Anda di halaman 1dari 64

PENERAPAN PENDEKATAN

PEMBELAJARAN

SAINTIFIK, PBL, PjBL, INQUIRY


PADA KUR. 2013
BIODATA
Nama : Drs. Jontar Nababan
NIP : 196710021993031007
Pangkat/Gol. : Pembina Tingkat 1 / IV b
Jabatan : Pengawas Propinsi Sumatera Barat
Tugas : -Pelatih Nasional Calon Kepala Sekolah
-Instruktur Kurikulum 2013
-Asessor Akreditasi Sekolah
-Tim Penilai Angka Kredit/ Karya Ilmiah Guru
HP/WA : 081363492993
Email : nababanjontar@yahoo.co.id
TUJUAN

1. Menjelaskan pengertian dan langkah-langkah


pembelajaran dengan pendekatan Saintifik
2. Menjelaskan pengertian dan langkah-langkah
pembelajaran Problem-based Learning
3. Menjelaskan pengertian dan langkah-langkah
pembelajaran Project-based Learning
4. Menjelaskan pengertian dan langkah-langkah
Inquiry
5. Menjelaskan pengertian dan langkah-langkah
Discovery Learning
6. Menerapkan pendekatan pembelajaran dalam
penyusunan RPP yang sesuai dengan KD
CAKUPAN MATERI
Materi sesi ini mencakup:
1. Pengertian dan langkah-langkah pembelajaran
dengan pendekatan saintifik
2. Pengertian dan langkah-langkah pembelajaran
Problem-based Learning
3. Pengertian dan langkah-langkah pembelajaran
Project-based Learning
4. Pengertian dan langkah-langkah Inquiry
5. Pengertian dan langkah-langkah Discovery
Learning
PRODUK/TARGET PENCAPAIAN

Peserta dapat menyusun Rencana


pembelajaran (RPP) salah satu
pendekatan pembelajaran yang
sesuai dengan KD yang dipilih
AKTIVITAS PEMBELAJARAN

Untuk mencapai tujuan-tujuan ini, peserta akan:

1. Menyimak Informasi
2. Bertanya jawab
3. Menyusun RPP yang sesuai dengan
serangkaian KD yang dipilih.
Pendekatan Pembelajaran yang di Sarankan
pada Kurikulum 2013/KTSP 2006

Pendekatan berbasis proses keilmuan


antara lain:
1. Scientific Approach
2.Problem Based Learning (PBL)
3.Project Based learning (PjBL)
4.Inquiry Learning (IL)
5.Discovery Learning
1. PENDEKATAN SAINTIFIK PEMBELAJARAN

Istilah pendekatan sering diartikan sebagai titik


tolak atau sudut pandang (perspektif) terhadap
proses pembelajaran (Sanjaya, 2007: 127) atau
seperangkat asumsi atau prinsip pembelajaran
(bahasa) (Brown, 2001: 14)

Pendekatan saintifik dalam pembelajaran merujuk


pada langkah-langkah metode ilmiah (saintific
method) atau proses keilmuan
Proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara
aktif mengonstruk konsep, hukum atau
prinsip melalui tahapan-tahapan :
mengamati
merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data,
menarik kesimpulan
mengomunikasikan konsep, hukum atau
prinsip yang “ditemukan”.
Pembelajaran Saintifik
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

Sikap
(Tahu Mengapa)

Produktif
Inovatif
Kreatif
Keterampilan Afektif Pengetahuan
(Tahu Bagaimana) (Tahu Apa)

Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
terintegrasi.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK
Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan
saintifik adalah sebagai berikut:
5M
• Mengamati
• Menanya
• Mengumpulkan informasi/mencoba
• Menalar/mengasosiasi
• Mengomunikasikan
5M kegiatan tersebut dapat dilanjutkan dengan
Mengomunikasikan.
*) (Kegiatan pembelajaran pada setiap langkah)
dapat disesuaikan dengan kekhasan masing-
masing mata pelajaran.
Alur Pembelajaran Saintifik

Experimen- Communicating
Observing Questioning Associating
ting (Mengkomunika
(Mengamati) (Menanya) (Menalar)
(Mencoba) sikan)

5 M merupakan kemampuan proses berfikir , 5M BUKAN


merupakan prosedur/langkah-langkah /pendekatan
pembelajaran maka tidak selalu hirarki
Proses Pembelajaran dengan
Pendekatan Saintifik

1. Mengamati:
SISWA mengamati fenomena/mengidentifikasi
dengan indera (mendengarkan, melihat, membaca,
menyimak mencium, meraba, mengecap) dengan
atau tanpa alat (untuk menemukan masalah).

Contoh Fenomena:
Lampu menyala, orbit bulan, benda jatuh, gerak
pendulum, gambar, tangyangan dll.
Proses Pembelajaran dengan
Pendekatan Saintifik

Fenomena dapat merupakan benda, peristiwa, atau


keadaan yang sebenarnya, dapat juga yang dikemas
dalam bentuk gambar, foto, teks (berita, iklan, puisi,
cerpen), film, video klip, audio cd, dan sebagainya
(maka, siswa tidak mengamati video klip, melainkan
mengamati fenomena melalui video klip)

Hasil mengamati  Masalah atau serangkaian


pengetahuan dan/atau keterampilan yang belum
diketahui oleh peserta didik (gap of knowledge).
Bantuan Guru dalam tahap mengamati

• Guru juga merancang, mempersiapkan,


menunjukkan, atau menyediakan sumber-
sumber belajar yang relevan dengan KD atau
materi pembelajaran yang nantinya akan
diamati oleh peserta didik.
• Guru memberikan pengantar yang dapat
menarik minat peserta didik untuk mengamati
sumber belajar yang disediakan guru.
• Membantu peserta didik
menemukan/mendaftar/ menginventarisasi apa
saja yang ingin/perlu diketahui sehingga dapat
melakukan/mencipta-kan sesuatu.
Proses Pembelajaran dengan
Pendekatan Saintifik
2. Menanya:
SISWA merumuskan pertanyaan berangkat dari
masalah yang diperoleh dari pengamatan.
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang
diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik
Contoh: Larutan apa saja yang dapat menghantarkan
listrik?

Pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan jawabannya


akan berupa pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan/atau metakognitif – yang merupakan
indikator pencapaian kompetensi.
Proses Pembelajaran dengan
Pendekatan Saintifik

Contoh Pertanyaan faktual


Pertanyaan faktual adalah semua pertanyaan yang
mengandung kata tanya “siapa”, “di mana” dan “kapan”,
“berapa”.dan “apa”. Dilihat dari segi KKO, pertanyaan-
pertanyaan tersebut dapat dikategorikan dalam
pertanyaan “mengingat”. Tetapi untuk pertanyaan
“berapa” dan “apa” dapat juga menjadi pertanyaan
konseptual ketika menyatakan penerapan rumus atau
menanyakan definisi.
PROSES PEMBELAJARAN DENGAN
PENDEKATAN SAINTIFIK

Contoh pertanyaan konseptual (yang paralel dengan


memahami):
Pertanyaan atau perintah yang menuntut jawaban
yang berisi informasi tentang klasifikasi, kategori,
prinsip-prinsip, rumus, struktur, model, atau teori.
Misalnya:
Mengapa benda ini bergerak semakin cepat?
Proses Pembelajaran dengan
Pendekatan Saintifik
Contoh pertanyaan prosedural (yang paralel dengan
menerapkan):

Pertanyaan atau perintah yang menuntut jawaban


/tanggapan yang berisi informasi tentang cara
melakukan sesuatu.

Misalnya :
Bagaiamana cara menggunakan mikroskop;
Bantuan Guru dalam tahap menanya

• Guru memberikan bantuan berupa pertanyaan


pancingan terkait dengan apa yang sudah diamati.
• Guru meminta siswa merumuskan pertanyaan
dengan bantuan kata “bagaimana” atau
“mengapa”.
• Guru melatih agar peserta didik dapat mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dengan cara memberikan
serangkaian daftar pertanyaan berdasarkan
konteks yang diamati kemudian siswa diminta
memilih (dengan cara mencontreng, misalnya)
pertanyaan apa atau mana yang perlu dibahas.
Namun guru perlu mengarahkan pertanyaan siswa
agar mengacu pada indikator.
Proses Pembelajaran dengan
Pendekatan Saintifik
3. Mengumpulkan informasi/mencoba:
SISWA mengumpulkan informasi/data dengan
(berbagai) teknik yang sesuai, misalnya
eksperimen, pengamatan, wawancara, survey,
dan membaca dokumen-dokumen.

CONTOH
eksperimen, pengamatan (observasi)

Hasil kegiatan ini adalah serangkaian data atau


informasi yang relevan dengan serangkaian KD.
Bantuan Guru dalam tahap
mengumpulkan informasi/mencoba

Guru merancang, mempersiapkan,


menentukan, dan menyediakan sumber-
sumber belajar lanjutan. Sumber belajar ini
harus merupakan pendalaman atau pelengkap
dari sumber belajar yang diamati pada langkah
pertama. Sumber belajar ini harus merupakan
pendalaman atau pelengkap dari sumber
belajar yang diamati pada langkah pertama.
Proses Pembelajaran dengan
Pendekatan Saintifik
4. Mengasosiasi/Menalar:
SISWA mengolah informasi/data yang sudah
dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan dan
menarik kesimpulan.

Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat


menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan
Bantuan Guru dalam tahap menalar/mengasosiasi

• Guru mengarahkan agar peserta didik agar dapat


mengidentifikasi, mengklasifikasi, atau
menghubung-hubungkan data/informasi yang
diperoleh. Dalam hal ini menghubungkan, guru
memberikan penjelasan mengenai bentuk-bentuk
hubungan logis yang mungkin terjadi.
• Guru memancing dan mengarahkan agar bentuk-
bentuk hubungan yang dibangun peserta didik
menghasilkan simpulan yang mengarah pada
pencapaian tujuan pembelajaran
Bantuan Guru dalam tahap menalar/mengasosiasi

• Guru sebagai manager, pemberi umpan balik,


pemberi penguatan, pemberi penjelasan/
informasi lebih luas.
• Guru diharapkan ikut membantu peserta didik
untuk menentukan butir-butir penting dan
simpulan yang akan dipresentasikan, baik dengan
atau tanpa memanfaatkan teknologi informasi.
Proses Pembelajaran dengan
Pendekatan Saintifik
5. Mengomunikasikan:
SISWA menyampaikan jawaban atas pertanyaan
(kesimpulan) berdasarkan hasil penalaran/asosiasi
informasi/data secara lisan dan/atau tertulis.

Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan


hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya

CATATAN: Sampai langkah 5 (mengomunikasikan) peserta


didik memperoleh pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan/atau metakognitif.
Proses Pembelajaran dengan
Pendekatan Saintifik
6. (Dapat dilanjutkan dengan) Mencipta:
SISWA mencipta dan/atau menginovasi produk,
model, gagasan dengan pengetahuan yang telah
diperoleh.

CIPTAAN/KREASI:
• merupakan aplikasi dari pengetahuan yang
diperoleh
Proses Pembelajaran dengan
Pendekatan Saintifik

Kelima atau keenam langkah pembelajaran di atas


TIDAK HARUS tercakup dalam setiap atau satu
pertemuan.
CONTOH:
Pertemuan 1: mengamati, menanya, mengumpulkan
data/informasi/mencoba
Pertemuan 2: menalar/mengasosiasi data/informasi
dan mengomunikasikan
Pertemuan 3: mencipta
PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK
1. Bertindak sebagai narasumber/fasilitator.
2. Menyusun kembali butir-butir pertanyaan siswa
sesuai dengan urutan indikator yang akan
dieksekusi dalam pembelajaran
3. Mengatur/mengarahkan kegiatan-kegiatan belajar.
4. Memberi umpan balik.
5. Memberikan penjelasan.
6. Memberikan penguatan/afirmasi/konfirmasi
Guru TIDAK membiarkan peserta didik memperoleh/
mengkonstruksi pengetahuan sendiri..
Guru selalu memberi bantuan kepada setiap anak
didik
2. Pembelajaran berbasis Masalah (PBM)

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah


pembelajaran yang menggunakan masalah nyata
sehari-hari (otentik) yang bersifat terbuka (open-
ended) untuk diselesaikan oleh peserta didik dalam
rangka mengembangkan keterampilan berpikir,
keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan
sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan
membangun atau memperoleh pengetahuan baru.
Pemilihan masalah nyata tersebut dilakukan atas
pertimbangan kesesuaiannya dengan pencapaian
kompetensi dasar.
E. Tahap-tahap Pelaksanaan PBM
Fase : 3
Fase : 1 Fase : 2
Orientasi Membimbing
siswa Mengorganisa penyelidikan
terhadap si siswa untuk individual dan
masalah belajar kelompok.

Fase : 5
Menganalisis
dan Fase : 4
mengevaluasi Mengembangkan
proses dan menyajikan
pemecahan hasil karya.
masalah
Langkah-langkah PBM

1. Orientasi terhadap masalah:


Guru menyajikan masalah nyata kepada peserta
didik . Dalam tahap ini guru dapat langsung
menyodorkan sebuah masalah, tetapi dapat juga
menyajikan “situasi masalah”. Caranya dengan
mengajak siswa mengamati suatu fenomena baik
langsung maupun tidak langsung (lewat video,
gambar, teks). Dari kegiatan ini siswa diminta
untuk menetapkan masalah atau pengetahuan
yang belum dan ingin diketahui (gap of knowledge)
PERAN GURU
Menjelaskan Tujuan pembelajaran

Menjelaskan perangkat yang


Fase: 1. dibutuhkan

Orientasi siswa
terhadap Menfasilitasi bahan /alat yang
dibutuhkan
masalah

Memotivasi siswa
Langkah-langkah PBM

2. Organisasi belajar:
Tahap ini guru memfasilitasi peserta didik
untuk memahami masalah nyata yang telah
disajikan, yaitu dengan mengidentifikasi apa
yang perlu mereka ketahui dan apa yang perlu
dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang
sudah diidentifikasi. Peserta didik berbagi
peran/tugas untuk menyelesaikan masalah
tersebut.
Guru membantu siswa
PERAN GURU
memahami/mengidentifikasi
masalah

Memberikan konsep yang


berkaitan dengan pemecahan
Fase :2 masalah

Mengorganisasi
Mengorganisasikan tugas belajar
siswa untuk yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
belajar

Mengaktifkan kelompok belajar


Langkah-langkah PBM

3. Penyelidikan individual maupun kelompok :


Guru membimbing peserta didik melakukan
pengumpulan data/informasi (dapat berupa
pengetahuan, konsep, teori) melalui berbagai
macam cara , misalnya dengan observasi
mendalam, membaca, survey, wawancara, dan
sebagainya untuk menemukan berbagai
alternatif penyelesaian masalah. Langkah ini
dapat dilakukan secara individual maupun
kelompok
Guru mendorong siswa untuk
Fase : 3 mengumpulkan informasi yang
Membimbing sesuai dan masalahnya
penyelidikan
Melaksanakan eksperimen untuk
individual dan mendapatkan penjelasan serta
kelompok. pemecahan
Langkah-langkah PBM

4. Pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian


masalah:
Pada tahap ini guru membimbing peserta didik
untuk menentukan penyelesaian masalah yang
dipandang paling tepat dari berbagai alternatif
pemecahan masalah yang peserta didik temukan.
Peserta didik menyusun laporan hasil penyelesaian
masalah, secara tertulis maupun dalam bentuk
power point slides untuk dipresentasikan.
PERAN GURU

Guru membantu siswa


merencanakan hasil pemecahan
masalah
Fase :4
Mengembangkan Membantu menyiapkan karya yang
dan menyajikan sesuai seperti laporan, presentasi,
video, dan model
hasil karya.
Membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya.
Langkah-langkah PBM

5. Analisis dan evaluasi proses penyelesaian


masalah:
Lewat presentasi laporan penyelesaian
masasah, guru membimbing peserta didik
untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap proses penyelesaian masalah yang
dilakukan.
PERAN GURU

Guru membantu siswa


Fase : 5 melakukan refleksi
Menganalisis dan
mengevaluasi proses Guru mengevaluasi pekerjaan
pemecahan masalah terhadap penyelidikan mereka

Guru menganalisis proses-proses


yang mereka gunakan.
KESIMPULAN“SINTAKS MODEL PEMBELAJARAN PBL“

FASE - FASE PERILAKU GURU


Fase 1 • Menjelaskan tujuan,logistik yg dibutuhkan
Orientasi siswa kepada masalah • Memotivasi siswa terlibat aktif pemecahan
masalah yg dipilih
Fase 2 • Membantu siswa mendefinisikan dan
Mengorganisasikan siswa untuk belajar mengorganisasikan tugas bel yg berhub
dg Masalah tersebut
• Mendorong siswa utk mengumpulkan
Fase 3 informasi yg sesuai, melaksanakan
Membimbing penyelidikan individu dan klp eksperimen utk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah
Fase 4 • Membantu siswa dal merencanakan dan
Mengembangkan dan menyajikan hasil menyiapkan karya yg sesuai spt laporan,
karya model dan berbagi tugas dengan teman
Fase 5 • Mengevaluasi hasil belajar tentang materi
Menganalisa dan mengevaluasi proses yg tlh dipelajari /meminta klp presentasi
pemecahan masalah hasil kerja
3. Pembelajaran berbasis
3. Proyek (PBP)

Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) adalah


pembelajaran yang menekankan aktivitas-aktivias
menghasilkan produk dengan menerapkan
keterampilan meneliti, menganalisis, membuat,
sampai dengan mempresentasikan produk nyata.
Produk yang dimaksud dapat berupa desain, skema,
karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan
lain-lain. Proyek dapat dilakukan secara mandiri
maupun kelompok. Biasanya PBP dirancang untuk
diterapkan pada permasalahan komplek.
Contoh-contoh Proyek

1. Membuat model pemanas tenaga surya(IPA)


2. Mendesain brosur untuk biro perjalanan/ pariwisata
atau brosur untuk museum (IPS dan Bhs. Indonesia)
3. Sikap masyarakat terhadap program kantong plastik
berbayar (IPS)
4. Menyusun laporan kunjungan ke rapat warga tingkat
desa (PPKn)
5. Wall magazine mengenai profil tokoh-tokoh novel/film
“The Maze Runner” (Bahasa Inggris)
6. Mengukur tingkat kederasan aliran sungai/parit
(Matematika)
7. Membuat resep kudapan berbahan baku potensi
lokal (Prakarya)
Langkah-langkah
Pembelajaran Berbasis Proyek

2. Perancangan
1. Penentuan 3. Penyusunan
penyelesaian
proyek jadwal
proyek

5. Penyusunan 4. Penyelesaian
6. Evaluasi proses dengan fasilitasi
laporan &
dan hasil proyek & monitoring
presentasi
guru
Langkah-langkah PBP

1. Penentuan projek:
Guru bersama dengan peserta didik
menentukan tema/topik projek. Hal ini dapat
diawali dengan memunculkan pertanyaan
penuntun (a guiding question) yang
mengarahkan peserta didik menentukan sebuah
proyek kolaboratif yang mengintegrasikan
serangkaian kompetensi dasar (KD) dalam satu
mapel atau lintas mapel.
Langkah-langkah PBP

2. Perancangan langkah-langkah penyelesaian


projek:Guru memfasilitasi Peserta didik untuk
merancang langkah-langkah kegiatan
penyelesaian projek beserta pengelolaannya
Langkah-langkah PBP

3. Penyusunan jadwal pelaksanaan projek:


Guru memberikan pendampingan kepada peserta
didik melakukan penjadwalan semua kegiatan
yang telah dirancang.
Langkah-langkah PBP

4. Penyelesaian projek dengan fasilitasi dan


monitoring guru: Guru memfasilitasi dan memonitor
peserta didik dalam melaksanakan rancangan
projek yang telah dibuat
Langkah-langkah PBP

5. Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil


projek:
Guru memfasilitasi peserta didik untuk
mempresentasikan dan mempublikasikan hasil
karyanya
Langkah-langkah PBP

6. Evaluasi proses dan hasil projek:


Guru dan peserta didik pada akhir proses
pembelajaran melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil tugas projek
4. Pembelajaran Inkuiri

Pengetahuaan bukanlah tumpukan sejumlah fakta


hasil dari mengingat, melainkan hasil dari proses
menemukan atau mengkonstruksi.

Inkuiri merupakan proses pembelajaran yang


didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui
proses berpikir sistematis.

Maka tugas pokok guru adalah memfasilitasi kegiatan


penemuan (inquiry) agar peserta didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya
sendiri (bukan hasil mengingat sejumlah fakta).
Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri

1. Merumuskan masalah: Guru membimbing dan


memfasilitasi peserta didik untuk merumuskan
dan memahami masalah nyata yang telah
disajikan.
2. Merumuskan hipotesis:
Guru membimbing peserta didik merumuskan
hipotesis dengan cara mengajukan berbagai
pertanyaan untuk memancing jawaban
sementara peserta didik atau dapat
merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan
jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri

3. Mengumpulkan data:
Guru mengarahkan peserta didik untuk
menemukan fakta atau data yang dibutuhkan untuk
menjawab pertanyaan sementara (hipotesis) yang
sudah dirumuskan sebelumnya. Caranya dapat
dengan wawancara mendalam, membaca, atau
survey
Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri

4. Menguji hipotesis:
Guru mengarahkan peserta didik untuk
mencocokkan jawaban sementara dengan
jawaban yang dibangun dari data yang telah
dikumpulkan lewat berbagai cara. Hasil akhir
yang diharapkan adalah menerima jawaban
yang berdasarkan data.
Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri

5. Merumuskan simpulan
Guru membimbing peserta didik mendeskripsikan
temuan yang diperoleh berdasarkan hasil
pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan
yang akurat sebiknya guru mempu menunjukkan
pada peserta didik data mana yang relevan.
5. DISCOVERY LEARNING

Pembelajaran menemukan (Discovery Learning),


adalah Pembelajaran untuk menemukan konsep,
makna, dan hubungan kausal melalui
pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan
oleh peserta didik.
Langkah-Langkah Discovery Learning

1. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)


Guru memulai kegiatan PBM dengan mengajukan
pertanyaan kepada siswa, meminta siswa membaca
buku, mengamati fenomena lewat video klip atau
gambar, dan aktivitas belajar lainnya yang
mengarah pada suatu masalah . Dengan kata lain
siswa dihadapkan pada suatu masalah atau
pertanyaan (gap of knowledge) agar timbul
keinginan untuk menyelidiki.
Contoh: Berita atau tayangan video/tv tentang
pencemaran udara akibat kebakaran hutan
Langkah-Langkah Discovery Learning

2. Problem statement (pernyataan/ identifikasi


masalah)
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang
relevan dengan kompetensi dasar/indikator,
kemudian dipilih satu atau beberapa dan
dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban
sementara atas pertanyaan masalah).

Contoh: ???
Langkah-Langkah Discovery Learning

3. Data collection (Pengumpulan Data)


Guru meminta para siswa mengumpulkan informasi
atau data yang relevan sebanyak-banyaknya untuk
menjawab pertanyaan atau membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244).

Misalnya dengan melakukan eksperimen


Langkah-Langkah Discovery Learning

4. Data Processing (Pengolahan Data)


Semua informasi yang berasal hasil bacaan,
wawancara, observasi, dan sebagainya, diolah,
dipilih, dipilah, diklasifikasikan, ditabulasikan, bila
perlu dihitung dengan cara tertentu, serta
ditafsirkan atau dimaknai.
Langkah-Langkah Discovery Learning

5. Verification (Pembuktian)
Hasil pengolahan data di atas dihubungkan
dengan pertanyaan yang sudah dirumuskan
sebelumnya atau melakukan pemeriksaan secara
cermat terhadap hasil olah data untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang
ditetapkan sebelumnya (Syah, 2004:244).
Terima kasih
•Burung Irian
Burung
Cendrawasih
Cukup Sekian dan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai