Tercatat pada tanggal 26 juli 1922, Chairil Anwar dilahirkan. Chairil
Anwar menjadi anak satu-satunya dari pasangan Toeles yang berasal dari negeri Taeh, yang pada jaman revolusi menjadi Bupati Indagiri Riau dan Saleha seseorang yang masih mempunyai tali keluarga dengan ayah Sutan Syahrir perdana mentri pertama di Indonesia. ( Rosihan Anwar, 2012:95 ) Masa kecil Chairil Anwar dihabiskan di medan dengan bersekolah di Hollandsch Inlandsche School (setingkat SD) dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (setingkat smp). Pada Saat itu tidaklah terlalu bahagia, orangtuanya bercerai. Ayahnya menikah lagi dan dia ikut ibunya ke Jakarta. Hal itu membuatnya putus sekolah pada tingkat SMP. Meskipun tidak menyelesaikan sekolahnya, Chairil Anwar mampu menguasai tiga bahasa, yaitu Bahasa Inggris, Bahasa Belanda dan Bahasa Jerman. Pada Umur 20 tahun Chairil Anwar mulai mempublikasikan hasil puisinya. Dimana pada saat itu dia mencoba mengirimkan hasil sajaknya kemajalah Nisan dan memuat tentang sajak yang dia buat. Hal ini menjadi tonggak awal puisinya mulai dikenal di Indonesia. Pelopor Angkatan 45 sebutan yang diberikan untuk Chairil Anwar oleh H.B Jassin seorang kritikus sastra pertama yang membicarakan Chairil Anwar. Dalam sajak dan prosanya Chairil Anwar menggunakan bahasa sehari-hari dengan imajinasinya hidup serta pilihan kata yang platis ( Ajib Rosidi, 1969:25 ). Dalam karyanya, Chairil Anwar mampu membuat Bahasa Indonesia yang sederhana menjadi bahasa yang mempunyai makna sangat dalam meskipun pada saat itu Bahasa Indonesia masih mengalami perkembangan. Banyak puisinya yang di salahfahamkan oleh masyarakat pada jaman itu, seperti pada sajaknya yang sangat terkenal yang berjudul aku . Masyarakat pada saat itu mengartikan sajak itu tentang arti perjuangan dan pemberontakan, padahal menurut asrul sani sajak itu
berisi tentang teriakan putus asa dan rasa gentir. ( wayannirwansetiabudiword
presscom. 2013 ) Berikut adalah salah satu sajak berjudul aku yang sering menjadi perbincangan dan membuat Chairil Anwar dinobatkan menjadi Pelopor Angkatan 45 dan Pembaharu puisi Indonesia. Aku Kalau sampai waktuku Ku tak mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu-sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih perih Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi
Chairil anwar sadar dan paham bahwa dalam pembuatan sajak-sajaknya di
pengaruhi oleh budaya Eropa barat ( Ajib Rosidi, 1969:31 ). Dalam pembuatan sajak-sajaknya Chairil Anwar tidak hanya sekedar membuat suatu sajak belaka tetapi mengambil intisari kehidupan dengan menganut faham individualisme. Pada usianya yang baru 27 tahun, Chairil Anwar sudah meninggal dikarenakan gaya hidup semrawut yang membuat kondisi fisiknya menjadi lemah,
ada yang menyebutkan dikarenakan penyakit TBC (erabacacom 2012) . Tepatnya
pada tanggal 28 april 1949. Jenazahnya dibawa dari rumah sakit umum CBZ ( sekarang Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo ) ke Perkuburan Umum Karet Bivak Jakarta. Hingga akhir hayatnya, diperkirakan Chairil Anwar telah menghasilkan 94 karya termasuk 70 puisi yang sudah dipublikasikan setelah dia wafat. ( nasionalkompascom 2013 )
Daftar Pustaka
Rosidi, Aji (1969) : Sejarah Sastra Indonesia, 24-33
Anwar, Rosihan (2012) : Sejarah Kecil Petite Histoire Indonesia, Sang Pelopor, Jilid 6, 93-98 KOMPAS , Aku Ini Binatang Jalang 2011 http://www.profilpedia.com/2014/05/profil-dan-biografi-chairil-anwar.html http://www.erabaca.com/2012/03/biografi-chairil-anwar-profil-dan-foto.html https://wayannirwansetiabudi.wordpress.com/2013/05/02/biografi-chairil-anwar/ http://duniabaca.com/biografi-chairil-anwar-si-binatang-jalang.html http://www.karyapuisi.com/2010/04/biografi-chairil-anwar-1922-1949.html http://uniqpost.com/profil/chairil-anwar/ http://nasional.kompas.com/read/2013/11/22/1414004/Bertemu.Putri.Tunggal.Cha iril.Anwar