Anda di halaman 1dari 40

Laporan praktikum

BIOTEKNOLOGI

UNIT : PEMBUATAN TAPE DAN ES KRIM JUSINTA

NAMA : Muh. Hilmy Afiq


NIM / KELAS : 1616440002/ICP
KELOMPOK :1
PJ UNIT : SAMSIAH NASIR

Program Studi Pendidikan IPA


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar
2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena atas rahmat dan karunia yang telah diberikan, saya dapat menyelesaikan
Laporan tentang “PEMBUATAN TAPE DAN ES KRIM JUSINTA” Saya
menyadari bahwa terselesaikannya laporan ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak-pihak. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih untuk sebesar-besarnya yang
terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan laporan ini. Saya
menyadari dalam penyusunan laporan ini bisa dikatakan masih jauh dari kata
sempurna.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................1

DAFTAR ISI.................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................3

A. Latar belakang.....................................................................................................3

B. Rumusan Masalah................................................................................................3

C. Tujuan percobaan.................................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................5

BAB II METODE PERCOBAAN................................................................................9

A. Waktu dan tempat................................................................................................9

B. Alat dan bahan......................................................................................................9

C. Prosedur kerja........................................................................................................9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................11

A. Hasil Percobaan..................................................................................................11

B. Pembahasan........................................................................................................14

BAB V PENUTUP......................................................................................................15

A. Kesimpulan........................................................................................................15

B. Saran...................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16

LAMPIRAN................................................................................................................17

3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bioteknologi adalah pemanfaatan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu
produk yang dapat digunakan oleh manusia.Bioteknologi dibagi menjadi dua, yaitu,
bioteknologi konvensional (tradisional) dan bioteknologi modern.Bioteknologi
konvensional biasanya menggunakan mikroorganisme berupa bakteri, jamur, dll.
Sedangkan bioteknologi modern biasanya menggunakan teknologi-teknologi yang
dapat membantu kita dalam proses pengkloningan, kultur jaringan.
Pengolahan makanan dengan cara fermentasi merupakan jenis pengolahan makanan
yang cukup tua. Secara tradisional banyak dilakukan di tingkat rumah tangga.
Indonesia sangat kaya akan produk-produk pangan hasil proses fermentasi. Salah satu
contohnya tape.
Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi.
Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda
dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu
mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol,
pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.
Mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces
rouxii, Mucor sp., dan Rhizopus sp.; khamir Saccharomycopsis fibuligera,
Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida
utilis; serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. Kedua kelompok
mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam menghasilkan tape.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembuatan tape?
2. Bagaimana proses pembuatan es krim jusinta?
3. Bagaimana proses terjadinya fermentasi?

5
C. Tujuan percobaan
1. Untuk mengetahui proses pembuatan tape
2. Untuk mengetahui proses pembuatan es krim jusinta
3. Untuk mengetahui proses terjadinya fermentasi

6
BAB II
LANDASAN TEORI

Tapai adalah sejenis penganan yang dihasilkan dari proses peragian atau
fermentasi tapa bisa dibuat dari singkong atau ubi kayu dan juga dibuat dari ketan
pembuatan tape memerlukan kecermatan dan kebersihan yang tinggi agar pembuatan
tape berhasil dengan baik alat-alat dan bahan-bahan yang harus bersih terutama dari
lemak atau minyak alat-alat yang berminyak jika digunakan untuk mengolah
pembuatan tape bisa menyebabkan kegagalan fermentasi air juga harus bersih
menggunakan air hujan juga bisa menyebabkan gagal fermentasi. selain dimakan
langsung tapi juga enak dijadikan olahan lain atau dicampur dengan makanan atau
minuman lain contohnya tape pulut sangat enak untuk campuran cendol atau es
campur bisa juga diolah kembali menjadi wajib atau dodol Adapun tape singkong
selain bisa dijadikan campuran cendol Es campur atau es doger bisa juga dibuat
makanan gorengan rendah Royal tape goreng atau colenak (Kusanti, 2006:61).
Proses pembuatan tape singkong diawali dengan pengupasan kulit singkong
kemudian dibersihkan dengan distorter untuk memilih singkong yang berkualitas baik
dalam singkong dikukus hingga matang (30 menit). singkong matang dibiarkan turun
suhunya hingga mencapai suhu ruang selama 1 jam lalu diberi dengan ragi
selanjutnya singkong tersebut dimasukkan ke dalam tenggorokan atau ada bambu dan
difermentasikan selama 2 sampai 3 hari Menurut aryanta 2000 kriteria tape singkong
yang berkualitas adalah rasanya manis dan sedikit rasa dan aroma asam proses
fermentasi pada pembuatan tape singkong mampu meningkatkan aroma rasa nilai gizi
dan palatabilitas atau cita rasa lezat selama proses fermentasi sianida yang terkandung
dalam singkong Mengalami penurunan secara drastis karena degradasi oleh mikrobia
Namun demikian mekanisme secara detail mengenai hal tersebut belum banyak
diketahui (Harmayani, 2017:37).

7
Saccaromhyces cerevisiae jamur ini dimanfaatkan untuk pembuatan tape roti
dan minuman beralkohol dengan cara fermentasi tape dibuat dari singkong atau beras
ketan dalam pembuatan tape Mikroba yang berperan untuk mengubah protein
menjadi gula sehingga pada awal fermentasi tape berasa manis selain saccharomyces
cerevisiae dalam proses pembuatan tape ini terlibat pula mikroorganisme lainnya
yaitu muncul dan endomycopsis fibuligera kedua mikroorganisme ini turut membantu
dalam mengubah Pati menjadi tape gula sederhana atau glukosa. adanya gula
menyebabkan mikroba yang menggunakan sumber karbon gula mampu tumbuh dan
menghasilkan alkohol keberadaan alkohol juga memacu tumbuhnya bakteri
pengoksidasi alkohol yaitu aseto bakter yang mengubah alkohol menjadi asam asetat
dan menyebabkan rasa masam pada tape yang dihasilkan (Amalyah, 2017: 25).
Perbedaan cara pembuatan tape singkong dan peuyem adalah pada cara
perebusan cara pemeraman dan lama waktu pemeran pada pembuatan tape singkong
singkong mentah direbus atau dikukus sampai matang sedangkan pada pembuatan
tapai singkong cukup direbus dengan setengah matang pada Tapai Tapai ubi kayu di
peran dan Di dalam keranjang kemudian ditutup dengan lama pemeraman tiga hari
tiga malam sedangkan di perang dengan plastik atau daun talas dan diperam selama
2-9 hari kadang juga di angin anginkan selama pemeraman pada saat pemeraman tape
singkong bila penyimpanannya terlalu lama kata apa yang dihasilkan semakin berair
dan rasanya semakin masam penyimpanan khas enzim adalah dengan cara dengan
sehingga sering menjumpai dijual atau dijajakan dengan cara digantung (Harmayani,
2017:38).
Kandungan pati pada substrat dengan variasi campuran ubi kayu dan ubi jalar
ditentukan dengan metode enzimatik. Prinsip analisis dengan metode tersebut adalah
ekstrak pati dimetil sulfoksida dan asam, dihidrolisis oleh enzim amiloglukosidase
menjadi gula. Kandungan gulanya ditentukan dengan penentuan gula total, dan kadar
pati 0,9 kali kadar gula. Data analisis kadar pati substrat ubi kayu dan campuran ubi
jalar terdaftar (Muhiddin, 2018).

8
Fase eksponensial dalam perlakuan kultur murni terjadi hingga 72 jam,
sedangkan pengobatan ragi tape dicapai pada 48 jam. Studi ini menunjukkan hal itu
pada Pada substrat pulp ubi kayu S. cerevisiae dapat tumbuh lebih baik dari pada tape
yeast. Pertumbuhan kultur murni yang lebih baik dibandingkan dengan tape yeast
menunjukkan bahwa dibandingkan dengan jamur dan bakteri, S. cerevisiae mampu
tumbuh lebih baik pada media ampas ubi kayu pada fermentasi solid-state. Ragi tape
adalah sebuah konsorsium mikroba, terdiri dari S. cerevisiae, jamur, dan bakteri [13].
Ini menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik bahwa S. cerevisiae dapat lebih
intensif mendegradasi komponen ubi kayu sebagai sumber nutrisinya pertumbuhan.
Selama fermentasi, S. cerevisiae akan menghasilkan enzim ekstraseluler yang akan
terurai
pati dan serat pangan sebagai nutrisi untuk pertumbuhannya (Hidayat, 2019).
Pengikatan kalium berasal dari penguraian bahan organik oleh
mikroorganisme dalam tumpukan kompos. Bahan kompos yaitu bahan organik segar
yang mengandung kalium dalam kompleks bentuk organik tidak dapat dimanfaatkan
secara langsung oleh tanaman untuk pertumbuhannya. Namun, dengan aktivitas
penguraian oleh mikroorganisme, organik kompleks dapat diubah menjadi organik
sederhana itu pada akhirnya menghasilkan kalium yang dapat diserap oleh tanaman.
Pada dasarnya Potasium memiliki peran penting berperan dalam fotosintesis dalam
pembentukan protein dan selulosa, selain memperkuat tumbuhan batang yang berarti
juga untuk meningkatkan ketahanan tanaman (Indasah, 2020).
Menurut hasil penelitian Karim et al. (2016), terjadi penurunan karbohidrat
kandungan ubi-ubi gari dengan peningkatan tingkat pemasukan ubi jalar yang
menunjukkan bahwa umbi singkong yang digunakan memiliki kandungan
karbohidrat yang lebih banyak dibandingkan dengan ubi jalar yang digunakan, atau
Penggunaan ubi jalar meningkatkan tingkat fermentasi yang akibatnya menghasilkan
tingkat yang lebih tinggi dari pemecahan karbohidrat. Ini mungkin karena kandungan
gula yang lebih tinggi pada ubi jalar merupakan substrat utama untuk fermentasi. Ubi

9
jalar mengandung gula sederhana seperti glukosa, fruktosa, sukrosa dan maltosa yang
membentuk sekitar 32% dari kandungan karbohidratnya (Muhiddin, 2018).

10
BAB II
METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan tempat


Hari/tanggal : Sabtu, 31 Oktober 2020
Waktu : 10.00-Selesai
Tempat : Bulukumba
B. Alat dan bahan
Alat

a. Baskom

b. Pisau

c. Alat pasteurisasi (panci kukusan)

d. Wadah fermentasi (fermentor)

e. Mesin Es Krim /Blender

Bahan

a. umbi ubi kayu

b. ubi jalar

c. Ragi tape

d. susu Maxcreamer

e. susu kental manis

f. gula

g. susu cair rendah lemak

C. Prosedur kerja
1. Pembuatan “Tape Jusinta”

11
a. Umbi ubi jalar (Ipomoea batatas L.) yang digunakan adalah ubi jalar
ungu (Ayamurasaki) dengan umur panen 3 – 4 bulan, sedangkan umbi ubi
kayu yang digunakan adalah ubi kayu jenis manis (Manihot esculenta
Crantz) dengan umur panen 6 - 8 bulan.

b. Umbi ubi jalar ungu dan ubi kayu dikupas, dicuci bersih dan dipotong
serupa dadu dengan ukuran 2 x 2 cm.
c. Umbi ubi jalar ungu dan ubi kayu dikukus secara terpisah, 20 menit
untuk ubi jalar ungu dan 30 menit untuk umbi ubi kayu.

d. Umbi ubi jalar ungu dan ubi kayu dihaluskan dan dicampur dengan
perbandingan 1:1. Untuk pembuatan 1 kg=1000g substrat. Jadi,

singkong/ubi kayu (x) + ubi jalar ungu (y) = tape


JUSINTA x = 500 g + y = 500 g = 1000 g Tape

e. Substrat campuran umbi ubi jalar ungu dan ubi kayu dimasukkan ke
dalam wadah steril (fermentor), lalu disterilisasi dengan lampu UV 2 x 45
menit dalam enkas.

f. Substrat campuran umbi ubi jalar ungu dan ubi kayu steril diinokulasi
dengan inokulum serbuk ragi tape lokal sebanyak 0,1 % (v/v), lalu
dibentuk serupa bolabola dan difermentasi dalam kondisi anaerobik pada
suhu ruang (28C - 30C) selama 1-2 hari.

g. Tape Jusinta siap dikonsumsi atau diolah menjadi es krim

2. Pembuatan Es Krim

a. Sebanyak 208 g Tape Jusinta dimasukkan ke dalam mesin es krim atau


blender.

b. Tambahkan gula 100 g , susu Maxcreamer 100 g, susu kental manis 80 g,


120 mL Susu cair

12
c. Tambahkan 390 g es kristal

d. Blender semua bahan hingga lembut, masukkan ke dalam wadah es krim


dan bekukan dalam freezer

e. Es krim siap dikonsumsi dan uji kualitas

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan
1. Analisis Biaya Produksi
a. Investasi alat dan mesin
N JENIS ALAT JUMLAH @ (dalam ∑(dalam ribu
O (UNIT) ribu Rp) Rp)
1 Baskom 1 Rp. 20.000 Rp. 20.000
2 Pisau 1 Rp. 10.000 Rp. 10.000
3 Panci kukusan 1 Rp. 50.000 Rp.50.000
4 Blender 1 Rp. 150.000 Rp. 150.000
Jumlah(Rp) Rp. 230.000
Bianya penyusutan/bulan Rp. 20.000
Total investasi/umur alat
(12.000/ 12 bulan)
b. Biaya tidak tetap variable
NO BAHAN BAKU JUMLAH @ (ribu Rp) Harga (ribu
Rp)
1 Ubi kayu 1 Rp. 10.000 Rp. 10.000
2 Ubi jalar 1 Rp. 10.000 Rp. 10.000
3 Ragi Tape 1 Rp. 2.000 Rp. 2.000
4 Susu Maxcreamer 1 Rp. 20.000 Rp. 20.000
5 Susu kental manis 1 Rp. 10.000 Rp. 10.000
6 Gula 1 Rp. 15.000 Rp. 15.000
7 Susu cair 1 Rp. 5.000 Rp. 5.000

Jumlah per satu kali produksi(Rp) Rp. 72.000


Jumlah per bulan Rp. 864.000
c. Biaya tetap
NO JENIS ALAT Jumlah (dalam ribu Rp)
1 Listrik Rp. 150.000

14
2 Gas Rp. 15.000
3 Galon Beserta Isi Rp. 10.000
Total biaya per bulan Rp. 175.000
Total biaya per hari Rp. 5.833
Total biaya:
= Biaya variabel + biaya tetap
= Rp. 72.000 + Rp. 175.000
= Rp. 247.000
Harga Pokok Produksi (HPP) roti:
Rp.Total biaya,- / jumlah produk = Rp 247.000/30
= Rp. 8.233-
d. Harga Jual
Melihat HPP produk yaitu Rp. 8.233- dan produk pesaing dengan volume yang
relative sama dijual berkisar Rp 8.000.,,- ditetapkan harga jual “ wine ” adalah
Rp 10.000,-
No Satuan Harga satuan (dalam ribu rp)
1 30 Rp. 10.000

Penerimaan kotor
Jenis kemasan Jumlah Satuan(Rp) Total (Rp)
Tape 30 Rp.5.000 Rp. 150.000
Es Krim 30 Rp. 5.000 Rp. 150.000
Jumlah per satu kali produksi (Rp) Rp.300.000
Pendapatan bersih:
Penerimaan kotor – total biaya
= Rp. 300.000 – Rp. 8.233-
= Rp.291.767
Jadi perkiraan pendapatan untuk satu kali produksi, yaitu sebanyak Rp.291.767
2. Uji Organoleptik
a. Tape
No. Nama Responden Jenis Uji

15
AROMA RASA WARNA

4 4 4
1.
4 4 4
2.
4 4 4
3.
4 4 3
4.
4 4 4
5.
4 4 4
6.
4 3 4
7.
4 4 4
8.
3 3 4
9.
4 4 4
10.
b. Es Krim Jusinta
No. Nama Responden Jenis Uji

AROMA RASA WARNA

3 4 4
1.
4 4 4
2.
4 4 4
3.
4 4 4
4.
4 4 4
5.
4 4 4
6.
3 4 4
7.
4 3 4
8.

16
4 4 3
9.
4 3 4
10.

B. Pembahasan
Praktikum mengenai pembuatan tapai dari singkong yang telah dilakukan bert
ujuan memahami proses pembuatan tapai singkong dengan ubi jalar, mendeskripsikan
Langkah langkah proses pembuatan tapai singkong, memahami peranan organisme
Saccharomyces cerivisiae dalam peragian, memahami Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses terjadinya fermentasi dalam pembuatan tapai singkong dengan
ubi jalar.
Pada praktikum ini, singkong yang digunakan sebagai bahan dasar dan
nantinya sebagi substrat bagi khamir Saccharomyces cerevisiae dalam proses
Fermentasi. Ragi disini berfungsi dalam mempercepat fermentasi tape karena pada
ragi terkandung khamir Saccharomyces cerevisiae kemudian digunakan untuk
memberikan suasana yang cocok untuk mikrobia fermentator berperan aktif dalam
proses fermentasi karbohidrat menjadi etanol. Seperti menurut Sudarmadji et al.
(1989), pada umumnya pembuatan tapai setelah ditaburi ragi, akan ditutup dengan
rapat agar tidak ada udara yang masuk ke dalam wadah penyimpanan. ini disebabkan
karena pada pembutan tapai
singkongmemanfaatkan bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak memerlukan udara 
dalam proses fermentasinya.
Proses pembuatan tapai singkong dengan ubi jalar perlu diperhatikan untuk dapat
menghasilkan tapai yang sesuai dan diinginkan juga dapat dikonsumsi. Proses
pembuatan tapai singkong dimulai dari pemilihan singkong dan Ubi jalar yang baik,
dicuci bersih serta ditiriskan.Selanjutnya dikukus sampai matang dan didinginkan
ditaburi ragi secukupnya.
Penggunaan alat dan bahan pada praktikum ini mempunyai tujuan dan
fungsinya masing-masing. Seperti, singkong dan ubi jalar yang digunakan sebagai

17
bahan dasar dan nantinya sebagai substrat bagi khamir Saccharomyces
cerevisiae dalam proses fermentasi.  Ragi disini berfungsi dalam mempercepat
fermentasi tape singkong karena pada ragi terkandung khamir Saccharomyces
cerevisiae. Didalam wadah yang tertutup berisi tape berlangsung fermentasi karena
apabila telah ditutup suasananya akan bersifat anaerob.
Pemasakan menentukan tekstur dan penampakan produk olahan tape yang
akan dihasilkan. Pengukusan singkong dengan ubi jalar hingga matang akan
menghasilkan tekstur tapai yang lebih lembut dibandingkan dengan pengukusan yang
setengah matang akan menghasilkan tekstur tape yang lebih keras. Pemasakan yang
kurang akan merusak kehidupan organisme dari inokulum yang diberikan.
Sementara,pendinginan yang terlalu lama akan menyebabkan kontaminasi
.Pengukusan singkong dilakukan dalam waktu 30 menit sedangkan ubi jalar 20 menit
untuk melunakkan singkong dan ubi jalar agar enzim mikroba dapat bekerja dengan
baik.
Proses peragian bergantung dengan cara pencampuran substrat dengan
ragi. Apabila pencampuran tidak baik akan menyebabkan fermentasi kurang
sempurna dan menimbulkan kerusakan. Ragi yang ditambahkan biasanya kurang dari
1% atau 10 gram per kilogram singkong yang digunakan.
Fermentasi yang baik dilakukan pada suhu 28-30 0C Fermentasi dilakukan di
dalam wadah yang tertutup dengan rapat-rapat. Fermentasi yang tertutup
akan mencegah terjadinya kontaminasi. Suhu berpengaruh kepada kecepatan
fermentasi, meskipun suhu yang lebih rendah dari 25 0C akan menghasilkan produk
dengan kadar alkohol yang tinggi pada fermentasi . Tape dapat bertahan 2 ± 3 hari
bila di fermentasi pada suhu kamar. Apabila fermentasi dalam suhu kamar melebihi
hasil yang didapatkan akan rusak.
Reaksi yang terjadi dalam fermentasi singkong dengan ubi jalar menjadi
tape adalah glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana, akan
menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi,
dan digunakan pada produksi makanan. C6H12O6 + 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP

18
Hasil tape yang telah difermentasi selama 3 hari yaitu memiliki rasa manis,
tekstur singkong lebih lembut dibandingkan sebelum difermentasi, serta
menghasilkan aroma alkohol yang khas. Setelah tape jadi maka dibuat eskrim jusinta
dimana bahan bahan yang digunakan adalah tape, susu, es batu, max creamer dan
gula. Semua bahan diblender dan dimasukkan kedalam wadah yang selanjutnya di
masukkan kedalam freezer. Setelah membeku eskrim siap disajikan.
Selanjutnya adalah uji organoleptic pada uji aroma, masing masing perlakuan
didapatkan hasil 10% agak suka dengan aromanya, 90 % suka. Dari hasil tersebut
dapat dilihat tingakt kesukaan peanelis lebih menyukai aroma tape 90%. Tape
memiliki aroma alcohol selanjutnya pada uji rasa didapatkan hasil 20% agak suka dan
80 % suka. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap
rasa tape adalah 80%. Rasa pada teh kombucha adalah rasa manis. Terkahir adalah uji
warna 10% agak suka dan 90% suka. Dari hasil tersebut panelis menyukai warna
pada tape yaitu 90%.

LINK VIDIO

19
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional (tradisional)
karena masih menggunakan cara-cara yang terbatas. Pada proses pembuatan tape,
ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam singkong sebagai makanan untuk
pertumbuhannya, sehingga singkong akan menjadi lunak, jamur tersebut akan
merubah glukosa menjadi alkohol. Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces
cereviceae) mengeluarkan enzim yang dapat memecah karbohidrat pada singkong
menjadi gula yang lebih sederhana. Oleh karena itu, tape terasa manis apabila sudah
matang walaupun tanpa diberi gula sebelumnya

B. Saran
1. Laboratorium, sebaiknya menyediakan alat yang tidak dapat praktikan
dapatkan diluar laboratorium
2. Asisten, tetap sabar dalam membimbing kami semua, serta menyiapkan video
dengan jelas sehingga mudah dipahami
3. Praktikan, untuk memahami prosedur kerja dengan benar sesuai arahan
asisten.

20
DAFTAR PUSTAKA

Amalyah, Nurul. 2017. Penyehatan Makanan Dan Minuman A. Yogyakarta: Deepublish.

Harmayani, Eni., Santoso, Umar., Gardjito, Murdijati. 2017. Makanan Tradisional Indonesia.
Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas.

Hidayat, Beni., Hasanuddin, Udin., dkk. 2019. Growth Kinetics of Saccharomyces cerevisiae
and tape yeast on the cassava pulp fermentation. Journal of physics. Vol 150.

Indasah., Muhith, Abdul. 2020. Local Microorganism from tape fermented cassava in
composition and its effect on physical chemical and biological quality in
environmental. International conference earth science and energy. Vol. 519.

Kusantati, Herni. 2006. Keterampilan. Jakarta: Grafindo Media PratamaHarmayani, Eni.,


Santoso, Umar., Gardjito, Murdijati. 2017. Makanan Tradisional Indonesia.
Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas.

Muhiddin, Nurhayani., Ramlawati., dkk. 2018. The changes of starch and sogar on fermented
of mixture of cassava and sweet potatoes using local tape ragi. Journal of physics.
1317.

21
LAMPIRAN

22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

Anda mungkin juga menyukai