Anda di halaman 1dari 23

KETERAMPILAN SAINS DAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS

(Makalah Evaluasi Pembelajaran)

Dosen Pengampu:
Nukhbatul Bidayati Haka, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 1:


Afiani Subhan (1811060476)
Agustin Intan Pratiwi (1811060374)
Amirah Balqis (1811060190)
Bela Bidara Rohim (1811060112)
Fanni Nur Azizah (1811060348)
Intan Azizah Husni (1811060322)
Mu’alhadi Fadulloh (1811060361)
Nuraini (1811060342)
Rohim Tryanmar (1811060432)

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
2020/2021 GENAP
A. Pengertian Pembelajaran Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses sains adalah pendekatan yang didasarkan pada
anggapan bahwa sains itu terbentuk dan berkembang melalui suatu proses
ilmiah. Dalam pembelajaran sains, proses ilmiah tersebut harus dikembangkan
pada siswa sebagai pengalaman yang bermakna. Bagaimanapun pemahaman
konsep sains tidak hanya mengutamakan hasil (produk) saja, tetapi proses untuk
mendapatkan konsep tersebut juga sangat penting dalam membangun
pengetahuan siswa. Keterampilan ilmiah dan sikap ilmiah memiliki peran yang
penting dalam menemukan konsep sains. Siswa dapat membangun gagasan
baru sewaktu mereka berinteraksi dengan suatu gejala. Pembentukan gagasan
dan pengetahuan siswa ini tidak hanya bergantung pada karakteristik objek,
tetapi juga bergantung pada bagaimana siswa memahami objek atau memproses
informasi sehingga diperoleh dan dibangun suatu gagasan baru.1
Keterampilan proses ialah keterampilan intelektual / keterampilan berpikir
yang membuat siswa kreatif dan dapat menolong siswa bagaimana
belajar. Keterampilan proses sains diperlukan dalam kegiatan ilmiah di sekolah
maupun di kemudian hari.2
1. Jenis-Jenis Keterampilan Proses Sains dan Karakteristiknya
Keterampilan proses terdiri atas sejumlah ketrampilan yang satu
sama lain tidak bisa dipisahkan, namun ada penekanan khusus dalam
masing-masing keterampilan tersebut. Ketrampilan proses tersebut adalah
ketrampilan untuk melakukan pengamatan, mengelompokan (klasifikasi,
menafsirkan, meramalakan, mengajukan pertanyaan, berhipotesis,
merencanakan percobaan atau penyelidikan, menggunakan alat,
menerapkan konsep/prinsip dan berkomunikasi.3
Keterampilan-ketrampilan proses tersebut dapat dituangkan atau
dijabarkan menjadi beberapa indikator :

No. Ketrampilan Proses Indikator

1
Patta Bundu. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains.
Jakarta : Depdiknas. Hal 76
2
Ibid. Hal 77
3
Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Hal 56
- Menggunakan sebanyak mungkin alat indera
1 Mengamati
- Mengumpulkan/menggunakan fakta yang
relevan
Mengelompokkan/ - Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
2
Klasifikasi - Mencari perbedaan, persamaan
- Mengontraskan ciri-ciri
- Membandingkan
- Mencari dasar pengelompokkan atau
penggolongan
- Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
3 Menafsirkan
- Menemukan pola dalam suatu seri
pengamatan
- Menyimpulkan
- Menggunakan pola- pola hasil pengamatan
4 Meramalkan
- Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi
pada keadaan yang belum diamati
- Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana.
5 Mengajukan
- Bertanya untuk meminta penjelasan.
Pertanyaan
- Mengajukan pertanyaa yang berlatar
belakang hipotesis.
- Mengetahui bahwa ada lebih dari satu
6 Merumuskan
kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian.
hipotesis
- Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya dengan memperoleh
bukti lebih banyak atau melakukan cara
memecahkan masalah
- M enent kan alat/bahan/sumber yang akan
7 Merencanakan
digunakan
Percobaan
- Mentukan variabel/ faktor penentu.
- Menetukan apa yang akan diukur, diamati,
dicatat.
- Menentukan apa yang akan dilaksanakan
berupa langkah kerja
- Memakai alat/bahan
8 Menggunakan alat/
- Mengetahui alasan mengapa menggunakan
bahan
alat/bahan.
- Mengetahui bagaimana menggunakan alat/
bahan.
- Menggunakan konsep yang telah dipelajari
9 Menerapkan konsep
dalam situasi baru
- Menggunakan konsep pada pengalaman
baru untuk menjelaskan apa yang sedang
terjadi
- Mengubah bentuk penyajian
10 Berkomunikasi
- Menggambarkan data empiris hasil
percobaan atau pengamatan dengan grafik
atau tabel atau diagram
- Menyusun dan menyampaikan laporan
secara sistematis
- Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
- Membaca grafik atau tabel atau diagram.
- Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai
suatu masalah atau suatu peristiwa.
Dari Jenis-jenis keterampilan proses sains diatas dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
a. Mengamati
Mengamati adalah proses pengumpulan data tentang fenomena atau
peristiwa dengan menggunakan inderanya. Untuk dapat menguasai
keterampilan mengamati, siswa harus menggunakan sebanyak mungkin
inderanya, yakni melihat, mendengar, merasakan, mencium dan
mencicipi. Dengan demikian dapat mengumpulkan fakta- fakta yang
relevan dan memadai.4

4
Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan
Pendidikan Kimia FMIPA UPI. Hal 57
Ketrampilan mengamati memiliki sifat kualitatif dan kuantitatif.
Akan bersifat kualitatif apabila proses pengamatanya hanya
menggunakan pancaindara untuk memperoleh informasi dan akan
bersifat kualitatif apabila tidak hanya menggunakan pancaindra saja
tetapi menggunakan perangkat lain yang memberikan informasi yang
khusus dan tepat.5
b. Mengelompokkan
Mengelompokkan adalah suatu sistematika yang digunakan untuk
menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-syarat tertentu. Proses
mengklasifikasikan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari
kesamaan, mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri,
membandingkan, dan mencari dasar penggolongan.6
c. Menafsirkan
Menafsirkan hasil pengamatan ialah menarik kesimpulan tentatif
dari data yang dicatatnya. Susiwi (2009) berpendapat bahwa hasil-hasil
pengamatan tidak akan berguna bila tidak ditafsirkan. Karena itu, dari
mengamati langsung, lalu mencatat setiap pengamatan secara terpisah,
kemudian menghubung-hubungkan hasil-hasil pengamatan itu.
Selanjutnya siswa mencoba menemukan pola dalam suatu seri
pengamatan, dan akhirnya membuat kesimpulan. Contohnya, perubahan
gambar ke dalam penafsiran berbentuk konteks kata atau kalimat. Kata
kerja operasional yang menunjukan proses penafsiran adalah
menerjemahkan, menguraikan dengan kata-kata sendiri,
menggambarkan dan membuktikan.7
d. Meramalkan
Meramalkan adalah memperkirakan berdasarkan pada data hasil
pengamatan yang reliabel (Firman, 2000). Apabila siswa dapat
menggunakan pola-pola hasil pengamatannya untuk mengemukakan

5
Patta Bundu. 2006. Op.cit., Hal 78
6
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta 2003, Jakarta:
Depdiknas. Hal 89
7
Ibid., Hal 91
apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamatinya, maka
siswa tersebut telah mempunyai kemampuan proses meramalkan.8
e. Mengajukan pertanyaan
Bertanya adalah ketrampilan proses yang perlu dilatihkan.
Keterampilan proses mengajukan pertanyaan dapat diperoleh siswa
dengan mengajukan pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, pertanyaan
untuk meminta penjelasan atau pertanyaan yang berlatar belakang
hipotesis.9
f. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan
suatu kejadian atau pengamatan tertentu, sehingga mampu menyatakan
dugaan yang dianggap benar.10
g. Merencanakan Percobaan
Agar siswa dapat memiliki keterampilan merencanakan percobaan
maka siswa tersebut harus dapat menentukan alat dan bahan yang akan
digunakan dalam percobaan. Selanjutnya, siswa harus dapat
menentukan variabel-variabel, menentukan variabel yang harus dibuat
tetap, dan variabel mana yang berubah. Demikian pula siswa perlu
untuk menentukan apa yang akan diamati, diukur, atau ditulis,
menentukan cara dan langkah-langkah kerja. Selanjutnya siswa dapat
pula menentukan bagaimana mengolah hasil-hasil pengamatan.11
h. Menggunkan alat/bahan
Untuk dapat memiliki keterampilan menggunakan alat dan bahan,
dengan sendirinya siswa harus menggunakan secara langsung alat dan
bahan agar dapat memperoleh pengalaman langsung. Selain itu, siswa
harus mengetahui mengapa dan bagaimana cara menggunakan alat dan
bahan.12
i. Menerapkkan konsep

8
Dahar, R.W. (1996). Op.cit., Hal 59
9
Ibid.
10
Ibid., Hal 60-61
11
Ibid.
12
Ibid.
Keterampilan menerapkan konsep dikuasai siswa apabila siswa
dapat menggunakan konsep yang telah dipelajarinya dalam situasi baru
atau menerapkan konsep itu pada pengalaman-pengalaman baru untuk
menjelaskan apa yang sedang terjadi.13
j. Berkomunikasi
Keterampilan ini meliputi keterampilan membaca grafik, tabel, atau
diagram dari hasil percobaan. Menggambarkan data empiris dengan
grafik, tabel, atau diagram juga termasuk berkomunikasi. Keterampilan
berkomunikasi adalah keterampilan menyampaikan gagasan atau hasil
penemuannya kepada orang lain.14
2. Kelebihan Keterampilan Proses Sains
Menurut Dimyati (2009), kelebihan KPS adalah:
a. KPS dapat memberikan rangsangan ilmu pengetahuan, sehingga siswa
dapat memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan dengan baik.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu
pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita
tentang ilmu pengetahuan. Hal ini menyebabkan siswa menjadi lebih
aktif.
c. KPS membuat siswa menjadi belajar proses dan produk ilmu
pengetahuan sekaligus.15
3. Cara Mengukur Keterampilan Proses Sains
a. Karakteristik Pokok Uji Keterampilan Proses Sains
1) Karakteristik Umum
a) Pokok uji keterampilan proses tidk boleh dibebani konsep. Hal
ini diupayakan agar poko uji tidak rnacu dengan pengukuran
penguasaan konsepnya. Konsep yang terlibat harus diyakini oleh
penyusun pokok uji sudah dipelajari siswa atau tidak asing bagi
siswa.

13
Ibid., Hal 63
14
Firman, H. (2000). Op.cit., Hal 61
15
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Op.cit., Hal 91
b) Mengandung sejumlah informasi yang harus diolah responden
atau siswa. Informasinya dapat berupa gambar, diagram, grafik,
data dalam tabel atau uraian, atau objek aslinya.
c) Aspek yang akan diukur harus jelas dan hanya mengandung satu
aspek saja, misalnya interpretasi.16
2) Karaktersitik Khusus
a) Observasi harus dari objek atau peristiwa sesungguhnya
b) Interpretasi harus menyajikan sejumlah data untuk
memperlihatkan pola
c) Klasifikasi harus ada kesempatan mencari/menemukan
persamaan dan perbedaan, atau diberikan kriteria tertentu untuk
melakukan pengelompokan atau ditentukan jumlah kelompok
yang harus terbentuk
d) Prediksi harus jelas pola atau kecenderungan untuk dapat
mengajukan dugaan atau ramalan.
e) Berkomunikasi harus ada satu bentuk penyajian tertentu untuk
diubah ke bentuk penyajian lainnya, misalnya bentuk uraian ke
bentuk bagan atau bentuk tabel ke bentuk grafik.
f) Berhipotesis dapat merumuskan dugaan atau jawaban sementara,
atau menguji pernyataan yang ada dan mengandung hubungan
dua variabel atau lebih, biasanya mengandung cara kerja untuk
menguji atau membuktikan.
g) Merencanakan percobaan atau penyelidikan harus memberi
kesempatan untuk mengusulkan gagasan berkenaan dengan
alat/bahan yang akan digunakan, urutan prosedur yang harus
ditempuh, menentukan peubah, mengendalikan peubah.
h) Menerapkan konsep atau prinsip harus membuat konsep/prinsip
yang akan diterapkan tanpa menyebutkan nama konsepnya.

16
Rustaman & Nuryani. 2003. Common textbook Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung :
jurusan Pendidikan Biologi. Hal 94
i) Mengajukan pertanyaan harus memunculkan sesuatu yang
mengherankan, mustahil, tidak biasa atau kontraktif agar
responden atau siswa termotivasi untuk bertanya.17
4. Penyusunan Pokok Uji Keterampilan Proses Sains
Penyusunan pokok uji KPS sebaiknya memilih satu konsep tertentu
lalu menyajikan sejumlah informasi yang perlu diolah. Setelah itu
menentukan bentuk jawaban yang diminta misalnya tanda silang, tanda cek,
atau menuliskan jawaban singkat 3 buah lalu menyiapkan pertanyaan untuk
memperoleh jawaban yang diharapkan. Misalnya uji keterampilan observasi
tentang bagian-bagian bunga. Mengajukan pertanyaan mengenai jumlah
kelopak, jumlah dan keadaan daun mahkota bunga, bentuk kepala sari,
keadaan kepala putik, dan ciri bunga tersebut. Respon diminta dalam bentuk
jawaban singkat lima buah berurutan ke bawah dari a sampai e.18
5. Evaluasi Keterampilan Proses Sains
Menurut Onwu dalam Monica (2005) mengemukakan bahwa
metode tradisional dalam menilai ketrampilan proses adalah hanya dengan
cara kerja praktikum, terutama dalam konteks belajar dan pembelajaran
sains pada skala kelas besar. Prosedur kegiatan praktikum (Hand-on
activity) merupakan cara yang tept dalam menilai ketrampilan proses. Akan
tetapi jika dalam skala kelas besar hal tersebut akan menjadi kendala. Cara
lain untuk menilai ketrampilan proses yaitu dengan menggunakan format
tes tertulis yang tidak membutuhkan biaya yang banyak sehingga dapat
mengukur kemampuan siswa dalam menciptakan arti dan susunan dari
pengalaman dan informasi baru.19
Adapun butir soal tes ketrampilan proses berbeda dari pokok uji
penguasaan konsep. Pokok uji ketramplan proses memiliki beberapa
karakteristik, diantaranya adalah:
Pokok uji ketrampilan proses tidak boleh dibebani konsep (non
concept burdan). Hal ini dimaksudkan agar pokok uji tersebut tidak rancu

17
Ibid.
18
Depdiknas, 2003, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, Jakarta :
Depdiknas. Hal 100
19
Liliasari, et al., 2007, Scientific Concepts and Generic Science Skill Relationship in The 21st
Century Science Education Makalah, pada Seminar Internasional I SPs UPI, : Bandung. Hal 43
dengan pengukuran penguasaan konsepnya. Konsep dijadikan konteks.
Konsep yang terlibat harus diyakini oleh penyusunan pokok uji sudah
dipelajari siswa atau sudah tidak asing lagi bagi siswa (kontekstual).20
Pokok Uji ketrampilan proses mengandung sejumlah informasi yang
harus diolah oleh responden atau siswa. Informasi dalam pokok uji
ketrampilan proses dapat berupa gambar, diagram, grafik data dalam tabel
atau uraian obyek lainya.
Seperti pada pokok uji pada umumnya, aspek yang akan diukur oleh
pokok uji ketrampilan proses harus jelas dan hanya mengandung satu aspek.
Misalnya aspek interpretasi.21 Selain itu, ada beberapa kaidah yang khas
dalam penyusunan pokok uji ketrampilan proses untuk tiap jenis
ketrampilan proses. Berikut kaidah khas dalam penyusunan pokok uji
ketrampilan proses untuk tiap jenis ketrampilan proses.22
Jenis Ketrampilan proses Kaidah
Mengamati Harus dari obyek atau peristiwa
sesungguhnya
Menafsirkan Harus menyajikan sejumlah data untuk
menunjukan pola
Menerapkan konsep Harus memuat konsep/prinsip yang akan
diterapkan tanpa menyebutkan nama
konsepnya
Meramalkan Harus jelas pola/kecenderungan untuk
dapat mengajukan ramalan/ dugaan
Merencanakan percobaan Harus memberi kesempatan untuk
mengajukan atau mengusulkan gagasan
berkenaan dengan alat/bahan yang akan
digunakan, urutan prosedur yang harus
ditempuh, menentukan peubah (variabel),

20
Sumintono & Bambang. 2010. Pembelajaran sains, pengembangan keterampilan sains dan
sikap ilmiah dalam meningkatkan kompetensi guru. Johor bahru : Universiti Teknologi Malaysia.
Hal 20
21
Liliasari, et al., 2007. Op.cit., Hal 47
22
Rustaman & Nuryani. 2003. Op.cit., Hal 103
mengendalikan peubah
Mengkomunikasikan Harus ada bentuk penyajian tertentu untuk
diubah ke penyajian lainya. Misalnya,
bentuk uraian ke bentuk bagan atau bentuk
tabel ke bentuk grafik.
Adapun untuk pemberian skor pada pokok uji ketrampilan proses
adalah sama dengan uji pokok pada umumnya. Pokok uji ketrampilan proses
perlu diberi skor dengan cara tertentu. Cara pemberian skor pada pokok uji
ketrampilan proses ini menggunakan skema penskoran (Scoring scheme)
yang berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Temiz et.al (2006).
Jawaban dari pengamatan siswa diberi kode (2), (1), atau (0) berdasarkan
kelengkapan dari jawaban yang diharapkan. Kode (2) dinotasikan jika
jawaban lengkap. Kode (1) jika hanya sebagian jawaban yang sesuai. Dan
kode (0) dinotasikan jika tidak ada jawaban, tidak sukses dijawab atau
jawaban salah. Jawaban yang diharapkan akan dikaitkan dengan setiap
pertanyaan dalam tes.23
B. Keterampilan Generik Sains
1. Pengertian Keterampilan Generik Sains
Pengertian keterampilan generik sains adalah keterampilan dasar
yang bersifat umum, fleksibel dan berorientasi sebagai bekal mempelajari
ilmu pengetahuan yang lebih tinggi atau melayani tugastugas bidang
ilmu/pekerjaan yang lebih luas, yaitu tidak hanya sesuai bidang keahliannya
tetapi juga bidang lain. Ciri-cirinya relatif bergantung kepada nilai-nilai dan
atribut personal, seringkali beirisan dengan keterampilan teknis, cenderung
“bergantung-konteks” (PSC, 2004). Keterampilan generik adalah
keterampilan yang diperlukan oleh semua bidang pekerjaan.24
Keterampilan generik juga dikenal dengan banyak istilah lain seperti
soft skill, keterampilan kunci, keterampilan umum, keterampilan penting,
keterampilan kerja, keterampilan dasar, keterampilan yang diperlukan,

23
Drury, A., 1997, The Impact of Teaching and Learning Technology Program on Under
Graduate Chemistry Teaching [Online]. Tersedia: http://www.liv.ac.uk/ctichem/c3intro.hotml [2
Februari 2008]
24
Patta Bundu. 2006. Op.cip., Hal 88
kompetensi keterampilan, dan keterampilan yang harus diajarkan.25
Menurut Gibb (2002), kemampuan generik merupakan kemampuan
intelektual hasil perpaduan atau interaksi kompleks antara pengetahuan dan
keterampilan. Kemampuan tersebut tidak tergantung pada domain atau
disiplin ilmu tetapi mengacu pada “strategi kognitif”.26
Menurut literatur lain diungkapkan di dalam pernyataan jurnal
bahwa We also wanted the course to enhance generic skills, in particular
oral communication, the capacity to find and use accurate scientific
information, and team work, in which students from different disciplines
worked together to answer questions that required multidisciplinary
knowledge, inti dari kalimat yang diungkapkan Lee dan Woods tersebut
adalah untuk meningkatksn kemampuan atau keterampilan generik sains
diperlukan pula disiplin ilmu dalam mengintegrasikan antara ilmu-ilmu
lainnya yang memang saling berhubungan.27
Keterampilan generik juga dikemukakan Brotosuwiryo (2000)
sebagai suatu yang tertinggal setelah belajar sains.28 Dengan demikian dapat
pula dikatakan bahwa keterampilan generik merupakan strategi kognitif
yang dapat berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor
yang dapat dipelajari dan tertinggal dalam diri siswa. Selain disebut juga
sebagai keterampilan dasar, keterampilan generik juga sebagai kemampuan
kunci, kemampuan inti, atau kemampuan esensial.29 Keterampilan generik
sains bukan satu-satunya keterampilan dalam sains, ada pula keterampilan
proses sains. Penulis berpendapat bahwa keterampilan generik sains
merupakan bagian dari keterampilan proses sains. Kedua keterampilan
tersebut penting dimiliki dalam pembelajaran sains.
2. Perbedaan Keterampilan Generik Sains degan Keterampilan Proses Sains

25
Ibid.
26
Gibbs, R., 2012, Embodiment and cognitive science. New York : Cambridge University Press.
Hal 29
27
Sumintono & Bambang. 2010. Op.cit., Hal 111
28
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Op.cit., Hal 99
29
Rutherford, F. James and Ahlgren Andrew, 1990, Science for All Americans, New York:
American Associate for The Advance of Science. Hal. 142
Keterampilan proses sains adalah keterampilan yang harus diajarkan
sesuai dengan semua usaha ilmiah. Keterampilan proses sains terdiri dari
dua kategori yaitu keterampilan dasar dan keterampilan yang terintegrasi.
Keterampilan proses dasar termasuk mengamati, menyimpulkan,
mengukur, berkomunikasi, mengklasifikasi, memprediksi, menggunakan
hubungan ruang waktu dan menggunakan angka.30 Yadaf (2013) membagi
keterampilan proses sains dasar menjadi 7 (tujuh) keterampilan, yaitu:
a. Observasi
b. Klasifikasi
c. Inferensi
d. Komunikasi
e. Mengukur
f. Berpikir saintifik
g. Prediksi
Keterampilan proses sains yang terintegrasi meliputi:
mengendalikan variabel, mendefinisikan secara operasional, merumuskan
hipotesis, merumuskan model, menafsirkan data dan bereksperimen.
Keterampilan proses sains merupakan bagian penting dari penyelidikan
ilmiah dan akibatnya mempromosikan ilmiah literasi di kalangan siswa.
Oleh karena itu, guru sains harus mahir dalam keterampilan proses sains
pada banyak tingkat, dan harus memiliki pengetahuan dan pemahaman
untuk mengajarkan keterampilan proses sains. Di pandangan ini, beberapa
studi telah dilakukan pada penyelidikan mengajar ilmu pengetahuan dan
pembelajaran di kalangan guru.31
Yassin (2008) telah membagi keterampilan generik menjadi tiga
kategori yaitu keterampilan diri, kemampuan komunikasi, dan kemampuan
memecahkan masalah.32 Adapun menurut NCVER (2003), daftar
keterampilan generik memiliki enam elemen umum yaitu, keterampilan
dasar, orang yang terkait keterampilan, konseptual/ keterampilan berpikir,

30
Ibid.
31
Ibid., Hal 146
32
Sumintono & Bambang. 2010. Op.cit., Hal 119
keterampilan pribadi, keterampilan yang berkaitan dengan dunia usaha, dan
keterampilan yang berhubungan dengan masyarakat.33
Menyanggah pernyataan NCVER (2003), Kamsah (2004)
mengungkapkan bahwa keterampilan generik merupakan keterampilan
employability yang digunakan untuk menerapkan pengetahuan.
Keterampilan ini bukan keterampilan bidang pekerjaan tertentu, namun
keterampilan yang melintasi semua bidang pekerjaan pada arah horizontal
dan melintasi segala tingkatan mulai dari tingkat pemula hingga manajer
eksekutif pada arah vertikal.34
Jadi, perbedaan keterampilan proses sains dan keterampilan generik
sains terletak pada bagian yang ditunjukkan. Maksudnya, keterampilan
proses sains yang terdiri dari dua kategori yakni keterampilan dasar dan
keterampilan yang terintegrasi, di dalamnya terdapat keterampilan generik
sains yaitu pada bagian keterampilan proses sains dalam kategori
keterampilan dasar. Pada intinya, keterampilan generik sains ini merupakan
bagian dari keterampilan proses sains.35
3. Jenis Keterampilan Generik Sains
Jenis keterampilan generik menurut beberapa ahli berbeda-beda,
meski begitu rumusan keterampilan generik tetap konsisten. The Australian
Government’s Mayer Comitte (1992) mengidentifikasikan tujuh
keterampilan generik yang sangat diperlukan dalam berbagai bidang
pekerjaan, meliputi:
a. Pengumpulan dan analisis infromasi
b. Merencanakan dan mengorganisasikan aktivitas
c. Mengkomunikasikan ide dan infromasi
d. Bekerjasama
e. Menggunakan ide-ide dan teknik matematik
f. Memecahkan masalah
g. Penggunaan teknologi

33
Drury, A., 1997, op.cit.
34
Ibid.
35
Dahar, R.W. (1996). Op.cit., Hal 97
Penelitian yang dilakukan Business Council of Australia menemukan
delapan jenis keterampilan generik yang diperlukan dalam area pekerjaan
finansial dan TIK, meliputi: 1) keterampilan berkomunikasi, 2)
keterampilan berpikir, 3) keterampilan belajar, 4) keterampilan dalam
memanajemeni proyek dan prioritas, 5) keterampilan bekerjasama dan
pemahaman sistem, 6) keterampilan dalam menerapkan dan menggunakan
teknologi, 7) keterampilan kepemimpinan, 8) dan keterampilan personal
dan interpersonal.36
Di Inggris, keterampilan generik, yang disebut juga keterampilan inti
atau keterampilan kunci, diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar,
yakni: 1) keterampilan dasar, meliputi komunikasi, numerasi dan aplikasi
angka, serta menggunakan teknologi informasi. 2) keterampilan kunci yang
lebih luas, meliputi bekerja dengan orang lain, meningkatkan kinerja dan
pembelajaran diri, serta pemecahan masalah.37
Di Kanada, keterampilan generik, yang disebut juga keterampilan
untuk bekerja dikelompokkan menjadi: 1) Keterampilan dasar yang
meliputi komunikasi, mengelola informasi, menggunakan angka, dan
memecahkan masalah. 2) Keterampilan mengelola diri, meliputi
menunjukkan sikap dan tingkah laku positif, bertanggungjawab, dapat
beradaptasi, belajar terus menerus dan bekerja dengan aman. 3)
Keterampilan kerja tim, meliputi bekerja dengan orang lain, berpartisipasi
dalam tugas dan proyek. 4) Orientasi terhadap nilai dan sikap yang mengacu
kepada integritas dan bertanggungjawab.38
Kemampuan generik atau keterampilan generik sains menurut Gibb
(2002), meliputi: a) kemampuan komunikasi baik lisan maupun tulisan, b)
kemampuan pemecahan masalah, c) kemampuan matematika dan kalkulasi
seperti analisis kesalahan dan estimasi, d) kemampuan memperoleh
informasi, e) kemampuan teknologi informasi seperti pemrosesan kata,
penyimpanan data, dan penggunaan internet, f) kemampuan interpersonal
misalnya kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan terlibat dalam

36
Gibbs, R., 2012. Op.cit., Hal 52
37
Ibid.
38
Depdiknas, 2003. Op.cit., Hal 63
kerja kelompok tim, g) kemampuan studi untuk mengembangkan
profesionalisme, h) kemampuan beradaptasi, i) kemampuan berusaha, j)
kemampuan berinisiatif, k) kemampuan merencanakan, l) kemampuan
mengorganisasi, serta m) kemampuan mengatur diri.39
Sedikitnya terdapat tiga komponen utama keterampilan generik yakni
prosedur, prinsip, dan memorasi atau ingatan. Prosedur mencakup
seperangkat langkah yang digunakan untuk melakukan keterampilan.
Prinsip berkenaan dengan kemampuan memahami dan menerapkan konsep-
konsep tertentu untuk menuntun kapan dan bagaimana suatu langkah atau
prosedur (pendekatan) dilakukan, sedangkan memorasi berupa mengingat
urutan langkah-langkah.40 Keterampilan generik sains siswa dapat
ditingkatkan berdasarkan jenis-jenisnya melalui kegiatan praktikum.
Adapun jenis keterampilan generik sains yang akan diambil untuk
literatur adalah jenis yang menurut Brotosiswoyo (2000), diantaranya
terdapat 9 jenis keterampilan generik sains:
a. pengamatan langsung. Pengamatan langsung adalah mengamati objek
yang diamati secara langsung. Aspek pendidikan penting yang
diperoleh dari melakukan pengamatan langsung adalah bersikap jujur
terhadap hasil pengamatan kita. Aspek lainnya adalah kesadaran akan
batas-batas ketelitian yang dapat diwujudkan.
b. Pengamatan tak langsung. Keterbatasan indra kita menyebabkan
banyak gejala dan perilaku alam tidak dapat diamati secara langsung
dan hanya dapat diketahui melalui pengukuran dengan menggunakan
suatu alat tertentu.
c. Kesadaran tentang skala besaran. Dalam skala ruang ukuran, objek
yang digarap terentang dari yang sangat besar (jagat raya), sampai yang
sangat kecil (elektron). Sel hidup itu sangat kecil dan hanya dapat
dilihat dengan mikroskop. Molekul jauh lebih kecil. Hanya dengan
mikroskop elektron kita dapat melihatnya.

39
Ibid., Hal 65
40
Firman, H. (2000). Op.cit., hal 121
d. Bahasa simbolik. Banyak perilaku alam, khususnya perilaku yang dapat
diungkapkan secara kuantitatif, yang tidak dapat diungkapkan dengan
“bahasa” komunikasi sehari-hari. Sifat kuantitatif tersebut
menyebabkan adanya keperluan untuk menggunakan bahasa yang
kuantitatif juga. Namun yang perlu dicegah adalah kebiasaan
menuliskan “bahasa simbolik” yang sesungguhnya belum diketahui
maknanya, sehingga hanya akan mengelabui dirinya sendiri.
e. Kerangka logika taat azas dari hukum alam. Ada keyakinan bahwa
aturan alam memiliki sifat taat-asas secara logika(logically
selfconsistent).
f. Inferensi logika. Inferensi merupakan kemampuan generik ditujukan
untuk membuat suatu generalisasi atau mengambil suatu kesimpulan.
Kesimpulan yang ditarik dapat berupa penjelasan atau interpretasi dari
hasil suatu observasi atau suatu kajian atau berupa kesimpulan terhadap
persoalan baru sebagai akibat logis dari kesimpulankesimpulan atau
teori-teori yang ada, tanpa melihat bagaimana makna konkret
sesungguhnya.
g. Hukum sebab akibat. Sebab akibat banyak terkait dalam prosesproses
biologi sehinga kemampuan generik ini penting dilatihkan untuk
pemahaman biologi. Sebab dapat diartikan sebagai hal yang
mengakibatkan sesuatu sedangkan akibat adalah hasil dari sesuatu
peristiwa atau perbuatan..
h. Pemodelan matematis. Kemampuan generik ini meliputi kemampuan
membuat grafik atau kemampuan mengubah grafik ke dalam bentuk
kata-kata, kemampuan membuat tabel dan menyusun data kedalam
tabel, menguraikan data dari tabel ke dalam bentuk kata-kata,
kemampuan membuat gambar, diagram alur tentang suatu prosedur
misalnya prosedur praktikum.
i. Membangun konsep. Tidak semua gejala alam dapat dipahami dengan
menggunakan bahasa sehari-hari. Kita harus membangun sebuah
konsep atau pengertian baru yang tidak ada padanannya dengan
pengertian yang sudah ada..41
C. Indikator Keterampilan Generik Sains
Menurut Gagne komponen utama dari keterampilan generik adalah
keterampilan berpikir (seperti teknik memecahkan masalah), strategi
pembelajaran (seperti membuat mnemonik untuk membantu mengingat
sesuatu), dan keterampilan metakognitif (seperti memonitor dan merevisi
teknik memecahkan masalah atau teknik membuat mnemonik).42
Menurut Brotosiswoyo (2001), ada sembilan keterampilan generik sains
yang disertai dengan indikator-indikator ketercapaian keterampilan generik
sains tersebut yang dinyatakan dengan tabel di bawah ini.43
No Indikator Keterampilan Indikator
Generik Sains

1 Pengamatan langsung a. Menggunakan sebanyak mungkin indera


dalammengamatipercobaan/fenomenaalam
b. Mengumpulkan fakta-fakta hasil percobaan
ataufenomenaalam
c. Mencariperbedaan dan persamaan
2 Pengamatan tidaklangsung a. Menggunakan alat ukur sebagai alat bantu
indera dalam mengamati percobaan/ gejala alam
b. Mengumpulkan fakta-fakta hasil percobaan fisika
atau fenomenaalam
c. Mencariperbedaan dan persamaan

3 Kesadarantentangskala Menyadariobyek-obyekalamdankepekaanyang
tinggi terhadap skala numeric sebagai besaran/
ukuran skalamikroskopis ataupunmakroskopis.

41
Liliasari, et al., 2007. Op.cit., Hal 82
42
Gibbs, R., 2012. Op.cit., Hal 90
43
Ibid.
4 Bahasasimbolik a. Memahamisimbol, lambing, dan istilah
b. Memahami makna kuantitatif satuan dan besaran
daripersamaan
c. Menggunakan aturan matematis untuk
memecahkanmasalah/fenomenagejala alam
d. Membacasuatugrafik/diagram,tabel,serta
tandamatematis
5 Kerangka logika (logical Mencarihubunganlogis antara duaaturan
frame)
6 Konsistensilogis a. Memahamiaturan-aturan
b. Berargumentasiberdasarkan aturan
c. Menjelaskan masalahberdasarkan aturan
d. Menarik kesimpulan dari suatu gejala
berdasarkan aturan atau hukum-hukum
Terdahulu

7 Hukum sebab akibat a. Menyatakan hubungan antar dua variabel atau

lebih dalam suatu gejala alam tertentu b.


Memperkirakan penyebab gejala alam

8 Pemodelan matematis a. Mengungkapkan fenomena/ masalah dalam

bentuk sketsa gambar atau grafik

b. Mengungkap fenomena dalam bentuk


rumusan
c. Mengajukan alternative penyelesaian masalah
9 Membangun konsep Menambah konsep baru

Pembelajaran berbasis keterampilan generik memiliki tiga komponen


sebagai berikut :
1. Kegiatan awal meliputi pemodelan (Modeling) antara lain berupa
menunjukkan contoh atau demonstrasi penggunaan alat.
2. Kegiatan inti, berupa pelatihan (coaching), scaffolding, dan artikulasi
(articulation).
3. Kegiatan penutup, berupa refleksi, dan eksplorasi.
Adapun penilaian terhadap keterampilan generik dapat dilakukan dengan
pendekatan-pendekatan yang berbeda, yaitu : penilaian holistik, portofolio
siswa, penilaian berdasarkan pengalaman kerja, dan penilaian dengan
menggunakan instrumen tujuan khusus seperti alat untuk menilai pemecahan
masalah. Keterampilan generik dapat dinilai dalam konteks tugas ‘kerja
keseluruhan’ atau dalam unit-unit kompetensi yang terpisah.44
D. Manfaat Pendidikan Generik Sains
Pendidikan sains dapat bermanfaat menolong peserta didik untuk
mengembangkan pemahaman dan kebiasaan berpikir yang diperlukan sebagai
manusia yang memiliki tenggang rasa yang dapat berpikir untuk dirinya sendiri
dan bangsanya. Pendidikan sains juga harus mempersenjatai mereka ketika
berpartisipasi menyumbangkan pemikiran dengan sesama warganegara untuk
melindungi masyarakat yang sangat terbuka, sehingga dalam keadaan bahaya.45
Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa”. Terbentuknya karakter peserta didik yang kuat dan kokoh
diyakini merupakan hal penting dan mutlak dimiliki anak didik untuk
menghadapi tantangan hidup masa depan.46
Berpikir sains dapat membangun kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi ini dapat dibekalkan untuk membentuk
karakter bangsa . Misalnya bila warganegara mampu berpikir kritis, maka tak
akan begitu mudah terjadi benturan kelompok sosial seperti tawuran, karena
setiap individu dalam masyarakat tidak akan mudah tertipu oleh isu.47
Adapun keterampilan generik yang dikaitkan dengan pendidikan di
perguruan tinggi melingkupi kemampuan tingkat tinggi dalam hal komunikasi

44
Ibid., Hal 103
45
Rutherford, F. James and Ahlgren ,Andrew, 1990. Op.cit., Hal 155
46
Depdiknas, 2003. Op.cit., Hal 48
47
Rustaman, & Nuryani. 2003. Op.cit., Hal 134
lisan dan tertulis, berpikir kritis dan analitis, pemecahan masalah, bekerjasama,
belajar mandiri, sadar informasi, kemampuan interpersonal, serta etika dan
nilai-nilai. Menurut Moore dan Parker (2009) berpikir kritis memiliki sejumlah
karakteristik, yaitu:48
1. Menentukan informasi mana yang tepat atau tidak tepat
2. Membedakan klaim yang rasional dan emosional
3. Memisahkan fakta dari pendapat
4. Menyadari apakah bukti itu terbatas atau luas
5. Menunjukkan tipuan dan kekurangan dalam argumentasi orang lain
6. Menunjukkan analisis data atau informasi
7. Menyadari kesalahan logika dalam suatu argumen
8. Menggambarkan hubungan antara sumber-sumber data yang terpisah
dan informasi
9. Memperhatikan informasi yang bertentangan, tidak memadai, atau
bermakna ganda.
10. Membangun argumen yang meyakinkan berakar lebih pada data dari
pada pendapat
11. Memilih data penunjang yang paling kuat
12. Menghindarkan kesimpulan yang berlebihan
13. Mengidentifikasi celah celah dalam bukti dan menyarankan
pengumpulan informasi tambahan
14. Menyadari ketidakjelasan atau banyaknya kemungkinan jawaban suatu
masalah
15. Mengusulkan opsi lain dan mempertimbangkannya dalam pengambilan
keputusan
16. Mempertimbangkan semua pemangku kepentingan atau sebagiannya
dalam mengusulkan penyebab tindakan
17. Menyatakan argumen dan konteks untuk apa argumen itu
18. Menggunakan bukti secara betul dan tepat untuk menyanggah argumen
19. Menyusun argumen secara logis dan kohesif
20. Menghindarkan unsur-unsur luar dalam penyusunan argumen

48
Drury, A., 1997. Op.cit.
21. Menunjukkan bukti untuk mendukung argumen yang meyakinkan.
DAFTAR PUSTAKA

Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
Pembelajaran Sains. Jakarta : Depdiknas.

Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Depdiknas, 2003, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun


2003, Jakarta: Depdiknas

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
2003, Jakarta: Depdiknas

Drury, A., 1997, The Impact of Teaching and Learning Technology Program on
Under Graduate Chemistry Teaching [Online]. Tersedia:
http://www.liv.ac.uk/ctichem/c3intro.hotml [2 Februari 2008]

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung:


Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Gibbs, R., 2012, Embodiment and cognitive science. New York : Cambridge
University Press.

Liliasari, et al., 2007, Scientific Concepts and Generic Science Skill Relationship in
The 21st Century Science Education Makalah, pada Seminar Internasional I
SPs UPI, : Bandung

Rustaman, Nuryani. 2003. Common textbook Strategi Belajar Mengajar


Biologi. Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi

Rutherford, F. James and Ahlgren ,Andrew, 1990, Science for All Americans, New
York: American Associate for The Advance of Science

Sumintono, bambang. 2010. Pembelajaran sains, pengembangan keterampilan


sains dan sikap ilmiah dalam meningkatkan kompetensi guru. Johor bahru :
Universiti Teknologi Malaysia.

Anda mungkin juga menyukai