Anda di halaman 1dari 64

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia saat ini terdapat banyak masalah.Masalah yang
terkait dengan pendidikan, diantaranya berkaitan dengan kurikulum, sarana dan
prasarana, pengelolaan maupun kebijakan pendidikan. Salah satu bagian penting
dalam proses pembangunan merupakan pendidikan. Menurut Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik aktif dalam masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu upaya
pemerintah untuk mencapai keberhasilan pendidikan nasional yaitu dengan
membentuk kurikulum.
Adanya transformasi kebijakan dalam pendidikan merupakan bagian dari
solusi pemerintah untuk memberikan terobosan baru demi menyelesaikan
persoalan pendidikan yang semakin kronis.Lebih lanjut, progress pendidikan
yang mampu memberikan bukti pendidikan yang bermutu masih sangat
minim.Oleh karenanya, mutu pendidikan adalah suatu konsekuensi langsung dari
suatu perubahan dan perkembangan berbagai aspek kehidupan.Tuntutan terhadap
mutu pendidikan tersebut menjadi syarat terpenting untuk dapat menjawab
tantangan perubahan dan perkembangan zaman di abad 21 ini. Hal tersebut
diperlukan untuk mendukung terwujudnya manusia Indonesia yang cerdas dan
berwawasan luas, serta mampu bersaing secara terbuka di era modern ini.
Pembenahan dan penyempurnaan kinerja pendidikan pendidikan menjadi hal
utama, terutama dalam aspek mendasar yang mendukungnya; yaitu berupa
kurikulum yang menjadi salah satu dominasi solusi yang diberikan oleh
pemerintah dalam mengembangkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Perubahan dan penyempurnaan kurikulum menjadi hal biasa dilakukan di
Negara mana pun di Dunia, sebagai wujud dari responsifnya sebuah kurikulum
dengan adanya perubahan dan perkembangan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Perubahan tersebut menjadi alasan utama yang
kemudian digunakan oleh perancang kurikulum untuk melakukan perubahan
kurikulum tersebut (Sam M. Chan, Tuti T. Sam. 2007).Sama halnya dengan
2

pemerintah Indonesia yang secara berkala melakukan perubahan kurikulum,


yaitu mulai dari perubahan kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004
(KBK), kurikulum 2006 (KTSP), dan hingga baru-baru ini pemerintah juga
melakukan perubahan dari kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013.
Sebelum Kurikulum 2013, di Indonesia diberlakukan Kurikulum 2006
(KTSP) .Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan sebuah
kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan di masing-
1
masing satuan pendidikan. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-
undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (BSNP 2006).
KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, serta
dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang sudah siap dan mampu
mengembangkannya dengan memperhatikan Undang- Undang Nomor 20 Pasal
36 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (E. Mulyasa, 2006).
Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2006/2007 dengan
mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk
Pendidikan Dasar dan Menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006
dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang
dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP 2006).
Penyusunan KTSP sangat diperlukan untuk mengakomodasi semua potensi
yang ada di daerah untuk meningkatkan kualitas satuan pendidikan dalam bidang
akademis maupun non akademis, memelihara budaya setempat, mengikuti
perkembangan IPTEK yang dilandasi iman dan takwa (Hasan, 2006).Pada
panduan penyusunan Penyusunan KTSP selain melibatkan kepala sekolah, guru,
karyawan, dan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu melibatkan para
ahli dari perguruan tinggi. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam
penyusunan KTSP, maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan apresiasi
masyarakat, situasi, dan kondisi lingkungan, serta kebutuhan masyarakat (BSNP
2006). Sebuah perubahan kebijakan pendidikan tentu akan berjalan sesuai
relevansi yang ada.
3

Saat ini kurikulum yang digunakan dalam sistem pendidikan di Indonesia


adalah Kurikulum 2013.Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis
kompetensi yang dirancang untuk mengantisipasi kebutuhan kompetensi abad 21
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
2013).Kurikulum 2013 mempunyai tujuan untuk mendorong peserta didik
mampu lebih baik melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan
mengkomunikasikan apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah
menerima pelajaran (E. Mulyasa. 2013). Pelaksanaan penyususnan kurikulum
2013 adalah bagian dan melanjutkan pengembangan Kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) yang telah dirintas pada tahun 2004 ( E. Mulyasa. 2013).
Mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Kurikulum 2013 lebih mengimbangkan ketiga aspek tersebut, akibat dari
konsep kurikulum 2013 itu, maka penilaian dalam pembelajaran tentunya harus
disesuaikan dengan konsep kurikulum itu sendiri, sehingga penilaian juga harus
didasarkan pada ketiga aspek tersebut yaitu harus menilai aspek kognitifnya,
menilai aspek afektifnya, dan menilai aspek psikomotornya. Selain itu kurikulum
2013 juga membawa perubahan besar dalam pelaksanannya (Sinamela,
Pardomuan. 2013).
Penilaian dalam proses pendidikan merupakan komponen yang tidak dapat
dipisahkan dari komponen lainnya khususnya pembelajaran. Penilaian
merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informas untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didi. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar , dan perbaikan hasil
belajarpeserta didik secara berkesinambungan.
Penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 harus mengarah pada penilaian
autentik.Penilaian autentik sudah berlaku pada KTSP tetapi dalam implementasi
di lapangan penilaian autentik belum berjalan dengan baik, oleh karena itu
kurikulum 2013 melakukan penyempurnaan dari kurikulum
sebelumnya.Penilaian autentik tidak dimaksudkan untuk menggantikan penilaian
tradisional, khususnya bentuk tes objektif pilihan ganda yang lebih bersifat
merespons jawaban yang lazim dipergunakan.Penilaian autentik untuk saling
melengkapi dan menutup kekurangan penilaian objektif.Skor hasil pengukuran
4

penilaian autentik mencerminkan kompetensi berbagai bentuk kinerja peserta


didik sepanjang kegiatan pembelajaran, sedang skor hasil pengukuran tes
objektif pada akhir pembelajaran menunjukkan capaian kompetensi selama
satuan waktu tertentu.
Penilaian autentik ini bertujuan mengevaluasi kemampuan siswa dalam
konteks dunia nyata. Dengan kata lain, siswa belajar bagaimana mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilannya ke dalam tugas-tugas yang autentik. Melalui
penilaian autentik ini, diharapkan berbagai informasi yang absah/benar dan
akurat dapat terjaring berkaitan dengan apa yang benar-benar diketahui dan dapat
dilakukan oleh siswa atau tentang kualitas program pendidikan .
Sehubungan dengan masalah diatas maka perlu adanya sebuah alternatif
penilaian yang lebih akurat untuk melihat potensi anak secara lebih objektif.Oleh
karena itu, Paparan penilaian autentik dimaksudkan untuk memberikan
pencerahan pada para pendidik untuk lebih meningkatkan mutu dan kualitas
pendidikan kita khususnya mutu para pendidik yang merupakan ujung tombak
sebuah pendidikan.
Diberbagai sekolah banyak guru mengalami kesulitan dalam
mengimplementasikan Kurikulum 2013. Kesulitan yang dimaksud meliputi
kesulitan dalam hal: (1) pengembangan indikator Kompetensi Dasar yang
menjadi acuan untuk menentukanmateri pembelajaran dan penyusunan instrumen
penilaian, (2) perumusantujuan pembelajaran yang mengakomodasi aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan,(3) perancangan kegiatan pembelajaran berbasis
aktivitas yang merupakan karakteristikKurikulum 2013, (4) pengembangan
instrumen penilaian autentik danmengimplementasikannya dalam melakukan
penilaian proses dan hasil belajar pesertadidik yang meliputi penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan (Mansyur, 2015).Oleh karena itu dipandang perlu
adanya upaya untuk memberikan informasitambahan yang lebih spesifik dan
praktis kepada guru tentang Kurikulum 2013.
Harahap (2014) mengungkapkan kurikulum 2013 dinilai mulai diragukan
efektivitasnya.Ada beberapa hal penting yang patut diperhaatikan, pertama
adalah guru tidak siap mengajarkan kurikulum ini dan yang kedua adalah
insfrastruktur belum tersedia sepenuhnya. Hal ini yang berpotensi
5

akanmempengaruhi penerapan kurikulum ini adalah pergantian rezim di


kementrian pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud). Selain itu, guru dalam
kurikulum 2013 dituntut untuk menilai proses dan hasil yang didapat siswa,
dimana hal ini guru mengalami kesulitan dan dianggap rumit.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan suatu pengembangan
instrumen evaluasi dengan judul Pengembangan Instrumen Evaluasi Pada KD
3.9, 4.9, 3.10, 4.10, 3.11, 4.11 Kelas X SMA ISLAM Malang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian
adalah sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana bentuk soal Biologi untuk mengukur prestasi belajar siswa
kelas X SMA ISLAM Malang pada KD 3.9, 3.10, 3.11?
1.2.2 Bagaimana bentuk instrument penilaian kinerja untuk mngukur prestasi
belajar siswa kelas X SMAISLAM Malang pada KD 4.9, 4.10, 4.11?
1.2.3 Bagaimanakah tingkat kesukaran soal Biologi untuk mengukur prestasi
belajar siswa kelas X SMA ISLAM Malang pada KD 3.9, 3.10, 3.11?
1.2.4 Bagaimana daya beda hasil tes Biologi untuk mengukur prestasi belajar
siswa kelas X SMA ISLAM Malang pada KD 3.9, 3.10, 3.11?
1.2.5 Bagaimana reliabilitas instrmen tes tes Biologi untuk mengukur prestasi
belajar siswa kelas X SMA ISLAM Malang pada KD 3.9, 3.10, 3.11?
1.2.6 Bagaimana validitas konstruk instrument tes Biologi untuk mengukur
prestasi belajar siswa kelas X SMA ISLAM Malang pada KD 3.9,
3.10, 3.11?
1.2.7 Bagaimana validitas isi instrument tes Biologi untuk mengukur prestasi
belajar siswa kelas X SMA ISLAM Malang pada KD 3.9, 3.10, 3.11?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian adalah
sebagai berikut.
1.3.1 Mengetahui bentuk soal Biologi untuk mengukur prestasi belajar siswa
kelas X SMA ISLAM Malang, KD 3.9, 3.10, 3.11.
1.3.2 Mengetahui bentuk instrument penilaian kinerja untuk mengukur
prestasi belajar siswa kelas X SMA ISLAM Malang, KD 4.9, 4.10,
4.11.
1.3.3 Mengetahui tingkat kesukaran soal Biologi untuk mengukur prestasi
belajar siswa kelas X SMA ISLAM Malang, KD 3.9, 3.10, 3.11.
6

1.3.4 Mengetahui daya beda hasil tes Biologi untuk mengukur prestasi belajar
siswa kelas X SMA ISLAM Malang, KD 3.9, 3.10, 3.11.
1.3.5 Mengetahui reliabilitas instrmen tes tes Biologi untuk mengukur
prestasi belajar siswa kelas X SMA ISLAM Malang, KD 3.9, 3.10,
3.11.
1.3.6 Mengetahui validitas konstruk instrument tes Biologi untuk mengukur
prestasi belajar siswa kelas X SMA ISLAM Malang, KD 3.9, 3.10,
3.11.
1.3.7 Mengetahui validitas isi instrument tes Biologi untuk mengukur prestasi
belajar siswa kelas X SMA ISLAM Malang, KD 3.9, 3.10, 3.11.

1.4 Spesifiaksi Produk


Karakteristik produk yang dihasilkan dari pengembangan ini adalah.
1.4.1 Instrumen tes berupa soal-soal ulangan harian sejumlah 40 butir
soal.
1.4.2 Butir soal pilihan ganda yang dikembangkan terdiri dari 5 pilihan
jawaban.
1.4.3 Instrumen tes berupa soal meliputi 3 kompetensi dasar yaitu :
a. 3.9 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan
hewan ke dalam filum berdasarkan bentuk tubuh, simetri tubuh,
rongga tubuh dan reproduksi
b. 3.10 Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang
ekosistem dan semua interaksi yang berlangsung di dalamnya
c. 3.11 Menganalisis data perubahan lingkungan dan penyebab,
serta dampak dari perubahan-perubahan tersebut bagi
kehidupan.
1.4.4 Instrumen penilaian kinerja meliputi 3 kompetensi dasar yaitu :
a. 4.9 Menyajikan data tentang perbandingan kompleksitas
lapisan penyusun tubuh hewan (diploblastik dan triploblastik),
simetri tubuh, rongga tubuh dan reproduksinya
b. 4.10 Mensimulasikan interaksi antar komponen dalam suatu
ekosistem
c. 4.11 Mengajukan gagasan pemecahan masalah perubahan
lingkungan sesuai konteks permasalahan lingkungan di
daerahnya
1.4.5 Instrumen penilaian dibuat berdasarkan tujuan pembelajaran pada
indikator dalam kometnsi dasar.
7

1.4.6 Butir soal pilihan ganda yang dikembangkan terdiri atas 5 pilihan
jawab
1.5 Manfaat penelitian
1.5.1 Bagi Sekolah
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan khususnya
dalam bidang penilaian sesuai dengan Kurikulum 2013.
1.5.2 Bagi Guru
Diharapkan penelitian ini dapat menambah bank soal pada guru
mata pelajaran Biologi dan menambah penegtahuan penyusunan
instrument penilaian kinerja
1.5.3 Bagi Siswa
Diharapkan dapat mengukur sejauh mana pemahaman konsep
siswa melalui instrument yang valid.
1.5.4 Bagi Peneliti
Diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
khususnya dalam bidang pendidikan biologi
Sebagai pengembangan teori yang sudah didapatkan dibangku
kuliah mulai pembuatan instrument sampai dengan analisis
instrument dan mempersiapkan mengajar nantinya.

1.6 Batasan Masalah


Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.6.1 Instrumen tes yang dikembangkan adalah instrumen tes dan
instrumen penilaian kinerja kelas X SMA semester genap dengan 3
kompetensi dasar yaitu Animalia, Ekositem, dan Perubahan
Lingkungan.
1.6.2 Pengembangan instrumen tes hanya diterapkan pada soal evaluasi
yang berbentuk objektif pilihan ganda.
1.6.3 Penelitian ini sampai dengan pengembangan produk tidak sampai
dengan implementasi produk yaitu sampai revisi produk utama yang
mana akan dilakukan analisis butir soal tersebut.

1.7 Defini Operasional


1.7.1 Pengembangan adalah suatu kegiatan yang dilakukan mulai dari
observasi lapangan, pengembangan produk,validasi dari tim ahli, uji
coba produk, analisis butir soal meliputi tingkat kesukaran, daya beda,
reliabilitas, validitas konstruk dan isi, dan revisi hasil produk.
8

1.7.2 Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas
sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi
inti yang harus dikuasai peserta didik.
1.7.3 Instrumen tes adalah suatu tes tertulis berbentuk pilihan ganda,
instrumen ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek
kognitif.
1.7.4 Instrumen penilaian kinerja adalah suatu lembar isntrumen yang
berbentuk rubrik penilaian digunakan untuk mengukur hasil kinerja
siswa pada aspek psikomotorik.
1.7.5 Tingkat Kevalidan Produk Pengembangan adalah suatu enilaian yang
dilakukan oleh validator ahli pembelajaran, ahli materi, dan praktisi
lapangan yang memberikan penilaian terhadap produk pengembangan
yang memenuhi criteria sangat valid, valid, cukup valid, kurang valid,
dan tidak valid.
1.7.6 Kognitif adalah perilaku-perilaku yang menekankan aspe intelektual
seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Dimana
didalamnya terdapat mengingat, memahami, mengaplikasi,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
1.7.7 Animalia, Ekosistem ,Perubahan Lingkungan merupakan materi Biologi
Kelas X SMA Semester genap.
9

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kurikulum
2.1.1 Pengertian Kurikulum
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1, menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan perndidikan tertentu.Hal yang sama
juga ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan,
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
2.1.2 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan upaya
pembaharuan atau penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, yaitu
KBK yang diterapkan mulai tahun 2004. Lahirnya KTSP ini didasari
oleh adanya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dan PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pada
dasarnya, KTSP adalah kurikulum yang dikembangkan oleh dan
dilaksanakan pada tiap-tiap satuan pendidikan. Pengembangan
kurikulum ini harus sesuai dengan prinsip-prinsip dan rambu-rambu
operasional standar yang ditentukan oleh pemerintah, serta merujuk pada
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang yang
ditetapkan melalui Permendiknas No. 22 dan 23 Tahun 2006, serta
Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh Bada Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) (Karsidi, 2007).
2.1.3 Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah
kurikulum baru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang
10

mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa


dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi
serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi.
Kurikulum2013 mengembangkan 10 dua proses pembelajaran yaitu

proses pembelajaran langsung (directteaching) dan proses pembelajaran


tidak langsung (indirect teaching).Proses pembelajaran langsung adalah
proses pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan,kemampuan
berpikir dan keterampilan psikomotorik peserta didik melalui interaksi
langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP
berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran berbasis aktivitas.
2.2 Penilaian
2.2.1 Penilaian Autentik
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komperhensif mulai dari masukan (input), peoses, dan keluaran (output)
pembelajaran sehingga melalui penilaian autentik diharapkan dapat
diperoleh informasi tentang ketercapaian kompetensi-kompetensi yang
terdapat dalam kurikulum 2013 (Permendikbud Nomor 66, 2013).
Kunandar (2014) menjelaskan bahwa peilaian autentik adalah
kegiatan menilai siswa yang menekankan pada apa yang seharusnya
dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian
yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di dalam
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). KI merupakan
gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari siswa untuk suatu
jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran.KD merupakan kemampuan
spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
terkait mata pelajaran (Permendikbud Nomor 65, 2013).
Penilaian autentik mengajarkan kepada siswa tentang
pembelajaran yang bermakna.Menurut Gulikers (2006) penilaian
autentik merangsang siswa untuk mengembangkan keterampilan dan
kompetensi yang relevan untuk dunia kerja mereka kelak.Selaras
dengan pendapat tersebut, Arifin (2009) menjelaskan bahwa penilaian
autentik merupakan suatu teknik penilaian yang digunakan untuk
mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa berupa kemampuan
11

nyata, bukan sesuatu yang dibuat-buat atau yang hanya diperoleh di


dalam kelas.Sedangkan menurut Abidin (2014) penilaian autentik
adalah penilaian yang komperhensif, berpusat pada siswa, terintegrasi
dengan pembelajaran, autentik, berkelanjutan, dan individual.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
penilaian autentik adalah kegiatan menilai proses dan hasil belajar
untuk mengetahui tingkat pencapaian sikap, pengetahuan, dan
keterampilan baik masukan, proses, dan keluaran pembelajaran secara
berkelanjutan.

2.2.2 Penilaian Sikap


Sikap merupakan kecenderungan seseorang dalam merespon
sesuatu/objek yang bermulai dari perasaan atau ekspresi dari pandangan
hidup yang dimiliki oleh seseorang (Permendikbud Nomor 104, 2014).
Menurut Arifin (2009) sikap merupakan suatu kecenderungan tingkah
laku untuk berbuat sesuatu dengan cara tertentu terhadap dunia dan
sekitarnya, baik orang-orang maupun berupa objek-objek tertentu.
Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua, yaitu
sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan siswa yang beriman dan
bertaqwa, dan sikap sosial yang terkait dengan pembentukan siswa yang
berakhlak mulia.Sikap spiritual sebagai perwujudan dari menguatnya
interaksi vertikal dengan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan sikap sosial
sebagai perwujudan eksistensi kesadaran dalam upaya mewujudkan
harmoni kehidupan (Kemendikbud, 2013). Penilaian sikap dalam proses
pembelajaran di sekolah adalah sebuah upaya sistematis untuk mengukur
dan menilai perkembangan siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran
yang telah dijalani (Hamid, 2011). Sedangkan menurut Prayitno (2011)
penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran merupakan serangkaian
kegiatan yang dirancang untuk mengukur sikap siswa sebagai hasil dari
suatu program pembelajaran.
Penilaian sikap dapat dilakukan melalui observasi, penilaian diri,
penilaian teman sejawat dan jurnal. (1) Observasi merupakan teknik
penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan
menggunakan indera dan pedoman observasi yang berisi sejumlah
12

indikator perilaku yang diamati; (2) penilaian diri merupakan teknik


penilaian yang dilakukan dengan cara meminta siswa mengemukakan
kelebihan dan kekuranan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi;
(3) penilaian teman sejawat merupakan teknik penilaian yang dilakukan
dengan cara meminta siswaa untuk saling menilai terkait pencapaian
kompetensi; dan (4) jurnal merupakan catatan guru di dalam dan di luar
kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan
kelemahan siswa yang berkaitan dengan sikap (Permendikbud Nomor
66, 2013).

2.2.3 Penilaian Keterampilan


Penilaian kompetensi keterampilan merupakan penilaian yang
dilakukan terhadap siswa untuk menilai pencapaian Standar Komptensi
Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD) khusus
dalam dimensi keterampilan (Kemendikbud, 2013). Penilaian
keterampilan dapat dilakukan melalui penilaian unjuk kerja, yaitu
penilaian yang menuntut siswa mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek dan penilaian
portofolio. (1) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa
keterampilan melakukan sesuatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan
tuntutan kompetensi; (2) projek adalah tugas-tugas belajar yang meliputi
kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis
maupun lisan dalam waktu tertentu; dan (3) penilaian portofolio adalah
penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya
siswa dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-reflektif untuk
mengetahui minat, perkembangan prestasi, dan kreativitas siswa dalam
kurun waktu tertentu(Permendikbud Nomor 66, 2013). Sejalan dengan
peraturan tersebut, Zulhelmi (2009) menyatakan tes untuk mengukur
keterampilan adalah tes unjuk kerja yang telah dikuasai siswa.
Penilaian unjuk kerja adalah suatu teknik penilaian yang
digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan keterampilan siswa
melalui tes penampilan atau demonstrasi atau praktik kerja nyata (Arifin,
2009).Menurut Mueller (2008) penilaian unjuk kerja adalah penilaian
yang meminta siswa untuk mendemonstrasikan keterampilan dan
13

kompetensi tertentu yang merupakan penerapan pengetahuan yang


dikuasai.
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan
bahwa penilaian keterampilan merupakan penilaian yang dilakukan
terhadap siswa untuk menilai dimensi keterampilan mellaui penilaian
unjuk kerja yang menuntut siswa mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan tes parktik projek, dan penilaian portofolio.

2.2.4 Instrumen Penilaian


Instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk menilai
capaian pembelajaran siswa (Permendikbud Nomor 104, 2014).
Instrument penilaian harus memenuhi prsyaratan sebagai berikut : (1)
substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai; (2)
konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrument yang digunakan ; dan (3) penggunaan bahasa yang baik dan
benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
(Permendikbud Nomor 66, 2013). Intrumen penilaian sikap dan
keterampilan unjuk kerja ada dua macam, yaitu daftar cek (checklist)
dan skala penilaian (rating scale).
2.2.4.1 Daftar Cek (Check List)
Arifin (2009) mendefiniskan daftar cek adalah semua daftar
yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan diamati. Daftar
cek berupa lembar penilaian yang berisi criteria penguasaan
kompetensi tertentu dalam bentuk daftar pertanyaan.Cara
mengisi daftar cek dengan memberikan tanda centang () pada
tempat yang telah disediakan jika siswa menunjukkan aspek yang
diamati (Kemendikbud, 2013).Kelemahan instrument jenis ini
adalah penilaian hanya mempunyai dua pilihan mutlak, yaitu
benar/salah, ya/tidak, akibatnya tidak terdapat nilai
tengah.Namun daftar cek lebih praktis digunakan untuk
mengamati subjek dalam jumlah besar (Haryati, 2008).Contoh
daftar cek dapat dilihat pada Tabel 2.1.
No Aspek yang Dinilai Ya Tidak
1. Teknik awalan
2. Teknik tumpuan
14

3. Sikap/posisi tubuh saat diudara


4. Teknik mendarat
Skor yang di capai =
Skor maksimal =
(Sumber : Kemendikbud, 2013)
2.2.4.2 Skala Penilaian (Rating Scale)
Instrumen penilaian menggunakan skala penilaian (rating
scale memungkinkan penilaian memberikan nilai tengah
terhadap ketercapaian dari suatu kompetensi karena pemberian
nilai bertingkat dengan pilihan kategori nilai lebih dari dua
(Kunandar, 2007). Kriteria-kriteria yang akan diamati dalam
skala penilaian disusun dalam tingktan-tingkatam (rentangan)
yang telah ditentukan. Menurut Sudjana (2011) rentangan ini
bisa dalam bentuk huruf (A,B,C,D,E), angka (5,4,3,2,1) atau
rentang kategori (tinggi, baik, sedang, rendah, kurang).
Penilaian menggunakan skala penilaian lebih baik dilakukan
oleh lebih dari satu orang untuk memperkecil faktor
subjektivitas (Haryati, 2008). Contoh skala penilaian dapat
dilihat pada table 2.2

Tabel 2.2 Contoh skala penilaian


No Aspek yang Dinilai 1 2 3 4 5
1. Teknik awalan
2. Teknik tumpuan
3. Sikap/posisi tubuh saat diudara
4. Teknik mendarat
Skor yang di capai =
Skor maksimal =
(Sumber : Kemendikbud, 2013)
2.3 Materi Animalia
Animalia secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu avertebrata dan
vertebrata. Yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Ciri-ciri Porifera
Merupakan hewan multiselluler (multi = banyak, selluler = sel).
Habitat di perairan terutama di air laut.
Tubuhnya tersusun atas jaringan diploblastik (terdiri atas 2 lapisan
jaringan).
o Lapisan ektoderm yang terdiri atas selapis sel yang pipih yang
berfungsi sebagai kulit yang disebut pinakosit.
15

o Lapisan endoderm yang terdiri atas sel leher atau koanosit.


Memiliki tubuh yang berbentuk seperti piala atau botol dan hidupnya
bersifat sessil atau menetap atau menempel pada substrat tertentu.
Reproduksi vegetatif dengan tunas atau kuncup, gemmule (kuncup
dalam), generatif dengan pembentukan sel gamet.
Struktur tubuh porifera
Pada tubuh Porifera terdapat pori-pori sebagai jalan masuknya air
yang membawa makanan,kemudian oleh flagela yang ada pada
koanosit, zat-zat makanan tadi akan ditangkap dan akan dicerna oleh
koanosit atau sel leher. Setelah makanan tercerna, oleh sel amoebosit,
maka sari-sari makanan akan diedarkan ke seluruh tubuh. Air yang
sudah tidak mengandung zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan oleh
tubuh akan dikeluarkan melalui oskulum. Di antara lapisan ektoderm
dan endoderm terdapat rongga yang disebut mesenkim atau mesoglea
tempat dari sel amoeboid dan skleroblast yang merupakan penyusun
rangka atau spikula berada.
Porifera tidak mempunyai sel saraf. Sel-sel pada Porifera sensitif
terhadap rangsang antara lain choanocyt dan myocyt, karena itu
gerakan dari flagellum pada choanocyt tergantung pada keadaan
lingkungan. Kemampuan myocyt terhadap stimulus adalah gerakan
mengkerut/mengendurnya sel tubuh sehingga porocyt ataupun
osculum bisa menutup dan membuka.
Contoh porifera :

Pheronema sp Demospongia
Spongila sp
haliclona
Peranan Porifera
Tubuh Porifera yang sudah mati dapat dimanfaatkan sebagai penggosok
ketika mandi ataupun mencuci.Selain itu, dapat juga dimanfaatkan sebagai
hiasan yang ada pada akuarium.
16

b. Ciri-ciri Coelenterata
Tubuh simetri radial.
Diploblastik (tubuh terdiri atas dua lapisan jaringan).
Memiliki rongga tubuh.
Habitat di perairan, baik perairan tawar maupun laut.
Pencernaan makanan dengan sistem gastrovaskuler.
Memiliki lengan (tentakel) yang dilengkapi dengan sel beracun atau
cnidoblast.
Memiliki 2 tipe tubuh, yaitu:
o Tipe polip, yaitu tipe tubuh yang hidupnya tak bebas atau
menempel pada substrat tertentu.
o Tipe medusa (seperti payung ), yaitu tipe yang dapat hidup
bebas karena memiliki kemampuan untuk berenang.
Struktur tubuh :
Tubuh Coelenterata juga terdiri atas lapisan ektoderm atau lapisan
luar dan endoderm atau lapisan dalam.Antara kedua lapisan tersebut
terdapat rongga yang disebut sebagai mesoglea.Untuk
mempertahankan diri terhadap musuhnya, pada lengan atau tentakel
memiliki kemampuan untuk menghasilkan racun.Selain itu, tentakel
juga berfungsi untuk menangkap makanan.
Contoh hewan yang termasuk coelenterata

Ubur-ubur Hydra sp
Peranan coelenterata
Dalam kehidupan, peranan Coelenterata
antara lain:
a. Dalam perairan berperan sebagai plankton.
b. Penyusun terumbu karang yang ada di lautan.
c. Sebagai hiasan.

c. Ciri-ciri Plathyhelminthes
Tubuh pipih dan tidak berbuku-buku.
Sistem pencernaan dengan gastrovaskuler.
Sistem pencernaan tidak sempurna (tidak memiliki anus).
17

Sistem transportasi secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh.


Sistem saraf dengan ganglion.
Sistem ekskresi menggunakan sel api.
Tidak memiliki sistem peredaran darah.
Berespirasi secara difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya.
Struktur tubuh
Tubuh cacing ini terdiri atas 3 lapisan jaringan, yaitu ektoderm
(lapisan luar), mesoderm (lapisan tengah), dan endoderm (lapisan
dalam) serta tidak memiliki rongga tubuh atau bersifat triploblastik
aselomata.
Contoh hewan yang termasuk filum plathyhelminthes

Taenia sp Fasciola planaria


Peranan plathyhelminthes hepatica
1. menyebabkan penyakit karena hidup sebagai parasit
2. sebagai indikator perairan yang belum tercemar (planaria)

d. Ciri-ciri Nemathelminthes
Tubuh tak beruas.
Bentuk gilig (bulat panjang).
Alat pencernaan sempurna (sudah memiliki mulut dan anus).
Belum punya alat respirasi (pertukaran gas berlangsung difusi).
Struktur tubuh
Hewan ini memiliki susunan triploblastik
pseudoselomata.Tubuhnya terdiri atas 3 lapisan (triploblastik),
yaitu lapisan luar (ektoderm), lapisan tengah (mesoderm), dan
lapisan dalam (endoderm).Pada lapisan luar tubuhnya dilapisi oleh
lapisan lilin atau kutikula.Rongga yang terdapat pada tubuhnya
merupakan rongga semu atau tidak sejati (pseudoselomata).Cacing
ini memiliki simetri tubuh bilateral.Cacing ini bersifat dioesius,
yaitu cacing jantan dan cacing betina.Nemathelminthes memiliki
18

sistem pencernaan yang sempurna, saluran pencernaan memanjang


dari mulut sampai ke anus.Cacing ini belum memiliki sistem
peredaran darah.

Contoh hewan yang termasuk filum nemathelminthes

Wuchereria Enterobius Ascaris


vermicularis lumbricoides

Peranan Nemathelminthes
1. menyebabkan penyakit karena hidup sebagai parasit
e. Ciri-ciri annelida
Bentuk gilig dan bersegmen.
Tiap segmen mengandung alat pengeluaran, reproduksi, saraf.
Tiap segmen yang sama disebut metameri.
Sistem saraf tangga tali.
Sistem sirkulasi terbuka (darah beredar melalui pembuluh darah
yang tidak seluruhnya terhubung).
Struktur tubuh
Annelida termasuk hewan yang .Euselomata artinya sudah terdapat
selom sejati, sistem peredaran darahnya berupa sistem sirkulasi
terbuka, memiliki sistem saraf tangga tali.Tubuh hewan ini
memiliki segmen dan setiap segmen tersebut (disebut metameri)
memiliki sistem saraf, pencernaan, reproduksi serta memiliki
sistem ekskresi.
Contoh hewan yang termasuk filum annelida
19

Cacing
Lintah
tanah
Peranan annelida
1. menggemburkan tanah
2. sumber protein hewani
3. bahn baku pembuatan obat
4. media terapi pengobatan

f. Ciri-ciri Mollusca
Mollusca berarti hewan yang bertubuh lunak.
Memiliki sifat kosmopolit
Hewan ini sebagian besar dilindungi oleh cangkang meskipun ada
juga yang tidak memiliki cangkang.
Memiliki sistem pencernaan, peredaran darah, respirasi, ekskresi,
reproduksi, dan juga sistem saraf.
Contoh hewan yang termasuk filum mollusca

Bekicot Chiton
Peranan mollusca
1. sebagai sumber protein hewani
2. menghasilkan perhiasan (mutiara)
3. dapat menjadi hama bagi pertanian
4. sebagai perantara larva cacing Fasciola hepatica
g. Ciri-ciri echinodermata
Echinodermata merupakan hewan yang memiliki habitat di laut,
Memiliki simetri radial.
Memiliki sistem pencernaan yang sempurna
Sistem gerak dengan menggunakan kaki ambulakral, selain itu kaki
juga digunakan untuk menangkap mangsa.
Memiliki kemampuan autotomi
Bernapas dengan insang.
20

Sistem saraf berupa cincin saraf yang mengelilingi mulut, lalu


bercabang 5 menuju masing-masing lengan yang dimiliki.
Reproduksisecara generatif, yaitu dengan peleburan antara sperma
dan ovum sehingga akan dihasilkan zigot.

Contoh hewan yang termasuk filum echinodermata

Bintang Laut Landak Laut

Peranan echinodermata
1. Berperan sebagai pembersih di laut karena merupakan
pemakan kotoran dan sisa makhluk hidup yang lain, contohnya
Holothuria Sp. (teripang).
2. Sebagai sumber protein hewani
h. Ciri-ciri artropoda
Tubuh Arthropoda beruas-ruas, dan terbagi atas caput atau kepala,
thorax atau dada, dan abdomen atau perut.
Memiliki eksoskeleton (rangka luar) yang tersusun atas zat kitin.
Sistem peredaran darah terbuka
Bernapas dengan trakea, insang, paru-paru buku, dan difusi melalui
seluruh permukaan tubuh.
Alat ekskresi berupa badan malphigi dan nefridia.
Reproduksi secara seksual dengan peleburan gamet jantan (sperma)
dan gamet betina (ovum).
Memiliki simetri tubuh bilateral
Contoh hewan yang termasuk filum artropoda

Laba-laba Kecoa kalajengking


21

Peranan artropoda
1. Sebagai sumber protein hewani (kepiting, udang)
2. Membantu penyerbukan alami tumbuhan
3. Menghasilkan madu (lebah)
i. Ciri-ciri chordata
Mempunyai chorda dorsalis.
Mempunyai celah insang dan batang saraf dorsal.
Bentuk tubuh simetri bilateral.
Mempunyai coelom.
Contoh hewan yang termasuk filum chordata

Katak Kangguru Ikan

Kelinci Sapi

Peranan chordata
1. sebagai bahan makanan
2. bahan obat-obatan dan kesehatan
3. dapat menjadi hama bagi pertanian
4. kulitnya dapt dijadikan sebagai bahan baku pakaian
5. dapat dijadikan hewan peliharaan
klasifikasi filum Chordata
Berdasar ada tidaknya kranium (tengkorak), Chordata dibagi
menjadi:
a. Acraniata (tidak berkranium)
Acraniata dibagi menjadi 3 subfilum:
22

1) Hemichordata
Tubuh bagian depan terdapat probocis atau belalai untuk
membuat lubang pada lumpur atau pasir. Di dasar probosis
terdapat leher, mengelilingi coelom, bentuk seperti krah
baju.Badan (trunchus) berbentuk panjang agak pipih dan
terdapat celah insang.Tubuh lunak, berbentuk silindris
menyerupai cacing.Tempat hidup di laut.Chorda dorsalis hanya
terdapat pada bagian anterior tubuh. Contoh: Balanoglossus,
Cephalodiscus sp.
2) Urochordata atau Tunicata
Chorda dorsalis terdapat di dalam ekor pada waktu larva
selanjutnya chorda dorsalis dan ekor mereduksi.Hidup di
laut.Hewan dewasa hidup menempel pada suatu tempat, larva
dapat berenang dan hidup bebas. Tunicata dibagi menjadi 3
kelas:
a) Ascidiaceae, contoh: Ascidia intertinalis.
b) Thallasea, contoh: Doliolum denticulatum.
c) Larvaceae, contoh: Appendicularia sp.
3) Cephalochordata
Ciri-ciri:
a) Chorda dorsalis ada sepanjang hidup.
b) Bentuk memanjang dari ujung anterior sampai ujung
posterior.
c) Pembuluh dorsal berkembang biak, sampai dewasa punya
celah faring.
d) Hidup di laut, hidup bebas.
e) Ujung-ujung tubuh meruncing.
f) Tubuh transparan sehingga alat-alat dalam tubuh kelihatan.
g) Pada mulut dilengkapi tentakel halus atau sirri.
h) Sirri terdapat pada suatu membran atau velum yang
mengelilingi mulut. Contoh: Amphioxus.
b. Craniata (berkranium)
Berdasar alat gerak, vertebrata dibagi menjadi 2 kelompok:
1) Pisces, alat gerak berupa sirip, meliputi:
a) Kelas Agnatha
Rangka terdiri atas tulang rawan, sirip tidak
berpasangan.Di bagian ventral tubuh terdapat mulut dan
lubang hidung.Celah faring 5 pasang. Jantung 2 ruang: atrium
23

dan ventrikel. Contoh: ikan bermulut bundar (Cyclostomata),


ikan lamprey (Petromyxin Sp.), ikan hag (Polistotrema sp).
b) Kelas Chondrichtyes
Endoskeleton semuanya terdiri dari tulang rawan.Celah
faring 5 pasang.Tidak punya tutup insang.Bagian ventral
tubuh terdapat lubang hidung dan mulut.Jantung terdiri dari 2
ruang, yaitu atrium dan ventrikel. Contoh: ikan hiu (Squalus
sp), ikan cucut macan (Galeocerdoryneri), dan ikan pari.
c) Kelas Osteichthyes
Ikan bertulang sejati.Di kepala terdapat sepasang mata,
selaput pendengaran, celah mulut, lubang hidung, celah
insang dan tutup insang.Alat gerak berupa sirip yang
berpasangan, untuk keseimbangan dibantu sirip punggung,
untuk kemudi sirip ekor.Terdapat gurat sisi dan 3 lubang
keluar.Tubuh dilindungi kulit tipis, transparan, banyak
kelenjar lendir, tertutup sisik. Contoh: ikan bandeng, ikan
mas, ikan tawas, ikan lele, dan ikan kakap.
2) Tetrapoda, alat gerak berupa kaki yang berjumlah 4 buah,
meliputi:
a) Kelas Amphibia
Habitat saat larva di air, saat dewasa di darat.Kulit selalu
basah (berlendir).Tidak bersisik.Anggota gerak 2 pasang
untuk berjalan atau berenang.Alat pernapasan larva dengan
insang, saat dewasa dengan paru-paru.Suhu tubuh
poikilotermis. Berkembang biak secara kawin. Fertilisasi
eksternal.Ovipar. Amphibia dapat dibedakan menjadi
beberapa ordo:
(1) Apoda (Amphibia tidak berkaki).
(2) Urodella atau Caudata (Amphibia berekor dan berkaki).
Contohnya Salamandra (kelompok Salamander).
(3) Anura (Amphibia tidak berekor). Contoh: katak hijau,
katak bangkong.
b) Kelas Reptilia
Bernapas dengan paru-paru.Kulit kering bersisik.Sisik dari
zat tanduk.Tidak berkelenjar lendir maupun kelenjar
keringat.Alat gerak berupa 2 pasang kaki yang berjari-jari
24

dan berkuku.Suhu tubuh poikiloterm. Berkembang biak


secara kawin. Fertilisasi internal.Ovipar, ovovivipar, maupun
vivipar. Reptilia dibagi menjadi beberapa ordo:
(1) Squamata Dibagi:
(a) Subordo Lacertilia, contoh: cicak, kadal, dan tokek.
(b) Subordo Ophidia atau Serpentes, contoh: ular kobra,
ular derik.
(2) Chelonia (golongan kura-kura), contoh: kura-kura,
penyu.
(3) Crocodilia atau Loricata, contoh: buaya
(4) Rhynchochephalia, contoh: Sphenodon punctatum
c) Kelas Aves
Tubuh ditutupi bulu. Alat gerak bagian depan berupa
sayap. Suhu tubuh homoiterm. Contoh: burung merpati,
bangau, pelikan, ayam, dan kasuari.
d) Kelas Mamalia
Tubuh berambut. Punya kelenjar susu. Suhu tubuh
homoiterm. Mamalia dibagi menjadi beberapa ordo:
(1) Monotremata, ovipar, mengerami telur dan bila telur
menetas anaknya akan menyusu pada induk. Contoh:
Platyphus, Ornithorynchus (cungur bebek).
(2) Marsupialia, hewan berkantong, vivipar. Contoh:
kanguru, kuskus.
(3) Chiroptera, tangan sebagai sayap. Contoh: kelelawar.
(4) Insectivora, pemakan serangga, contoh: tikus cucurut
(Suncus marinus).
(5) Pholidota, tubuh bersisik, contoh: trenggiling (Manis
javanicus).
(6) Rodentia, hewan pengerat, contoh: tikus, tupai, dan
landak.
(7) Logomorpha, contoh: kelinci.
(8) Cetacea, contoh: ikan paus.
(9) Sirenia, contoh: ikan duyung.
(10) Carnivora, hewan pemakan daging, contoh: harimau
(11) Pinnipedia, contoh: singa laut dan anjing laut.
(12) Proboscidea contoh: gajah India.
(13) Perissodactyla, contoh: badak, kuda, tapir.
(14) Arthrodactyla, contoh: babi, kambing, sapi, rusa, kerbau.
(15) Dermoptera.
(16) Primata dibedakan menjadi 2 subordo:
(a) Prosimii dibagi menjadi 3 familia:
- Tupaidae, contoh tupai
25

- Lemuridae, contoh lemur


- Tarsiidae, contoh tarsius
(b) Arthropoidae dibagi menjadi 3 familia
- Cercopithecidae, contoh kera babon
- Pongidae, contoh simpanse
- Hominidae, contoh manusia

2.4 Materi Ekosistem


Jaring-jaring Makanan.
adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan
organisme yang makan dan yang dimakan

Gambar Rantai Makanan

Apabila antara rantai makanan yang satu dengan yang lainnya terdapat
hubungan (ada komponen yang sama), maka beberapa rantai makanan akan
membentuk jaring-jaring makanan.

Berikut ini contoh jaring-jaring makanan :

Piramida Ekologi
26

Piramida ekologi ini berfungsi untuk menunjukkan gambaran perbandingan


antar trofik pada suatu ekosistem.Pada tingkat pertama ditempati produsen
sebagai dasar dari piramida ekologi, selanjutnya konsumen primer, sekunder,
tersier sampai konsumen puncak.

Dikenal ada tiga macam piramida ekologi antara lain piramida jumlah,
piramida biomassa dan piramida energi. Gambaran ideal suatu piramida
ekologi adalah sebagai berikut.

Piramida Energi

Piramida energi adalah piramida yang menggambarkan hilangnya energi pada


saat perpindahan energi makanan di setiap tingkat trofik dalam suatu
ekosistem.

Pada piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang


tersedia di tiap tingkat trofik.Berkurang-nya energi yang terjadi di setiap trofik
terjadi karena hal-hal berikut.

Piramida Biomassa

Piramida biomassa yaitu suatu piramida yang menggambarkan berkurangnya


transfer energi pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada piramida
biomassa setiap tingkat trofik menunjukkan berat kering dari seluruh
organisme di tingkat trofik yang dinyatakan dalam gram/m2. Umumnya
bentuk piramida biomassa akan mengecil ke arah puncak, karena perpindahan
energi antara tingkat trofik tidak efisien. Tetapi piramida biomassa dapat
berbentuk terbalik.

Piramida Jumlah

Yaitu suatu piramida yang menggambarkan jumlah individu pada setiap


tingkat trofik dalam suatu ekosistem.

Piramida jumlah umumnya berbentuk menyempit ke atas. Organisme piramida


jumlah mulai tingkat trofik terendah sampai puncak adalah sama seperti
piramida yang lain yaitu produsen, konsumen primer dan konsumen sekunder,
27

dan konsumen tertier. Artinya jumlah tumbuhan dalam taraf trofik pertama
lebih banyak dari pada hewan (konsumen primer) di taraf trofik kedua, jumlah
organisme kosumen sekunder lebih sedikit dari konsumen primer, serta jumlah
organisme konsumen tertier lebih sedikit dari organisme konsumen sekunder.

Interaksi Antar Komponen, dibagi mejadi 3 yaitu :

Interaksi antar organisme

a. Netral

Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama


yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak,
disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi.

b. Predasi

Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator).Hubungan


ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup.Sebaliknya,
predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa.Contoh : Singa
dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus.

c. Parasitisme

Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah


satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari
hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan
inangnya.contoh : Plasmodium dengan manusia,Taeniasaginata dengan sapi,
dan benalu dengan pohon inang.

d. Komensalisme

Komensalisme merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda


spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan;
salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan.Contohnya
anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.

e. Mutualisme
28

Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang
saling menguntungkan kedua belah pihak.Contoh, bakteri Rhizobium yang
hidup pada bintil akar kacang-kacangan.

Interaksi Antar populasi

Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu


menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain.
Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain
karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada
mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh,
jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri tertentu.

Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat


kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa
yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan
populasi sapi di padang rumput.

Interaksi Antar Komunitas

Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama
dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan
sungai.Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya
padi, belalang, burung, ular, dan gulma.Komunitas sungai terdiri dari ikan,
ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer.Antara komunitas
sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air
sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas
tersebut.Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya
melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi
antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon
melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.

Interaksi Antar komponen Biotik dengan Abiotik


29

Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk


ekosistem.Hubunganantara organisme dengan lingkungannya menyebabkan
terjadinya aliran energi dalam sistem itu.Selain aliran energi, di dalam
ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik,
serta siklus materi.

Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat


mempertahankan keseimbangannya.Pengaturan untuk menjamin terjadinya
keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan
ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan
ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.

Keseimbangan Ekosistem

Ekosistem terbentuk dari komponen hidup dan tak hidup di suatu tempat yang
berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur.Keteraturan itu terjadi
oleh adanya siklus materi dan aliran energi yang terkendalikan oleh arus
informasi antar komponen dalam ekosistem. Masing-masing komponen
memiliki fungsi yang berbeda- berbeda. Selama masing-masing komponen itu
melakukan fungsinya dan bekerja sama dengan baik, keteraturan ekosistem
itupun terjaga. Keteraturan itu menunjukkan bahwa ekosistem berada dalam
keseimbangan tertentu.

Biogeokimia

Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara


komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup.

Fungsi
Fungsi Daur Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan
semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi
baik komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan
hidup di bumi dapat terjaga.

Macam-macam Daur Biogeokimia


30

Daur Nitrogen

Di alam, Nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa organik seperti urea,


protein, dan asam nukleat atau sebagai senyawa anorganik seperti ammonia,
nitrit, dan nitrat.

a. Daur Fosfor

b. Daur Karbon dan Oksigen

c. Daur Belerang (Sulfur)


31

d. Daur Hidrologi (Air)

Ekosistem

Komponen Ekosistem

Komponen autotrof

Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan


sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan
energi seperti matahari dan kimia.Komponen autotrof berfungsi sebagai
produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
32

Komponen heterotrof

Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik


sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang
tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

Bahan tak hidup (abiotik)

Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air,
udara, sinar matahari.Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat
tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.

Pengurai (dekomposer)

Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang


berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks).Organisme pengurai
menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan
yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen.Contoh pengurai
ini adalah bakteri dan jamur.termasuk dalam kelompok tersebut
adalah perombak dan detritifor. Perombak adalah Organisme yang mampu
merombak bahan organik kompleks, dan menyerap sebagian hasil
perombakannya. Organisme ini mampu menghasilkan enzim pencerna
bangkai atau bahan organik buangan lainnya. Detritifor adalah organisme
pemakan detritus (yaitu fragmen, hancuran, remukan, bagian-bagian lembut
dari bahan yang sudah terurai).

Macam-macam Ekosistem

Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan


ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar
dan ekosistem air Laut. Para ahli ekologi umumnya membagi tipe ekosistem
di bumi menjadi tiga ekosistem utama yaitu ekosistem darat (terrestrial
ecosystem), ekosistem perairan (aquatic ecosystem) dan ekosistem buatan.

a. Ekosistem darat
33

Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa


daratan.Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat
dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.

1. Bioma gurun

Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang
berbatasan dengan padang rumput.

2. Bioma padang rumput

Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke


subtropik.Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan
hujan turun tidak teratur.Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran
air) cepat. Dibagi menjadi 2 : Sabana dan Stepa

a. Bioma Stepa (Padang Rumput)

Bioma padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan
daerah beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah,
Amerika Selatan, Australia.

Ciri-ciri:

Curah hujan antara 25 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput


curah hajannya dapat mencapai 100 cm/tahun.

Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.

Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan


drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.

Lingkungan biotik:

Flora: tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan porositas


dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain
yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka merupakan vegetasi yang
dominan maka disebut padang rumput. Nama padang rumput bermacam-
34

macam seperti stepa di Rusia Selatan, puzta di Hongaria, prairi di Amerika


Utara dan pampa di Argentina.

Fauna: bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di
Afrika, domba dan kanguru diAustralia. Karnivora : singa, srigala, anjing liar,
cheetah.

b. Bioma Sabana

Bioma sabana adalah padang rumput dengan diselingi oleh gerombolan


pepohonan.

Berdasarkan jenis tumbuhan yang menyusunnya, sabana dibedakan menjadi


dua, yaitusabana murni dan sabana campuran.

Sabana murni : bila pohon-pohon yang menyusunnya hanya terdiri atas satu
jenis tumbuhan saja.

Sabana campuran : bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari campuran


berjenis-jenis pohon.

3. Bioma Hutan Tropis

Bioma hutan tropis merupakan bioma yang memiliki keanekaragaman jenis


tumbuhan dan hewan yang paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai
Amazone-Orinaco, Amerika Tengah, sebagian besar daerah Asia Tenggara dan
Papua Nugini, dan lembah Kongo di Afrika.

Ciri-ciri:

Curah hajannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 225
cm/tahun.

Matahari bersinar sepanjang tahun.

Dari bulan satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil

Di bawah kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga tidak
ada perubahan suhu antara siang dan malam hari.
35

Flora: terdapat beratus-ratus spesies tumbuhan. pohon-pohon dapat mencapai


ketinggian 20 40 m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga
membentuk suatu tudung atau kanopi.tumbuhan khas yang dijumpai adalah
liana dan epifit. Liana adalah tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan,
contoh: rotan.

Epifit adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan tidak
merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang Burung.

Fauna: di daerah tudung yang cukup sinar matahari, pada siang hari
hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang
hari, di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan- hewan yang
bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam hari, misalnya: burung
hantu, babi hutan,kucing hutan, macan tutul.

4. Bioma hutan gugur

Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,


Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah
yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon
sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang,
rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).

5. Bioma taiga

Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah
tropik.Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga
merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap
sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali.Hewannya antara lain
moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan
pada musim gugur.

6. Bioma tundra

Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub
utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi.Pertumbuhan tanaman di
36

daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan


adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang
pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi
dengan keadaan yang dingin.

Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada
musim panas, semuanya berdarah panas.Hewan yang menetap memiliki
rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub,
dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.

b. Ekosistem Air Tawar

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi
cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang
terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.Hampir
semua filum hewan terdapat dalam air tawar.Organisme yang hidup di air
tawar pada umumnya telah beradaptasi.

Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.

Adaptasi tumbuhan

Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya
kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga
maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti
teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan
dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama
dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.

Adaptasi hewan

Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton.Nekton merupakan hewan yang


bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat.Hewan tingkat tinggi yang
hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan
tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan
air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.
37

Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat


darat.Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan
kebiasaan hidup.

Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan),


danfagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof
atau organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme.

Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya


matahari.Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi
fotosintesis disebut daerah fotik.Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari
disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur
yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di
atas dengan daerah dingin di dasar.

Ekosistem Air Laut ( Ekosistem Bahari )

Kelompok ekosistem bahari dapat dibedakan menjadi ekosistem laut dalam,


ekosistem pantai pasir dangkal (litoral) dan Ekosistem pasang surut.

1. Ekosistem laut dalam

Bagian lautan terdalam mempunyai suatu lingkungan yang khas dan


diperlukan adaptasi yang luar biasa untuk memungkinkan kehidupan disini.
Keadaan di kedalaman ini dingin, gelap dan sunyi.Disini tidak terdapat
produsen. Makanan untuk organisme hidup berasal dari bahan organi yang
mengendap dari bagian atas, sehingga jumlahnya relative sedikit sekli.
Adaptasi yang memungkinkan kehidupan di bawah tekanan di kedalaman
mengakibatkan jika terjadi perpindahan ke lapisan atas maka organisme ini
tidak dapat hidup. Keanekaragaman dan jumlah organisme biasanya kurang
dengan bertambah dalamnya lautan. Dalam kegelapan abadi sebagian besar
hewan berwarna hitam atau merah tua dan mempunyai mata yang sangat peka.

Di kedalaman lautan kebanyakan hewan dapat membuat cahaya dalam


tubuhnya atau serung dinamakan Bioluminisens( yunani: bios + lumon =
cahaya). Apakah manfaat bioluminisense bagi organisme ? Selain sebagai
38

identitas organisme, kemampuan ini juga menjadikan organisme laut dalam


dapat memikat mangsanya dan membantu organisme dalam menghindarkan
diri dari tanda bahaya. Beberapa contoh organisme penghuni ekosistem laut
dalam dapat dilihat pada gambar 10.26

2. Ekosistem Pantai Pasir Dangkal

Ekosistem ini umumnya terdapat di pantai daerah pesisir yang terbuka dan
jauh dari pengaruh sungai besar, tetapi ada juga yang terletak di antara dua
dinding batu terjal. Komunitas di habitat ini biasanya didominasi oleh
beberapa jenis rumput laut dan beberapa macam alga seperti Enhalus
acoroides, Halodule tridentata (rumput laut), Sargassum, danGracillaria (alga
laut).

Ekosistem pantai pasir dangkal terdiri dari ekosistem terumbu karang,


ekosistem pantai batu dan ekosistem pantai lumpur

a). Ekosistem terumbu karang (coral reef)

Ekosistem ini merupakan hasil kegiatan dan interaksi antara berbagai jenis
organisme, di antaranya Colenterata, cacing laut, siput laut, kerang, dan alga
berkapur (Halimeda). Polip karang merupakan organisme kecil pembentuk
cangkang kapur. Cangkang ini terus bertumpuk menjadi bentuk yang padat
dan massif yang disebut terumbu karang. Terumbu karang merupakan salah
satu ekosistem yang produktif di bumi, dengan produktivitas fotosintesis yang
besarnya 3000 kali lipat dari produktivits perairan di sekelilingnya. Kekayaan
terumbu karang bertumpu pada hubungan yang khusus antara karang dan
batuan. Dalam setiap polip terdapat puluhan ribu tumbuhan bersel satu yang
disebutzooxanthellae, yang menyediakan tambahan energi bagi karang melalui
proses fotosintsis. Tumbuhan ini juga mendaur ulang zat-zat makanan. Karang
menangkap zooplankton dan mangsa lainnya, kotoran yang dikeluarkan
karang digunakan olehzooxanthellae. Terumbu karang terdapat di perairan
yang jernih yang merupakan habitat bagi berbagai jenis ikan yang bernilai
ekonomi.
39

Ekosistem jenis ini banyak dijumpai di pantai selatan Jawa, Bali, pulau-pulau
sebelah barat Sumatra, Nusa Tenggara, dan Maluku.

b). Ekosistem Pantai Batu

Ekosistem jenis ini merupakan batuan cadas yang berasal dari


proses konglomerasi(berkumpul dan menyatu) batu-batu kecil dengan tanah
liat dan kapur atau terbentuk dari bongkah-bongkahan batu granit yang besar-
besar. Ekosistem semacam ini terdapat di daerah pesisir yang berbukit dan
berdinding batu di pantai selatan Jawa, pantai barat Sumatra, Nusa Tenggara,
Bali dan sekitar Maluku. Di dalam ekosistem ini banyak terdapat
alga Echeuma spinosum, Gelidium,dan juga Sargassum.

c). Ekosistem Pantai Lumpur

Terdapat di sekitar muara sungai. Pantai semacam ini banyak dijumpai di


Jaawa, Sumatra, Kalimantan, dan IrianJaya. Di dalam ekosistem ini
berkembang komunitas pionirAvicenia (api-api), Sonneratia (bakau), dan
rumput laut Enhalus acorides.

Hewannya yang paling banyak ialah ikan gelodok.

Tipe ekosistem muara sungai disebut juga ekosistem estuarlina.

3. Ekosistem Pasang Surut ( Ekosistem pantai )

Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah
pasang surut, dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut.Organisme yang
hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di
substrat keras.

Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi.Daerah ini
dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi
konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.

Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah.Daerah
ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput
40

herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan
kecil.

Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut.Daerah ini
dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.

Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat


dibedakan sebagai berikut.

Formasi pes caprae karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir
adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan
gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan
lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan
Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum
asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola
Fruescens (babakoan).

Formasi baringtonia didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya


Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.

Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan
bakau yang memiliki akar napas.Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di
daerah berlumpur yang kurang oksigen.Selain berfungsi untuk mengambil
oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut
gelombang.Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa,
Acathus, Rhizophora, dan Cerbera.

Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh
adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.

F. Tipe-Tipe Ekosistem yang ada di Indonesia

Di pulau jawa sangat mudah menemukan pohon kelapa, mangga, kambing,


sapi, dan kerbau, tetapi pohon korma, kangguru dan zebra, sulit
ditemukannya. Burung cendrawasih banyak ditemukan di Pulau Papua, tidak
ditemukan di jawa. Pohon bakau tidak akan tumbuh di pegunungan,
41

hanya tumbuh di pantai berlumpur. Ikan gurami hanya di air tawar, tidak akan
hidup di laut. Mengapa hal itu dapat terjadi ? Apakah yang menentukan
keberadaan suatu organisme dalam daerah tertentu ?

Organisme memiliki karakteristik dalam sifat dan kemampuan adaptasi


berbeda dalam memberikan respon terhadap perubahan lingkungan.Ada yang
dapat hidup di tempat yang lembab dan lainnya hanya dapat hidup pada
lingkungan kering. Beberapa organisme dapat bertahan karena sinar matahari,
sementara itu organisme lainnya memerlukan tempat yang teduh atau bahkan
gelap. Faktor-faktor lingkungan yang bekerja melalui
toleransi( latin: tolerare = menahan diri, memikul keadaan), memilih macam-
macam organisme yang dapat hidup dalam suatu tempat tertentu.
Kemampuan beradaptasi dan mempertahankan diri inilah yang melahirkan
tipe-tipe ekosistem yang berbeda.

Apapun tipe ekosistemnya, pada dasarnya memiliki struktur yang sama yaitu
adanya interaksi antara sumber energi, produsen, konsumen dan pengurai.
Letak perbedaanya hanyalah jenis organisme yang menempatkan diri pada
komponen fungsionalnya. Coba kamu bandingkan jenis organisme yang
berperan sebagai konsumen primer pada ekosistem kolam dan ekosistem
sawah ? Untuk mengenali tipe-tipe ekosistem pada umumnya kita
menggunakan ciri-ciri komunitas yang menonjol. Khusus untuk ekosistem
daratan yang kita gunakan adalah komunitas vegetasinya, karena wujud
vegetasi merupakan penampakan luarinteraksi antara tumbuhan, hewan dan
lingkungannya.

1. Ekosistem Darat Alami

Berdasarkan komunitas vegetasi yang mendominasi, di Indonesia terdapat tiga


bentuk ekosistem darat alami, yaitu vegetasi pamah, vegetasi pegunundan dan
vegetasi monsun

a. Vegetasi Pamah
42

Ekosistem jenis ini merupakan bagian terbesar dari hutan di Indonesia, yaitu
di Sumatra, Kalimantan, dan Irian. Terletak pada ketinggian antara 0 1.000
di atas permukaan laut (dpl).

Ditinjau dari segi vegetasinya dapat dibagi lagi menjadi vegetasi hutan rawan
dan vegetasi darat, contohnya hutan bakau, hutan sagu dan hutan rawa
gambut. Beberapa contoh vegetasi pamah di antaranya ialah:

1). Hutan bakau

Di Indonesia luasnya kurang lebih sekitar 4.250.000 hektar dan tersebar di


seluruh kepulauan. Jumlah jenis ntumbuhan dalam hutan bakau tercatat
sekitar 95 jenis. Tampaknya hutan bakau seragam tetapi di tempat yang
banyak karangnya tumbuhan ini kurang subur dan ukurannya lebih pendek
dan kecil. Tumbuhan bakau yang subur dengan ukuran besar terdapat di
muara sungai.

Fauna hutan bakau umumnya dari jenis moluska, kepiting, dan ular air.

2). Hutan rawa air tawar

Ekosistem jenis ini terdapat di belakang hutan bakau. Populasinya padat


dengan kanopi yang lebat dan pada kondisi yang baik pohon-pohon dapat
mencapai ketinggian sekitrar 30 meter dan merata.

3). Vegetasi terna rawa

Ekosistem jenis ini umumnya didominasi oleh jenis rumput-rumputan.


Banyak dijumpai di Sumatra, Kalimantan, dan Irian Jaya.

4). Vegetasi pantai pasir karang

Dapat dibedakan atas begetasi yang berbentuk terna (formasi pescaprae) dan
vegetasi yang berbentuk perdu dan pohon (formasi Barringtonia). Kedua
macam vegetasi ini banyak terdapat di tepi pantai yang berpasir atau
berkarang tetapi tidak terlalu jauh dari pantai ke arah darat.

5). Hutan rawa gambut


43

Vegetasi di daerah ini tinggi-tinggi tetapi kurus dan tidak lebart karena
tanahnya mengandung timbunan gambut yang bersifat asam dengan
kandungan zat hara sangat rendah. Dari tepi sampai ke bagian tengah hutan
gambut dapat dibedakan tiga tipe, yaituhutan rawa gambut campuran, hutan
rawa gambut campuran transisi, dan padang yang terentang. Ketiga tipe hutan
ini selalu lengkap pada setoap lokasi hutan rawa gambut dan banyak terdapat
di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.

6). Hutan sagu

Ada dua tipe hutan sagu, yaitu hutan sagu murni dan hutan sagu
campuran dengan pohon atau vegetasi lain di mana populasinhya rapat dan
berkembang di daerah di mana aliran air tawarnya teratur. Banyak terdapat di
Irian Jaya dan Maluku.

7). Hutan tepi sungai

Ekosistem semacam ini terdapat di sepanjang aliran tepi sungai besar dan
terdiri atas tumbuhan rawa musiman yang berbeda.

Merupakan habitat transisi dengan hutan rawa air tawar. Floranya sebagian
besar terdiri atas tumbuhan berkayu yang hidup di celah-celah batu dengan
perakarann yang kuat, daunnya sempit dan bijinya dapat disebarkan oleh air
atau ikan.

8). Komunitas danau

Vegetasi yang ada di perairan danau umumnya adalah fitoplankton. Jenis


rumput-rumputan dan tumbuhan lain yang terapung dapat mendominasi
vegetasi di tepian danau.

b. Vegetasi Pegunungan

Ekosistem jenis ini sangat beraneka ragam sehingga dapat diklasifikasikan


menjadi hutan pegunungan, padang rumput, vegetasi terbuka pada lereng
berbatu, vegetasi rawa gambut, danau dan vegetasi alpin.
44

1. Hutan Pegunungan

Dapat dibedakan menjadi :

a). Hutan pegunungan atas dengan ketinggian antara 1.500 3.300 m.


Hutannya lebat dengan pohon yang tinggi-tinggi rata-rata sekitar 25 m.
jenisnya lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang ada di hutan pegunungan
bawah.

b). Hutan pegunungan bawah dengan ketinggian antara 1000 2.500 m.


Umumnya pohon-pohonnya relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan
pohon yang ada di hutan pegunungan atas, diameter batangnya pun relatif
lebih kecil.

2. Padang rumput

Dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu :

Padang rumput-semak tepi hutan, terdapat di Irian Jaya pada lereng batu kapur
dengan tanah yang dangkal di Dataran Tinggi Kemabu. Daerah ini
ketinggiannya antara 3.300 3.800 m.

Padang rumput merumpun Corporosma brassi Deschampsinklosii. Pada


rumput jenis ini terdapat di lereng yang basah pada ketinggian 3.300 4.100
m di seluruh daerah pegunungan Irian Jaya. Hampir seluruh komunitasnya
berupa hamparan rumput Danthonia klossii yang tingginya rata-rata 1 meter.
Di antaranya kadang-kadang terdapat tumbuhan perdua jenis Corprosma
brassii yang tumbuhnya kerdil.

2.5 Materi Perubahan Lingkungan

Pengertian Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup merupakan komponen penting yang menyediakan


berbagai kebutuhan untuk manusia. Pada awal peradaban, mula-mula
manusia hanya memanfaatkan alam untuk memenuhi kebutuhannya.
Kekayaan alam yang masih melimpah, tingkat pengetahuan dan konsumsi
45

yang masih rendah masih mampu menyediakan kebutuhan dasar untuk hidup.
Peradaban manusia terus berkembang, jumlah penduduk makin banyak,
tingkat kebutuhan makin beragam, perkembangan budaya manusia semakin
kompleks, dan lingkungan tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan manusia.
Terjadi berbagai bentuk pergeseran cara hidup manusia. Manusia tidak lagi
hanya sekedar mengandalkan alam, lebih dari itu mulai menggunakan ilmu
dan teknologi untuk memanfaatkan dan mengelola lingkungan hidup

Banyak upaya yang sudah dilakukan manusia untuk memanfaatkan dan


mengelola lingkungan hidup melalui sentuhan ilmu pengetahuan dan
teknologi.Semua itu dilakukan agar manusia dapat menikmati hidup, tidak lagi
sekedar melakukan hidup. Kondisi ini semakin mendorong manusia untuk
terus melakukan ekploitasi yang tanpa batas.Ekploitasi, aktivitas hidup dan
proses produksi lainnya memberikan hasil samping yang terbuang pada media
lingkungan yang sering dinamakan limbah

Pengelolaan limbah kadang kurang mendapatkan perhatian yang serius,


akibatnya semakin memperparah keseimbangan lingkungan yang sebelumnya
terjaga. Lingkungan tidak lagi berfungsi sesuai peruntukannya.Kurang
disadari bahwa lingkungan tidak hanya disediakan untuk manusia, makhluk
hidup yang lain terabaikan.PandanganAntroposentris, mengalahkan segalanya.
Pencemaran lingkungan mulai terjadi dan akhirnya lingkunganpun mulai
berubah dan ketimpangan daur ekologis makin memperburuk lingkungan
hidup manusia. Akankah manusia mulai sadar akan akan ulahnya itu ?
Sejauhmana ilmu pengetahuan dan teknologi telah dipergunakan manusia
untuk melakukan koreksi terhadap berbagai bentuk ekploitasi dan
ketimpangan daur ekologi ?

No Kegiatan Macam Pencemaran atau Masalah Lingkungan


yang Timbul
1 Urbanisasi Air limbah, buangan industri, sediment, buangan
organik dan biologis, pengerukan pelabuhan,
penimbunan tanah, pemindahan tanah dan reklamsi
2 Pertanian, Pestisida, Organochlorin, Organophosphat,
46

Kehutanan Karbamat, Pupuk, endapan


3 Ekstraksi minyak, Minyak, dispersant, dan air garam
penyulingan ,
transportasi
4 Pertambangan Metal ( timah, tembaga, nikel dan arsenic) endapan;
kerusakan ekosistem karang dari endapan atau
eksploitasi batu karang
5 Metallurgi Metal, khususnya tembaga, seng, nikel dan cadmium
6 Sellulose Senyawa organochlorin dari proses pemutihan Chlori
air raksa (Hg) darimproduksi soda caustic dan chlorine
7 Tekstil Zat pewarna yang mengandung metal, khususnya Cd
dan Pb; Pestisida
8 Plastik Hasil sampingan dari produksi Chlorida, monomer,
Cadmium, sampah plastic
9 Pembangkit Air panas, buangan radioaktif
Listrik
10 Desalinasi Air panas garam
Pencemaran lingkungan

Polusi adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,


dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Segala
sesuatu yang menyebabkan polusi disebut polutan.

Polusi air
47

Berikut disajikan jenis kegiatan dan macam polutannya.

Menurut Daljoeni (1986) pencemaran (polusi) dapat menimbulkan beberapa


akibat (1) langsung mengganggu kesehatan misalnya peracunan paru-paru
lewat polusi udara (2) kerusakan pada benda atau manusia misalnya efek
korosif dari polusi udara atas gedung-gedung dan panenan (3) efek langsung
yang mengancam kualitas kehidupan manusia misalnya onggokan sampah,
onggokan pupuk kandang, peceren dan jumbleng(kakus) kering dan (4) efek
tak langsung terhadap masyarakat misalnya usaha pertambangan minyak
bumi di wilayah lepas pantai, pemotongan hutan untuk ekspor kayu,
pembinasaan rumput-rumput dengan beternak liar dan seterusnya..
Ditambahkan Syamsuri dkk (2002) pencemaran dapat menyebabkan
terjadinya (1) punahnya spesies (2) Gangguan keseimbangan lingkungan (3)
keracunan dan penyakit serta (4) pemekatan hayati (biomagnification).
Menyadari adanya berbagai dampak polusi terhadap kesehatan dan
kesejahteraan manusia, maka terjadinya polusi perlu dideteksi secara dini dan
ditangani segera dan terpadu.

1. Macam-macam Polusi

Berdasarkan tempatnya polusi dapat dibedakan menjadi polusi air, polusi


tanah dan polusi udara.

a. Polusi air

Dalam kehidupan sehari-hari kita memerlukan air bersih untuk


minum, memasak, mandi, mencuci dan keperluan lain. Air yang kita
manfaatkan sebaiknya dapat memenuhi syarat kuantitas dan kualitas.
Secara kuantitas rata-rata keperluan air per hari per kapita sebanyak 100
liter. Secara kualitas air yang sehat harus memenuhi syarat fisika,
kimia, dan biologi agar tidak merugikan kesehatan. Secara fisika, air
yang sehat adalah air yang jernih, tidak berasa, dan tidak berbau. Secara
kimia, air yang sehat harus bebas dari bahan beracun dan berbahaya
(B3). Dan secara biologi, air yang sehat harus memenuhi syarat tidak
mengandung mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan
48

penyakit. Agar kesehatan tetap terjaga dan terpelihara maka konsumsi


akan air harus mempertimbangkan sumber air.

Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran


air dapat dibedakan antara lain : a). Limbah Pertanian b). Limbah Rumah
Tangga c). Limbah Industri d). Penangkapan Ikan Menggunakan racun

Cara pencegahan dan penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan


sebagai berikut:

1) Cara pemakaian pestisida sesuai aturan yang ada.


2) Sisa air buangan pabrik dinetralkan lebih dahulu sebelum dibuang ke
sungai
3) Pembuangan air limbah pabrik tidak boleh melalui daerah pemukiman
penduduk.
4) Setiap rumah hendaknya membuat septi tank yang baik.

b. Polusi tanah

Tanah merupakan sumber daya alam yang mengandung benda


organik dan anorganik yang mampu mendukung kehidupan manusia
dan perikehidupan lainnya. Pencemaran menyebabkan susunan tanah
mengalami perubahan, sehingga menggangu kehidupan jasad yang
hidup di dalam tanah maupun di permukaan. Pencemaran tanah dapat
terjadi antara lain melalui pencemaran langsung, dan tidak langsung.
Pencemaran langsung terjadi karena penggunaan pupuk yang berlebihan,
pemberian pestisida dan pembuangan limbah yang tidak dapat
dicernakkan seperti plastik. Pencemaran tidak langsung dapat terjadi
melalui air, dan udara. Air yang mengandung polutan akan mengubah
susunan kimia tanah sehingga mengganggu jasad yang hidup atau di
permukaan tanah. Udara yang tercemar akan menurunkan hujan yang
mengandung bahan pencemar ini, akibatnya tanah akan tercemar
juga. Bila membicarakan polusi tanah tidak akan terlepas dari polusi
air karena pencemaran tanah dipercepat oleh adanya air, cotohnya sisa
pestisida yang larut dalam air oleh petani akan terbawa kemana-mana,
49

mencemari tanah di sekitarnya atau tanah-tanah lain yang dilalui oleh


aliran air tersebut.

Cara pencegahan dan penanggulangan pencemaran tanah, antara lain


sebagai berikut :

1. Sebelum dibuang ke tanah senyawa sintetis seperti plastik sebaiknya


diuraikan lebih dahulu, misalnya dengan dibakar.
2. Untuk bahan-bahan yang dapat didaur ulang, hendaknya
dilakukanproses daur ulang, seperti kaca, plastik, kaleng, dan
sebagainya.
3. Membuang sampah pada tempatnya.
4. Penggunaan pestisida dengan dosis yang telah ditentukan.
5. Penggunaan pupuk anorganik secara tidak berlebihan pada tanaman.

c. Polusi udara

Jika udara di atmosfer dicampuri dengan zat, energi, radiasi dan


komponen lainnya sehingga kualitas udara turun dan tidak sesuai
dengan peruntukkannya berarti pencemaran udara sudah terjadi.
Pencemar udara dapat digolongkan ke dalam tiga kategori
yaitu pergesekan permukaan, penguapan dan pembakaran.

Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2


hasil pembakaran, SO, SO2, CFC, CO, dan asap rokok.

Cara pencegahan dan penanggulangan terhadap pencemaran udara, antara


lain sebagai berikut.

a. Perlu dibatasi penggunaan bahan bakar yang menghasilkan CO.


b. Menerapkan program penghijauan di kota-kota untuk mengurangi
tingkat pencemaran.
c. Memilih lokasi pabrik dan industri yang jauh dari keramaian dan pada
tanah yang kurang produktif.
d. Gas-gas buangan pabrik perlu dibersihkan dahulu sebelum
dikeluarkan ke udara bebas.

d. Polusi Suara
50

Pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang


diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman
makhluk hidup di sekitarnya.Bunyi atau suara yang dapat mengganggu
dan merusak pendengaran manusia disebut kebisingan.Pencemaran atau
polusi suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat
daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.


Kep 48/MENLH/11/1996 tentang baku tingkat kebisingan menyebutkan
bahwa kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha
atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Tingkat
kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melebihi 50 desibel
(db).Pengukurannya menggunakan alat yang bernama Sound Level
Meter.Oleh karena kebisingan dapat mengganggu lingkungan, maka
kebisingan dapat dimasukkan sebagai pencemaran.

Dampak Pencemaran Suara (Kebisingan)

Suara-suara bising ini dapat menyebabkan terganggunya


pendengaran manusia. Selain itu, lama-kelamaan suara bising ini akan
menimbulkan berbagai keluhan pada tubuh kita, misalnya pusing, mual,
jantung berdebar-debar, sulit tidur, badan kaku, dan naiknya tekanan
darah.

Dampak Pencemaran Suara terhadap Mamalia Laut

Mamalia laut (misalnya lumba-lumba sungai dan paus) tinggal di


lingkungan di mana tidak terdapat cahaya yaitu di kedalaman yang jauh
dari permukaan.Pada kedalaman lebih dari 200 meter cahaya tidak lagi
menembus laut, dengan keadaan ini maka mamalia laut mengandalkan
suara dibandingkan cahaya sebagai alat utama dalam berkomunikasi serta
untuk lebih berhati-hati dari keadaan lingkungan sekitarnya.

Kegiatan Manusia yang Mempengaruhi Keseimbangan Alam (Ekosistem)


51

1. Penebangan Pohon secara Liar dan Pembakaran Hutan (Deforestasi )

2. Perburuan Hewan secara Terus-Menerus

3. Penggunaan Pupuk dan DDT yang Berlebih

4. Penangkapan ikan di laut dengan pukat harimau atau bahan peledak

5. Pemanfaatan Tumbuhan oleh Manusia

Selain memanfaatkan hewan, manusia juga banyak memanfaatkan tumbuhan


untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tumbuhan apa saja yang sering
dimanfaatkan manusia? Bagian tumbuhan di hutan yang banyak digunakan
manusia adalah kayunya.Kayu jati digunakan untuk bangunan rumah, kursi,
tempat tidur, dan lemari.Kayu meranti, kamper, dan mahoni umumnya
digunakan untuk bangunan rumah atau gedung. Tumbuhan dapat digunakan
kayunya setelah tumbuhan tersebut tumbuh selama berpuluh-puluh
tahun.Misalnya, kayu jati usianya sampai puluhan tahun.Jadi, jika kamu
menanam jati sekarang, kamu baru dapat menggunakannya 20 tahun
kemudian, sedangkan kebutuhan manusia terus meningkat.Apa yang harus
dilakukan untuk mencegah punahnya tanaman-tanaman langka tersebut?

Tanaman langka yang sering digunakan oleh manusia harus dilestarikan. Cara
melestarikan tumbuhan tersebut antara lain sebagai berikut. :

a. Tidak menebang pohon sembarangan.

b. Penanaman kembali tanaman yang telah dimanfaatkan atau peremajaan


tanaman.

c. Pemeliharan tanaman dengan benar.

ETIKA LINGKUNGAN

Sebagai bangsa Indonesia yang bertangungjawab, kita tidak menghendaki


lingkungan yang semakin rusak akibat ulah manusia yang keliru, tetapi kita
menghendaki lingkungan yang dapat menyangga kehidupan yang semakin
52

baik bagi flora, faunda dan manusia yang hidup di dalamnya.Untuk itu kita
memerlukan orang-orang yang sadar lingkungan.

Orang yang sadar lingkungan adalah orang-orang yang sudah memahami dan
menerapkan prinsip-prinsip ekologi serta etika lingkungan dalam menghadapi
masalah dan akibat perbuatan yang berkaitan dengan lingkungan.
53

BAB III
METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
3.1 Model Penelitian dan Pengembangan
Model penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang
merupakan suatu proses penelitian yang mengembangkan suatu produk
berupa pengembangan instrumen penilaian. Model pengembangan
instrumen penilaian pada penelitian ini menggunakan model Thiagarajan
yang juga dikenal dengan model 4D. menurut Thiagarajan (1974) dalam
Supandi (2013) menyatakan model ini terdiri dari 4 tahap yaitu: define
(pendefinisian ), design (perancangan), develop (pengembangan), dan
disseminate (penyebaran). Model 4D dipilih karena sistematis dan cocok
untuk mengembangkan atau memvalidasi produk instrumen pembelajaran.
Penelitian ini hanya sampai pada tahap pengembangan karena keterbatasan
waktu untuk tahapan disseminate (penyebaran) akan dilakukan pada
penelitian selanjutnya.
Adapun langkah-langkah pengembangan terdapat pada bagan
berikut ini :

Define/ Pendefinisian Observasi lapangan

Analisis permasalahan

Design/ Perancangan Menetapkan KI dan KD

Menganalisis KD

Membuat kisi-kisi soal dan instrumen penilaian k

57
Develop/ Pengembangan
Validitas ahli instrumen materi dan lapanga
Revisi

Uji coba produk

Disseminate/ Penyebaran Tidak dilakukan


54

3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan


Menurut Poerwanti (2001) langkah-langkah pengembangan sebagai
berikut.
3.2.1. Perencanaan tes
Dalam langkah perencanaan tes ada beberapa kegiatan yang harus
dilakukan guru sebagai pendidik yaitu :
a. Menentukan cakupan materi yang akan diukur yang menyangkut
penetapan cakupan materi dan aspek (ranah) kemampuan yang akan
diukur. Langkah ini dilakukan dengan menyusun kisi-kisi soal. Ada
tiga langkah dalam mengembangkan kisi isi tes dalam sistem
penilaian berbasis kompetensi dasar yaitu; (1) menulis kompetensi
dasar, (2) menulis materi pokok, (3) menntukan indikator, dan (4)
menentukan jumlah soal.
b. Pemilihan bentuk tes dapat dilakukan dengan tepat bila didasarkan
pada tujuan pembelajaran, jumlah peserta tes, waktu yang tersedia
untuk memeriksa lembar jawaban, cakupan materi tes, dan
karakteristik mata pelajaran yang diujikan.
c. Menetapkan panjang tes. Langkah menetapkan panjang tes meliputi
berapa waktu yang tersedia untuk melakukan tes hal ini terkait erat
dengan penetapan jumlah item-item tes yang akan dikembangkan.
Ada tiga hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah
soal yaitu bobot maisng-masing bagian yang telah ditentukan dalam
kisi-kisi, keandalan yang diinginkan dan waktu yang tersedia.
3.2.2. Menulis butir pertanyaan
Setelah selesai mencermati dan menjabarkan setiap indikator
menjadi diskriptor-diskriptor dan telah ditetapkan ukurannya maka guru
mulai dapat mengembangkan atau menulis butir pertanyaan sesuai dengan
kisi-kisi yang telah ditetapkan.Ada 3 kegiatan pokok dalam menuis butir
soal yaitu.
a. Menulis draft soal beserta kunci jawaban. Ada dua hal yang perlu
mendapat perhatian dalam penulisan butir pertanyaan yaitu format
pertanyaan dan alternatif jawaban. Dalam hal ini perlu diperhatikan
55

beberapa hal yaitu (1) pertanyaan mudah dimengerti, (2) sesuai


dengan indikator, (3) tat letak keseluruhan baik,(4) apakah perlu
pembobotan, dan (5) kunci jawaban sudah benar.
b. Memantapkan validitas isi (Content Validity) dan validitas konstruk
(Construcs Validity). Content Validity atau validitas isi pada dasarnya
merupakan koefisien yang menunjukkan kesesuaian antara draft tes
yang telah disusun dengan isi dari konsep dan kisi-kisi yang telah
disusun apakah semua materi telah terjabar dalam item dan apakah
soal yang disusun telah pula sesuai ranah yang akan diukur. Langkah
ini dapat dilakukan dengan beberapa cara misalya diskusi dengan
sesama guru ataupun dengan cara mencermati kembali substansi dai
konsep yang akan diukur. Selain validitas isi adapula validitas
konstruk. Valididitas konstruk (Construk Validity) berkaitan dengan
dengan konstruksi atau konsep yang akan diuji validitas alat
ukurnya. Validitas konstruk dapat dilakukan dengan mengidentifikasi
dan memasangkan butir-butir soal dengan tujuan pembelajaran.
c. Melakuakan uji coba (try out) yang perlu perhatikan adalah bahwa
try out dapat dilakukan untuk berbagai kepentingan diantaranya
adalah untuk; (1) analisis item, (2) bagaimana rencana pelaksanaan,
(3) memperkirakan penggunaan waktu pengerjaan, (4) kejelasan
format tes, (5) kejelasan petunjuk pengisian, dan (6) pemahaman
bahasa yang digunakan.
d. Revisi soal. Hasil dari uji coba kemudian dilakukan analisis untuk
mencari tingkat kesukaran soal dan penggunaan bahasa yang kurang
komunikatif untuk kemudian dilakukan revisi sesuai dengan
kebutuhan. Misalnya revisi dilakukan untuk;(1) eliminasi butir-butir
yang jelek, (2) menambah butir-butir baru, (3) memperjelas
petunjuk, (4) memodifikasi format dan urutan

3.2.3. Melakukan pengukuran dengan tes


Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan pada saat
menyelenggarakan tes untuk siswa yaitu:
a. Menjaga objektivitas pelaksanaan tes
Kegiatan pengukuran yang berupa penyelenggarann tes juga sudah
menjadi kegiatan guru tetap harus menjaga objektivita baik dalam
56

pengawasan, menjaga kerahasiaan soal, dan berbagai kode etik


penyelenggaraan tes yang lain. Setelah ujian dilaksanakan maka langkah
berikut adalah koreksi dan interprestasi dari hasil ujian tersebut untuk
kemudian berdasarkan data hasil analisis tersebut akan diambil keputusan
dalam berbagai kepentingan
b. Memberikan skor pada hasil tes
Memberikan skor pada hasil tes yaitu memeriksa hasil jawaban
dari para siswa untuk memberikan skor sebagai penghargaan terhadap
setiap point soal yang dapat dikerjakan hasilnya berupa angka yang disebut
skor merah, angka yang menunjukkan berapa soal yang bisa dijawab benar
oleh siswa.Penentuan jumlah soal yang bisa dijawab benar ini tidak
menjadi masalah untuk tes obyektif. Namun untuk bentuk soal tes uraian
masalah ini akan menjadi persoalan karena setiap siswa akan
mengemukakan argumentasi yang berbeda-beda untuk menjawab soal dan
permasalahan tes. Sehingga dalam melakukan langkah ini harus pula
dijaga obyektifitas dengan selalu menggunakan kunci jawaban dan
indikator keberhasilan.
c. Melakukan analisis hasil tes
Setelah semua pekerjaan siswa dikoreksi langkah berikutnya
adalah melakukan analisis terhadap skor hasil tes.
3.3 Uji Coba Produk
3.3.1. Desain uji coba
Penelitian pengembangan perlu adanya uji coba produk.Uji coba
digunakan untuk melihat sejauh mana produk yang dibuat dapat mencapai
sasaran dan tujuan serta kelayakan produk yang dihasilkan.Dengan uji
coba kualitas produk yang dikembangkan betul-betul teruji secara empiris.
Sehingga desain uji coba yang akan dilakukan adalah validitas teoritik (uji
tim ahli), revisi produk awal, uji coba terbatas, dan revisi produk.
3.3.2. Subjek uji coba
Sebelum dilakukan uji coba lapangan instrumen tes berupa soal
pilihan ganda yang diperiksa oleh tim ahli materi, tim ahli instrumen, dan
guru mata pelajaran Biologi. Tim ahli diambil dari dosen Biologi
Universitas Negeri Malang. Produk yang telah melalui tim ahli akan
diujikan kepada siswa SMA kelas X SMA ISLAM Malang
3.3.3. Jenis data
57

Data yang diperoleh dari uji coba produk pengembangan


instrumen tes digunakan untuk menyempurnakan pengembangan.Data
yang diperoleh berupa deskriptif kuatitatif.
3.3.4. Instrumen pengumpulan data
a. Angket
Instrumen angket digunakan untuk menjaring data saat uji
kelayakan produk.Instrumen ini dibantu dengan rubrik sebagai
pedoman untuk penskoran setiap bagian dalam angket.
b. Soal pilihan ganda
Instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data dari
siswa agar dapatdigunakan dalam analisis butir soal yang
dikembangkan.Hasil analisis butir soal tersebut dapat digunakan
untuk menentukan kelayakan butir soal produk yang dihasilkan
sehingga produk dapat digunakan sebagai penentu hasil belajar
siswa.
3.3.5. Teknik analisis data
Teknik analisis data meliputi dua teknik yaitu analisis validasi
dari tim ahli dan juga analisis kualitas soal.
3.3.5.1Analisis Tim Ahli
Uji Tim Ahli dilakukan oleh dua ahli yaitu ahli meteri dan ahli
instrumen penilaian. Selain tim ahli materi dan tim ahli instrument juga
ada validasi dari guru sekolah yang mengampu mata pelajaran Biologi
kelas X semester genap. Uji ahli dilakukan sebelum instrument penilaian
di ujicobakan kepada siswa SMA ISLAM Malang.Hal ini dilakukan agar
ada saran dan masukan tentang instrument penilaian sebelum diujicobakan
dengan mengisi lembar validasi. Criteria penetapan tim ahli dilakukan
dengan mengisi lembar validasi. Kriteria penetapan tim ahli sebagai
berikut.
a. Ahli materi
Ahli meteri bertindak sebagai validator pengembangan
instrument penilaian materi virus, kingdom monera dan kingdom
protista.Penetapan berdasarkan kriteria sebagai berikut.
- Sebagai dosen Pembina mata kuliah Virus, kingdom Monera dan
Kingdom Protista di Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang.
- Memiliki latar belakang pendidikan minimal Master di bidang
tersebut
58

- Bersedia sebagai validator produk pengembangan instrument


penilaian materi Virus, kingdom Monera dan Kingdom Protista
Fokus validasi yang dilakukan ahli instrument terpusat pada : (1)
instrument sesuai dengan tujuan, (2) keluasan dan kedalaman sesuai
dengan KI dan KD, (3) Kebenaran konsep, (4) kejelasan tata bahasa.
b. Ahli instrumenAhli isntrumen
Ahli instrument bertindak sebagai validator pengembangan
penilaian materi virus, kingdom monera dan kingdom protista.Penetapan
berdasarkan criteria berdasarkan criteria sebagai berikut.
- Sebagai dosen Pembina Jurusan Biologi Universitas Negeri
Malang.
- Sebagai dosen Pembina mata kuliah Evaluasi Pendidikan.
- Memiliki pengalaman dan keahlian dalam pembuatan instrumen
penilaian materiVirus, kingdom Monera dan Kingdom Protista

Fokus validasi yang dilakukan ahli isntrumen yaitu: (1)


kesinambungan isi instrument penilaian dengan tujuan, (2) kesinambungan
isi instrument penilaian dengan materi, (3) kesesuaian tingkat kesukaran
SMP, (4) instruksi pengerjaan jelas, (5) pernyataan sederhana, singkat, dan
jelas, (6) kalimat pokok dalam butir soal tidak tergantung pada butir soal
lain., (7) pilihan jawaban homogeny mengenai isi dan bentuknya, (8)
setiap instrument mempunyai satu jawaban yang benar, (9) adanya pilihan
pengecoh.

c. Ahli Lapangan
Penetapan validator guru sekolah berdasarkan krirteria sebagai
berikut.
- Sebagai guru Pembina mata pelajaran Biologi kelas X
- Memiliki latar belakang Pendidikan Sarjana di Pendidikan
Biologi.
- Bersedia sebagai validator produk pengembangan instrument
penilaian materi Virus, kingdom Monera dan Kingdom Protista

Ahli lapangan berpusat pada (1) kesesuaian dengan materi


SMA, (2) kesesuaian soal dengan tujuan, (3) kemudahan soal untuk
dipahami
59

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengelola data hasil


uji ahli instrumen, materi dan lapangan adalah teknik deskriptif kualitatif

3.3.5.2 Analisis kualitas instrument penilaian


Analisis kualitas tes merupakan suatu tahapan yang harus ditempuh
untuk mengetahui derajat kualitas suatu tes.Penilaian hasil belajar
diharapkan tes dapat menggambarkan hasil yang objektif dan
akurat.Melaksanakan analisis butir soal pembuat soal dapat melakukan
analisis secara kualitatif dalam kaitanya dengan isi dan bentuk analisis
secara kuantitatif dalam kaitanya dengan cirri ciri statistikanya atau
peningkatan secara judgment dan prosedur peningkatan secara empiric.
Analisis kualitatif mencakup pengukuran kesulitan butir soal, daya beda
dan reabilitas.
a. Validitas
Menurut Sudjana (2004) menyatakan bahwa validitas berkenaan
dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga
betul betul menilai apa yang seharusnya dinilain artinya ada kesesuaian
alat ukur dengan fungsi pengukuran sasaran pengukuran. Apabila alat ukur
tidak memiliki validitas yang dapat dipertanggungjawabkan maka data
yang masuk dan kesimpulan yang ditarik akan menjadi salah.
Menurut Matondang (2009) bahwa konsep validitas tes yaitu
validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct
validity).Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan
instrumen mengukur isi yang harus diukur.Artinya, alat
ukur tersebut mampu mengungkap isi suatukonsep atau
variabel yang hendak diukur.Dikemukakan oleh Arikunto (2009)
bahwa suatu tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan
khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pembelajaran yang
diberikan.
Menurut Matondang (2009) validitas konstruk adalah validitas
yang mempermasalahkan seberapa jauh butir butir tes mampu mengukur
apa yang benar benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau
definisi konseptual yang telah ditetapkan. Semula juga dikemukakan oleh
Arikunto (2009) bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruk
60

apabila butsetiapir butir soal yang membangun tes tersebut mengukur


setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional
khusus.
b. Reabilitas
Reabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan.Suatu tes
dapat dikatakan memiliki taraf kepercayaan yang tinggijika tes tersebut
dapat memberikan hasil yang tetap.Konsep reabilitas terkait dengan
pemotretan berkali kali.Instrumen yang baik adalah instrumen yang
dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan. Ajeg
atau tetap tidak selalu harus sama tetapi mengikuti perubahan secara ajeg
(Arikunto 2009). Artinya suatu tes yang sama diberikan kepada siswa
berlainan waktu maka siswa tersebut memperoleh hasil yang sama.
Menurut Arikunto (2009) kelemahan penggunaan metode dua tes
dua kali percobaan diatasi dengan metode belah dua. Dalam
menggunakan metode ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes dan
dicobakan dua kali.Pada membelah dua dan mengkorelasikan dua belahan,
baru diketahui reliabilitas separo tes. Untuk mengetahui reliabilitas
seluruh tes, harus digunakan rumus Spearman-Brown sebagai berikut:

Rumus pembelahan
ganjil genap

Interpretasi harga reabilitas secara


keseluruhan adalah sebagai berikut:
0,81 1,00 : Reliabilitas sangat tinggi
0,61 0,80 : Reliabilitas tinggi
0,41 0,60 : Reliabilitas sedang
0,21- 0,40 : Reliabilitas rendah
0,00- 0,20 : Reliabilitas sangat rendah

c. Tingkat kesukaran
Suatu tes tidak boleh terlalu rendah dan tidak juga terlalu
sukar.Menurut Arifin (2009) indeks kesukaran soal adalah seberapa besar
derajat atau tingkat kesukaran suatu soal.Artinya jika suatu soal tersebut
dapat dijawab benar semua oleh siswa maka soal tersebut bukan soal yang
61

baik.Begitu pula jika suatu soal terlalu sulit yang tidak di jawab benar
semua oleh siswa maka bukan soal yang baik juga.
Tingkat kesukaran suatu soal dinyatakan dalam suatu bilangan
yang disebut indeks kesukaran (difficulty index) dan diberi simbol P
singkatan dari kata proporsi.Angka indeks kesukaran berkisar antara 0.00-
1.00.semakin mudah soal maka semakin besar pula bilangan indeksnya
(Arikunto, 2009).
Berdasarkan Arikunto (2009) analisis butir soal untuk taraf
kesukaran dihitung menggunakan rumus :

B
Rumus = P = JS

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal tersebut dengan betul

JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kualifikasi tingkat kesukaran adalah sebagai berikut:

Soal dengan P 0.00 sampai 0.30 adalah soal sukar

Soal dengan P. 0.30 sampai 0.70 adalah soal sedang

Soal dengan P 0.70 sampai 1.00 adalah soal mudah

d. Daya Beda

Menurut Arikunto (2009) daya pembeda soal adalah kemampuan


suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan
tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).Berdasarkan
pernyataan tersebut bahwa suatu tes selain untuk mendapatkan data nilai
tes juga untuk memisahkan atau membedakan antara peserta didik yang
sungguh-sungguh mempelajari suatu materi atau tidak.

BaBb
Rumus : D= JaJb = PA-PB
62

JA = banyak peserta kelompok atas

JB = banyak peserta kelompok bawah

BA = banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar

BB = banyak peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2003):

D : 0,00 0,20 : jelek

D : 0,20 0,40 : cukup

D : 0,40 0,70 : baik

D : 0,70 1,00 : baik sekali

D : negatif semuanya : tidak baik jadi semua butir soal yang


mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang.
63

Daftar Pustaka

Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum


2013. Bandung: PT Refika aditama. Arifin. 2009

Arikunto.Suharsini. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : Bumi


Aksara

BSNP. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor


20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian. Jakarta : Badan standar Nasional
Pendidikan

E. Mulyasa. 2013. Perubahan dan Pengembangan Kurikulum 2013 Merupakan


Persoalan Penting dan Genting

Gulikers, J. T. M., Bastiaens, Th. J. & Kirschner, P. A. (2006).Authentic


Assessment, Student and Teacher Perceptions: The Practical Value of The
Five Dimensional-Framework. Journal of Vocational Education and
Training, 58, 337-357.Hamid. 2011.

Haryati, M. 2008. Model dan teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta. Depdiknas

Karsidi. 2007. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI. Solo: Tiga
Serangkai.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.2013. Peduli


Terhadap Makhluk Hidup Buku Guru SD/MI Kelas IV. Jakarta Lazuardi
GIS dan Politeknik Negeri Media Kreatif.

Kunandar. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik


Berdasarkan Kurikulum 2013): Suatu Pendekatan Praktis disertai dengan
Contoh. Ed. Rev. Jakarta: Rajawali Pers.

Mansyur.2015. Implementasi Penilaian Autentik Kurikulum 2013 Di Sekolah


Menengah Atas (SMA).Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189

Matondang, Zulkifli. 2009. Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen


Penelitian.Jurnal Tabularasa Pps Unimed Vol 6 No.1 Juni 2009
64

Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh
Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.Permendikbud
Nomor 65, 2013.

Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Poerwanti E. 2001. Evaluasi Pembelajaran Modul Akta Mengajar. Malang :


UMM Press

Sam, M. Chan, Tuti T. Sam. 2007. Analisis SWOT : Kebijakan Pendidikan Era
Otonomi Daerah.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Prayitno.(2011). Dasar Teori dan Praktis Pendidikan.Jakarta : Grasindo

Sinamela, Pardomuan. 2013.Kurikulum 2013 dan Implementasunya Dalam


pembelajaran . Medan : UNIMED ISSN 1978-869X

Sudjana.Nana. 2004. Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar :


Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Supandi, dkk. 2013. Pengembangan Soal Evaluasi Interaktif Mata Pelajaran IPA
Materi Hubungan Makhluk Hidup dengan Lingkungan Kelas IV Sekolah
Dasar. Skripsi tidak diterbitkan.Malang : FIP UM

Zulhelmi.2009. Penilaian Psikomotor dan Respon Siswa dalam Pembelajaran


Sains Fisika Melalui Penerapan Penemuan terbimbing di SMP Negeri 20
Pekanbaru.
http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JGS/article/download/300/294. Diunduh
tanggal 10 Juni 2016.

Anda mungkin juga menyukai