Oleh:
Salah satu komponen penting dalam sistem pembelajaran adalah penilaian atau
evaluasi. Oleh karena itu, perangkat penilaian merupakan bagian integral yang dikembangkan
berdasarkan tuntutan tujuan pendidikan. Dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian
dilakukan oleh guru untuk mengukur perkembangan hasil belajar siswa sebagaimana yang
dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Selain itu, penilaian juga dilakukan untuk
mendiagnosis kesulitan belajar dan memberikan umpan balik kepada siswa. Dengan
demikian, penilaian dilakukan secara terus menerus guna memastikan terjadinya kemajuan
dalam belajar siswa. Hasil penilaian yang diperoleh, dapat dijadikan sebagai dasar
menentukan keputusan tentang upaya perbaikan pembelajaran. Dalam hal ini upaya
bimbingan terhadap siswa, yang diperlukan untuk memperbaiki hasil pembelajaran.
Dalam sifat ketentativan ilmu pengetahuan, guru tidaklah mungkin dapat mengajarkan
semua konten dalam ilmu pengetahuan. Siswa dalam keterbatasannya pun tidak mungkin
dapat mengetahui semua fakta-fakta yang telah ditemukan oleh para ilmuwan. Oleh karena
itu, hal yang paling rasional dapat dilakukan adalah siswa harus memahami metodologi kerja
sains dan memiliki keterampilan dalam kerja ilmiah atau keterampilan proses sains. Dengan
hal itu, siswa memiliki kompetensi untuk dapat mengembangkan sendiri pengetahuannya.
Pada suatu saat, siswa mungkin saja dapat memberi kontribusi dalam perkembangan ilmu
pengetahuan.
Dalam Kurikulum pendidikan Indonesia, pendidikan Sains menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Sains diarahkan untuk
mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar.
Pada bidang Sains menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami
konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati,
mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu
mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan,
menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan
atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-
gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Mengelompokan
Mengelompokkan adalah suatu sistematika yang digunakan untuk
menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-syarat tertentu. Proses mengklasifikasikan
tercakup beberapa kegiatan seperti mencari kesamaan, mencari perbedaan,
mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan.
3. Menafsirkan
Menafsirkan hasil pengamatan ialah menarik kesimpulan tentatif dari data yang
dicatatnya. Susiwi (2009) berpendapat bahwa hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna
bila tidak ditafsirkan. Karena itu, dari mengamati langsung, lalu mencatat setiap
pengamatan secara terpisah, kemudian menghubung-hubungkan hasil-hasil pengamatan
itu. Selanjutnya siswa mencoba menemukan pola dalam suatu seri pengamatan, dan
akhirnya membuat kesimpulan. Contohnya, perubahan gambar ke dalam penafsiran
berbentuk konteks kata atau kalimat. Kata kerja operasional yang menunjukan proses
penafsiran adalah menerjemahkan, menguraikan dengan kata-kata sendiri,
menggambarkan dan membuktikan.
4. Meramalkan
Meramalkan adalah memperkirakan berdasarkan pada data hasil pengamatan
yang reliabel (Firman, 2000). Apabila siswa dapat menggunakan pola-pola hasil
pengamatannya untuk mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang
belum diamatinya, maka siswa tersebut telah mempunyai kemampuan proses
meramalkan.
5. Mengajukan pertanyaan
Bertanya adalah keterampilan proses yang perlu dilatihkan. Keterampilan proses
mengajukan pertanyaan dapat diperoleh siswa dengan mengajukan pertanyaan apa,
mengapa, bagaimana, pertanyaan untuk meminta penjelasan atau pertanyaan yang
berlatar belakang hipotesis.
6. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu
kejadian atau pengamatan tertentu, sehingga mampu menyatakan dugaan yang dianggap
benar.
7. Merencanakan Percobaan
Agar siswa dapat memiliki keterampilan merencanakan percobaan maka siswa
tersebut harus dapat menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan.
Selanjutnya, siswa harus dapat menentukan variabel-variabel, menentukan variabel yang
harus dibuat tetap, dan variabel mana yang berubah. Demikian pula siswa perlu untuk
menentukan apa yang akan diamati, diukur, atau ditulis, menentukan cara dan langkah-
langkah kerja. Selanjutnya siswa dapat pula menentukan bagaimana mengolah hasil-
hasil pengamatan.
9. Menerapkan Konsep
Keterampilan menerapkan konsep dikuasai siswa apabila siswa dapat
menggunakan konsep yang telah dipelajarinya dalam situasi baru atau menerapkan
konsep itu pada pengalaman-pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang
terjadi.
10. Berkomunikasi
Keterampilan ini meliputi keterampilan membaca grafik, tabel, atau diagram dari
hasil percobaan. Menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram juga
termasuk berkomunikasi. Menurut Firman (2000), keterampilan berkomunikasi adalah
keterampilan menyampaikan gagasan atau hasil penemuannya kepada orang lain.
2. Pokok Uji keterampilan proses mengandung sejumlah informasi yang harus diolah
oleh responden atau siswa. Informasi dalam pokok uji keterampilan proses dapat
berupa gambar, diagram, grafik data dalam tabel atau uraian obyek lainya.
Seperti pada pokok uji pada umumnya, aspek yang akan diukur oleh pokok uji
keterampilan proses harus jelas dan hanya mengandung satu aspek. Misalnya aspek
interpretasi.
Selain itu, ada beberapa kaidah yang khas dalam penyusunan pokok uji
keterampilan proses untuk tiap jenis keterampilan proses. Berikut kaidah khas dalam
penyusunan pokok uji keterampilan proses untuk tiap jenis keterampilan proses
menurut Rustaman (2005).
Jenis Keterampilan
Kaidah
Proses
Adapun untuk pemberian skor pada pokok uji keterampilan proses adalah sama
dengan uji pokok pada umumnya. Pokok uji keterampilan proses perlu diberi skor
dengan cara tertentu. Cara pemberian skor pada pokok uji keterampilan proses ini
menggunakan skema penskoran (Scoring scheme) yang berdasarkan pada penelitian
yang dilakukan oleh Temiz et.al (2006). Jawaban dari pengamatan siswa diberi kode
(2), (1), atau (0) berdasarkan kelengkapan dari jawaban yang diharapkan. Kode (2)
dinotasikan jika jawaban lengkap. Kode (1) jika hanya sebagian jawaban yang sesuai.
Dan kode (0) dinotasikan jika tidak ada jawaban, tidak sukses dijawab atau jawaban
salah. Jawaban yang diharapkan akan dikaitkan dengan setiap pertanyaan dalam tes.
Meramalkan
1. Seorang siswa melakukan pengukuran kecepatan reaksi hidrolisis urea dengan katalis
inzin urease. Dalam percobaannya ia melakukan 5 kali hidrolisis urea dengan volum
larutan urea yang sama tetapi konsenterasi berbeda, dan dengan cara tertentu kecepatan
reaksi diukur.
Konsenterasi mol 1-1 Kecepatan mol menit-1
0,1 5,9 x 10-6
0,2 7,2 x 10-6
0,3 ?
0,4 8,0 x 10-6
0,5 8,1 x 10-6
Jika siswa tadi lupa tidak mencatat hasil percobaan dengan konsenterasi urea 0,3
mol/liter, dan ia tidak mungkin melakukan percobaan ulang, maka jalan apakah yang
sebaiknya ditempuh untuk mengetahui kecepatan reaksi?
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Dengan caramu itu, tentukan kecepatan reaksi jika konsenterasi urea 0,3 mol/liter?
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Menerapkan Konsep
1. Sepotong fosfor disimpan dalam labu. Massa labu dan isinya 205 gram, sinar matahari
difokuskan pada fosfor, hingga kemudian menyala dan mengeluarkan asap putih. Asap
tersebut akhirnya larut dalam air secara perlahan-lahan. Setelah dingan jika labu
bersama isinya ditimbang kembali.
a) Menurutmu massa labu beserta isinya setelah percobaan :
o Lebih dari 205 gram
o 205 gram
o Kurang dari 205 gram
o Tek cukup keterangan untuk menjawab
b) Kemukakan alasan bagi jawabanmu itu.
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Merencanakan Penelitian
1. Budi ditugasi menguji apakah warna merah muda pada daun bunga mawar merupakan
zat murni atau campuran. Ia diberi beberapa instruksi untuk melakukan penyelidikan,
tetapi urutannya harus ditata.
Tuliskan angka 1 pada kotak di depan instruksi yang harus dilakukan pertama kali,
angka 2 di depan instruksi yang dilakukan kedua, dan seterusnya.
A. Menggerus pasir, aseton, dan daun bunga mawar.
B. Menuangkan cairan merah muda kedalam gelas kimia
C. Menambahkan aseton, tetes demi tetes pada bagian tengah kertas saring
D. Menotolkan beberapa tetes cairan merah pada titik pusat kertas saring
BAB III
KESIMPULAN
Keterampilan proses sains adalah pendekatan yang didasarkan pada anggapan bahwa
sains itu terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah dalam pembelajaran sains.
Evaluasi terhadap keterampilan proses yang dikuasai siswa dilakukan melalui dua
macam prosedur, yakni :
1. Observasi
2. Tertulis
DAFTAR PUSTAKA
https://www.pasarmakalah.com/2015/10/makalah-keterampilan-proses-sains.html
Nahadi & Firman, H., (2019) Asesmen Pembelajaran Kimia. Bandung : UPI Press