Disusun Oleh :
NIM : 19022000074
Kelas : 1B
Dosen Pengampu :
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dan tak lupa pula saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya. Sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Kewarganegaraan yang membahas
tentang “Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi bagi
Mahasiswa”. Dan juga saya berterima kasih kepada Bapak Rumadi selaku dosen
mata kuliah Pedidikan Kewarganegaraan di Universitas Merdeka Malang yang
telah memberikan tugas ini kepada saya.
Adapun makalah ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai referensi buku dan referensi internet, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan
bayak terima kasih kepada seluruh referensi-referensi yang telah membantu saya
dalam pembuatan makalah ini.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Pentingnya Pendidikan
Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi bagi Mahasiswa, khususnya bagi penulis.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Nurhannisa Kusumasari
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………...15
3.2 Saran………………………………………………………………………….15
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, muncul beberapa
rumusan masalah yang menarik untuk dikaji, antara lain :
a. Apa Pengertian dari Pendidikan Kewarganegaraan?
b. Bagaimana Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan?
c. Alasan Mengapa diperlukan Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan
Tinggi bagi Mahasiswa?
d. Apa Hakikat Mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan?
e. Bagaimana Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Berbagai
Masalah di Indonesia?
1.3 Tujuan
a. Memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen untuk pertambahan nilai Ujian
Tengah Semester
b. Untuk mengetahui pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
c. Untuk mengetahui sejarah Pendidikan Kewarganegaraan
d. Untuk mengetahui alasan diperlukannya Pendidikan Kewarganegaraan di
Perguruan Tinggi bagi Mahasiswa
e. Untuk mengetahui hakikat mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan
f. Untuk mengetahui pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan terhadap
berbagai masalah di Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan dimanapun umumnya bertujuan untuk membantuk negara yang
baik.
4
dewasa), pernikahan dan keluarga;
2.) Bezit dari obyek hukum : Eigendom Eropa dan hak-hak atas tanah,
hak-hak agraris atas tanah, kedaulatan raja terhadap
kewajibankewajiban warga negara;
3.) Sejarah pemerintahan Hindia Belanda, perundang-undangan, alat
pembayaran, dan kesejahteraan.
Dari materi ke dua buku di atas, jelas terlihat bahwa pada zaman Hindia
Belanda belum terdapat kesatuan pendapat tentang materi pelajaran civics.
5
f. Keuangan negara.
g. Pajak.
h. Perekonomian termasuk koperasi.
5. Pada tahun 1961 istilah kewarganegaraan diganti dengan kewargaan Negara
karena menitikberatkan warga sesuai dengan Pasal 26 Ayat (2) UUD 1945
yang mengandung pengertian akan hak dan kewajiban warga negara
terhadap negara, yang tentu berbeda dengan orang asing. Tetapi istilah
tersebut baru secara resmi dipakai pada tahun 1967 dengan Instruksi Dirjen
Pendidikan Dasar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 31 Tahun
1967. Buku pegangan resminya adalah ”Manusia dan Masyarakat Baru
Indonesia” karang Supardo, dkk. Materinya adalah pidato kenegaraan
Presiden Soekarno ditambah dengan :
a. Pancasila.
b. Sejarah pergerakan.
c. Hak dan kewajiban warga negara.
6. Pada tahun 1966 setelah peristiwa G-30-S/PKI, buku karangan Supardo
tersebut di atas dilarang dipakai. Untuk mengisi kekosongan materi civics,
Departemen P&K mengeluarkan instruksi bahwa materi civics (kewargaan
negara) adalah :
a. Pancasila.
b. UUD 1945.
c. Ketetapan-ketetapan MPRS.
d. Perserikatan Bangsa-Bangsa.
e. Orde Baru.
f. Sejarah Indonesia.
g. Ilmu Bumi Indonesia.
6
pendidikan kewargaan negara. Baru pada tahun 1972 setelah Seminar Nasional
Pengajaran dan Pendidikan Civics (Civic Education) di Tawangmangu Surakarta,
mendapat ketegasan dan memberi batasan bahwa :
a. Civics diganti dengan ”Ilmu Kewargaan Negara,” yaitu suatu disiplin ilmu
dengan obyek studi tentang peranan para warga negara dalam bidang
spiritual, sosial, ekonomi, politik, hukum, dan kebudayaan, sesuai dan
sejauh diatur dalam UUD 1945.
b. Civic education diganti dengan ”Pendidikan Kewargaan Negara,” yaitu
suatu program pendidikan yang tujuan utamanya membina warga negara
yang lebih baik menurut syarat-syarat, kriteria, dan ukuran ketentuan-
ketentuan UUD 1945. Bahannya diambil dari ilmu kewargaan negara
termasuk kewiraan nasional, filsafat Pancasila, mental Pancasila, dan
filsafat pendidikan nasional.
7. Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi :
a. Tahun 1970an–1983 terdapat mata kuliah Kewiraan Nasional dengan
inti pendidikan pendahuluan bela negara.
b. Tahun 1983 – 2000 dengan Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti)
Depdikbud No. 32/DJ/Kep/1983 yang disempurnakan dengan
Keputusan Dirjen Dikti No. 25/DIKTI/Kep/1985 dan disempurnakan
lagi dengan Keputusan Dirjen Dikti No. 151/DIKTI/Kep/2000
ditetapkan Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Pendidikan
Kewiraan.
c. Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas Pasal 39 Ayat (2)
yang menyebutkan isi kurikulum setiap jenis, jalur, dan jenjang
pendidikan wajib memuat pendidikan Pancasila, pendidikan agama, dan
pendidikan kewarganegaraan yang di dalamnya termasuk pendidikan
pendahuluan bela negara yang tercakup dalam MPK, maka dengan
Keputusan Dirjen Dikti No. 150/DIKTI/Kep/2000 mengharuskan untuk
selalu mengevaluasi kesahihan isi silabus dan GBPP pendidikan
kewarganegaraan beserta proses pembelajarannya. Berdasarkan hasil
evaluasi dimaksud, maka dengan Keputusan Dirjen Dikti No.
7
267/DIKTI/Kep/ 2000, ditetapkan penyempurnaan pendidikan
kewarganegaraan pada perguruan tinggi di Indonesia yang memuat
silabus dan GBPP-nya.
d. Tahun 2002, berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
(Mendiknas) No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, maka
dengan Keputusan Dirjen Dikti No. 38/DKITI/Kep/2002 tentang
Ramburambu Pelaksanaan Kelompok Matakuliah Pengembangan
Kepribadian (MPK), ditetapkan Pendidikan Pancasila, Pendidikan
Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan, merupakan kelompok MPK
yang wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi/ kelompok
studi di Perguruan Tinggi.
8
Meskipun pengembangan tersebut dapat dipelajari tanpa menempuh Pendidikan
Kewarganegaraan, akan lebih baik lagi jika Pendidikan ini dimanfaatkan untuk
pengembangan diri seluas-luasnya.
Dalam perjuangan non fisik, harus tetap memegang teguh nilai-nilai ini
disemua aspek kehidupan, khususnya untuk memerangi keterbelakangan,
kemiskinan, kesenjangan social, korupsi, kolusi dan nepotisme; menguasai IPTEK,
meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki daya saing; memelihara
serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa; dan berpikir obyektif, rasional dan
mandiri. Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting karena mempunyai tujuan
untuk mewujudkan warga negara akan sadar bela negara berlandaskan pemahaman
politik kebangsaan dan kepekaan, mengembangkan jati diri dan moral bangsa.
9
akademis yang akan menunjang sosok pribadi mahasiswa. Kepribadian mahasiswa
akan tumbuh seiring dengan waktu dan mengalami proses pembenahan,
pembekalan, penentuan dan akhirnya pemutusan prinsip diri. Negara, masyarakat
masa dating, diperlukan ilmu yang cukup untuk dapat mendukung kokohnya
pendirian suatu negara.
Negara yang akan melangkah maju membutuhkan daya dukung besar dari
masyarakat, membutuhkan tenaga kerja yang lebih berkualitas, dengan semangat
loyalitas yang tinggi. Negara didorong untuk mengunggah masyarakat agar dapat
tercipta rasa persatuan dan kesatuan serta rasa turut memiliki. Masyarakat harus
didasarkan untuk segera mengabdikan dirinya pada negaranya, Bersatu padu dalam
rasa yang sama untuk menghadapi krisis budaya, kepercayaan, moral dan lain-lain.
Negara harus menggambarkan image pada masyarakat agar timbul rasa bangga dan
keinginan untuk melindungi serta mempertahankan negara kita. Pendidikan
Kewarganegaraan adalah sebuah sarana tepat untuk memberikan gambaran secara
langsung tentang hal-hal yang bersangkutan tentang kewarganegaraan pada
mahasiswa. Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting. Dalam konteks
Indonesia, Pendidikan kewarganegaraan itu berisi antara lain mengenai pruralisme
yakni menghargai keragaman, pembelajaran kolaboratif dan kreatifitas. Pendidikan
itu mengajarkan nilai-nilai kewarganegaran dalam kerangka identitas nasional.
10
secara adil dan tidak diskriminatif; (5) berpartisipasi aktif membangun masyarakat
Indonesia yang demokratis dengan berlandaskan pada nilai dan budaya demokrasi
yang bersumber pada Pancasila; (6) memiliki pola sikap, pola piker dan pola
perilaku yang mendukung ketahanan nasional Indonesia serta mampu
menyesuaikan dirinya dengan tuntutan perkembangan zaman demi kemajuan
bangsa.
11
2.4 Apa Hakikat Mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan
12
komunikasi dengan lingkungan yang lebih luas juga tecakup dalam Pendidikan
Kewarganegaraan. Meskipun pengembangan tersebut bisa dipelajari tanpa
menempuh Pendidikan Kewarganegaran, akan lebih baik lagi jika Pendidikan ini di
manfaatkan untuk pengambangan diri seluas-luasnya.
Rasa kewarganegaraan yang tinggi, akan membuat kita tidak akan mudah
goyah dengan iming-iming kejayaan yang sifatnya hanya sementara. Selain itu kita
tidak akan mudah terpengaruh secara langsung budaya yang bukan berasal dari
Indonesia dan juga menghargai segala budaya serta nilai-nilai yang berlaku di
negara kita. Memiliki sikap tersebut tentu tidak bisa kita peroleh begitu saja tanpa
belajar. Oleh karena itu mengapa Pendidikan Kewarganegaraan masih sangat
penting untuk kita pelajari. Sebagai contoh adalah demonstrasi yang tidak
bertanggung jawab yang dilakukan oleh mahasiswa. Tidak ada yang melarang
siapapun untuk berdemonstrasi, tapi tentu saja semua itu ada aturannya. Kekacauan
yang terjadi selama ini adalah mereka tidak mengetahui secara jelas aturan – aturan
yang berlaku ( tidak tahu ilmunya ) sehingga mereka cenderung seenaknya sendiri
dalam mengungkapkan aspirasinya atau mungkin saja mereka tahu tapi tidak mau
tahu ( pengamalan yang salah ). Pada akhirnya hal tersebut bukannya memperbaiki
keadaan malah menjadiakan keadaan semakin terpuruk.
Karena itu pada intinya perlu adanya keseimbangan antara ilmu dan amal.
Ketika semua warga negara sudah mengerti betul apa yang harus dilakukan,
memiliki kesadaran tinggi untuk mengetrapkannya dan akhirnya benar – benar
melaksanakannya sesuai aturan yang berlaku, saya percaya bahwa negara ini akan
menjadi negara yang aman, tentram, damai seperti apa yang sudah diidam-idamkan
sejak dulu. Oleh karena itu Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting
manfaatnya, maka di masa depan harus segera dilakukan perubahan secara
mendasar konsep, orientasi, materi, metode dan evaluasi pembelajarannya.
Tujuannya adalah agar membangun kesadaran para pelajar akan hak dan
kewajibannya sebagai warga negara dan mampu menggunakan sebaik-baiknya
dengan cara demokratis dan juga terdidik.
13
2.5 Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Berbagai Masalah di
Indonesia
Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya merupakan sebuah teori yang
dipelajari dari tingkat Sekolah Dasar hingga ke Perguruan Tinggi saja, melainkan
diperlukan pengamalannya pada kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat dan
berbangsa. Banyaknya masalah yang terjadi di Indonesia sedikit banyak
berpengaruh terhadap pemahaman seseorang pada Pendidikan Kewarganegaraan
yang telah dipelajari. Berikut beberapa masalah yang seringkali terjadi di Indonesia
:
2.Korupsi
Seperti yang sudah kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara
yang terkenal dimata dunia karena tingginya tingkat korupsi yang terjadi. Korupsi
tidak hanya dilakukan oleh pejabat kelas atas didaerah pusat saja, tapi juga oleh
pejabat didaerah kecil. Hal ini menyebabkan kerugian negara yang amat besar yang
menyengsarakan rakyat dan menimbulkan berbagai masalah sosial seperti
kemiskinan, kesenjangan sosial, kualitas pendidikan yang rendah, tingkat
kriminalitas yang tinggi, pengangguran, dan banyaknya daerah tertinggal yang
tidak mendapat fasilitas yang layak. Sebenarnya, negara kita memiliki dana yang
14
cukup untuk mensejahterakan rakyatnya, tetapi karena ulah para koruptor, uang
negara menjadi terbuang sia-sia dan menyengsarakan penduduk. Namun,
penanganan terhadap para koruptor di Indonesia kurang tegas. Jika kita melihat
tindakan yang diambil negara Arab Saudi yang memberlakukan potong tangan,
ataupun negara Tiongkok yang menghukum mati para Koruptor di negaranya, di
Indonesia tidak dapat diberlakukan hal yang demikian dikarenakan adanya HAM.
Namun, apakah mencuri uang rakyat bukan merupakan pelanggaran HAM?
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kompasiana.com/agusprasetyo/landasan-tujuan-visi-misi-dan-
kompetensi-penyelenggaraan-pendidikan-kewarganegaraan-di-perguruan-
tinggi_550ad6e4813311490eb1e69a
http://hanifanrazikah.blogspot.co.id/2016/05/pancasila-solusi-dari-10-
permasalahan.html
http://anisandriyani.blogspot.co.id/2015/03/makalahpendidikan-
kewarganegaraan.html
http://veraryanty.blogspot.co.id/2015/04/landasan-hukum-dan-tujuan-
pendidikan.html
http://www.gudangmateri.com/2011/05/tujuan-pendidikan-kewarganegaraan.html
http://kumpulanblogmahasiswa.blogspot.co.id/2014/11/tugas-makalah-
pendidikan-kewarganegaraan.html
https://irfanramadhan4.wordpress.com/2011/03/01/pengertian-dan-tujuan-
pendidikan-kewarganegaraan-pegertian/
iii