Kerjasama dalam kehidupan sosial politik dapat kita lihat dari nilai-nilai
gotong royong yang sudah menjadi salah satu ciri kehidupan sehari-hari
masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia sejak dulu dalam
kehidupan sosialnya sudah terbiasa hidup dalam suasana gotong
royong. Masyarakat akan saling bantu dan hampir semua kepentingan
masyarakat di desa dibangun oleh masyarakat itu sendiri secara
bergotong royong.
Sila Keempat ini juga merupakan suatu asas, bahwa tata pemerintahan
Republik Indonesia didasarkan atas kedaulatan rakyat, sebagaimana
ditegaskan dalam alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Atas dasar tersebut,
disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia, yang berkedaulatan
rakyat
Mari kita cermati isi pasal 33 ayat 1 UUD 1945 di atas! Berdasarkan
pasal tersebut sesungguhnya perekonomian Indonesia harus disusun
berdasarkan asas kekeluargaan. Salah satu wujud nyata asas
kekeluargaan adalah adanya kerjasama atau gotong royong dalam
membangun perekonomian bangsa.
Berdasarkan UUD 1945 Pasal 30 ayat (1) dan (2) tersebut, ada
beberapa hal yang mesti kita pahami yaitu 1) keikutsertaan warga
negara dalam pertahanan dan keamanan negara merupakan hak dan
kewajiban; 2) pertahanan dan keamanan negara menggunakan sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta; 3) kekuatan utama dalam
sistem pertahanan adalah TNI, sedangkan dalam sistem keamanan
adalah POLRI; 4) kedudukan rakyat dalam pertahanan dan keamanan
sebagai kekuatan pendukung. Ketentuan hak dan kewajiban warga
negara dalam usaha pembelaan negara dan sebagai kekuatan
pendukung.
Kata “wajib” yang diatur dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat (3) dan UURI
Nomor 3 tahun 2002 Pasal 9 ayat (1) mengandung makna, bahwa
setiap warga negara, dalam keadaan tertentu dapat dipaksakan oleh
negara untuk ikut serta dalam pembelaan negara. Namun demikian, di
negara kita sampai saat ini belum ada keharusan untuk mengikuti wajib
militer (secara masal) bagi segenap warga negara Indonesia seperti
diberlakukan di beberapa negara lain. Sekalipun demikian, adakalanya
orang-orang yang memiliki keahlian tertentu (biasanya sarjana) yang
dibutuhkan negara dapat diminta oleh negara untuk mengikuti tes
seleksi penerimaan anggota TNI sekalipun orang tersebut tidak pernah
mendaftarkan diri.
a. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan lingkungan yang paling
efektif untuk menaaamkan nilai-nilai, baik nilai agama, sopan santun,
disiplin, termasuk nilai-nilai Pancasila. Dalam keluarga, setiap orang
mempunyai kedudukan dan peran masing-masing. Misalnya, Ayah
adalah kepala keluarga, ia bertugas mencari nafkah. Selain itu, Ayah
juga adalah pemimpin keluarga yang bertugas mengarahkan semua
anggota keluarga agar menjadi baik. Dalam menjalankan tugasnya,
Ayah di bantu oleh Ibu. Ibu bertugas mengatur rumah dan menjaga
serta mendidik anak-anak. Dalam mengatur rumah, tentu ibu tidak
bekerja sendirian, melainkan di bantu oleh anakanak. Anak-anak harus
membantu ibu mengerjakan pekerjaan rumah, seperti menyapu,
menyiram tanaman dan sebagainya. Dengan demikian, perwujudan
kerjasama dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan cara
bersama-sama membersihkan rumah tempat tinggal, bekerja sama
antaranggota keluarga, kedisiplinan dalam berbagai hal, musyawarah
dalam menyelesaikan masalah keluarga, tolong-menolong, kasih
sayang dengan anggota keluarga, dan berbagai sikap serta perilaku
positif lainnya
b. Lingkungan Sekolah
Kehidupan di sekolah merupakan bentuk miniatur dalam kehidupan
bermasyarakat, oleh sebab itu nilai-nilai yang berkembang di sekolah
pun banyak yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Kerjasama di
sekolah tentu sangat diperlukan karena kegiatan di sekolah tidak akan
berjalan jika komponen-komponen yang berada di sekolah tidak
bekerjasama antara satu dan yang lainnya. Misalnya, kepala sekolah
bertugas memimpin sekolah dan membuat program-program sekolah.
Guru bertugas mendidik anak-anak dan menjalankan program-program
yang telah ditetapkan. Penjaga sekolah bertanggung jawab menjaga
kebersihan dan bersama-sama satpam menjaga keamanan sekolah.
Adapaun para siswa selain berkewajiban belajar dengan sungguh-
sungguh, juga harus ikut serta memelihara lingkungan sekolah dan
mentaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Contoh lain
kerjasama siswa di sekolah diwujudkan melalui partisipasi katif dalam
pembentukan pengurus kelas yang terdiri dari ketua kelas, wakil ketua,
sekretaris, bendahara, dan seksi-seksinya.