BIOPROSES
ACARA 4: PEMBUATAN CUKA DARI KULIT PISANG
Disusun oleh
LABORATORIUM BIOPROSES
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOPROSES
Disusun oleh
Disetujui
Dosen Pembimbing
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat
dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan praktikum dan menyusun laporan
PRAKTIKUM BIPROSES dengan judul “PEMBUATAN CUKA DARI KULIT
PISANG” sebagai data hasil pengamatan saya, saya juga menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi kemudahan dan kelancaran
dalam mengerjakan laporan praktikum bioproses.
2. Ibu Susanti Rina Nugraheni, S.T., M.Eng selaku dosen pembimbing
pada Praktikum Bioproses.
3. Ibu Widayati, S.T. selaku pembimbing dan asisten laboratorium yang
membimbing selama jalannya praktikum.
4. Kelompok praktikum saya yang telah bekerja sama dalam melakukan
praktikum.
Laporan praktikum ini saya susun untuk memenuhi tugas PRAKTIKUM
BIOPROSES semester tiga D3 Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta.
Laporan praktikum ini masih jauh dari kata baik, oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk lebih
baik kedepannya dalam membuat laporan.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga laporan praktikum ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Berfungsi mengubah karbohidrat atau pati, gas alkohol, dan gas CO2
yang dikenal sebagai proses fermentasi.
2. Gula pasir
Sebagai nutrien bagi bakteri (sumber energi), selain itu untuk menambah
rasa manis.
3. Sodium sulfit
Sebagai pengawet. Karena kadar alkohol yang terbentuk pada cuka
rendah sehingga perlu penambahan SO2 untuk menambah kadar dan
juga dapat berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan asam asetat.
Selain itu digunakan untuk melengkapi gula dan kekurangan nitrogen
pada kulit pisang.
5. Disinfektan
1. pH
Nilai pH untuk pengamatan hari ke-1 menunjukkan pH sebesar 3,2 dan
pada pengamatan ke-2 mengalami kenikan menjadi 3,8. Hal ini tentunya
cuka yang dihasilkan kurang bagus. Cuka yang baik memiliki pH sekitar
3-3,5. Dalam teori menyatakan bahwa semakin lama fermentasi maka
semakin rendah nilai pH nya hal ini dikarenakan semakin lama
fermentasi maka semakin banyak asam asetat yang terbentuk sehingga
menurunkan nilai pH cuka kulit pisang. Jadi nilai pH yang dihasilkan
belum sesuai dengan teori.
2. Bau
Bau yang dihasilkan sama-sama menyengat, hal ini tentunya belum
sesuai dengan ciri dari cuka yang berkualitas baik. Cuka yang
kualitasnya baik mempunyai aroma khas asam.
3. Warna
Warna yang dihasilkan adalah agak kuning dan bening, hal ini cuka
kurang sesuai dengan ciri dari cuka dari kulit pisang yang kualitas baik.
Cuka dari kulit pisang mempunyai kualitas yang baik mempunyai warna
keabu-abuan.
4. Endapan
Endapan yang dihasilkan pada hari ke-1 dan ke-2 sedikit, Hal ini
tentunya kurang sesuai dengan teori. Menurut teori semakin lama
fermentasi akan menyebabkan TDS yang semakin kecil, sehingga
endapannya semakin banyak. Hal ini disebabkan karena gula yang
terkandung dalam substrat tidak dimetabolisme oleh Acetobacter acetii
menjadi alkohol seperti fermentasi alkohol, selain itu disebabkan karena
makin berkurangnya sumber nutrient dan substrat pada larutan.
5. Gelembung
Gelembung yang dihasilkan untuk hari ke-1, dan ke-2 terlihat terdapat
gelembung. Gelembung ini timbul dari gas CO2 yang terbentuk dari
reaksi yang ada. Semakin lama proses fermentasi maka gas CO2 yang
terbentuk juga akan semakin banyak. Sehingga seharusnya pada
pengamatan hari ke-2 mempunyai gelembung yang lebih banyak dari
pengamatan hari ke-1. Hasil dari percobaan ini tentunya kurang sesuai
dengan teori yang ada.
Menurut saya pada percobaan praktikum bioproses acara pembuatan
cuka dengan menggunakan kulit pisang ini bisa di nyatakan tidak layak.
Karena menurut teori cuka yang baik adalah cuka yang memiliki pH 3-3,5,
warnanya keabu-abuan, aromanya khas asam.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan didapatkan faktor-faktor
yang mempengaruhi fermentasi :
a. Pemilihan mikroba bekteri yang digunakan dapat memenuhi syarat
yaitu produksinya tinggi dan mempunyai rasa khas yang seperti asam
cuka
b. Bahan dasar yang berkualitas pemilihan bahan dasar dapat menentukan
proses fermentasi karena komposisis dan kualitas bahan
c. Suhu harus disesuaikan dengan pertumbuhan bakteri.
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
Table IV.1.1 Data Hasil Pengamatan
Pengamatan pH Bau Warna Endapan Gelembung