PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI
PEMBUATAN TAPE SINGKONG
Dibuat sebagai salah satu tugas Biologi
XII MIPA 2
KELOMPOK 2
1. Alvin Alvani Tresna Ambari (141510 032)
2. Amril Natanagrina (141510 036)
3. Muhammad Rifqi Janjani (141510 199)
4. N. Hasny Lisdaty (141510 206)
5. Salma Nurfadhilah (141510 281)
Laporan
Laporan ini telah disahkan oleh guru pembimbing Biologi kelas XII SMA Negeri 1
Singaparna tahun ajaran 2016-2017 pada:
Tempat : Singaparna
Disusun oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya.
Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar penyusunan laporan ini. Untuk itu, kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
laporan ini.
Terlepas dari itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
penyusunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh Karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritikan dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca sekalian umumnya.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Cover i
Lembar Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
BAB I PENDAHULUAN 1
2.1 Fermentasi 2
2.2 Tape 3
2.3 Ragi 4
2.4 Singkong 5
2.5 Keunggulan Tape 6
2.6 Kelemahan Tape 7
3.1 Alat 8
3.2 Bahan 8
3.3 Cara Pembuatan 8
3.4 Diagram Alir 9
BAB IV PEMBAHASAN 10
4.1 Pembahasan 10
5.1 Kesimpulan 12
5.2 Saran 12
Daftar Pustaka 13
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Tape merupakan salah satu jenis makanan hasil fermentasi secara anaerob
yang mana jamur benang dan khamir yang aktif dalam proses fermentasi tape ini.
Sebagai bahan utama umumnya digunakan ketela pohon, beras ketan atau bahan
bahan lain yang mengandung karbohidrat. Pada fermentasi tape terbentuk
bermacam macam senyawa gula karena adanya kegiatan enzim enzim yang
dikeluarkan mikrobia sehingga menyebabkan karbohidrat terhidrolisis. Selanjutnya
akan difermentasi lebih lanjut menjadi alkohol dan asam asam organik.
1.3 Tujuan
a. Mengetahui proses pembuatan tape singkong.
b. Mengetahui proses fermentasi tape singkong.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Fermentasi
Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan
tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai
respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Fermentasi merupakan proses yang relatif murah yang pada hakekatnya telah
lama dilakukan oleh nenek moyang kita secara tradisional dengan produk-produknya
yang sudah biasa dimakan orang sampai sekarang seperti tape, oncom, kecap,
yoghurt, dan lain lain. Perubahan kimia tadi tergantung pada macam bahan, macam
mikroba, Ph, suhu, adanya aerasi atau usaha lain yang berbeda dengan faktor-
faktor diatas, misalnya penambahan bahan tertentu untuk menggiatkan fermentasi.
2
d) pediococcus dan acetobacter melalui proses oksidasi alkohol.
sebagian asam organik akan bereaksi dengan alkohol membentuk ester yang
memberi cita rasa pada tape.
1.2 Tape
Zat pati yang ada dalam singkong diubah menjadi bentuk yang sederhana
yaitu gula dengan bantuan suatu organisme yang disebut ragi atau khamir (Suriasih,
2001). Tape mempunyai tekstur yang lunak, rasa yang asam manis dan sedikit
mengandung alkohol. Selama fermentasi, tape mengalami perubahan-
perubahan biokimia akibat aktivitas mikroorganisme. Pada dasarnya semua bahan
pangan yang kaya akan karbohidrat dapat diolah menjadi tape.
Berdasarkan bahan bakunya, dikenal berbagai jenis tape yaitu tape ketan,
tape singkong, tape beras, tape sorgum, tape pisang, tape ubi jalar dan tape sukun,
akan tetapi dewasa ini yang paling populer adalah tape singkong dan tape ketan.
Tape merupakan salah satu jenis makanan dari hasil fermentasi bahan baku
yang diberi ragi sebagai sumber mikrobanya. Tape sebagai hasil fermentasi
menghasilkan alkohol dan gula.
3
1.3 Ragi
Kata ragi dipakai untuk menyebut adonan atau ramuan yang digunakan
dalam pembuatan berbagai makanan dan minuman seperti tempe, tape, roti,
anggur, brem dan lain-lain. Ragi untuk tape merupakan populasi campuran genus
dimana terdapat spesies-spesies genus aspergillus, genus saccharomyces, genus
candida, genus hansenula, sedangkan bakteri acetobacter biasanya tidak
ketinggalan. Genus tersebut hidup bersama secara sinergetik.
Adonan ini kemudian didiamkan dalam suhu kamar selama 3 hari dalam
keadaan terbuka, sehingga ditumbuhi khamir dan kapang secara alami. Setelah itu
adonan yang telah ditumbuhi mikroba diperas untuk mengurangi airnya, dan dibuat
bulatanbulatan lalu dikeringkan.
Mikroba mampu hidup pada hampir semua tempat dan keadaan serta mampu
bertahan dalam berbagai keadaan dan lingkungan baik pada suhu, tekanan, Ph,
tingkat osmosis serta keadaan yang ekstrim.
Oleh karena itu pengetahuan tentang mikroba sangat penting dikuasai oleh
mereka yang bekerja atau sedang menuntut ilmu bidang pangan. Mikroba bersifat
mikroskopis, begitu kecilnya sehingga tidak terlihat oleh mata telanjang. Mikroba
terdiri dari beberapa jenis proses pengendalian mutu dan pemeriksaan makanan
misalnya khamir.
Khamir sejak dulu berperan dalam fermentasi yang bersifat alkohol, dimana
produk utama dari metabolisme adalah etanol. Saccharomyces cerevisiae adalah
4
jenis utama yang berperan dalam produksi minuman beralkohol seperti bir dan
anggur dan juga digunakan untuk fermentasi adonan dalam perusahaan roti.
Ragi seperti halnya kebanyakan fungi merupakan organisme yang bernafas secara
aerob. Dalam lingkungan terisolasi dari udara, organisme ini meragikan karbohidrat
menjadi etanol dan karbondioksida. Peragian glukosa oleh ragi merupakan peristiwa
anaerob, ragi sendiri adalah organisme aerob. Pada kondisi anaerob fermentasi oleh
ragi aman intensif, namun ragi sendiri hampir tidak tumbuh. Dengan mengalirkan
udara maka peragian dapat dihambat sempurna dengan memasukkan banyak udara.
1.4 Singkong
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Familia : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
6
menyehatkan tubuh, terutama sistem pencernaan, karena meningkatkan jumlah
bakteri dalam tubuh dan mengurangi jumlah bakteri jahat.
c. Kelebihan lain dari tape mampu mengikat dan mengeluarkan aflatoksin dari
tubuh. Aflaktosin merupakan zat toksik atau racun yang dihasilkan oleh kapang,
terutama aspergillus flavus. Toksik ini banyak kita jumpai dalam kebutuhan
pangan sehari-hari, seperti kecap. konsumsi tape dalam batas normal diharapkan
dapat mereduksi aflatoksin tersebut.
d. Di beberapa negara tropis yang mengonsumsi singkong sebagai karbohidrat
utama, penduduknya rentan menderita anemia. Hal ini dikarenakan singkong
mengandung sianida yang bersifat toksik dalam tubuh manusia konsumsi tape
dapat mencegah terjadinya anemia karena mikroorganisme yang berperan dalam
fermentasinya mampu menghasilkan vitamin B12.
Konsumsi tape yang berlebihan dapat menimbulkan infeksi pada darah dan
gangguan sistem pencernaan. Selain itu, beberapa jenis bakteri yang digunakan
dalam pembuatan tapai berpotensi menyebabkan penyakit pada orang-orang dengan
sistem imun yang terlalu lemah seperti anak-anak balita, kaum lanjut usia, atau
penderita HIV. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, konsumsi tape perlu
dilakukan secara terkendali dan pembuatannya serta penyimpanannya pun dilakukan
dengan higienis.
Tape singkong adalah tape yang dibuat dari singkong yang difermentasi.
Makanan ini populer di Jawa dan dikenal di seluruh tempat, mulai dari Jawa Barat
hingga Jawa Timur. Di Jawa Barat, tape singkong dikenal sebagai peuyeum (bahasa
sunda).
Pembuatan tape melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tape
(saccharomyces cerevisiae) yang ditaburkan pada umbi yang telah dikupas kulitnya.
ada dua teknik pembuatan yang menghasilkan tape biasa, yang basah dan lunak, dan
tape kering, yang lebih legit dan dapat digantung tanpa mengalami kerusakan. tape
kering populer di daerah Priangan Utara (Purwakarta dan Subang), dan dikenal
sebagai buah tangan khas dari daerah ini (dikenal sebagai peuyeum gantung, karena
diperdagangkan dengan cara digantung).
7
BAB III
METODELOGI
3.1 Alat
a. Baskom
b. Daun Pisang
c. Daun Singkong
d. Panci
e. Pisau
f. Sarung Tangan
g. Sendok/Garpu
h. Toples Besar
3.2 Bahan
a. 1 Kg Singkong Muda
b. 1 Butir Ragi Tape
8
3.4 Diagram Alir
Mengupas Singkong
Potong singkong
Kukus singkong
Taburkan ragi
9
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Penggunaan alat dan bahan pada praktikum ini mempunyai tujuan dan
fungsinya masing-masing. Seperti, singkong yang digunakan sebagai bahan dasar
dan nantinya sebagai substrat bagi Saccharomyces cerevisiae dalam proses
fermentasi. Ragi disini berfungsi dalam mempercepat fermentasi tape singkong
karena pada ragi terkandung Saccharomyces cerevisiae.
Reaksi yang terjadi dalam fermentasi singkong menjadi tape adalah glukosa
(C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana, akan menghasilkan etanol
(C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi
makanan.
10
Hasil tape singkong yang telah kami fermentasi selama 2 hari yaitu memiliki rasa
manis, tekstur singkong lebih lembut dibandingkan sebelum difermentasi, warna
putih kekuningan serta menghasilkan aroma alkohol yang khas.
11
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.3 Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
Agamnp. (2015). Cara Membuat Tape Singkong Manis dengan Tekstur Lembut. [online]
Tersedia: http://jajanpinggiran.blogspot.co.id/2015/08/cara-membuat-tape-
singkong-manis-dengan-tekstur-lembut.html. [15 Februari 2016]
13