Anda di halaman 1dari 20

BIOTEKNOLOGI

KONVENSIONAL
Rohim Tryanmar 1811060432
Biologi C
Pengertian Bioteknologi Konvensional
•Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang di dalam pelaksanaannya
masih memanfaatkan mikroba atau organisme yang bisa menghasilkan sebuah produk.
Seperti senyawa kimia atau produk lain dengan memanfaatkan aktivitas mikroba dan
belum menggunakan enzim.
•Ciri dari bioteknologi konvensional diantaranya sudah dikenal sejak awal peradaban
manusia. Jenis bioteknologi ini menggunakan langsung hasil yang diproduksi oleh
mikroorganisme maupun organisme berupa senyawa kimia atau bahan pangan tertentu
yang memberikan manfaat untuk manusia.
•Mikroorganisme yang digunakan relatif terbatas dan peralatan yang dipakai juga
sederhana. Inilah yang menjadi perbedaan bioteknologi konvensional dan modern.
Contoh dari bioteknologi konvensional diantaranya adalah pembuatan tape, kecap,
tempe, dan tuak. Di dalam bioteknologi konvensional, umumnya proses produksi ini
hanya memanfaatkan mikroorganisme seperti jamur dan bakteri.
Bidang Makanan

Bioteknologi konvensional Bidang pertanian

Bidang industri
Pengelolahan
Produk SUSU

Bioteknologi Dalam
bidang Makanan

Pengelolahan
Produk Nonsusu
Pengelolahan Produk Susu

Dengan adanya Bioteknologi Konvensional, susu yang berasal


dari Sapi bisa banyak menghasilkan produk yang dapat
dimanfaatkan oleh kita yang diolah menjadi bentuk-bentuk baru,
seperti Yoghurt, Keju, dan Mentega. Mungkin, dengan
berkembangnya zaman bukan tidak mungkin ada produk baru
lagi dari susu untuk menghasilkan berbagai produk Bioteknologi
Konvensional
yoghurt
Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih
dahulu, selanjutnya sebagianbesar lemak dibuang
Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan
yoghurt, yaitu Lactobacillus bulgaricus dan
Sterptococcus thermophillus
Kedua bakteri tersebut ditambahkan pada susu
dengan jumlah yang seimbang, selanjutnya disimpan
selama ± 5 jam pada temperatur 40˚C
Selama penyimpanan tersebut pH akan turun
menjadi 4,0 sebagai akibatdari kegiatan bakteri asam
laktat
Selanjutnya susu di dinginkan dan dapat diberi cita
rasa.
Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam
laktat, yaitu Lactobacillus dan stertococcus.
keju Bakteri tersebut berfungsi memfermentasikan
laktosa dalam susu menjadi asam laktat.
Proses pebuatan keju di awali dengan pemanasan
susu dengan suhu 90˚C atau di pasteurisasi,
kemudian di dinginkan sampai 30˚C. Selanjutnya
bakteri asam laktat dicampurkan
Akibat dari kegiatan bakteri tersebut pH menurun
dan susu terpisah menjadi cairan whey dan dadih
padat, kemudian ditambahan dengan enzim renin
dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan
dadih. Enzim renin dewasa ini telah digantikan
dengan enzim buatan, yaitu klimosin
Dadih yang terbentuk kemudian dipanaskan pada
temperatur 32-42˚C dan ditambah garam, kemudian
ditekan untuk membuang air dan disimpan agar
matang. Adapun whey yang terbentuk diperas lalu
digunakan untuk makanan sapi.
mentega
Pembuatan mentega menggunakan
mikroorganisme streptococcus lactis dan
Lectonosto ceremoris
Bakteri-bakteri tersebut membentuk proses
pengasaman
Selanjutnya, susu diberi cita rasa tertentu
dan lemak mentega dipisahkan
Kemudian lemak mentega diaduk untuk
menghasilkan mentega yang siap dimakan.
Pengolahan produk nonsusu

Pengolahan produk nonsusu berarti


produk bioteknologi konvensional
tidak lagi menggunakan susu.
Produk yang dihasilkan dari produk
pengolahan nonsusu antara lain
kecap, tempe, tape, dan lain-lain.
Tempe

Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar


kedelai juga diperlukan ragi. Ragi merupakan kumpulan
spora mikroorganisme, dalam hal ini kapang. Dalam proses
pembuatan tempe paling sedikit diperlukan 4 jenis kapang
dari genus Rhizopus, yaitu Rhyzopus oligosporus, Rhyzopus
stolonifer, Rhyzopus arrhizus, dan Rhyzopus oryzae.
Miselium dari kapang tersebut akan mengikat keping-
keping biji kedelai dan menfermentasikannya menjadi
produk tempe, proses fermentasi tersebut menyebabkan
terjadinya perubahan kimia pada protein, lemak, dan
karbohidrat. Perubahan tersebut meningkat kadar protein
tempe sembilan kali lipat.
Salah satu contoh pembuatan tempe
kecap
Dalam pembuatan kecap, jamur Aspergillus
oryzae dibiakkan pada kulit gandum terlebih SALAH SATU PROSES PEMBUATAN KECAP
dahulu. Jamur Aspergillus oryzae bersama-
sama dengan bakteri asam laktat yang tumbuh
pada kedelai yang telah masak
menghancurkan campuran gandum. Setelah
proses fermentasi karbohidrat berlangsung
cukup lama akhirnya akan dihasilkan produk
kecap.
oncom
ONCOM YANG TELAH DITUMBUHI JAMUR Oncom merupakan makanan yang dikenal di
SECARA MENYELURUH kawasan Jawa Barat. Oncom dari ampas tahu,
yaitu ampas kedelai dengan bantuan jamur
Neurospora sitophila. Jamur ini dapat
menghasilkan zat warna merah atau oranye
yang merupakan pewarna alami.
Mikroorganisme Neurospora dapat
mengeluarkan enzim amilase, lipase
proteasenyang aktif selama proses fermentasi.
Selain itu, juga dapat menguraikan bahan-
bahan dinding sel ampas kacang kedelai,
singkong, atau kelapa. Fermentasi ini juga
menyebabkan terbentuknya sedikit alkohol
dan berbagai ester yang beraroma sedap.
tape
Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon
dengan menggunakan sel-sel ragi. Ragi SALAH SATU PROSES PEBUATAN TAPE
menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat
tepung menjadi produk yang berupa gula dan
alkohol. Masyarakat kita membuat tape
berdasarkan pengalaman
Bioteknologi dalam bidang pertanian

Bioteknologi dalam bidang pertanian yaitu


bioteknologi konvensional yang diterapkan di
bidang pertanian, khususnya alternatif
penanaman tanpa tanah. Contoh penerapan
bioteknologi konvensional di bidang ini adalah
penanaman secara hidroponik dan penanaman
secara aeroponik
Bioteknologi dalam bidang pertanian

Penanaman secara
Bioteknologi hidroponik
dalam bidang Penanaman secara
pertanian aeroponik
Penanaman secara hidroponik
Hidroponik berasal dari kata bahasa Yunani hydro yang berarti air dan
ponos yangberarti bekerja.jadi, hidroponik artinya pengerjaan air atau bekerja
dengan air. Pada umumnya orang bertanam denganmenggunakan tanah.
Namun, dalam hidroponik tidak lagi digunakan tanah, hanya dibutuhkan air
yang ditambah, nutiren sebagai sumber makanan bagi tanaman. Bahan dasar
yang dibutuhkan tanaman adalah air, mineral, cahaya, dan CO2. cahaya telah
terpenuhi oleh cahaya matahari. Demikian pula CO2 sudah cukup melimpah di
udara. Sementara itu kebutuhan air dan mineral dapat diberikan dengan sistem
hidroponik, artinya keberadaan tanah bukanlah hal yang utama.
Lanjutan
Beberapa keutungan bercocok tanam dengan
hidroponik, antara lain tanaman dapat Contoh tumbuhan yang ditanam
dibudidayakan di segala tempat, kurang air, tidak dengan sistem hidroponik
perlu lahan yang terlalu luas, pertumbuhan
tanaman lebih cepat; bebas dari biaya perawatan.
Jenis tanaman yang telah banyak ditanam dengan
cara hidroponik dari golongan tanamanyang telah
banyak ditanam dengan cara hidroponik dari
golongan tanaman hias antara lain Philodendron,
dracaena, aglonema, dan, spatyphillum. Golongan
sayur yang dapat dihidroponkan, antara lain
tomat, paprika, mentimun, selada, dan bayam.
Adapun jenis tanaman buah yang dapat
dihidroponikan, antara lain jambu air, melon dan
belimbing.
Penanaman secara aeroponik

Aeroponik berasal dari kata aero yang berarti udara dan Contoh tumbuhan yang ditanam
ponos yang berarti daya. Jadi, aeroponik adalah dengan sistem aeroponik
pemberdayaan udara. Sebenarnya aeroponik merupakan
tipe hidroponik (memberdayakan air), karena air berisi
larutan unsur hara disemburkan dalam bentuk kabut
hingga mengenai akar tanaman. Akar tanaman yang
ditanam menggantung akan menyerap larutan hara
tersebut. Prinsip dari aeroponik adalah sebagai berikut.
Helaian styrofoam diberi lubang-lubang tanam dengan
jarak 15 cm. Dengan menggunakan ganjal busa atau
rockwool, anak semai sayuran ditancapkan pada lubang
tanam. Akar tanaman akan menjuntai bebas ke bawah.
Dibawah helaian styrofoam terdapat sprinkler (pengabut)
yang memancarkan kabut larutan hara ke atas hingga
mengenai akar
Bioteknologi konvensional bidang
industri
Penerapan bioteknologi konvensional di
bidang industri di antaranya adalah teknik
bioremediasi, yaitu suatu proses pengolahan
limbah yang mengandung zat-zat yang
berbahaya (logam berat) menjadi limbah yang
kurang berbahaya. Bioremediasi ini juga
melibatkan mikroba tertentu, diantaranya
xanthomonas campestris dan pseudomonas
foetida. Caranya melepaskan langsung bakteri
tersebut ke limbah pabrik yang tercemar

Anda mungkin juga menyukai