OLEH :
GINA SONIA
MARDIANA SARI
NURUL HUDA
WELLY YANTI
XII IPA 2
SMAN 1 SELAKAU
2018/2019
0
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan praktikum ini. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas ujian praktek
Biologi. Dalam penyusunan laporan praktikum ini, tentunya banyak memperoleh
masukan-masukan dari beberapa pihak yaitu rekan-rekan siswa/siswi Sman 1 Selakau
dan Ibu Desti Nuzullianti, S. Si, M. Pd selaku guru mata pelajaran Biologi.
Terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB 1 PENDAHULUAN 3
A. LATAR BELAKANG 3
B. RUMUSAN MASALAH 3
C. TUJUAN 3
BAB 3 METODOLOGI
8
C. LANGKAH KERJA 8
A. HASIL PENGAMATAN 10
B. PEMBAHASAN 10
BAB 5 PENUTUP 13
A. KESIMPULAN 13
B. SARAN 13
DAFTAR PUSTAKA
14
LAMPIRAN
15
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape
dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Namun pada
praktikum kali ini akan dilakukan pembuatan tape menggunakan singkong. Berbeda
dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu
mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol,
pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.
Melihat dari konsumsi masyarakat yang gemar mengonsumsi tape, maka penting
diadakan praktikum ini. Selain itu, dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan
pembuatan produk bioteknologi konvensional.
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan
4
BAB 2
DASAR TEORI
Bioteknologi berasal dari kata latin yaitu bio (hidup), teknos (teknologi = penerapan)
dan logos (ilmu). Bioteknologi adalah cabang biologi yang mempelajari pemanfaatan
prinsip ilmiah dan rekayasa terhadap organisme, proses biologis untuk meningkatkan
potensi organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan manusia.
Bisa diartikan juga, bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan
rekayasa genetika secara terpadu untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi
kepentingan manusia.
Tape merupakan hasil dari proses fermentasi dari bahan-bahan yang mengandung
karbohidrat seperti beras ketan dan ubi kayu. Dalam proses fermentasi yang
melibatkan aktivitas mikroorganisme ini terjadi proses pengubahan karbohidrat
menjadi etanol, sehingga bahan makanan hasil fermentasi menjadi lebih enak rasanya
(Sutanto, 2006).
Tape mempunyai rasa sedikit manis dengan sedikit rasa alkohol dan aroma semerbak
yang khas. Tekstur lunak dan berair serta menghasilkan cairan yang merupakan efek
dari fermentasi. Rasa manis pada tape dipengaruhi oleh kadar gula dari tapai itu
sendiri. Tetapi kadang-kadang pada sejenis tape tertentu timbul rasa asam agak
menyengat. Hal ini biasanya disebabkan oleh perlakuan selama proses pembuatan
yang kurang teliti, misalnya penambahan ragi yang terlampau banyak, penutupan
yang kurang sempurna selama proses fermentasi berlangsung, ataupun karena proses
fermentasi yang terlalu lama (Oyon Suwaryono dan Yusti Ismaeni, 1987 dalam
Santosa, 2010).
Fermentasi merupakan suatu cara yang telah dikenal dan digunakan sejak lama sejak
jaman kuno. Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat menjadi
produk tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba.
Bioteknologi berbasis fermentasi sebagian besar merupakan proses produksi barang
dan jasa dengan menerapkan teknologi fermentasi atau yang menggunakan
5
mikroorganisme untuk memproduksi makanan dan minuman seperti: keju, yoghurt,
minuman beralkohol, cuka, sirkol, acar, sosis, kecap, dan lain-lain (Nurcahyo, 2011).
Diantara bahan dasar pembuatan tape yang sering digunakan adalah beras ketan baik
yang hitam maupun yang putih. Tape dari beras ketan inilah yang paling banyak
dijumpai di toko-toko makanan maupun di Supermarket. Namun demikian juga,
belum diketahui apakah ada perbedaan kandungan etanol dalam tape yang dihasilkan
pada pembuatan dengan kedua macam beras ketan tersebut, sehingga dalam penelitian
ini akan dipelajari perbedaan kandungan etanol dalam tape yang dihasilkan dari bahan
dasar beras ketan hitam dan putih dan dengan menggunakan beberapa macam
pembungkus yang berbeda yaitu dengan daun, plastik, dan gelas (Sutanto, 2006).
Beras, ketan, jagung dan ketela pohon, dapat digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan tape. Bahan-bahan tersebut dikukus hingga matang, dihamparkan
ditampah dan setelah dingin dibubuhi ragi, kemudian campuran itu ditaruh dalam
belangga, ditutup dengan daun pisang dan disimpan dalam tempat yang sejuk. Tak
lama kemudian berkhamirlah karena daya kerja organisme-organisme yang terdapat
dalam ragi (Heyne, 1987 dalam Berlian, 2016).
Pada proses pembuatan tape, masyarakat biasanya menggunakan daun pisang sebagai
pembungkusnya. Dengan semakin sulitnya mendapatkan daun terutama di daerah
perkotaan maka masyarakat beralih ke pembungkus atau wadah alternatif yang lebih
mudah diperoleh untuk proses pembuatan tape seperti plastik, gelas, dan wadah yang
lain. Namun demikian, belum diketahui apakah wadah fermentasi dalam pembuatan
tape ini berpengaruh terhadap kandungan etanol dalam tape yang dihasilkan (Sutanto,
2006).
6
semakin banyak sampai nutrisi dimedia tersebut habis. Proses pemecahan karbohidrat
dipengarhui aktivitas mikroorganisme. Dari hasil fermentasi yang dilakukan,
didapatkan pertumbuhan dan tinggi mikroorganisme yang tertinggi adalah waktu
fermentasi 9 hari. Hal ini dikarenakan adanya aktivitas mikroorganisme yang optimal,
sedangkan pada fermentasi hari ke 0 mikroorganisme belum tumbuh dan fermentasi
hari ke 3 didapatkan pertumbuhan dan tinggi mikroorganisme rendah (Hidayati,
2013).
Pada proses pembuatan tape, khamir dan kapang merupakan mikroba yang mengubah
karbohidrat yang terkandung dalam bahan, menjadi gula. Peranan ragi dalam
pembuatan tape adalah mengubah gula menjadi alkohol. Rasa manis pada tape
dipengaruhi oleh kadar gula yang ada dalam tape tersebut. Dalam proses pembuatan
tape, kadang-kadang sering dijumpai adanya tape yang berasa masam. Hal ini dapat
disebabkan oleh adanya kontaminasi sejenis bakteri karena proses pembuatan tape
yang kurang teliti, misalnya penambahan ragi yang berlebihan dan penutupan bahan
pada saat fermentasi berlangsung serta waktu fermentasi yang terlalu lama
(Rukamana, 2001).
BAB 3
METODOLOGI
7
2. Pukul : 11.00 WIB.
1. Alat :
a. Baskom.
b. Garpu.
c. Sendok.
d. Saringan.
e. Panci.
2. Bahan :
a. Ragi.
b. Singkong.
c. Daun pisang.
d. Air.
e. Gula pasir.
C. Langkah Kerja
8
8. Taburkan sedikit gula.
9. Masukkan kembali singkong yang telah diberi ragi dan dialasi daun pisang ke
dalam baskom.
BAB 4
A. Hasil Pengamatan
9
(Gambar tape singkong)
B. Pembahasan
Adapun langkah langkah dalam pembuatan tape singkong yaitu, pertama adalah
dengan mengupas kulit singkong dan dikikis untuk menghilangkan kulit arinya.
Kedua, potong singkong dalam ukuran sedang dan cuci singkong sampai bersih.
Ketiga, kukus singkong menggunakan panci hingga 3/4 matang, tiriskan kedalam
baskom, dan didinginkan.
Keempat, letakkan singkong yang telah dingin diatas daun pisang. Kelima, taburkan
ragi yang telah dihaluskan menggunakan saringan dan
tambahkan sedikit gula.
10
Kemudian masukkan kembali singkong yang telah diberi ragi dan dialasi daun pisang
ke dalam baskom. Lalu, tutup rapat baskom dan biarkan selama 3 hari.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa tape yang
telah disimpan selama 3 hari mengalami perubahan rasa dan aroma. Keadaan atau
tekstur pada singkong berubah menjadi lunak atau empuk. Perubahan biokimia yang
penting pada fermentasi tape adalah hidrolisis pati menjadi
glukosa dan maltosa yang akan memberikan rasa manis serta
perubahan gula menjadi alkohol dan asam organik. Selain itu,
ragi merupakan sumber utama penyediaan enzim-enzim yang
memegang peranan penting dalam dunia industri, termasuk dalam pembuaan tape
singkong. Enzim yang berperan dalam memperbaiki sifat-sifat fungsional tape
singkong adalah enzim amylase dan zymase.
Agar dihasilkan tape singkong yang manis, selain lama fermentasi, pemberian ragi
secukupnya, serta penutupan yang sempurna selama proses fermentasi berlangsung
harus diperhatikan. Lamanya proses fermentasi ini sebaiknya jangan lebih dari tiga
hari. Jika lewat batas maksimum dan pemberian ragi terlalu banyak, mengakibatkan
tape singkong akan lembek dan terasa masam. Rasa masam disebabkan pati yang
diubah oleh enzim amylase menjadi gula (sukrosa mengubahnya lagi menjadi
glukosa. Hasilnya berupa alkohol.
11
Jika proses fermentasi terlalu lama alkohol akan menghasilkan asam asetat sehingga
dapat menghasilkan tape yang terasa masam. PH atau kadar asam asetat yang tinggi
dalam tape dapat mempengaruhi cita rasa tape, malah dapat menyebabkan gangguan
pencernaan. Poses fermentasi yang terlalu lama dapat menghasilkan air tape yang
cukup banyak sedangkan rasa manis pada tape akan berkurang. Dalam proses
fermentasi, glukosa oleh enzim glikolisin akan dipecah dan menghasilkan
karbondioksida, air, serta energi. Energi diperlukan oleh enzim amylase, intervertase
dalam hal proses fermentasi.
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan
produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa yang merupakan gula paling
sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan etanol. Penjabarannya: Gula
(glukosa, fruktosa, atau sukrosa) + Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi.
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat,
tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal
respirasi aerob pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi
tergantung produk akhir yang dihasilkan.
12
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses pembuatan tape singkong dimulai dari pemilihan singkong yang baik, dikuliti,
dan cuci bersih serta ditiriskan. Selanjutnya dikukus sampai matang dan didinginkan
ditaburi ragi secukupnya. Lalu, ditutup rapat dalam wadah dan disimpan selama 3
hari. Dalam pembuatan tape ada dua jenis jamur yang berperan yaitu Endomycopsis
fibullgera untuk mengubah pati menjadi gula sehingga tape terasa manis dan
Saccaromyces cereviceae yang mengubah gula menjadi alkohol.
B. Saran
13
Saran yang dapat penyusun sampaikan setelah praktikum yaitu untuk
mengembangkan pembuatan tape agar lebih memperhatikan sehingga berlangsung
sempurna dan dapat bermanfaat bagi masyarakat, serta meningkatkan peluang usaha
untuk kebutuhan ekonomi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
14
LAMPIRAN
15
16