perlu di
lakukan regresi kembali dengan melakukan pembuangan data residual yang
nilainya menjauhi angka 0 (nol) baik positif ataupun negatif hingga data dapat
dikatakan layak.

Gambar III-20 Proses pemilihan dan pembuangan data

52
Gambar III-21 Hasil regresi layak pada CVM

Berdasarkan tabel Anova CVM regresi linear berganda yang telah dilakukan,
diperoleh data CVM memenuhi syarat dengan menggunakan jumlah data akhir CVM
sebesar 87 data sampel. Berikut nilai yang telah memenuhi syarat, data sampel yang
dibuang karena nilai residual menjauhi angka 0 (nol) dan nilai hasil koefisien. Berikut nilai
yang telah memenuhi syarat, data sampel yang dibuang karena nilai residual menjauhi
angka 0 dan nilai hasil koefisieen terlihat pada Tabel III-8 dan Tabel III-9.
Tabel III-8 Hasil Summary Output akhir CVM

Jenis Data Multiple R Square R Square Significance F Data yang dibuang

24, 25, 44
CVM 0,741 0,549 2,310×10-12 (pembuangan data
dalam 1 tahap)

Tabel III-9 Koefisien hasil CVM


Koefisien Hasil Regresi Koefisien Hasil Rerata WTP, X1 s/d X9
β0 = -5,440 WTP = 1,310
β1 = -0,255 X1rata = 4,850
β2 = -0,033 X2rata = 44,241
β3 = -0,058 X3rata = 11,701
β4 =0,056 X4rata = 3,942
β5 = 0,445 X5rata = 21192989
β6 = 0,303 X6rata = 4,574
β7 = -0,670 X7rata = 4,528
β8 = -0,438 X8rata = 4,735
β9 = 0,255 X9rata = 4,701

53
III.8 Perhitungan Data
Data yang telah dilakukan regresi linear berganda, baik untuk TCM maupun CVM,
selanjutnya akan dilakukan perhitungan dengan menggunakan Software Maple 17 untuk
mengetahui nilai ekonomi Situs Ratu Boko.
III.8.1 Perhitungan Data TCM Domestik dan TCM Mancanegara

1. Membuka perangkat lunak Maple 17 untuk melakukan perhitungan nilai ekonomi.


Berikut tampilan awal lembar kerja Maple 17 yang ditunjukan pada Gambar III-
22.

Gambar III-22 Tampilan lembar kerja Maple 17

2. Pada progam Maple untuk memasukkan fungsi yang diinginkan klik simbol dan

untuk memasukkan teks klik simbol . Pada awal pekerjaan memasukan fungsi
”restart” dan pada setiap akhir fungsi diakhiri dengan tanda “;”.

Gambar III-23 Tahap awal pengerjaan Maple

54
3. Memasukan fungsi persamaan rumus 2.4 untuk membuat model
permintaan/penawaran.

Gambar III-24 Membuat model permintaan/penawaran

4. Melakukan regresi linear berganda dengan memasukan hasil akhir koefisien regresi ke
dalam model.

Gambar III-25 Koefisien hasil regresi linear model

Persamaan yang terbentuk dari beberapa paramater yang dimasukan, terlihat pada
persamaan berikut :
· Pengunjung Domestik Situs Ratu Boko

V = -5,70.10-7.X1 - 0,005.X2 - 0.061.X3 + 7,85.10-8.X4 + 0,271.X5 +


0,458.X6 + 1,331....................................................................................(3.1)
· Pengunjung Mancanegara Situs Ratu Boko

55
V = -4,9.10-8.X1 + 0,29.X2 - 0,152.X3 + 4,94.10-9.X4 - 0,45.X5 + 0,231.X6
+ 2,427...................................................................................................(3.2)

5. Memasukan nilai rataan ke dalam model permintaan/penawaran

Gambar III-26 Hasil rataan model permitaan/penawaran


Persamaan yang terbentuk dari beberapa nilai rataan yang dimasukan, terlihat pada
persamaan berikut :
· Pengunjung Domestik Situs Ratu Boko
V = -5,70.10-7.X1 + 1,756....................................................................(3.3)
· Pengunjung Mancanegara Situs Ratu Boko
V = -4,9.10-8.X1 + 1,293......................................................................(3.4)
6. Untuk membuat kurva permintaan dan penawaran, dengan memasukan kembali
nilai parameter dan nilai rataan dalam fungsi permintaan berdasarkan persamaan
harga.

56
Gambar III-27 Hasil fungsi permintaan/penawaran

Hasil fungsi permintaan/penawaran terlihat pada persamaan berikut:


· Pengunjung Domestik Situs Ratu Boko
f(V) = -1,754.106.V + 3,082.106 ...........................................................(3.5)
· Pengunjung Mancanegara Situs Ratu Boko
f(V) = -2,040.107.V + 2,640.107...........................................................(3.6)
7. Dari fungsi permintaan/penawaran yang terbentuk, maka di dapat kurva untuk
menunjukan model permintaan.

Gambar III-28 Kurva permintaan TCM Domestik

Gambar III-29 Kurva permintaan TCM Mancanegara

8. Berikut nilai guna langsung (DUV) Kawasan Situs Ratu Boko berdasarkan
perhitungan TCM Domestik dan TCM Mancanegara :

57
Gambar III-30 Hasil pengolahan Nilai Guna TCM Domestik

Gambar III-31 Hasil pengolahan nilai guna TCM Mancanegara

III.8.2 Perhitungan Data CVM

1. Untuk memulai perhitungan CVM tahap pengerjaan awal sama seperti pada
Gambar III-20, Gambar III-21. Dilanjutkan tahap pengolahan membuat model
WTP dengan menggunakan rumus 2.10

Gambar III-32 Membuat model non-linear WTP

58
2. Transformasi model non-Ln menjadi model Ln dengan menggunakan rumus 2.11

Gambar III-33 Model LN WTP

3. Memasukan koefisien hasil regresi ke dalam model Ln

Gambar III-34 Koefisien hasil dari regresi

Persamaan yang didapat dari hasil dari regresi model LN sebagai berikut:
LnWTP = -5,44073 - 0,25505.LnX1 - 0,03393.LnX2 - 0,05866.LnX3 +
0,056355.LnX4 + 0,445631.LnX5 + 0,303275.LnX6 - 0,670.LnX7 - 0,43861.LnX8
+ 0,025564.LnX9..................................................................................................(3.7)

4. Memasukan nilai rataan masing-masing parameter ke dalam Model WTP, sehingga


mendapatkan nilai WTP hitung.

59
Gambar III-35 Perhitungan WTP hitung

5. Menentukan nilai WTP sesungguhnya dengan menentukan letak WTP hitung pada
rentang WTP rill yang telah di tentukan.

Gambar III-36 Penentuan rentang nilai WTP

6. Menentukan besaran nilai WTP riil dalam rentang WTP hitung dan menghitung
nilai desimal WTP hitung dengan rumus
Nilai desimal WTP hitung = WTP hitung – 1 .....................................................(3.8)

60
Gambar III-37 Besaran nilai range WTP rill

7. Menghitung nilai WTP rill dengan menggunakan rumus persamaan 2.13

Gambar III-38 Perhitungan nilai WTP rill

8. Memasukan nilai populasi dan luas untuk menghitung nilai kawasan per-hektar dan
per-meternya.

Gambar III-39 hasil perhitung nilai kawasan dalam luasan hektar dan meter

61
9. Menghitung nilai total keberadaan kawasan (EV) Situs Ratu Boko dengan
menggunakan rumus 2.16

Gambar III-40 Hasil EV Kawasan Ratu Boko

III.9 Uji Validitas dan Reliabilitas


Uji Validitas dan Reliabilitas digunakan untuk memastikan bahwa kuisioner yang
di gunakan dalam penelitian mampu mengukur variabel-variabel penelitian dengan baik.
Variabel yang di pakai tidak dapat di ukur secara langsung, namun melalui indikator yang
di amati. Indikator yang di amati memenuhi sifat Skala Likert yaitu indikator yang
mempunyai 5 tingkatan jawaban. Dalam penelitian ini variabel yang memenuhi sifat Skala
Likert yaitu WTP, X1, X6, X7, X8, X9 dalam angket CVM.
III.9.1 Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuisioner.
Kuisioner yang valid berisi pertanyaan yang mampu mengungkapkan sesuatu yang akan di
ukur. Untuk mengukur pertanyaan tersebut valid atau tidaknya, dilakukan perbandingan
nilai r-hitung dengan r-tabel dengan nilai r-hitung > 0,212.

Berikut langkah-langkah melakukan uji validitas dengan aplikasi SPSS :


1. Membuka aplikasi SPSS untuk melakukan uji validitas dan akan tampak tampilan
awal lembar kerja pada SPSS.

62
Gambar III-41 Tampilan lembar kerja SPSS

2. Masukan data dasar CVM akhir yang sudah di regresi sebelumnya, kedalam
lembar kerja SPSS.

Gambar III-42 Data Uji Statistik

3. Dilanjutkan dengan klik Analyze Scale Reliability Analysis, . Masukan


Variabel WTP, X1, X6, X7, X8, X9, pada item Reliability Analysis, lalu klik
Statistic dan aktifkan Scale if item deleted.

63
Gambar III-43 Proses validitas

4. Klik continue dan ok maka didapat hasil seperti pada Gambar III-44

Gambar III-44 Hasil Uji Validitas


Berdasarkan hasil analisis uji validitas diatas di dapat nilai r-hitung
dinyatakan valid dan berkorelasi karena nilai r-hitung lebih besar dari nilai r-tabel
sebesar 0,2120.
III.9.2 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsitensi instrumen yang digunakan
dapat diandalkan atau tidak, tetap konsisten atau tidak dari waktu ke waktu jika
pengukuran tersebut di ulang kembali. Dalam penelitian ini menggunakan metode Alpha
Cronbach’s berdasarkan kriteria Kaplan dan Saccuzo dalam Muhammad Rahmad Permata,
2012, reliabilitas maksimum sebesar 0,7. Jika rα > 0,7, maka variabel tersebut reliabel dan
jika rα < 0,7 maka variabel tersebut tidak reliabel.
Berikut langkah-langkah melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS :

1. Untuk melakukan uji reliabilitas tahap awal sama seperti pada Gambar III-39 dan
Gambar III-40. Dilanjutkan dengan klik Analyze Scale Reliability

64
Analysis, Masukan variabel X1, X6, X7, X8, X9, pada item Reliability Analysis
terlihat pada Gambar III-45.

Gambar III-45 Jendela Reliability Analysis


2. Klik ok maka akan muncul tampilan hasil yang terlihat pada Gambar III-46.

Gambar III-46 Hasil Uji Reliabilitas


Berdasarkan uji reliabilitas yang telah di lakukan, nilai Alpha cronbach’s
sebesar 0,778. Menurut kriteria pengujian nilai Alpha Cronbach dinyatakan baik
dan dapat diandalkan.

III.9.3 Uji Asumsi Klasik


III.9.3.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji distribusi normal dalam model regresi.
Untuk mendekteksi adanya distribusi normal atau tidaknya dilakukan analisis Uji One-
Sample Kolmogorov-Smirnov . Kriteria pengujian sebagai berikut :

· Jika nilai signifikansi > 0,05, berarti berdistribusi normal


· Jika nilai signifikansi < 0,05, berarti tidak berdistribusi normal

Berikut langkah-langkah melakukan uji normalitas dengan menggunakan SPSS :

1. Untuk melakukan uji normalitas tahap awal sama seperti pada Gambar III-41 dan
Gambar III-42. Dilanjutkan dengan klik Analyze Regresion Linear, lalu
masukan WTP ke dalam dependent dan X1-X9 pada independents terlihat pada
Gambar III-47 :

65
Gambar III-47 Jendela linear regresion
2. Lalu klik save, maka akan muncul jendela linear regresion save. Aktifkan
Unstandardized dan klik continue dan ok.

Gambar III-48 Proses Uji Normalitas

3. Maka akan terbentuk variabel residual (Res_1), terlihat pada Gambar III-49.

Gambar III-49 Proses Unstandardized


66
4. Selanjutnya klik Analyze Nonparametric Test Legacy Dialogs 1-
Sample K-S, lalu masukan variabel residual (Res_1) ke dalam kolom Variable List
dan aktifkan test distribution normal. Proses One-Sample Kolmogorov-Smirnov
terlihat pada Gambar III-50 berikut :

Gambar III-50 Proses Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov

5. Klik ok lalu akan muncul tampilan hasil uji normalitas yang terlihat pada Gambar
III-51 sampai Gambar III-53.

Gambar III-51 Hasil Uji Normalitas TCM Domestik

67
Gambar III-52 Hasil Uji Normalitas TCM Mancanegara

Gambar III-53 Hasil Uji Normalitas CVM


Berdasarkan hasil yang didapat dari uji normalitas, didapat nilai sigifikansi
TCM Domestik sebesar 0,060, TCM Mancanegara sebesar 0,56 dan CVM sebesar
0,055. Nilai signifikansi yang didapat lebih besar dari 0,05, sehingga dapat
disimpulkan model regresi berdistribusi normal.
III.9.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji terjadi atau tidaknya
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi
yang baik adalah jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan Uji Glejser yaitu regresi
absolut residual terhadap variabel independent dengan syarat nilai probabilitas
signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5% atau lebih dari 0,5.
Berikut langkah-langkah melakukan uji heterokedastisitas dengan menggunakan
SPSS :

1. Untuk melakukan uji heteroskedastisitas tahap awal sama seperti pada Gambar
III-41, Gambar III-42, Gambar III-47 dan Gambar III-48. Dilanjutkan
68
absolutkan nilai residual dengan cara klik Transform Compute variable, maka
akan muncul jendela compute variable. Pada function grup pilih all, lalu di function
and spesial variable akan muncul pilihan proses pilih abs. Pada kolom numeric
expression di isi variabel residual (Res_1), lalu pada kolom target variabel diisi
Res_2 lalu klik ok. Proses absolut nilai residual dapat terlihat pada Gambar III-54.

Gambar III-54 Proses Uji Heteroskedastisitas

2. klik Analyze Regresion Linear, regresikan variabel Res_2 sebagai variabel


dependent dan variabel X1-X9 sebagai variabel independent, terlihat pada Gambar
III-55.

Gambar III-55 Proses regresi nilai absolut residual

3. Klik ok lalu akan muncul tampilan hasil regresi nilai absolut residual yang terlihat
pada Gambar III-56 sampai Gambar III-58.

69
Gambar III-56 Hasil Uji Heteroskedastisitas TCM Domestik

Gambar III-57 Hasil Uji Heteroskedastisitas TCM Mancanegara

Gambar III-58 Hasil Uji Heteroskedastisitas CVM

70
Berdasarkan hasil yang didapat dari uji heteroskedastisitas, probabilitas
signifikasinya diatas tingkat kepercayaan 5% atau diatas 0,05, dapat disimpulkan
model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.
III.9.3.3 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dilakukan untuk mengetahui terjadi korelasi atau tidaknya pada
residual yang menyebabkan tidak bebasnya residual dari satu observasi ke observasi
lainnya. Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan Uji
Darwin-Watson. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
· Jika nilai DW dibawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif
· Jika nilai DW dibawah 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada autokorelasi
· Jika nilai DW dibawah 2,5 sampai 4 berarti ada autokorelasi negative

Berikut langkah-langkah melakukan uji autokorelasi dengan menggunakan SPSS :

1. Untuk melakukan uji autokorelasi tahap awal sama seperti pada Gambar III-41
Gambar III-42, dan Gambar III-47. Lalu klik statistik maka akan muncul
tampilan jendela linear regression statistic, aktifkan Darwin-Watson dan casewise
diagnostics, klik continue. Proses uji autokorelasi terlihat pada Gambar III-59.

Gambar III-59 Proses Uji Autokorelasi


2. Klik ok dan akan muncul hasil dari uji autokorelasi, hasil uji autokorelasi terlihat
pada Gambar III-60 sampai Gambar III-62.

71
Gambar III-60 Hasil Uji Autokorelasi TCM Domestik

Gambar III-61 Hasil Uji Autokorelasi TCM Mancanegara

Gambar III-62 Hasil Uji Autokorelasi CVM


Berdasarkan hasil yang didapat dari uji autokorelasi, nilai Durbin-Watson
TCM Domestik sebesar 2,018, TCM Mancanegara sebesar 2,141 dan CVM sebesar
1,743 berada diantara nilai 1,5 – 2,5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi autokorelasi.
III.9.3.4 Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji ditemukan atau tidaknya korelasi
antara variable bebas (independent dalam model regresi linear). Untuk mengetahui ada
atau tidaknya multikolonieritas, dengan melakukan perhitungan tolerance dan VIF. Nilai
cutoff dipakai untuk menunjukan ada atau tidaknya multikolonieritas, kriteria pengujian
sebagai berikut :
· Nilai tolerance ≥ 0,1
· Nilai VIF ≤ 10
Berikut Berikut langkah-langkah melakukan uji multikolonieritas dengan
menggunakan SPSS :

72
1. Untuk melakukan uji multikorelasi tahap awal sama seperti pada Gambar III-41
Gambar III-42, dan Gambar III-47. Lalu klik statistik maka akan muncul
tampilan jendela linear regression statistic, aktifkan covariance matrix dan
collinearity diagnostics, klik continue. Proses uji multikolonieritas terlihat pada
Gambar III-63.

Gambar III-63 Proses Uji Multikolonieritas


2. Klik ok dan akan muncul hasil dari uji multikolonieritas, terlihat pada Gambar III-
64 sampai Gambar III-66.

Gambar III-64 Hasil Uji Multikolonieritas TCM Domestik

Gambar III-65 Hasil Uji Multikolonieritas TCM Mancanegara

73
Gambar III-66 Hasil Uji Multikolonieritas CVM
Berdasarkan hasil yang didapat dari uji multikolonieritas, nilai tolerance
lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Sehingga dapat disimpulkan
tidak adanya multikolonieritas pada model regresi linear.

III.10 Validasi Model


Validasi model bertujuan mempresentasikan keakuratan atau tidaknya dari model
yang telah disusun, dengan memasukan data sisa ke dalam persamaan yang telah didapat
dari proses regresi linear berganda dalam pengolahan aplikasi Maple 17 dengan melakukan
uji akurasi RMSE (Root Mean Square Error). Uji akurasi RMSE memiliki kriteria
pengujian hasil rentang nilai 0 hingga 1, apabila nilai semakin mendekati nilai 0 maka
model semakin baik keakuratannya dan dapat dipertangggungjawabkan kebenarannya.
III.10.1 Validasi Model TCM Domestik dan TCM Mancanegara
Berikut langkah-langkah dalam melakukan validasi model TCM dengan melakukan
uji akurasi RMSE :

1. Masukan data sisa TCM sisa yang sudah berbentuk numerik seluruhnya, dalam
penelitian ini data sisa berjumlah 10 data sisa.

74
Gambar III-67 Data sisa TCM Domestik

Gambar III-68 Data sisa TCM Mancanegara


2. Menghitung V (jumlah kunjungan) dengan memasukan X1, X2, X3, X4, X5 dan
X6 ke dalam persamaan 3.1 untuk TCM Domestik dan persamaan 3.2 untuk
Mancanegara. Sehingga di dapat V hitung yang terlihat pada Gambar III-69 dan
Gambar III-70 :

75
Gambar III-69 Hasil V-hitung TCM Domestik

Gambar III-70 Hasil V-hitung TCM Mancanegara


3. Setelah V-hitung didapat, langkah selanjutnya menghitung selisih V-hitung dengan
V-sebenarnya. Maka akan didapat nilai yang terlihat pada Gambar III-71 dan
Gambar-72.

Gambar III-71 Hasil Vhitung-Vsebenarnya TCM Domestik


76
Gambar III-72 Hasil Vhitung-Vsebenarnya TCM Mancanegara
4. Selanjutnya Hasil Vhitung-Vsebenarnya di kuadratkan dan di jumlahkan hasiLnya,
dapat dilihat pada Gambar III-73 dan Gambar-74.

Gambar III-73 Hasil penjumlahan kuadrat TCM Domestik

Gambar III-74 Hasil penjumlahan kuadrat TCM Mancanegara


77
5. Lalu menghitung rata-rata dari penjumlahan kuadrat Vhitung-Vsebenarnya.

Gambar III-75 Hasil rata-rata jumlah V-hitung-Vsebenarnya TCM Domestik

Gambar III-76 Hasil rata-rata jumlah V-hitung-Vsebenarnya TCM Mancanegara


6. Selanjutnya untuk mendapatkan nilai RMSE, nilai rata-rata yang telah dihitung
diakarkan.

78
Gambar III-77 Hasil RMSE TCM Domestik

Gambar III-78 Hasil RMSE TCM Mancanegara


Berdasarkan Hasil RMSE yang didapat adalah 0,087 untuk TCM Domestik
dan 0,073 untuk TCM Mancanegara. Nilai kedua TCM mendekati nilai 0 (nol) dan
model dapat diasumsikan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
III.10.2 Validasi Model CVM
Berikut langkah-langkah dalam melakukan validasi model CVM dengan
melakukan uji akurasi RMSE :

1. Mengubah 10 data sisa CVM yang berbentuk numerik seluruhnya dalam


bentuk Ln, dalam penelitian ini data sisa berjumlah 10 data sisa. Terlihat
pada Gambar III-79.

79
Gambar III-79 Data sisa CVM awal

2. Menghitung LnWTP (keinginan membayar) dengan memasukan LnX1


hingga LnX9 ke dalam persamaan 3.7. Sehingga di dapat LnWTP hitung
yang terlihat pada Gambar III-80:

Gambar III-80 Hasil LnWTP hitung CVM

3. Setelah LnWTP hitung didapat, langkah selanjutnya menghitung selisih


LnWTP hitung dengan LnWTP sebenarnya. Maka akan didapat nilai yang
terlihat pada Gambar III-81.

80
Gambar III-81 Hasil LnWTP hitung – LnWTP sebenarnya CVM

4. Selanjutnya Hasil LnWTP hitung – LnWTP sebenarnya di kuadratkan dan


di jumlahkan hasilnya, dapat dilihat pada Gambar III-82.

Gambar III-82 Hasil penjumlahan kuadrat CVM

5. Lalu menghitung rata-rata dari penjumlahan kuadrat Vhitung-Vsebenarnya.

Gambar III-83 Hasil rata-rata jumlah LnWTP hitung – LnWTP sebenarnya


CVM

81
6. Selanjutnya untuk mendapatkan nilai RMSE, nilai rata-rata yang telah
dihitung diakarkan.

Gambar III-84 Hasil RMSE CVM

Berdasarkan Hasil RMSE yang didapat dari CVM adalah 0,098.


Nilai CVM mendekati nilai 0 (nol) dan model dapat diasumsikan akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

III.11 Pembuatan Peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan

Pembuatan Peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan ini menggunakan Software ArcGIS
10.2. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Buka Software ArcGIS 10.2. Maka akan muncul tampilan sebagai berikut.

Gambar III-85 Tampilan awal ArcGIS 10.2

82
2. Memasukkan data yang akan digunakan ke dalam software ArcGIS 10.2. Add data
dengan mengklik tombol pilih citra/shp klik add.

Gambar III-86 Proses Add Data

3. Melakukan digitasi wilayah Situs Ratu Boko

Gambar III-87 Proses digitasi batas wilayah Situs Ratu Boko

4. Memasukkan data administrasi yang diperlukan seperti batas kelurahan, batas


kecamatan, jalan raya dengan mengaktifkan layer terlihat pada Gambar III.88 berikut
ini.

83
Gambar III-88 Hasil pengolahan data administrasi

5. Sebelum memulai proses dgitasi, dilakukan proses membuat shp baru seperti titik
toponimi, poligon bangunan klik kotak dialog Catalog dan akan muncul jendela
Catalog yang dapat dilihat pada Gambar III-89.

Gambar III-89 Jendela Catalog


6. Selanjutnya pada folder yang ingin disimpan hasil shp klik kanan new
shapefile terlihat pada Gambar III-90

84
Gambar III-90 Proses pembuatan shapefile
7. Akan muncul jendela new shapefile, isi nama, pilih type shapefile dan sistem
koordinat lalu klik ok. Contoh pengisian terlihat pada Gambar III-91.

Gambar III-91 Pengisian jendela shapefile


8. Selanjutnya membuat layout peta yang berisi tentang informasi yang dibutuhkan
seperti judul peta, skala, legenda, dan lain-lain. Hasil layout di tunjukan pada
Gambar III-92.

85
Gambar III-92 Hasil layout peta

9. Hasil pengolahan peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan dapat dilihat pada Gambar
III-93 sampai Gambar III-98 berikut.

Gambar III-93 Peta Nilai Guna Langsung (DUV) Domestik Situs Ratu Boko

86
Gambar III-94 Peta Nilai Guna Langsung (DUV) Mancanegara Situs Ratu Boko

Gambar III-95 Peta Nilai Keberadaan (EV) Situs Ratu Boko

87
Gambar III-96 Peta Total Nilai Ekonomi (TEV) Domestik Situs Ratu Boko

Gambar III-97 Peta Total Nilai Ekonomi (TEV) Mancanegara Situs Ratu Boko

88
Gambar III-98 Peta Utilitas Situs Ratu Boko

89
Bab IV Hasil dan Pembahasan

IV.1 Topologi Nilai Ekonomi Kawasan


Berdasarkan analisis survei yang telah dilakukan, kawasan Situs Ratu Boko dapat
diklasifikasikan dalam jenis kawasan rekreasi dan wisata situs budaya. Jenis manfaat yang
di dapat dari Situs Ratu Boko, antara lain :

1. Manfaat Wisata
Kawasan Situs Ratu Boko yang terletak di Kabupaten Sleman menjadi destinasi
oleh para pengunjung untuk berwisata. Tidak hanya wisatawan sekitar
Kabupaten Sleman, kota maupun kabupaten yang ada di sekitar Jogjakarta
maupun Indonesia, namun pengunjung yang datang juga berasal dari luar
negeri. Sehingga mendatangkan nilai ekonomi atau manfaat lain bagi pemilik,
pengujung atau masyarakat disekitas kawasan Situs Ratu Boko.
2. Manfaat Nilai Keberadaan
Nilai keberadaan Situs Ratu Boko memberikan berbagai macam manfaat baik
dari nilai ekonomi, pengetahuan maupun nilai lainnya yang bermanfaaat bagi
masyarakat dan lingkungan sekitarnya, seperti warga sekitar yang
memanfaatkan keberadaan wisata Situs Ratu Boko untuk menjajakan barang
dan jasa bagi para pengunjung.
3. Manfaat Keindahan
Bangunan Situs Ratu Boko selain memiliki nilai historical tersendiri, bangunan
ini juga memiliki keindahan pada struktur bangunan dan juga letaknya yang
berada di atas bukit memberikan manfaat keindahan pemandangan bagi
pengunjung wisata.
4. Manfaat Pengetahuan
Menurut UU-RI No.5 Tahun 1992 tentang penetapan Cagar Budaya/Situs yang
dilindungi, Situs Ratu Boko ditetapkan pada tanggal 1 juli 1998 sebagai Benda
Cagar Budaya yang dilindungi dengan nomor penetapan 157/M/1998. Hal ini
membuktikan bahwa kawasan tersebut memiliki manfaat nilai pengetahuan.
yang sangat tinggi baik melalui nilai sejarah masa lalu maupun nilai
pengetahuan.
90
Jenis manfaat ekonomi berdasarkan tipologi nilai ekonomi total adalah sebagai
berikut :
Tabel IV-1 Tipologi Nilai Ekonomi Kawasan Situs Ratu Boko
Jenis Kawasan Rekreasi dan Situs Tipologi Nilai Ekonomi Total (TEV)
Budaya DUV IUV OV BV EV
Manfaat Nilai Keberadaan √
Manfaat wisata √
Nilai EV Rp 40.263.332.930,-
Nilai DUV wisatawan domestik Rp. 454.200.000.100,-
Nilai DUV wisatawan
Rp 3.889.560.053.000,-
mancanegara

Harga tiket di Situs Ratu Boko memiliki harga tiket yang berbeda untuk wisatawan
domestik dan wisatawan mancanegara. Harga tiket untuk wisatawan domestik sebesar Rp.
25.000 dan harga tiket untuk wisatawan mancanegara sebesar $. 13 atau Rp.172.874. Pada
Tahun 2015 jumlah wisatawan domestik Situs Ratu Boko sebesar 230128 orang dan untuk
wisatawan mancanegara Situs Ratu Boko pada tahun 2015 sebesar 8848 orang. Sehingga
penjualan harga tiket per-tahun untuk wisatawan domestik sebesar Rp. 5.753.200.000 dan
wisatawan mancanegara sebesar Rp. 1.529.589.152, jika di total sebesar Rp.
7.282.789.152.
Hasil yang di dapat jika melakukan perhitungan manual dari hasil penjualan tiket
wisatawan Situs Ratu Boko, dengan perhitungan DUV terhadap wisatawan Situs Ratu
Boko, memiliki nilai yang terpaut jauh. Banyal faktor yang mempengaruhi selisih nilai
tersebut diantaranya adalah tidak dihitungnya nilai biaya perjalanan, tidak dihitungnya
nilai lama waktu dalam menikmati kawasan Situs Ratu Boko, dan tidak dihitungnya nilai
frekuensi kunjungan yang telah dilakukan setiap wisatawan setiap tahunnya.

IV.2 Penilaian Ekonomi Kawasan


Nilai yang dikaji dalam penelitian ini terdiri atas nilai manfaat keberadaan, manfaat
penyedia pengetahuan, dan manfaat keindahan, serta nilai ekonomi kawasan Situs Ratu
Boko berdasarkan fungsinya sebagai penyedia wisata.
IV.2.1 Nilai Kegunaan Langsung Pengunjung Domestik (Direct Use Value, DUV)
Nilai kegunaan langsung dari kawasan Situs Ratu Boko sebagai penyedia wisata
yang telah dihitung adalah berdasarkan penilaian masyarakat terhadap besaran biaya
91
perjalanan pada kawasan tersebut. Metode penilaian keberadaan kawasan ini dilakukan
dengan menggunakan teknik TCM.

Hasil regresi berganda menunjukkan beberapa parameter, sehingga membentuk


fungsi sebagai berikut :
V:= – 5,7 10-7 X1 - 0,005 X2 – 0,061 X3 + 7,850 10-8 X4 – 0,271 X5 + 0,458 X6
+1,331.................................................................................................................(4.1)
Dengan memasukkan beberapa nilai rataan karakteristik responden, yaitu umur
(X2), tingkat pendidikan (X3), pendapatan per bulan (X4), lama kunjungan (X5), dan
alternatif lokasi (X6), maka diperoleh fungsi permintaan terhadap biaya perjalanan sebagai
berikut :
V:= – 5,7 10-7 X1 + 1,756...............................................................................(4.2)
Dari fungsi diatas dapat diperoleh kurva permintaan terhadap biaya perjalanan
tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar IV-1 Kurva Permintaan Situs Ratu Boko TCM Domestik

Sumbu X menjelaskan tentang rata-rata jumlah frekuensi kunjungan yang di


lakukan oleh wisatawan domestik dan sumbu Y menjelaskan tentang biaya total yang di
habiskan oleh wisatawan domestik untuk mengunjungi tempat wisata. Semakin besar
jumlah frekuensi kunjungan maka semakin besar total biaya yang di keluarkan.
Dengan memasukkan nilai rata-rata variabel bebas (V, X2,…,X6) dan koefisien
hasil regresi linear berganda (β0,…, β6) pada Software Maple 17, maka diperoleh Travel
Cost maksimum dikurangi Travel Cost rata-rata dan dikalikan setengah dari frekuensi
kunjungan rata-rata (V) sehingga didapat surplus konsumen sebesar Rp 1.973.684,- yang
kemudian dikalikan dengan jumlah pengunjung tahun 2015 sebanyak 230.128 dan dibagi

92
dengan luas 15,8 Ha, diperoleh nilai manfaat kawasan tersebut berdasarkan fungsinya
sebagai penyedia jasa adalah sebesar Rp Rp 28.746.835.450,- per Ha. Dengan demikian,
total benefit (TB) atau nilai guna langsung (DUV) kawasan Situs Ratu Boko berdasarkan
hasil perhitungan TCM sebesar Rp 454.200.000.100,-

IV.2.1.1 Pengujian Model TCM Domestik


Survei tugas akhir ini dilakukan terhadap 70 pengunjung domestik dengan rata-rata
umur sebesar 33,6 tahun, dari tingkat pendidikan rata-rata tamat D3, dengan pendapatan
rata-rata pengunjung sebesar Rp 6.056.429,- per bulan. Jumlah kunjungan yang dilakukan
rata-rata 2 kali kunjungan dalam setahun dengan koefisien rata-rata sebesar (1,555), lama
kunjungan rata-rata pengunjung sekitar 2 jam per satu kali kunjungan dengan koefisien
rata-rata sebesar (2.285), dan merencanakan mengunjungi lokasi wisata lain dalam satu
rangkaian dengan koefisien rata-rata sebesar 1,171.
Untuk menentukan nilai t tabel, ditentukan dengan rumus (Amir dkk, 2009) seperti
berikut :
Df = n - k ............................................................................................................(4.3)
Keterangan :
Df = derajat bebas
n = banyak observasi
k = banyak variable
Berdasarkan tabel titik persentase distribusi t dengan n = 54 (jumlah sampel), k = 7
(jumlah variable) dan selang kepercayaan 0,05, maka t tabel sebesar 1,99834. Jika t hitung
pada summary output hasil regresi > 1,99834, maka variabel bebas memberikan pengaruh
terhadap nilai Kawasan Situs Ratu Boko sebagai penyedia wisata.
Tabel IV-2 Hasil Uji T TCM Domestik
Variabel t-status Nama Variabel
V 1,480 Frekuensi kunjunngan
X1 -3,938 Total biaya
X2 -1,165 Umur
X3 -1,134 Pendidikan
X4 5,218 Pendapatan
X5 1,869 Lama kunjungan
X6 2,125 Alternatif lokasi

93
Berdasarkan titik tabel distribusi T dengan jumlah sampel 70, ditemukan t-hitung
variabel X4 (pendapatan) dan X6 (alternatif lokasi) lebih besar dari t-tabel sebesar
1,99834, yang menunjukan variabel X4 (pendapatan) dan X6 (alternatif lokasi)
memberikan pengaruh terhadap nilai Kawasan Situs Ratu Boko. Analisis hubungan
variabel berpengaruh dengan pengembangan Kawasan Situs Ratu Boko seperti berikut:
1. Variabel X4 (pendapatan)
Para wisatawan domestik yang berkunjung ke Situs Ratu Boko di sebabkan
karna faktor pendapatan, rata-rata pendapatan wisatawan domestik yang
cukup tinggi. Pendapatan yang tinggi dapat berbanding lurus pengeluaran
biaya yang tinggi. Hal ini dapat di jadikan perhatian pengelola Kawasan Situs
Ratu Boko untuk memaksimalkan faktor tersebut dalam pengembangan
kawasan, seperti :
a. Penyediaan sistem perbankan di dekat Situs Ratu Boko, seperti ATM
yang berguna jika wisatawan mengalami kehabisan uang dalam
berbelanja dan membutuhkan uang lebih.
b. Penataan kawasan perbelanjaan baik warung, rumah makan maupun
souvernir. Penataan yang teratur membuat wisatawan dapat dengan
nyaman berbelanja.
2. Variabel X6 (alternatif lokasi)
Hasil Uji T menujukan alternatif lokasi mempengaruhi nilai kawasan, hal ini
berarti Situs Ratu Boko bukanlah kunjungan utama wisatawan dalam
berekreasi. Hal ini dapat di jadikan perhatian pengelola Kawasan Situs Ratu
Boko untuk memaksimalkan faktor tersebut dalam pengembangan kawasan,
seperti :
a. Mempertahankan atau meingkatkan pelayanan dalam paket wisata
Candi Prambanan - Ratu Boko. Hal ini dapat meningkatkan nilai
kawasan.
b. Faktor akomodasi/penginapan bisa menjadi salah satu faktor yang
membuat Situs Ratu Boko bukanlah destinasi kunjungan utama.
Untuk di jadikan destinasi kunjungan utama, ada baiknya di bangu
penginapan untuk para wisatawan.

94
Untuk menentukan nilai f tabel, ditentukan dengan rumus (Amir dkk, 2009) seperti
berikut :
Df1 = k - 1 ...........................................................................................................(4.4)
Df2 = n - k ...........................................................................................................(4.5)
Keterangan :
Df = derajat bebas
n = banyak observasi
k = banyak variable
Berdasarkan tabel titik persentase distribusi F dengan n = 54 (jumlah sampel), k = 7
(jumlah variabel) dan selang kepercayaan 0,05, maka F tabel sebesar 2,25. Jika F hitung
pada summary output hasil regresi > 2,25, maka variabel bebas memberikan pengaruh
terhadap variabel terikat. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai F hitung TCM Domestik
Kawasan Situs Ratu Boko adalah 19,372 yang menunjukkan bahwa variabel bebas
memberikan pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
IV.2.2 Nilai Kegunaan Langsung Pengunjung Mancanegara (Direct Use Value, DUV)
Nilai kegunaan langsung dari kawasan Situs Ratu Boko sebagai penyedia wisata
yang telah dihitung adalah berdasarkan penilaian masyarakat terhadap besaran biaya
perjalanan pada kawasan tersebut. Metode penilaian keberadaan kawasan ini dilakukan
dengan menggunakan teknik TCM.

Hasil regresi berganda menunjukkan beberapa parameter, sehingga membentuk


fungsi sebagai berikut :
V:= –4,9 10-8 X1 + 0,029 X2 - 0,152 X3 + 4,94 10-9 X4 – 0,045 X5 + 0,231 X6 +
2,427...............................................................................................................(4.6)
Dengan memasukkan beberapa nilai rataan karakteristik responden, yaitu umur
(X2), tingkat pendidikan (X3), pendapatan per bulan (X4), lama kunjungan (X5), dan
alternatif lokasi (X6), maka diperoleh fungsi permintaan terhadap biaya perjalanan sebagai
berikut :
V:= – 4,9 10-8 X1 + 1,293................................................................................(4.7)

Dari fungsi diatas dapat diperoleh kurva permintaan terhadap biaya perjalanan
tersebut adalah sebagai berikut :

95
Gambar IV-2 Kurva Permintaan Situs Ratu Boko TCM Domestik

Sumbu X menjelaskan tentang rata-rata jumlah frekuensi kunjungan yang di


lakukan oleh wisatawan mancanegara dan sumbu Y menjelaskan tentang biaya total yang
di habiskan oleh wisatawan mancanegara untuk mengunjungi tempat wisata. Semakin
besar jumlah frekuensi kunjungan maka semakin besar total biaya yang di keluarkan.
Dengan memasukkan nilai rata-rata variabel bebas (V, X2,…,X6) dan koefisien
hasil regresi linear berganda (β0,…, β6) pada Software Maple 17, maka diperoleh Travel
Cost maksimum dikurangi Travel Cost rata-rata dan dikalikan setengah dari frekuensi
kunjungan rata-rata (V) sehingga didapat surplus konsumen sebesar Rp 16.901.724,- yang
kemudian dikalikan dengan jumlah pengunjung tahun 2015 sebanyak 8.848 dan dibagi
dengan luas 15,8 Ha, diperoleh nilai manfaat kawasan tersebut berdasarkan fungsinya
sebagai penyedia jasa adalah sebesar Rp Rp 24.617.486.690,- per Ha. Dengan demikian,
total benefit (TB) atau nilai guna langsung (DUV) kawasan Situs Ratu Boko berdasarkan
hasil perhitungan TCM sebesar Rp 3.889.560.053.000,-
IV.2.2.1 Pengujian Model TCM Mancanegara
Survei tugas akhir ini dilakukan terhadap 70 pengunjung mancanegara dengan rata-
rata umur sebesar 37 tahun, dari tingkat pendidikan rata-rata tamat S1, dengan pendapatan
rata-rata pengunjung sebesar Rp 43.795.000,- per bulan. Jumlah kunjungan yang dilakukan
rata-rata 1 kali kunjungan dalam setahun dengan koefisien rata-rata sebesar (1,275), lama
kunjungan rata-rata pengunjung sekitar 2 jam per satu kali kunjungan dengan koefisien
rata-rata sebesar (2.037), dan merencanakan mengunjungi lokasi wisata lain dalam satu
rangkaian kunjungan sebesar 1 dengan koefisien rata-rata sebesar 1,18.
Untuk menentukan nilai t tabel, menggunakan rumus 4.3. Berdasarkan tabel titik
persentase distribusi t dengan n = 66 (jumlah sampel), k = 7 (jumlah variable) dan selang
96
kepercayaan 0,05, maka t tabel sebesar 2,001. Jika t hitung pada summary output hasil
regresi > 2,001, maka variabel bebas memberikan pengaruh terhadap fungsi kawasan Situs
Ratu Boko sebagai penyedia wisata.

Tabel IV-3 Hasil Uji T TCM Mancanegara


Variabel t-status Nama Variabel
V 2,562 Frekuensi kunjunngan
X1 -0,467 Total biaya
X2 0,089 Umur
X3 1,748 Pendidikan
X4 2,827 Pendapatan
X5 -0,957 Lama kunjungan
X6 2,203 Alternatif lokasi

Berdasarkan titik tabel distribusi T dengan jumlah sampel 66, ditemukan t-hitung
variabel V (frekuensi kunjungan), X4 (pendapatan) dan X6 (alternatif lokasi) lebih besar
dari t-tabel sebesar 2,001. Hal tersebut menunjukan bahwa variabel V (frekuensi
kunjungan), X4 (pendapatan) dan X6 (alternatif lokasi) memberikan pengaruh terhadap
nilai kawasan. Analisis hubungan variabel berpengaruh dengan pengembangan Kawasan
Situs Ratu Boko seperti berikut:
1. Variabel V (frekuensi kunjungan)
Frekuensi kunjungan yang dilakuka wisatawan mampu meningkatkan nilai
kawasan. Pengiklanan dalam memperkenalkan Situs Ratu Boko ke dunia
internasional dapat meningkatkan frekuensi pengujung dan dapat
meningkatkan nikai Kawasan Situs Ratu Boko.
2. Variabel X4 (pendapatan)
Para wisatawan domestik yang berkunjung ke Situs Ratu Boko di sebabkan
karna faktor pendapatan, rata-rata pendapatan wisatawan domestik yang
cukup tinggi. Pendapatan yang tinggi dapat berbanding lurus pengeluaran
biaya yang tinggi. Hal ini dapat di jadikan perhatian pengelola Kawasan Situs
Ratu Boko untuk memaksimalkan faktor tersebut dalam pengembangan
kawasan, seperti :

97
a. Penyediaan sistem perbankan di dekat Situs Ratu Boko, seperti tempat
penukaran uang bagi wisatawan mancanegara.
b. Penataan kawasan perbelanjaan baik warung, rumah makan maupun
souvernir. Penataan yang teratur membuat wisatawan dapat dengan
nyaman berbelanja.
3. Variabel X6 (alternatif lokasi)
Hasil Uji T menujukan alternatif lokasi mempengaruhi nilai kawasan, hal ini
berarti Situs Ratu Boko bukanlah kunjungan utama wisatawan dalam
berekreasi. Hal ini dapat di jadikan perhatian pengelola Kawasan Situs Ratu
Boko untuk memaksimalkan faktor tersebut dalam pengembangan kawasan,
seperti :
a. Mempertahankan atau meingkatkan pelayanan dalam paket wisata
Candi Prambanan - Ratu Boko. Hal ini dapat meningkatkan nilai
kawasan.
b. Faktor akomodasi/penginapan bisa menjadi salah satu faktor yang
membuat Situs Ratu Boko bukanlah destinasi kunjungan utama.
Untuk di jadikan destinasi kunjungan utama, ada baiknya di bangu
penginapan untuk para wisatawan.
Untuk menentukan nilai f tabel, menggunakan rumus 4.4 dan 4.5. Berdasarkan
tabel titik persentase distribusi F dengan n = 66 (jumlah sampel), k = 7 (jumlah variabel)
dan selang kepercayaan 0,05, maka F tabel sebesar 2,26. Jika F hitung pada summary
output hasil regresi > 2,26, maka variabel bebas memberikan pengaruh terhadap variabel
terikat. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai F hitung TCM Mancanegara Kawasan
Situs Ratu Boko adalah 14,300 yang menunjukkan bahwa variabel bebas memberikan
pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
IV.2.3 Nilai Bukan Kegunaan (Non Use Value, NUV)
Nilai bukan kegunaan dari kawasan objek wisata Situs Ratu Boko yang telah
dihitung adalah berdasarkan fungsi keberadaan (Existence Value, EV) menurut masyarakat
yang memanfaatkan langsung kawasan tersebut. Metode penilaian keberadaan kawasan ini
dilakukan dengan menggunakan teknik CVM.
Dengan memasukkan nilai rata-rata variabel bebas (X1,…,X9) dan koefisien hasil
regresi linear berganda (β0,…, β9) kedalam fungsi WTP menggunakan Software Maple 17,
maka rata-rata keinginan membayar untuk mempertahankan keberadaan kawasan Situs

98
Ratu Boko berada pada kisaran Rp 25.000,- sampai dengan Rp 50.000,- atau lebih tepatnya
sebesar Rp 34.487,-. Dengan mengintroduksi jumlah populasi sebesar 1.167.481 orang dan
luas 15,8 Ha, maka nilai ekonomi manfaat keberadaan kawasan Situs Ratu Boko Rp.
25.483.112.110,- per Ha. Sehingga didapat total nilai keberadaan (EV) kawasan Situs Ratu
Boko berdasarkan perhitungan CVM sebesar Rp. 40.263.332.930,-
IV.2.3.1 Pengujian Model CVM
Survei tugas akhir ini dilakukan terhadap 90 responden. Adapun karakterstik
populasi yang dijadikan sebagai responden adalah rata-rata berusia 44 tahun, dari tingkat
pendidikan rata-rata tamat tidak tamat SMA, dengan jumlah anggota keluarga responden
rata-rata 4 orang, dan pendapatan rata-rata sebesar Rp 21.046.555,- per tahun. Karakteristik
dari responden sendiri berpendapat bahwa keberadaan Situs ratu Boko sangat perlu
dipertahankan dengan koefisien rata-rata sebesar (4,85), dan berpendapat sangat bersedia
bagi lingkungan sekitar dengan koefisien rata-rata sebesar (4,58). Selain itu, responden
berpendapat bahwa kawasan ini sangat bersedia manfaatnya dengan koefisien rata-rata
(4,54) dan tidak setuju jika kawasan tersebut dikonversi menjadi peruntukan lain dengan
koefisien rata-rata sebesar (4,74) serta sangat bersedia berpartisipasi untuk
mempertahankan kawasan tersebut dengan koefisien rata-rata sebesar (4,71).
Untuk menentukan nilai t tabel, menggunakan rumus 4.3. Berdasarkan tabel titik
persentase distribusi t dengan n = 87 (jumlah sampel), k = 10 (jumlah variable) dan selang
kepercayaan 0,05, maka t tabel sebesar 1,991. Jika t hitung pada summary output hasil
regresi > 1,991, maka variabel bebas memberikan pengaruh terhadap keinginan membayar
demi mempertahankan keberadaan kawasan Situs Ratu Boko, sehingga masyarakat yang
memanfaatkan langsung keberadaan kawasan bersedia untuk berkontribusi dalam menjaga
eksistensi kawasan tersebut.
Tabel IV-4 Hasil Uji T CVM
Variabel t-status Nama Variabel
WTP 2,489 Kesediaan membayar
X1 0,079 Keberadaan
X2 -0,585 Umur
X3 -0,3329 Pendidikan
X4 0,549 Keluarga
X5 11, 210 Pendapatan

99
Lanjutan Tabel IV-4 Hasil Uji T CVM
X6 0,663 Manfaat
X7 -2,891 Kepentingan
X8 -1,689 Konversi
X9 0,387 Partisipasi

Berdasarkan titik tabel distribusi T dengan jumlah sampel 87, ditemukan t-hitung
WTP (keinginan membayar), dan X5 (pendapatan) lebih besar dari t-tabel sebesar 1,991
Hal tersebut menunjukan bahwa WTP (keinginan membayar), dan X5 (pendapatan),
memberikan pengaruh terhadap keinginan membayar demi mempertahankan keberadaan
kawasan Situs Ratu Boko. Analisis hubungan variabel berpengaruh dengan pengembangan
Kawasan Situs Ratu Boko seperti berikut:
1. Variabel WTP (keinginan membayar)
Keinginan membayar masyarakat untuk mempertahankan kawasan tidak
begitu tinggi. Hal ini disebabkan karena responden kuisioner pedagang yang
paling banyak. Penataan dan pembuatan kawasan khusus untuk penjualan
bagi para pedagang dapat menaikan keinginan membayar msyarakat menjadi
lebih tinggi
2. Variabel X4 (pendapatan)
Pendapatan juga berpengaruh pada nilai Kawasan Situs Ratu Boko. Rata-rata
pendapatan yang tidak begitu tinggi membuat nilai kawasan tidak begitu
besar. Namun pendapatan utama pedagang datang dari keberadaaan Kawasan
Situs Ratu Boko.
Untuk menentukan nilai f tabel, menggunakan rumus 4.4 dan 4.5. Berdasarkan
tabel titik persentase distribusi F dengan n = 87 (jumlah sampel), k = 10 (jumlah variabel)
dan selang kepercayaan 0,05, maka F tabel sebesar 2,00. Jika F hitung pada summary
output hasil regresi > 2,00, maka variabel bebas memberikan pengaruh terhadap variabel
terikat. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai F hitung CVM Kawasan Situs Ratu Boko
adalah 21,549 yang menunjukkan bahwa variabel bebas memberikan pengaruh signifikan
terhadap variabel terikat.
.

100
IV.3 Uji Statistik
Dari data survei penelitian kemudian dilakukan pengujian alat ukur kuisioner
dengan mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas kuisioner yang digunakan. Apabila
data sudah valid dan reliabel, maka penelitian dapat dilanjutkan. Apabila tidak valid dan
tidak reliabel, maka alat ukur harus diukur kembali hingga datanya valid dan reliabel.
IV.3.1 Uji Validitas
Proses Uji Validitas dilakukan dengan menggunakan Software SPSS for Windows
23. Hasil dari pengujian validitas tersebut kemudian dibandingkan dengan r tabel dengan
df - 1. Untuk CVM Situs Ratu Boko, df - 1 (87 – 1 = 86) sebesar 0,212. Jika r hitung > r
tabel, maka data tersebut telah valid dan jika r hitung < r tabel, maka data tersebut tidak
valid dan perlu dilakukan uji validitas lagi.

Tabel IV-5 Hasil uji validitas CVM


No. Item Pertanyaan r hitung r tabel keterangan
1. Kontribusi (WTP) 0,214 0,212 VALID
2. Keberadaan (X1) 0,877 0,212 VALID
7. Manfaat (X6) 0,810 0,212 VALID
8. Kepentingan (X7) 0,496 0,212 VALID
9. Konversi (X8) 0,381 0,212 VALID
10. Partisipasi (X9) 0.600 0,212 VALID

Pada Tabel IV.5 menunjukan hasil dari uji validitas menunjukan kuisioner CVM
yang digunakan pada penelitian ini adalah valid atau kuisioner CVM memiliki ketepatan
dalam mengukur variabel.
IV.3.2 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas untuk mengetahui kuisioner tersebut reliable atau tidak dengan
menggunakan Software SPSS for Windows 23. Berdasarkan kriteria Kaplan dan Saccuzo
dalam Muhammad Rahmad Permata, 2012, reliabilitas maksimum sebesar 0,7. Jika rα >
0,7, maka variabel tersebut reliabel dan jika rα < 0,7 maka variabel tersebut tidak reliable.
Tabel IV-6 Hasil uji reliabilitas CVM
Reliability Statistics
CVM Keterangan
Alpha Cronbach (rα) N of item
Situs Ratu Boko
0,778 6 RELIABEL

101
Pada Tabel IV.6 menunjukan hasil dari uji reliabilitas menunjukan kuisioner
CVM yang digunakan pada penelitian ini adalah reliabel atau kuisioner CVM dapat
dipercaya dalam mengukur variabel.
IV.4 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang
didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten. Jenis uji asumsi
klasik yang dilakukan dalam penelitian ini ada empat, yaitu Uji Normalitas, Uji
Heteroskedastisitas, Uji Multikolinieritas, dan Uji Autokorelasi.
IV.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas sebuah data dapat dikenali atau didektesi dengan melihat nilai
signifikansi dari hasil uji Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Dikatakan berdistribusi
normal jika nilai sigifikansi lebih besar dari 0,05, sebaliknya data dikatakan tidak berdistribusi
normal jika nilai signifikansi kurang dari 0,05.

Gambar IV-3 Hasil Uji Normalitas TCM Domestik

Gambar IV-4 Hasil Uji Normalitas TCM Mancanegara

102
Gambar IV-5 Hasil Uji Normalitas CVM

Berdasarkan hasil yang didapat dari uji normalitas pada Gambar IV-3 sampai
Gambar IV-5, nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
data berdistribusi normal.
IV.4.2 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan salah satu penyimpangan terhadap asumsi kesamaan
varians (homoskedastis) yang tidak konstan, yaitu varians error bernilai sama untuk setiap
kombinasi tetap dari X1, X2, X3, …, Xp. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Jika varians-nya berbeda, disebut
Heteroskedastisitas.

Gambar IV-6 Hasil Uji Heteroskedastisitas TCM Domestik

103
Gambar IV-7 Hasil Uji Heteroskedastisitas TCM Mancanegara

Gambar IV-8 Hasil Heteroskedastisitas CVM

Berdasarkan hasil yang didapat dari uji heteroskedastisitas yang terlihat pada
Gambar IV-6 sampai Gambar IV-8, baik TCM (X1-X6) dan CVM (X1-X9) probabilitas
signifikasinya diatas tingkat kepercayaan 5% atau diatas 0,05, dapat disimpulkan model
regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas atau varians dari nilai residual dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap.
IV.4.3 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dilakukan untuk mengetahui terjadi korelasi atau tidaknya pada
residual yang menyebabkan tidak bebasnya residual dari satu observasi ke observasi
lainnya. Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan Uji
Darwin-Watson. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
· Jika nilai DW dibawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif

104
· Jika nilai DW dibawah 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada autokorelasi
· Jika nilai DW dibawah 2,5 sampai 4 berarti ada autokorelasi negative

Gambar IV-9 Hasil Uji Autokorelasi TCM Domestik

Gambar IV-10 Hasil Uji Autokorelasi TCM Mancanegara

Gambar IV-11 Hasil Uji Autokorelasi CVM

Berdasarkan hasil yang didapat dari uji autokorelasi pada Gambar IV-9 sampai
Gambar IV-11, nilai durbin-watson sebesar berada diantara nilai 1,5 – 2,5. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi atau tidak ada korelasi pada residual yang
menyebabkan tidak bebasnya residual dari satu observasi ke observasi lainnya.
IV.4.4 Uji Multikolonieritas
Uji asumsi multikolinieritas adalah untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independent. Jika nilai VIF untuk masing-masing
variabel lebih besar dari 10 dan nilai Tolerance kurang dari 0,1 maka diindikasikan model
tersebut memiliki gejala Multikolinieritas, namun jika nilai VIF masing-masing variabel
kurang dari 10 dan nilai Tolerance lebih dari 0,1 maka tidak memiliki gejala Multikolinieritas.

105
Gambar IV-12 Hasil Uji Multikolonieritas TCM Domestik

Gambar IV-13 Hasil Uji Multikolonieritas TCM Mancanegara

Gambar IV-14 Hasil Uji Multikolonieritas CVM


Berdasarkan hasil yang didapat dari uji multikolonieritas pada Gambar IV-12
sampai Gambar IV-14, baik TCM (X1-X6) dan CVM (X1-X9) nilai Tolerance lebih besar
dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Sehingga dapat disimpulkan tidak adanya
multikolonieritas atau tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

106
IV.5 Validasi Model
Validasi model untuk memastikan bahwa data yang akan dimasukkan ke dalam
kuisioner telah diketahui dan dapat dijelaskan sumber dan kebenaran datanya, dalam
penelitian ini menggunakan Uji RSME (Root Mean Squared Error). Nilai RMSE rendah
atau semakin mendekati nol menunjukkan bahwa variasi nilai yang dihasilkan oleh suatu
model prakiraan mendekati variasi nilai obeservasinya.
IV.5.1 Validasi Model TCM Domestik dan TCM Mancanegara
Proses melakukan validasi model terhadap data TCM menggunakan RMSE dengan
menggunakan persamaan 2.18 yang dilakukan pada aplikasi Microsoft Excel. Hasil RMSE
TCM Domestik dan TCM Mancanegara terlihat pada Gambar IV-15 dan Gambar IV-16.

Gambar IV-15 Hasil RMSE TCM Domestik

Gambar IV-16 Hasil RMSE TCM Mancanegara

107
Berdasarkan hasil yang di dapat hasil RMSE TCM Domestik adalah 0,087 dan
TCM Mancanegara adalah 0,073. Nilai RMSE kedua TCM mendekati nilai 0 (nol) dan
model dapat diasumsikan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenaran datanya.
IV.5.2 Validasi Model CVM
Sama seperti proses melakukan validasi model terhadap data TCM , proses validasi
model CVM juga menggunakan RMSE dengan menggunakan persamaan 2.18 yang
dilakukan pada aplikasi Microsoft Excel. Hasil RMSE CVM terlihat pada Gambar IV-17.

Gambar IV-17 Hasil RMSE CVM


Berdasarkan hasil yang di dapat hasil RMSE CVM adalah 0,098. Nilai RMSE
CVM mendekati nilai 0 (nol) dan model dapat diasumsikan akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenaran datanya.

IV.6 Peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan


Hasil akhir dari penelitian ini adalah peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan (ZNEK),
yang terdiri dari tiga peta yaitu Peta Nilai Guna Langsung (Direct Use Value, DUV), Peta
Nilai Keberadaan (Existance Value, EV) dan Peta Nilai Ekonomi Total (Total Economic
Value, TEV).
IV.6.1 Peta Nilai Guna Langsung (Direct Use Value, DUV)
Berdasarkan Peta DUV Situs Ratu Boko, diketahui bahwa Situs Ratu Boko
memiliki nilai fungsi kawasan dengan hasil perhitungan TCM Domestik sebesar Rp
454.200.000.100,-, dan hasil perhitungan TCM Mancanegara sebesar Rp
3.889.560.053.000,-. Nilai ini diperoleh berdasarkan hasil kuisioner terhadap pengunjung

108
domestik maupun mancanegara yang mengeluarkan biaya perjalanan untuk sampai di
kawasan tersebut.

Gambar IV-18 Peta Nilai Guna Langsung (DUV) Domestik Situs Ratu Boko

Gambar IV-19 Peta Nilai Guna Langsung (DUV) Mancanegara Situs Ratu Boko
IV.6.2 Peta Nilai Keberadaan (Existance Value, EV)
Berdasarkan Peta EV diatas, diketahui bahwa Situs Ratu Boko memiliki klasifikasi
warna hijau dengan nilai fungsi kawasan sebesar Rp. 40.263.332.930,-. Nilai ini diperoleh

109
berdasarkan hasil kuisioner terhadap responden yang memanfaatkan langsung keberadaan
kawasan Candi Borobudur, seperti pedagang di sekitar lokasi wisata, para pemandu wisata,
satpam, petugas parkir, petugas kebersihan, teknisi, driver dan para karyawan objek wisata
tersebut.

Gambar IV-20 Peta Nilai Keberadaan (EV) Situs Ratu Boko

IV.6.3 Peta Total Nilai Ekonomi (Total Economic Value, TEV)


Total Nilai Ekonomi (TEV) diperoleh dari hasil penjumlahan Nilai Guna Langsung
(DUV) dan Nilai Keberadaan (TEV), dimana DUV merupakan hasil total nilai guna langsung
masing-masing kawasan yang diperoleh dari TCM dan EV merupakan hasil total nilai
keberadaan masing-masing objek wisata yang diperoleh dari CVM. Hasil penjumlahan DUV
dan EV untuk mendapatkan nilai TEV terlihat pada Tabel IV-7.
Tabel IV-7 Hasil perhitungan nilai TEV
Direct Use Value Existence Value Total Economic Value
No Nama
(DUV) (EV) (TEV)

Ratu Boko
1. Rp 454.200.000.100,- Rp. 40.263.332.930,- Rp 494.463.333.030,-
Domestik

Ratu Boko
2. Rp 3.889.560.053.000,- Rp. 40.263.332.930,- Rp 3.929.823.385.930,-
Mancanegara

110
Gambar IV-21 Peta Total Nilai Ekonomi (TEV) Domestik Situs Ratu Boko

Gambar IV-22 Peta Total Nilai Ekonomi (TEV) Mancanegara Situs Ratu Boko
IV.6.4 Peta Utilitas Situs Ratu Boko
Peta Utilitas digunakan untuk mengetahui kondisi suatu kawasan dari segi fasilitas
umumnya. Lokasi Situs Ratu boko mempunyai beberapa fasilitas umum untuk wisatawan, Peta
utilitas umum Situs Ratu Boko dapat terlihat pada Gambar IV-12 :

111
Gambar IV-23 Peta Utilitas Situs Ratu Boko

Gambar IV-24 Hasil Buffering Kawasan Situs Ratu Boko


`Berikut analisis utilitas yang terdapat di kawasan Situs Ratu Boko berdasarkan standar
kelayakan tujuan tempat wisata :
1. Objek
Situs Ratu Boko merupakan situs purbakala yang berbentuk seperti sebuah istana
yang berbenteng yang telah di tetapkan menjadi situs warisan dunia oleh UNESCO
pada tahun 1995. Terdapat 6 bangunan bangian dari Situs Ratu Boko dan terdapat 1
gua di bagian belakang Situs Ratu Boko. Dari hasil digitasi yang dilakukan, Situs
Ratu Boko memiliki luas sebesar 15,8 ha.

112
2. Akses
Terdapat 2 akses menuju Situs Ratu Boko. Akses jalan pertama menghubungkan ke
pintu masuk pertama di bagian barat dari Situs ratu Boko, memiliki lebar sekitar 5
meter yang muat untuk keluar masuknya angkutan seukuran bis pariwisata. Akses
jalan kedua memiliki lebar kurang dari 5 meter yang hanya bisa di akses oleh mobil
dan motor yang terhubung ke pintu masuk kedua di bagian timur dari Situs Ratu
Boko. Kedua pintu masuk memiliki parkiran yang luas sesuai ukuran kategori jalan
yang di lewati jenis kendaraan.
3. Akomodasi
Penginapan di sekitar Situs Ratu Boko yang paling dekat berjarak sekitar 1km,
namun jika dari Candi Prambanan hanya berjarak sekitar 100-500meter. Hal ini
disebabkan karena Situs Ratu Boko bukanlah tujuan utama bagi sebagian besar
para wisatawan, sehingga tidak adanya penginapan di dekat Situs Ratu Boko.
4. Fasilitas
Fasilitas yang terdapat di Situs Ratu Boko yaitu pusat informasi baik untuk
wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, pemandu wisata yang selalu
ada di dekat pintu masuk, loket di pintu masuk, gerbang pemeriksaan karcis, ruang
tunggu travel wisata, ruang pertemuan, toilet, dan petugas parkir yang semuanya
berada di di bagian dekat pintu masuk Situs Ratu Boko yang berjarak sekitar 300
sampai 400 meter jika di tarik garis lurus dari kawasan bangunan situs ratu boko.
Fasilitas terdekat berjarak yang dapat di temui berada sekitar 100 meter dari
kawasan bangunan situs ratu boko yaitu toilet dan masjid. Sedangkan papan
informasi bangunan situs ada di setiap bangunan situs dan papan petunjuk arah
yang tersebar di dalam kawasan Situs Ratu Boko.
5. Transportasi
Tidak adanya angkutan umum seperti bus atau angkot yang menuju Situs Ratu
Boko membuat kesulitan bagi wisatawan yang tidak mempunyai kendaraan pribadi.
Namun terdapat ojek, becak (dapat di temui di pasar prambanan yang berjarak lebih
dari 1km dari Situs Ratu Boko) dan travel perjalanan khusus Prambanan Ratu
Boko.
6. Catering Service
Terdapat restoran Boko Sunset yang menawarkan berbagai macam makanan lokal
yang terdapat di dekat pintu masuk berjarak sekitar 400meter dari kawasan

113
banguna Situs Ratu Boko. Selain restoran Boko Sunset terdapat pula rumah
makan/warung yang di kelola oleh masyarakat sekitar kawasan Situs Ratu Boko,
yaitu masyarakat dari desa Bokoharjo dan Sambirejo, namun kegiatan usaha rumah
makan/warung tersebut belum dikelola secara maksimal baik dari msayarakat
sekitar mau pun oleh pengelola Situs Ratu Boko, terlihat dari kurangnya penataan
rumah makan tersebut yang berada tersebar di luar pagar kawasan Situs ratu Boko .
7. Aktifitas Rekreasi
Kegiatan pada umumnya yang di lakukan oleh para wisatawan di situs ratu boko
adalah jalan-jalan dan berfoto sambil menikmati keunikan bagunan cagar purbakala
Situs Ratu Boko. Jarak yang di tempuh untuk berjalan kaki mengitari Situs Ratu
Boko secara keseluruhan sekitar sepanjang 1.535 meter.
8. Perbelanjaan
Untuk pembelian survenir ataupun oleh-oleh khas dari Situs Ratu Boko sendiri
hanya dapat bisa di beli dari satu tempat yang disediakan pengelola wisata itu
sendiri yang berjarak sekitar 400meter dari kawasan bangunan Situs Ratu Boko,
sedangkan dari pengelolaan masyarakatnya sendiri sama sekali tidak ada, perlu
adanya pelatihan dan bimbingan untuk membuak peluang usaha selain rumah
makan dan warung.
9. Komunikasi
Letak Situs Ratu Boko berada di dataran tinggi dan rimbun pohon, namun
jangkauan sinyal telekomunikasi terbilang masih baik untuk berkomunikasi.
10. Sistem Perbankan
Tidak adanya Bank ataupun ATM baik didalam kawasan Situs Ratu Boko maupun
diluar kawasan menjadi kesulitan tersendiri bagi wisatawan untuk mendapatkan
uang lebih dalam berbelanja.
11. Kesehatan
Tidak adanya poliklinik kesehatan di kawasan Situs Ratu Boko menjadi kurangnya
ketersediaan pelayanan kesehatan bagi para wisatawan jika terjadi kecelakaan
ataupun penyakit yang secara mendadak dialami wisatawan. Ketersediaan obat-
obatan untuk penyakit yang di alami oleh wisatawan hanya bisa di temui di apotik
desa yang jaraknya lebih dari 500 meter.
12. Keamanan

114
Pos penjagaan utama berada di depan pintu masuk kawasan Situs Ratu Boko yang
berjarak sekitar 300 meter dari kawasan bangunan Situs Ratu Boko. Namun
terdapat pula pos penjagaan yang berada di dalam kawasan bangunan Situs Ratu
Boko, tetapi kurang terawat.
13. Kebersihan
Pengelola Situs Ratu Boko mempekerjakan masyarakat sekitar untuk menjadi
petugas kebersihan di Situs Ratu Boko dan banyak tersebarnya tempat sampah di
sepanjang jalan dan di tempat peristirahatan.
14. Sarana Ibadah
Terdapat 1 musholla yang berada di dalam kawasan Situs Ratu Boko, tepatnya di
dekat pintu masuk loket yang berjarak sekitar 300 meter, 1 masjid yang berada di
dekat parkir bis yang berjarak sekitar 350 meter, dan 1 masjid yang berada di luar
pagar kawasan dekat rumah makan yang di kelola oleh masyarakat sekitar yang
berjarak sekitar 100 meter dari kawasan bangunan Situs Ratu boko.
Sarana dan prasarana di Situs Ratu Boko yang terdapat di Situs Ratu Boko cukup baik.
Banyaknya sarana dan prasarana yang tersedia membuat beberapa wisatawan datang
kembali ke Situs Ratu Boko, namun masih belum lengkap. Terlihat beberapa indikator
yang belum terpenuhi. Ada baiknya dilakukan peningkatan dan penambahan dalam
indikator yang belum terpenuhi tersebut seperti :
1. Akomodasi, pengelola kawasan Situs Ratu Boko sebaiknya menyediakan
penginapan terdekat ataupun bekerja sama dengan masyarakat sekitar untuk
menyediakan beberapa penginapan.
2. Transportasi, tidak adanya angkutan umum menjadi titik perhatian pemerintah
daerah dalam menyediakan jalur trayek umum menuju Situs Ratu Boko untuk
kenyamanan dan keamanan wisatawan dalam perjalanan.
3. Sistem perbankan, pengelola kawasan Situs Ratu Boko sebaiknya bekerja sama
dengan instasi bank dalam menyediakan ATM untuk kenyamanan wisatawan.
4. Kesehatan, ada baiknya ketersediaan prasarana di bidang kesehatan di kawasan
Situs Ratu Boko segera di penuhi untuk keselamatan wisatawan.
5. Perbelanjaan, untuk kenyamanan wisatawan ada baiknya toko survenir tidak hanya
satu dalam menyediakan barang khas Situs Ratu Boko. Penambahan toko survenir
bisa dilakukan dengan bekerja sama dengan masyarakat untuk menghasilkan
produk khas Situs ratu Boko

115
Bab V `Kesimpulan dan Saran

V.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan dari rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut :
1. Hasil análisis TCM dan CVM
a. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel WTP dan pendapatan pada
hitungan CVM yang paling mempengaruhi dan nilai ekonomi manfaat
keberadaan kawasan Situs Ratu Boko Rp. 40.263.332.930,-.
b. Hasil analisis pada hitungan TCM Domestik menunjukkan bahwa
variabel pendapatan dan alternatif lokasi yang paling mempengaruhi
fungsi kawasan tersebut sebagai penyedia jasa, dan diperoleh nilai
manfaat kawasan tersebut berdasarkan fungsinya sebagai penyedia jasa
adalah sebesar Rp Rp 454.200.000.100,-.
c. Hitungan TCM Mancanegara, variabel frekuensi kunjungan, pendapatan
dan alternatif lokasi yang paling mempengaruhi fungsi kawasan tersebut
sebagai penyedia jasa dan diperoleh nilai manfaat kawasan tersebut
berdasarkan fungsinya sebagai penyedia jasa adalah sebesar Rp
3.889.560.053.000,-.
2. Kondisi ultilitas Situs Ratu Boko dapat dikatakan dapat diindikatorkan cukup
baik denga sarana prasarana yang terawat baik, namun beberapa indikator
belum terpenuhi seperti :
a. Tidak tersedia penginapan terdekat di sekitar Situs Ratu Boko.
b. Ketersediaan transportasi menuju Situs Ratu boko sangatlah minim
c. Tidak tersedia sistem perbankan, seperti ATM untuk pengambilan uang
tunai.
d. Tidak tersedianya prasarana di bidang kesehatan di kawasan Situs Ratu
Boko.
e. Minimnya toko survenir untuk menyediakan survenir khas Situs Ratu
Boko

116
V.2 Saran
Saran yang perlu diperhatikan setelah melakukan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Dalam menguji ketelitian, hendaknya jumlah responden yang digunakan semakin
banyak. Karena semakin banyak responden, akan menunjukkan tingkat kesalahan
yang semakin kecil.
2. Pada proses reject data sebaiknya dilakukan satu per satu atau tidak dalam jumlah
yang banyak dalam proses reject data untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.
3. Pengambilan sampel CVM maupun TCM haruslah melihat situasi dan kondisi di
lapangan, jika perlu diadakan tahapan studi tentang lingkungan sekitar kawasan
agar tahu kondisi sosial yang ada di kawasan tersebut.
4. Pengambilan data kuisioner pada responden TCM, dilakukan saat akhir pekan atau
hari libur. Karena responden atau pengunjung banyak yang datang pada hari libur.
Sedangkan untuk data CVM hendaknya pengumpulannya dilakukan pada hari-hari
kerja, atau yang sepi pengunjung.
5. Pengelola Situs Ratu Boko dan masyarakat sebaiknya bekerja sama dalam
membangun dan membina tempat usaha agar tertata dan banyak variasi dalam jenis
barang yang dijualkan.

117
DAFTAR PUSTAKA

Amir, A; Junaidi; Yulmardi. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Penerapannya.


IPB Press. Bogor
Ayuti, M. S. dkk. 2003. Menapak jejak Kepurbakalaan Ratu Boko. Ratu Boko Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Daerah Kabupaten Sleman. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Sleman.
Balai Pelestarian Cagar Budaya. 2013. Selayang Pandang Candi-Candi di Yogyakarta.
Balai Cagar Budaya Yogyakarta.
Baskoro, D. (2013). Permintaan Sumber Daya. Bandung.
BPN. 2012. Panduan Latihan Hitung Pengolahan Data Tekstual Penilaian ZNEK dengan
Pendekatan CVM (Contingent Valuation Method). Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Direktorat Survei Potensi Tanah.
BPN. 2012. Panduan Latihan Hitung Pengolahan Data Tekstual Penilaian ZNEK dengan
Pendekatan TCM (Travel Cost Method). Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Direktorat Survei Potensi Tanah.
Buwana, A. A. (2006). Prediksi Penjualan PT Usaha Varia Beton Menggunakan Artificial
Neural Network. (Graduate Thesis, Institut Teknologi Surabaya).
Cininta, A. I. 2016 Analisis Nilai Ekonomi Kawasan Menggunakan Travel Cost Method
(TCM) dan Contingen Valuation Method (CVM) Untuk Pembuatan Peta Zona Nilai
Ekonomi Kawasan dengan SIG Skripsi Jurusan Teknik Geodesi Universitas
Diponegoro.
Danniel, Moehar. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta. Bumi Aksara.
ESRI. 1990. Understanding GIS: The Arc/ Info Method Envoronmental System Research
Institute. Redlands, CA. United State.
Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan : Teori dan Aplikasi. Jakarta
: Gramedia Pustaka Utama.
Fauzi, A. 2010. Ekonomi Perikanan. Teori, Kebijakan, dan Pengelolaan. PT. Gramedia
Utama. Jakarta
Firdaus, Muhammad. 2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Bumi Aksara.

xvi
Gamal, Suwantoro, 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi
Gilarso, T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Kanisius.
Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Keempat,
Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Mulivariate dengan progam IBM SPSS 19.
Semarang: Badan penerbit-Undip.
Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Hariyati, Yuli. 2007. Ekonomi Mikro. Jember: CSS.
James J. Spillane. 1987. Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya. Kanisius.
Yogyakarta.

Manik, Y. M. 2014. Pembuatan Peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan (ZNEK) Berdasarkan
Willingness To Pay (WTP). Skripsi Jurusan Teknik Geodesi Universitas Diponegoro.
Mankiw, N.Gregory. 2000. Teori Makro Ekonomi. Jakarta:Erlangga
Margono. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Mc.Eachern, William. 2001. Pengantar Ekonomi Mikro.Jakarta. PT.Salemba Empat

Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, 2010. Judul : Psikologi Remaja (Perkembangan
Peserta Dididik). Penerbit PT Bumi Aksara : Jakarta.

Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter. Buku II. Edisi ke 1. Cetakan Kesepuluh. BPFE
UGM.Yogyakarta.

Pendit S nyoman, 1994. Ilmu Pariwisata : Sebuah Pengantar Perdana, Jakarta PT.Pradnya
Paramita

Pendit. S, Nyoman. 1999, Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana, Jakarta: Pradnya
Paramita.

Permata, Muhammad Rahmad. 2012. Analisa Ability to Pay dan Willingness to Pay
Pengguna Jasa Kereta Api Bandara Soekarno Hatta – Manggarai. Depok : Tesis
Program Pasca Sarjana Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil Universitas
Indonesia.

Prahasta, Eddy. 2001, Konsep – Konsep Dasar Sistem Informasi Geografi, Bandung : CV.
Informatika.

xvii
Prahasta, Eddy. 2005. Konsep - Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis.
Bandung : CV. Informatika.

Pramastuti, Herni., 2008. Candi-candi di Yogyakarta: selayang pandang. Yogyakarta:


Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta.

Saputra, A. S. 2016. Pemanfaatan Nilai Willingness To Pay Untuk Pembuatan Peta Zona
Nilai Ekonomi Kawasan Menggunakan Travel Cost Method dan Contingent
Valuation Method Dengan Sistem Informasi Geografis. Skripsi Jurusan Teknik
Geodesi Universitas Diponegoro.

Soekadijo. R. G. 2000, Anatomi Pariwisata, Memahami Pariwisata Sebagai Sistematic


Linkage, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Suyitno. 2001. Perencanaan Wisata. Yogyakarta: Kanisius

Sugiyono. 2001. Statistika untuk Penelitain. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis: Penerbit CV. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. 2014 . Metode Penelitian Manajemen. Bandung : Alfabeta.

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Usolikhah, A. 2015. Pembuatan Peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan (ZNEK) Dengan
Travel Cost Method (TCM) dan Contingen Valuation Method (CVM) Menggunakan
Sistem Informasi Geografis (SIG). Skripsi Jurusan Teknik Geodesi Universitas
Diponegoro.
Virgantari, dkk. 2011. Analisis Permintaan Ikan di Indonesia: Pendekatan Model
Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS). Jurnal Sosek KP. Vol. 6(2).
Yuty, Oka A. 2008. Ekonomi Pariwisata. Kompas. Jakarta
Yoeti, Oka. A. 1995, Pengantar Ilmu Pariwisata, Jakarta : Angkasa.
Zalukhu, Sukawati & Meyers, Koen. (2009). Panduan Dasar Pelaksanaan Ekowisata.
Jakarta: Unesco Office

xviii
_____.https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=12&idmateri=50
&lvl1=4&lvl2=8&lvl3=0&kl=7 . Diakses pada tanggal 6 September 2016

_____.http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/149-artikel-kekayaan-negara-
dan-perimbangan-keuangan/20429-travel-cost-dan-contingent-valuation-method-
sebagai-metode-dalam-penilaian-manfaat-wisata-dari-sumber-daya-hutan. Diakses
pada tanggal 15 Oktober 2016
_____.https://omtanah.com/2010/12/19/konsep-dasar-penilaian-ekonomi-kawasan/.
Diakses pada tanggal 6 September 2016
_____.http://www.feedsia.com/search?q=teori+ekonomi. Diakses pada tanggal 6
September 2016
_____.https://coretanpetualang.wordpress.com/2013/05/23/istana-ratu-boko-peta-wisata/.
Diakses pada tanggal 6 September 2016
_____.http://www.slemankab.go.id/profil-kabupaten-sleman/geografi/peta. Diakses pada
tanggal 11 Oktober 2016
_____.https://www.google.co.id/maps/place/Ratu+Boko. Diakses pada tanggal 11 Oktober
2016

xix
xx
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xvi

Anda mungkin juga menyukai