“MINYAK SEREH”
Disusun Oleh :
JURUSAN KIMIA
2018
1.1 Minyak Sereh dalam konteks pembelajaran STEM Terintegrasi Etnosains
Sereh wangi adalah tumbuhan dari keluarga rumput-rumputan. Tanaman ini memiliki
nama lain Cymbopogon nardus, tumbuh dengan tinggi sekitar 50-100 cm. Berdaun
tunggal berjumbai seperti pita dengan panjang sampai 1 meter dan lebar 1,5 cm.
Batangnya tidak berkayu, berusuk-rusuk, dan berwarna putih. Tanaman sereh wangi
berkembang biak dengan system bonggol akar. Tanaman ini mengandung geraniol,
metilheptenon, terpen, terpen-alkohol, asam-asam organic, dan terutama sitronela.
Sebagian besar masyarakat mengenal sereh wangi sebagai bumbu penyedap makanan
yang member cita rasa dan aroma pada makanan. Hanya sebagian kecil yang mengetahui
manfaat sereh wangi sebagai bahan baku untuk citronella oil yang bernilai tinggi
disbanding sekedar menjadi bumbu dapur. Minyak sereh wangi merupakan komoditi di
sektor agribisnis yang memiliki pasaran bagus dan berdaya saing kuat di pasaran luar
negeri. Sereh wangi sebagai salah satu tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri
juga bisa dijadikan bahan dasar sabun, obat anti nyamuk, pestisida bahkan bahan dasar
bio aditif, yang bisa bermanfaat untuk penghemat bahan bakar kendaraan.
Di daerah Jawa Barat terdapat penyulingan Minyak Sereh secara konvensional
menggunakan dua cara yaitu Penyulingan dengan Air dan Penyulingan dengan Air dan
Uap atau biasa di sebut system kukus. Alat yang digunakan adalah alat-alat sederhana dan
mudah dijangkau. Masyarakat setempat telah menggunakan cara ini selama bertaun-taun
dan turun menurun, sehingga sebenarnya mereka tidak mengerti tentang bagaimana dan
mengapa minyak sereh tersebut dapat diambil dengan cara seperti itu. Penyulingan
Minyak Sereh secara konvensional ini terdapat prinsip sains dan teknologi, sehingga
dapat diterapkan dalam model pembelajaran STEM terintegrasi Etnosains.
Menurut Tsupros (2009), STEM adalah pendekatan interdisipliner untuk mempelajari
berbagai konsep akademik yang disandingkan dengan dunia nyata dengan menerapkan
prinsip-prinsip sains, matematika, rekayasa dan teknologi ; yang menghubungkan antara
sekolah, komunitas, pekerjaan, dan dunia global, memberikan ruang untuk
pengembangan STEM literasi, dan dengannya memiliki kemampuan untuk bersaing
dalam dunia ekonomi baru. Sedangkan etnosains adalah pembelajaran yang mengangkat
budaya atau kearifan local untuk dijadikan suatu objek pembelajaran sains diharapkan
mampu meningkatkan motivasi dan minat siswa untuk mempelajari sains. Pembelajaran
yang terorganisir dalam suatu system pengetahuan dari budaya dan kearifan local yang
dimiliki, terkait dengan fenomena dan kejadian alam tertentu. (Sudarmin, dan Pujiastuti,
S., E., 2015).
Pembelajaran dengan model STEM terintegrasi Etnosains yang tidak memisahkan
antara sains budaya dan kearifan local juga masyarakat dapat digunakan sebagai suatu
pendekatan pembelajaran guna meningkatkan minat dan motivasi siswa terhadap sains.
Dengan model pembelajaran STEM terintegrasi Etnosains siswa tidak memandang sains
sebagai suatu budaya asing yang mereka pelajari, tetapi dipandang sebagai bagian dari
budaya dan kearifan local yang ada. Cara ini dapat diajarkan dengan pembelajaran yang
berpusat pada siswa sehingga dapat memperbaiki respon siswa terhadap sains dan
meningkatkan kegunaan praktis dari sains, nilai kemanusiaan, dan hubungan antara
individu dengan lingkungan. (Suastra, 2006. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP
Negeri Singaraja, 3.)
1.2 Minyak Sereh
Minyak sereh merupakan minyak atsiri yang banyak mengandung senyawa geraniol
dan sitronelol (Pirhonen dan Sohreck, 2002).
Minyak sereh wangi adalah salah satu minyak atsiri komersial Indonesia yang
diperoleh melalui proses penyulingan. Menurut Boelens (1994), Indonesia adalah
produsen minyak sereh wangi nomor dua terbesar di dunia setelah Cina. Akan tetapi, dari
minyak sereh wangi yang dihasil-kan hampir 75% diekspor dalam bentuk minyak kasar
sedangkan sisanya digunakan untuk keperluan dalam negeri. Indonesia juga mengimpor
minyak sereh wangi dalam bentuk ”pure oil” dengan harga yang jauh lebih mahal dari
harga minyak kasar yang diekspor. Misalnya, selama tahun 2004, ekspor minyak sereh
wangi Indonesia mencapai nilai US$ 469.726 dengan volume ekspor sebesar 115.673 kg,
namun dalam tahun yang sama jumlah impornya mencapai 2,8 kali nilai ekspornya
(BPS, 2005).
Rendahnya harga jual minyak sereh dapat ditingkat-kan melalui usaha mengisolasi
fraksi aktif minyak sereh wangi sehingga akan meningkatkan nilai tambahnya. Teknik
isolasi minyak sereh wangi dapat dilakukan dengan cara penyulingan bertingkat. Hasil
isolasi tersebut berupa senyawa yang disebut Sitronellal, Geraniol, dan Sitronellol. Ketiga
komponen tersebut merupakan komponen yang dominan dalam minyak sereh wangi
(Minyak, Wangi, Oil, & Geraniol, n.d.).
1.3 Analisis STEM dalam pembelajaran Minyak Sereh
Menurut Brown, dkk (2011) STEM adalah meta-disiplin di tingkat sekolah dimana
guru sains, teknologi, teknik, dan matematika mengajar pendekatan terpadu pada masing-
masing materi disiplin ilmu tidak dibagi-bagi tapi ditangain dan diperlakukan sebagai satu
kesatuan yang dinamis. Sedangkan menurut Tsupros (2009) menyatakan bahwa
pendidikan STEM terpadu adalah pendekan interdisiplin pada pembelajaran yang
didalamnya peserta didik menggunakan sains, teknologi, teknik, dan matematika dalam
konteks nyata yang mengkoneksikan antara sekolah, dunia kerja, dan dunia global,
sehingga mengembangkan literasi STEM yang memampukan peserta didik bersaing
dalam era ekonomi baru.
Tabel 1. Analisis STEM dalam Pembuatan Minyak Sereh
[Rekayasa]
Geraniol (gambar 2.3 ) adalah monoterpenoid dan alkohol. Ini adalah bagian
utama dari minyak mawar, Palmarosa minyak, dan minyak sereh (jenis Jawa). Hal ini
juga terjadi dalam jumlah kecil pada geranium, lemon, dan banyak minyak esensial
lainnya.
3. Sitronelol