Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN OBSERVASI

PENERAPAN KURIKULUM DI MAN 1 SEMARANG

disusun oleh :
Izatul Azalia
4301416040

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas suatu bangsa.
Di masa reformasi yang juga diikuti oleh pemberlakuan otonomi daerah berdasarkan
Undang-Undang nomor 2 tahun 1999 serta Undang-undang nomor 25 tentang
perimbangan keuangan pusat dan daerah memiliki dampak logis pada kewenangan
daerah yang semakin otonom, termasuk di dalamnya menyangkut Pendidikan.
Pendidikan adalah salah satu investasi yang akan menghasilkan manusia-manusia yang
memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pembangunan
suatu bangsa. Yang memiliki mutu dan kualitas serta manfaat (benefit) individu, sosial
atau institusional akan diperoleh secara bervariasi. Akan tetapi, manfaat individual tidak
akan diperoleh secara cepat, tetapi perlu waktu yang cukup lama, bahkan bisa satu
generasi bidang pendidikan. Maksudnya dalam hal ini adalah sistem yang
berkesinambungan dan berkelanjutan.
Pendidikan juga tidak bisa dilepaskan oleh sistem cara kerja dalam implementasi
(penerapannya) terhadap suatu manajemen yang juga sebagai pendukung sistem
pendidikan dalam pengaplikasian kurikulum yang sifatnya tidak tetap dan selalu
berubah-ubah. Namun, hal tersebut terjadi karena demi kepentingan serta kebaikan
bersama dalam mewujudkan visi dan misi demi mencapai suatu hasil yang optimal,
dalam hal ini khususnya dunia pendidikan untuk generasi muda yang berkualitas dan
mampu bersaing dalam dunia globalisasi.
Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang
penting karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara pada kurikulum. Kurikulum
dikatakan sebagai sejumlah rencana isi yang merupakan tahapan belajar yang didesain
untuk siswa dengan petunjuk institusi pendidikan yang isinya berupa proses statis
ataupun dinamis dan kompetensi yang harus dimiliki. Kurikulum juga merupakan
seluruh pengalaman di bawah bimbingan dan arahan intstitusi pendidikan yang
membawa ke dalam kondisi belajar. Kurikulum 2013 didesain berdasarkan pada budaya
dan karakter bangsa, berbasis peradaban, dan berbasis pada kompetensi. Dengan
demikian, kurikulum 2013 diyakini mampu mendorong terwujudnya manusia Indonesia
yang bermartabat, beradab, berbudaya, berkarakter, beriman dan bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis, bertanggung jawab, serta mampu menghadapi
tantangan yang muncul di masa depan.
Sisdiknas (2012) menyatakan dalam menentukan keberhasilan ada dua faktor
besar dalam keberhasilan implementasi Kurikulum 2013, faktor penentu utama yaitu
kesesuaian kompetensi pendidik dan ketenaga kependidikan (PTK) dengan kurikulum
dan buku teks. Faktor penentu kedua yaitu faktor yang mendukung yang terdiri dari tiga
unsur, yaitu : (1) ketersediaan buku sebagai bahan ajar dan sumber belajar yang
diintegrasikan standar pembentuk kurikulum; (2) penguatan peran pemerintah dalam
pembinaan dan pengawasan; dan (3) penguatan manajemen sekolah. Perubahan
kurikulum pendidikan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi
kurikulum 2013 harus disertai dengan usaha peningkatan sarana dan prasarana
penunjang seperti perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang terdapat pada
kurikulum 2013 diharapkan mampu meningkatkan keseimbangan kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan secara utuh. Dalam proses belajar mengajar, perangkat
pembelajaran merupakan salah satu hal pokok yang harus tersedia karena merupakan
salah satu indikator keberhasilan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
diinginkan sehingga guru pun lebih terarah dalam memberikan materi kepada siswa.
Pengembangan kurikulum 2013 berorientasi pada peningkatan dan keseimbangan
antara kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Hal ini sejalan dengan
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pada pasal 35 yaitu: “kompetensi lulusan
merupakan kualifikasi kemampuan kelulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang disepakati.” Hal ini juga sejalan
dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi pada tahun 2004 dengan
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Kurikulum
2013 mendapat sorotan dari beberapa pihak. Tentu saja tidak lepas dari pro dan kontra
dari seluruh masyarakat Indonesia karena menimbulkan beberapa masalah.
Pada kurikulum 2013 terdapat pembelajaran yang mendukung kreativitas siswa
yaitu dua pertiga dari kemampuan kecerdasaan dari genetik dan satu pertiga dari
pendidikan. Kemampuan kreativitas dapat diperoleh melalui : observing (mengamat),
questioning (menanya), experimenting (mencoba), associating (menalar), dan
networking (membentuk jejaring).
2. Rumusan Masalah
Berikut adalah beberapa rumusan masalah yang akan kami bahas dalam diskusi
ini, antara lain:
1. Bagaimana penerapan kurikulum di MAN 1 Semarang ?
2. Bagaimana pelaksanaan kurikulum 2013 di MAN 1 Semarang?
3. Apa saja hambatan dalam melaksanakan kurikulum 2013?
3. Tujuan
Berikut adalah beberapa tujuan dalam makalah ini :
1. Mengetahui penerapan kurikulum di MAN 1 Semarang
2. Mengetahui pelaksanaan kurikulum di MAN 1 Semarang
3. Mengetahui hambatan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 di MAN 1 Semarang
4. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini yaitu kita dapat mengetahui bagaimana cara dan
sistem manajemen yang berperan penting dalam penerapan (implementasi) kurikulum
pendidikan yang mempunyai tujuan visi dan misi untuk suatu pencapaian yang optimal
untuk kepentingan bersama, khususnya penerapan kurikulum di MAN 1 Semarang.
PEMBAHASAN

1. Penerapan Kurikulum di MAN 1 Semarang


Dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 yang ideal, menurut Standar
Nasional Pendidikan (SNP) yang tertera dalam PP Nomor 19 Tahun 2005, diganti
dengan PP Nomor 32 Tahun 2013, ada delapan standar yang harus dipenuhi, yaitu, 1)
standar kompetensi lulusan, 2) standar isi, 3) standar proses, 4) standar pendidik dan
tenaga kependidikan, 5) standar sarana dan prasarana, 6) standar pengelolaan, 7) standar
pembiayaan, dan 8) standar penilaian pendidikan.
Kaitan implementasi Kurikulum 2013 dengan konstruksi madrasah sebagai sekolah
berciri khas agama Islam adalah bahwa secara ideal, implementasi Kurikulum 2013 di
madrasah harus berbeda dengan imlementasinya di sekolah-sekolah umum, disamping
terimplementasikan dan terpenuhinya kedelapan standar tersebut, khusus dalam
perencanaan pembelajaran dan dalam proses harus melakukan integrasi nilai-nilai Islam
di dalamnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Arifin dalam Nurzannah (2018) bahwa:
“Tujuan Pendidikan Islam adalah merealisasikan manusia Muslim yang beriman,
bertaqwa dan berilmu pengetahuan yang mampu mengabdikan dirinya kepada Sang
Khaliq dengan personaliti yang seutuhnya menyerahkan diri kepada-Nya dalam seluruh
aspek kehidupan dalam rangka mencari keriaan-Nya.”
Dalam rangka menjawab hal itu, Idi mengemukakan bahwa jika dihubungkan
dengan filsafat Pendidikan Islam yang mengandung empat kompoenen (yang
dikemukakan Arifin tersebut, Pen.), kurikulumnya tentu harus integral dengan ajaran
Islam itu sendiri. Jalaluddin dan Said (1994) menegaskan bahwa “yang menjadi pokok
dari materi kurikulum Pendidikan Islam adalah bahan-bahan, aktivitas dan pengalaman
yang mengandung unnsur ketauhidan.” Oleh sebab itu, dalam proses pembelajaran
bahan-bahan, aktivitas dan pengalaman harus diintegrasikan dengan nilai-nilai religi.
MA Negeri (MAN) 1 Semarang, merupakan salah satu Madrasah aliyah Negeri
yang ada di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Sama dengan MA pada umumnya di
Indonesia masa pendidikan sekolah di MAN 1 Semarang ditempuh dalam waktu tiga
tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas XII. Menurut hasil wawancara dengan
salah satu guru di MAN 1 Semarang, penerapan kurikulum yang digunakan adalah
kurikulum 2013. Karena MAN 1 Semarang merupakan sekolah negeri, jadi diwajibkan
untuk menggunakan kurikulum 2013 yang telah direvisi. Implementasi Standar Proses
Kurikulum 2013 khususnya pada perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran
dan penilaian proses dan hasil pembelajaran harus dilaksanakan sesuai dengan
permendikbud 22 tahun 2016 tentang Standar Proses. Adapun pelaksanaan dari
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil
pembelajaran di merupakan bagian tugas pokok dan fungsi guru. Tupoksi guru yang
paling mendasar berkaitan dengan pembelajaran, yakni merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, serta menilai atau memonitor hasil pembelajaran
(Mulyasa, 2014 : 26). Maka, ketiga tugas mendasar tersebut menyangkut tiga fungsi
manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian.
Adapun pelaksanaan ketiga tugas guru yang ada di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota
Semarang dalam implementasi standar proses kurikulum 2013 adalah membuat
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan menilai hasil dan proses pembelajaran.
Merencanakan pembelajaran merupakan tahap paling awal yang harus dilakukan
guru agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tercapai kompetensi yang sudah
ditetapkan. Perencanaan yang baik akan sangat membantu dalam pelaksanaan
pembelajaran karena guru maupun peserta didik mengetahui dengan pasti tujuan yang
ingin dicapai dan cara mencapainya. Dengan demikian guru dapat mempertahakan
situasi agar peserta didik dapat memusatkan perhatiannya pada pembelajaran yang telah
diprogramkan (Mulyasa, 2007 : 221).
Adapun hal-hal yang dilakukan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran
ekonomi/akuntansi adalah membuat rincian minggu efektif dalam satu semester,
mengidentifikasi silabus pembelajaran, merancang rencana pelaksanaan pembelajaran
yang sesuai dengan pedoman pelaksanaan pembelajaran yakni, permendikbud nomor
103 tahun 2014 tentang pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah.
Perencanaan pembelajaran di MAN 1 Semarang termasuk dalam kategori baik,
guru selalu menyusun RPP sebelum melakukan pembelajaran. Metode pembelajaran
yang di terapkan ada berbagai macam. Nuryanto, salah satu guru kimia di MAN 1
Semarang mengatakan dalam pembelajaran kimia selalu membuat RPP dan
menggunakan metode yang bervariasi, seperti inkuiri, PJBL, PBL dan sebagainya.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan
karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang
berlangsung di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan
permendikbud No. 103 tahun 2014 tentang pembelajaran pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah. Pelaksanaan Kurikulum 2013 di MAN 1 Semarang sudah bisa
dikatakan baik, dalam pembelajaranya mencoba menerapkan system kurikulum 2013
seperti presentasi kelompok dan sebagainya. Namun beberapa guru mengalami
kesulitan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013, karena mata pelajaran kimia
terkadang masih terdapat miskonsepsi, oleh karena itu metode ceramah sebenarnya
masih dibutuhkan untuk menjelaskan konsep-konsep dasar kimia, dan dibantu dengan
beberapa media pendukung seperti animasi atau bentuk molekul.
3. Hambatan
Kesukseskan implementasi kurikulum 2013 terletak pada pemahaman tugas pokok
dan fungsi pada setiap pihak yang terlibat dalam pelaksanaan implementasi kurikulum
2013 dan melaksanakan kewajiban sesuai tupoksi masing-masing merupakan sesuatu
yang mutlak. Hal ini sejalan dengan (Mulyasa : 2014) menyatakan bahwa tupoksi guru
yang paling utama berkaitan dengan pembelajaran yakni : merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, serta menilai/ memonitor hasil pembelajaran.
Tugas pokok dan fungsi dapat dilakukan dengan baik apabila ditunjang dengan
kompetensi yang memadai, serta mengacu pada kemampuan yang diperoleh selama
menempuh pendidikan. Kompetensi guru menunjukkan performansi dan perbuatan yang
rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu dalam melaksanakan tugas-tugas
pendidikan (Mulyasa 2014 : 27).
Efferi (2017), dalam penelitianya mengatakan berkenaan dengan tingkat
pemahaman para guru terhadap kurikulum, kiranya masih perlu senantiasa mendapat
perhatian yang serius terutama oleh pimpinan madrasah, seperti: pemahaman guru
terhadap prinsip-prinsip pembelajaran, pembuatan RPP dan penilaian yang sesuai
dengan Kurikulum 2013. Mengenai respon para guru menyikapi adanya perubahan
terhadap kurikulum, terbagi dua yaitu ada yang menerima dan ada juga yang menolak.
Meskipun para guru sesungguhnya menyadari bahwa suatu perubahan atau inovasi
mengandung arti adanya perubahan dari suatu keadaan yang lama untuk menjadi lebih
baik.
Hal yang sama terjadi di MAN 1 Semarang, dimana diperlukan perhatian yang
serius oleh pimpinan sekolah terhadap pemahaman guru-guru dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013. Pasalnya beberapa guru merupakan guru yang
sudah bisa dibilang tua dan mereka terbiasa menggunakan metode pembelajaran
ceramah yang monoton, jadi perlu diberikan pelatihan dan pemahaman yang lebih. Serta
penggunaan teknologi yang semakin canggih pada kurikulum 2013 membuat guru-guru
senior merasa kesulitan, karena pada dasarnya mereka harus belajar lagi untuk
menggunakan teknologi itu. Jumlah rapot yang banyak juga menjadi kendala, karena
guru harus memperhatikan sikap siswanya satu persatu dan menuliskanya dalam rapot,
tentu saja ini menyulitkan guru-guru senior untuk mengingat siswa-siswanya satu
persatu.

PENUTUP

Simpulan

1. Perencanaan kurikulum 2013 di MAN 1 Semarang dapat dikatakan baik, para


guru selalu membuat RPP sebelum pembelajaran. Terutama guru kimia, selalu
membuat RPP untuk pembelajaran kimia tiap tahunya.
2. Pelaksanaan kurikulum 2013 di MAN 1 Semarang dapat dikatakan baik, para
guru telah berusaha untuk menerapkan kurikulum 2013 dalam pembelajaran.
Namun, ada beberapa materi yang sulit diterapkan menggunakan kurikulum
2013 karena dapat terjadi miskonsepsi.
3. Hambatan yang dialami di MAN 1 Semarang adalah kurangnya pemahaman
guru dalam implementasi kurikulum 2013, guru-guru senior yang kurang
menguasai teknologi, dan harus mengingat sikap siswa satu-persatu.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. Pendidikan Islam dalam Arus Dinamika Masyarakat: Suatu Pendekatan


Filosofis, Pedagogis, Psikososial dan Kultural (Jakarta: Golden Terayon Press,
1994).

Efferi, A. 2017. Respon Guru Dalam Menyikapi Perubahan Kurikulum (Studi Kasus
Pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Kudus). Jurnal STAIN Kudus, Vol. 5, No 1.

Jalaluddin, dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam: Konsep dan Perkembangan
Pemikirannya, Edisi ke 3, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1994).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Laporan Kinerja Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015. Jakarta

Mulyasa. 2014. Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.

Nurzannah, Daulay, H., P., Siddik, D., 2018. Implementasi Kurikulum 2013 di Man 1
Medan. Jurnal Analytica Islamica. Vol. 7, No. 2.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan


Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan.

Undang-Undang SISDIKNAS Nomor 12 Tahun 2012. Tentang Tujuan Pendidikan.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai