Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS


(KPS)
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Kimia

Dosen Pengampu : Dr. Nahadi, M.Si,. M.Pd.

Oleh:

Mujahid Imam Muttaqin


1906868

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
BAB I
LATAR BELAKANG

Salah satu komponen penting dalam sistem pembelajaran adalah penilaian atau
evaluasi. Oleh karena itu, perangkat penilaian merupakan bagian integral yang dikembangkan
berdasarkan tuntutan tujuan pendidikan. Dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian
dilakukan oleh guru untuk mengukur perkembangan hasil belajar siswa sebagaimana yang
dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Selain itu, penilaian juga dilakukan untuk
mendiagnosis kesulitan belajar dan memberikan umpan balik kepada siswa. Dengan
demikian, penilaian dilakukan secara terus menerus guna memastikan terjadinya kemajuan
dalam belajar siswa. Hasil penilaian yang diperoleh, dapat dijadikan sebagai dasar
menentukan keputusan tentang upaya perbaikan pembelajaran. Dalam hal ini upaya
bimbingan terhadap siswa, yang diperlukan untuk memperbaiki hasil pembelajaran.
Dalam sifat ketentativan ilmu pengetahuan, guru tidaklah mungkin dapat mengajarkan
semua konten dalam ilmu pengetahuan. Siswa dalam keterbatasannya pun tidak mungkin
dapat mengetahui semua fakta-fakta yang telah ditemukan oleh para ilmuwan. Oleh karena
itu, hal yang paling rasional dapat dilakukan adalah siswa harus memahami metodologi kerja
sains dan memiliki keterampilan dalam kerja ilmiah atau keterampilan proses sains. Dengan
hal itu, siswa memiliki kompetensi untuk dapat mengembangkan sendiri pengetahuannya.
Pada suatu saat, siswa mungkin saja dapat memberi kontribusi dalam perkembangan ilmu
pengetahuan.
Dalam Kurikulum pendidikan Indonesia, pendidikan Sains menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Sains diarahkan untuk
mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar.
Pada bidang Sains menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami
konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati,
mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu
mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan,
menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan
atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-
gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN

Pembelajaran dengan menekankan kepada belajar proses dilatar belakangi oleh


konsep-konsep belajar menurut teori “Naturalisme-Romantis” dari teori “Kognitif Gestalt”.
Teori Natural-romantis menekankan pada aktivitas siswa sedangkan kognitif Gestalt
menekankan pemahaman dan kesatupaduan yang menyeluruh (Sagala, 2007: 74).
Dalam proses pembelajaran, siswa dituntut untuk mendapat pengalaman secara
langsung untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan yang dimilikinya. Menurut
Funk (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 139), ‘menggunakan keterampilan proses untuk
mengajar ilmu pengetahuan, membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahun
sekaligus’.
Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual,
manual, dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena dengan melakukan
keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat
dalam keterampilan proses karena pada saat pembelajaran mungkin mereka melibatkan
penggunaan alat dan bahan, pengukuan, penyusunan, atau perakitan alat. Dengan
keterampilan sosial dimaksudkan bahwa mereka berinteaksi dengan sesamanya dalam
melakukan kegiatan belajar mengajar, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan
(Rustaman, 2005 : 78).
Dengan menggunakan keterampilan proses dalam pembelajaran maka akan terjadi
interaksi antara konsep/prinsip/teori yang telah ditemukan. Dengan adanya interakasi
tersebut, akan timbul sikap dan nilai yang diperlukan dalam penemuan ilmu pengetahuan.
Nilai ini meliputi: teliti, kreatif, tekun, tenggang rasa, tanggung jawab, kritis, obyektif, rajin,
jujur, terbuka, dan berdisiplin (Indawati, 1999: 3-4).
Menurut Rustaman (2005), keterampilan proses perlu dikembangkan melalui
pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran. Melalui
pengalaman langsung seseorang dapat lebih menghayati proses
A. Pengertian Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses sains adalah pendekatan yang didasarkan pada anggapan
bahwa sains itu terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah. Dalam
pembelajaran sains, proses ilmiah tersebut harus dikembangkan pada siswa sebagai
pengalaman yang bermakna. Bagaimanapun pemahaman konsep sains tidak hanya
mengutamakan hasil (produk) saja, tetapi proses untuk mendapatkan konsep tersebut juga
sangat penting dalam membangun pengetahuan siswa. Keterampilan ilmiah dan sikap
ilmiah memiliki peran yang penting dalam menemukan konsep sains. Siswa dapat
membangun gagasan baru sewaktu mereka berinteraksi dengan suatu gejala.
Pembentukan gagasan dan pengetahuan siswa ini tidak hanya bergantung pada
karakteristik objek, tetapi juga bergantung pada bagaimana siswa memahami objek atau
memproses informasi sehingga diperoleh dan dibangun suatu gagasan baru.
Keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah
(baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu
konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada
sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan
(falsifikasi) (Indrawati, 1999: 3).
Menurut Anitah (2007) Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-
keterampilan yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan
produk sains.

B. Jenis Keterampilan Proses Sains


Menurut Rustaman (2005:76), keterampilan proses terdiri atas sejumlah
keterampilan yang satu sama lain tidak bisa dipisahkan, namun ada penekanan khusus
dalam masing-masing keterampilan tersebut. Keterampilan proses tersebut adalah
keterampilan untuk melakukan pengamatan, mengelompokan (klasifikasi), menafsirkan,
meramalakan, mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan atau
penyelidikan, menggunakan alat, menerapkan konsep/prinsip dan berkomunikasi.
Keterampilan-keterampilan proses tersebut dapat dituangkan atau dijabarkan
menjadi beberapa indikator :
No. Keterampilan Proses Indikator

- Menggunakan sebanyak mungkin alat indera


1 Mengamati
- Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan
- Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
- Mencari perbedaan, persamaan
Mengelompokkan/
2 - Mengontraskan ciri-ciri
Klasifikasi
- Membandingkan
- Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan
- Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
3 Menafsirkan - Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan
- Menyimpulkan
- Menggunakan pola- pola hasil pengamatan
4 Meramalkan - Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi pada
keadaan yang belum diamati
- Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana.
- Bertanya untuk meminta penjelasan.
5 Mengajukan Pertanyaan
- Mengajukan pertanyaa yang berlatar belakang
hipotesis.
- Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan
penjelasan dari suatu kejadian.
6 Merumuskan hipotesis - Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih
banyak atau melakukan cara memecahkan masalah
- M enent kan alat/bahan/sumber yang akan
digunakan
Merencanakan - Mentukan variabel/ faktor penentu.
7
Percobaan - Menetukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat.
- Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa
langkah kerja
- Memakai alat/bahan
Menggunakan alat/ - Mengetahui alasan mengapa menggunakan
8
bahan alat/bahan.
- Mengetahui bagaimana menggunakan alat/ bahan.
- Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam
situasi baru
9 Menerapkan konsep
- Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk
menjelaskan apa yang sedang terjadi
- Mengubah bentuk penyajian
- Menggambarkan data empiris hasil percobaan atau
pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram
- Menyusun dan menyampaikan laporan secara
10 Berkomunikasi sistematis
- Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
- Membaca grafik atau tabel atau diagram.
- Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu
masalah atau suatu peristiwa.
Dari Jenis-jenis keterampilan proses sains diatas dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
1. Mengamati
Mengamati adalah proses pengumpulan data tentang fenomena atau peristiwa
dengan menggunakan inderanya. Untuk dapat menguasai keterampilan mengamati, siswa
harus menggunakan sebanyak mungkin inderanya, yakni melihat, mendengar,
merasakan, mencium dan mencicipi. Dengan demikian dapat mengumpulkan fakta- fakta
yang relevan dan memadai.
Keterampilan mengamati memiliki sifat kualitatif dan kuantitatif. Akan bersifat
kualitatif apabila proses pengamatanya hanya menggunakan pancaindara untuk
memperoleh informasi dan akan bersifat kualitatif apabila tidak hanya menggunakan
pancaindra saja tetapi menggunakan perangkat lain yang memberikan informasi yang
khusus dan tepat.

2. Mengelompokan
Mengelompokkan adalah suatu sistematika yang digunakan untuk
menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-syarat tertentu. Proses mengklasifikasikan
tercakup beberapa kegiatan seperti mencari kesamaan, mencari perbedaan,
mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan.

3. Menafsirkan
Menafsirkan hasil pengamatan ialah menarik kesimpulan tentatif dari data yang
dicatatnya. Susiwi (2009) berpendapat bahwa hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna
bila tidak ditafsirkan. Karena itu, dari mengamati langsung, lalu mencatat setiap
pengamatan secara terpisah, kemudian menghubung-hubungkan hasil-hasil pengamatan
itu. Selanjutnya siswa mencoba menemukan pola dalam suatu seri pengamatan, dan
akhirnya membuat kesimpulan. Contohnya, perubahan gambar ke dalam penafsiran
berbentuk konteks kata atau kalimat. Kata kerja operasional yang menunjukan proses
penafsiran adalah menerjemahkan, menguraikan dengan kata-kata sendiri,
menggambarkan dan membuktikan.

4. Meramalkan
Meramalkan adalah memperkirakan berdasarkan pada data hasil pengamatan
yang reliabel (Firman, 2000). Apabila siswa dapat menggunakan pola-pola hasil
pengamatannya untuk mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang
belum diamatinya, maka siswa tersebut telah mempunyai kemampuan proses
meramalkan.

5. Mengajukan pertanyaan
Bertanya adalah keterampilan proses yang perlu dilatihkan. Keterampilan proses
mengajukan pertanyaan dapat diperoleh siswa dengan mengajukan pertanyaan apa,
mengapa, bagaimana, pertanyaan untuk meminta penjelasan atau pertanyaan yang
berlatar belakang hipotesis.

6. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu
kejadian atau pengamatan tertentu, sehingga mampu menyatakan dugaan yang dianggap
benar.

7. Merencanakan Percobaan
Agar siswa dapat memiliki keterampilan merencanakan percobaan maka siswa
tersebut harus dapat menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan.
Selanjutnya, siswa harus dapat menentukan variabel-variabel, menentukan variabel yang
harus dibuat tetap, dan variabel mana yang berubah. Demikian pula siswa perlu untuk
menentukan apa yang akan diamati, diukur, atau ditulis, menentukan cara dan langkah-
langkah kerja. Selanjutnya siswa dapat pula menentukan bagaimana mengolah hasil-
hasil pengamatan.

8. Menggunakan alat/ bahan


Untuk dapat memiliki keterampilan menggunakan alat dan bahan, dengan
sendirinya siswa harus menggunakan secara langsung alat dan bahan agar dapat
memperoleh pengalaman langsung. Selain itu, siswa harus mengetahui mengapa dan
bagaimana cara menggunakan alat dan bahan.

9. Menerapkan Konsep
Keterampilan menerapkan konsep dikuasai siswa apabila siswa dapat
menggunakan konsep yang telah dipelajarinya dalam situasi baru atau menerapkan
konsep itu pada pengalaman-pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang
terjadi.
10. Berkomunikasi
Keterampilan ini meliputi keterampilan membaca grafik, tabel, atau diagram dari
hasil percobaan. Menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram juga
termasuk berkomunikasi. Menurut Firman (2000), keterampilan berkomunikasi adalah
keterampilan menyampaikan gagasan atau hasil penemuannya kepada orang lain.

C. Kelebihan Keterampilan Proses Sains


Menurut Dimyati (2009), kelebihan KPS adalah:
1. KPS dapat memberikan rangsangan ilmu pengetahuan, sehingga siswa dapat
memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan dengan baik.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak
sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan. Hal ini
menyebabkan siswa menjadi lebih aktif.
3. KPS membuat siswa menjadi belajar proses dan produk ilmu pengetahuan
sekaligus.

D. Evaluasi Keterampilan Proses Sains


Evaluasi terhadap keterampilan proses yang dikuasai siswa dilakukan melalui dua
macam prosedur, yakni :
1. Observasi
2. Tertulis
Melalui observasi yang dilakukan terhadap siswa dalam kegiatan belajar sehari-
hari, baik pada waktu menjawab pertanyaan, melakukan percobaan, maupun kerja
kelompok, diungkapkan dalam bentuk grafik, bagan, diagram, karangan, laporan dan
sebagainya.
Prosedur untuk mengases keterampilan proses dapat dilakukan dengan
menggunakan tes obyektif atau tes uraian.
Menurut Onwu dalam Monica (2005) mengemukakan bahwa metode tradisional
dalam menilai keterampilan proses adalah hanya dengan cara kerja praktikum, terutama
dalam konteks belajar dan pembelajaran sains pada skala kelas besar. Prosedur kegiatan
praktikum (Hand-on activity) merupakan cara yang tepat dalam menilai keterampilan
proses. Akan tetapi jika dalam skala kelas besar hal tersebut akan menjadi kendala. Cara
lain untuk menilai keterampilan proses yaitu dengan menggunakan format tes tertulis
yang tidak membutuhkan biaya yang banyak sehingga dapat mengukur kemampuan
siswa dalam menciptakan arti dan susunan dari pengalaman dan informasi baru.
Adapun butir soal tes keterampilan proses berbeda dari pokok uji penguasaan
konsep. Pokok uji ketrampilan proses memiliki beberapa karakteristik, diantaranya
adalah:
1. Pokok uji keterampilan proses tidak boleh dibebani konsep (non concept burdan).
Hal ini dimaksudkan agar pokok uji tersebut tidak rancu dengan pengukuran
penguasaan konsepnya. Konsep dijadikan konteks. Konsep yang terlibat harus
diyakini oleh penyusunan pokok uji sudah dipelajari siswa atau sudah tidak asing
lagi bagi siswa (kontekstual).

2. Pokok Uji keterampilan proses mengandung sejumlah informasi yang harus diolah
oleh responden atau siswa. Informasi dalam pokok uji keterampilan proses dapat
berupa gambar, diagram, grafik data dalam tabel atau uraian obyek lainya.
Seperti pada pokok uji pada umumnya, aspek yang akan diukur oleh pokok uji
keterampilan proses harus jelas dan hanya mengandung satu aspek. Misalnya aspek
interpretasi.
Selain itu, ada beberapa kaidah yang khas dalam penyusunan pokok uji
keterampilan proses untuk tiap jenis keterampilan proses. Berikut kaidah khas dalam
penyusunan pokok uji keterampilan proses untuk tiap jenis keterampilan proses
menurut Rustaman (2005).

Jenis Keterampilan
Kaidah
Proses

Mengamati Harus dari obyek atau peristiwa sesungguhnya

Harus menyajikan sejumlah data untuk


Menafsirkan
menunjukan pola
Harus memuat konsep/prinsip yang akan
Menerapkan konsep
diterapkan tanpa menyebutkan nama konsepnya
Harus jelas pola/kecenderungan untuk dapat
Meramalkan
mengajukan ramalan/ dugaan
Harus memberi kesempatan untuk mengajukan
atau mengusulkan gagasan berkenaan dengan
Merencanakan percobaan alat/bahan yang akan digunakan, urutan prosedur
yang harus ditempuh, menentukan peubah
(variabel)
Harus ada bentuk penyajian tertentu untuk diubah
Mengkomunikasikan ke penyajian lainya. Misalnya, bentuk uraian ke
bentuk bagan atau bentuk tabel ke bentuk grafik.

Adapun untuk pemberian skor pada pokok uji keterampilan proses adalah sama
dengan uji pokok pada umumnya. Pokok uji keterampilan proses perlu diberi skor
dengan cara tertentu. Cara pemberian skor pada pokok uji keterampilan proses ini
menggunakan skema penskoran (Scoring scheme) yang berdasarkan pada penelitian
yang dilakukan oleh Temiz et.al (2006). Jawaban dari pengamatan siswa diberi kode
(2), (1), atau (0) berdasarkan kelengkapan dari jawaban yang diharapkan. Kode (2)
dinotasikan jika jawaban lengkap. Kode (1) jika hanya sebagian jawaban yang sesuai.
Dan kode (0) dinotasikan jika tidak ada jawaban, tidak sukses dijawab atau jawaban
salah. Jawaban yang diharapkan akan dikaitkan dengan setiap pertanyaan dalam tes.

D. Sampel Pokok Uji Keterampilan Proses Sains


Mengamati
1. Dihadapanmu tersedia tiga macam zat padat yang tersimpan dalam tabung reaksi
terpisah yang diberi tanda P dan Q.
 Ambil tabung reaksi P.
a. Gambarkan keadaan fisik zat padat dalam P.
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
 Pegang tabung itu dengan penjepit tabung reaksi, dan panaskan tabung itu selama
kira-kira ½ menit.
b. Tuliskan perubahan yang kamu amati.
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
 Ambil tabung Q.
c. Gambarkan keadaan fisik zat padat dalam Q.
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
 Panaskan tabung Q sebagaimana tabung P.
d. Perubahan selama pemanasan.
………………………………………………………………………………………
Menafsirkan
1. Manusia mempunyai zat kimia dalam saliva yang dapat mencerna pati. Zat itu disebut
amilasa. Seorang ahli kimia mengukur banyaknya amilasa saliva dari tiga kelompok
orang yang berbeda jenis makanan yang biasa dimakannya. Hasilnya dituliskan pada
tabel berikut ini :
Banyaknya amilasa seliva
Kelompok Makanan yang dimakan
(satuan per mL)
A Campuran berimbang 101
daging, sayuran dan nasi.
B Sebagian besar daging. 22
C Sebagian besar nasi. 248
Amatilah hasil pengukuran diatas, dan temukanlah bagaimana saliva berhubungan
dengan makanan yang dimakan.
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Meramalkan
1. Seorang siswa melakukan pengukuran kecepatan reaksi hidrolisis urea dengan katalis
inzin urease. Dalam percobaannya ia melakukan 5 kali hidrolisis urea dengan volum
larutan urea yang sama tetapi konsenterasi berbeda, dan dengan cara tertentu kecepatan
reaksi diukur.
Konsenterasi mol 1-1 Kecepatan mol menit-1
0,1 5,9 x 10-6
0,2 7,2 x 10-6
0,3 ?
0,4 8,0 x 10-6
0,5 8,1 x 10-6
Jika siswa tadi lupa tidak mencatat hasil percobaan dengan konsenterasi urea 0,3
mol/liter, dan ia tidak mungkin melakukan percobaan ulang, maka jalan apakah yang
sebaiknya ditempuh untuk mengetahui kecepatan reaksi?
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Dengan caramu itu, tentukan kecepatan reaksi jika konsenterasi urea 0,3 mol/liter?
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Menerapkan Konsep
1. Sepotong fosfor disimpan dalam labu. Massa labu dan isinya 205 gram, sinar matahari
difokuskan pada fosfor, hingga kemudian menyala dan mengeluarkan asap putih. Asap
tersebut akhirnya larut dalam air secara perlahan-lahan. Setelah dingan jika labu
bersama isinya ditimbang kembali.
a) Menurutmu massa labu beserta isinya setelah percobaan :
o Lebih dari 205 gram
o 205 gram
o Kurang dari 205 gram
o Tek cukup keterangan untuk menjawab
b) Kemukakan alasan bagi jawabanmu itu.
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Merencanakan Penelitian
1. Budi ditugasi menguji apakah warna merah muda pada daun bunga mawar merupakan
zat murni atau campuran. Ia diberi beberapa instruksi untuk melakukan penyelidikan,
tetapi urutannya harus ditata.
Tuliskan angka 1 pada kotak di depan instruksi yang harus dilakukan pertama kali,
angka 2 di depan instruksi yang dilakukan kedua, dan seterusnya.
 A. Menggerus pasir, aseton, dan daun bunga mawar.
 B. Menuangkan cairan merah muda kedalam gelas kimia
 C. Menambahkan aseton, tetes demi tetes pada bagian tengah kertas saring
 D. Menotolkan beberapa tetes cairan merah pada titik pusat kertas saring

BAB III
KESIMPULAN

Keterampilan proses sains adalah pendekatan yang didasarkan pada anggapan bahwa
sains itu terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah dalam  pembelajaran sains.

Jenis-jenis keterampilan proses sains diantaranya, melakukan pengamatan, menafsirkan


pengamatan, mengelompokkan, meramalkan, berkomunikasi, berhipotisis, merencanakan
percobaan, menerapkan konsep, dan mengajukan pertanyaan.

Evaluasi terhadap keterampilan proses yang dikuasai siswa dilakukan melalui dua
macam prosedur, yakni :
1. Observasi
2. Tertulis

DAFTAR PUSTAKA
https://www.pasarmakalah.com/2015/10/makalah-keterampilan-proses-sains.html

Nahadi & Firman, H., (2019) Asesmen Pembelajaran Kimia. Bandung : UPI Press

Anda mungkin juga menyukai