Anda di halaman 1dari 58

PENDAHULUAN

Kurikulum 2013 mengembangkan sikap spiritual, sikap sosial,


pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.
(Permendikbud Nomor 54/2013)

Bagaimana Kurikulum 2013 memfasilitasi peserta didik memperoleh


nilai-nilai, pengetahuan, dan keterampilan secara berimbang?

Bagaimana proses pembelajaran dilaksanakan?


KURIKULUM 2013 menyatakan bahwa:
PRINSIP-PRINSIP KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;
2. peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;
3. proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
4. pembelajaran berbasis kompetensi;
5. pembelajaran terpadu;
6. pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran
multi dimensi;
7. pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;
8. peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan
soft-skills;

2
KURIKULUM 2013 menyatakan bahwa:

Prinsip pembelajaran yang digunakan antara lain (lanjutan):


9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai
pembelajar sepanjang hayat;
10.pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung
tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
11. pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
12.pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran;
13.pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budaya peserta didik; dan
14.suasana belajar menyenangkan dan menantang.

3
PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang terdiri atas


kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui),
merumuskan pertanyaan (dan merumuskan hipotesis), mencoba/mengumpulkan
data (informasi) dengan berbagai teknik, mengasosiasi/ menganalisis/mengolah
data (informasi) dan menarik kesimpulan serta mengkomunikasikan hasil yang
terdiri dari kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Langkah-langkah tersebut dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencipta.

4
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik
memiliki karakteristik:
1. berpusat pada peserta didik.
2. melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum
atau prinsip.
3. melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi
peserta didik.
4. dapat mengembangkan karakter peserta didik.
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan
saintifik adalah:
 untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat
tinggi peserta didik.
 untuk membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah
secara sistematik.
 terciptanya kondisi pembelajaran dimana peserta didik merasa bahwa belajar itu
merupakan suatu kebutuhan.
 diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
 untuk melatih peserta didik dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam
menulis artikel ilmiah.
 untuk mengembangkan karakter peserta didik
CONTOH KEGIATAN BELAJAR PADA
SETIAP LANGKAH PENDEKATAN
SAINTIFIK (PERMENDIKBUD)

1. Mengamati: membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat)


untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui
2. Menanya: mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang tidak dipahami dari apa
yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa
yang diamati
3. Mencoba/mengumpulkan data (informasi): melakukan eksperimen, membaca
sumber lain dan buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, wawancara
dengan narasumber.

7
4. Mengasosiasikan/mengolah informasi: SISWA mengolah
informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil
kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
5. Mengkomunikasikan: SISWA menyampaikan hasil
pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya
6. (Dapat dilanjutkan dengan) Mencipta: SISWA menginovasi,
mencipta, mendisain model, rancangan, produk (karya)
berdasarkan pengetahuan yang dipelajari.
9

DESKRIPSI LANGKAH
PEMBELAJARAN
10 MENGAMATI
mengamati dengan indra
(membaca, mendengar,
menyimak, melihat,
menonton, dan sebagainya)
dengan atau tanpa alat
MENANYA
11

Membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab,


berdiskusi
tentang informasi yang belum dipahami, informasi
tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai
klarifikasi.
MENGUMPULKAN INFORMASI
12

Mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi,


mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan
eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks,
mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket,
wawancara, dan memodifikasi/
menambahi/mengembangkan
13 MENALAR/MENGASOSIASI
mengolah informasi yang sudah dikumpulkan,
menganalisis data dalam bentuk membuat
kategori, mengasosiasi atau menghubungkan
fenomena/informasi yang terkait dalam rangka
menemukan suatu pola, dan menyimpulkan.
MENGKOMUNIKASIKAN
14

menyajikan laporan dalam bentuk bagan,


diagram, atau grafik; menyusun laporan
tertulis; dan menyajikan laporan meliputi
proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan
PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

1. Bertindak sebagai fasilitator.


2. Mengatur/mengarahkan kegiatan-kegiatan belajar.
3. Memberi umpan balik.
4. Memberikan penjelasan.
5. Memberi konfirmasi

GURU TIDAK SEKEDAR MEMBIARKAN PESERTA DIDIK


MEMPEROLEH/MENGKONSTRUK PENGETAHUAN SENDIRI.

GURU MEMBERI SETIAP BANTUAN YANG DIPERLUKAN OLEH


PESERTA DIDIK.

15
PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

1. Tahap mengamati: Membantu peserta didik menemukan/mendaftar/menginventarisasi


apa saja yang ingin/perlu diketahui sehingga dapat melakukan/menciptakan sesuatu.
2. Tahap Menanya: Membantu peseserta didik merumuskan pertanyaan berdasarkan daftar
hal-hal yang perlu/ingin diketahui agar dapat melakukan/menciptakan sesuatu.
3. Tahap Mencoba/mengumpulkan data (informasi): Membantu peserta didik merencanakan
dan memperoleh data/informasi untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan.
4. Tahap Mengasosiasikan/menganalisis/mengolah data (informasi): Membantu peserta
didik mengolah/menganalisis data/informasi dan menarik kesimpulan.

16
PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

5. Tahap Mengkomunikasikan: Manager, pemberi umpan balik, pemberi penguatan,


pemberi penjelasan/ informasi lebih luas.
6. Tahap Mencipta: memberi contoh/gagasan, menyediakan pilihan, memberi
dorongan, memberi penghargaan, sebagai anggota yang terlibat langsung.

17
PENDEKATAN DAN MODEL PEMBELAJARAN
PADA KURIKULUM 2013
PENDEKATAN DAN MODEL PEMBELAJARAN PADA
KURIKULUM 2013

 Pendekatan pembelajaran yang digunakan :


 pendekatan ilmiah (scientific) (Mengamati, menanya mengeksplorasi,
mengasosiasi, mengkomunikasikan)
 tematik terpadu (tematik antar mata pelajaran),
 tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran
 Model pembelajaran yang digunakan adalah
 discovery/inquiry learning
 project based learning
 Problem based learning
Pembelajaran Berbasis Proyek

 Pembelajaran Berbasis Proyek adalah model pembelajaran yang menggunakan


proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi
sintesis dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran
Berbasis Masalah
(Problem Based Learning)
Pengertian Pembelajaran Masalah
 Essensi dari Pembelajaran berbasis masalah berupa presentasi
siswa melalui situasi masalah yang autentik dan bermakna yang
dapat sebagi batu loncatan ke arah penemuan dan penyeledikan.

 Pembelajaran berbasis masalah didefinisikan sebagai suatu model


pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik awal
untuk mengakuisisi pengetahuan baru. Siswa belajar menggunakan
masalah autentik tertentu untuk belajar materi pelajaran dan
sebaliknya juga belajar ketrampilan khusus untuk memecahkan
masalah dengan menggunakan sarana materi pelajaran.
Prinsip pembelajaran berbasis masalah

 Pemahaman dibangun dari pengalaman

 Arti atau makna diciptakan dari usaha untuk menjawab pertanyaan


atau masalah kita sendiri,

 Instink alami siswa untuk melakukan penyeledikan dan kreasi


seharusnya dikembangkan dan

 Strategi yang berpusat pada siswa mampu membangun keterampilan


berpikir kritis dan bernalar dan dalam perkembangan lebih lanjut
akan mengembangkan kreativitas dan kemamdirian.
Ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Masalah

a. Orientasi siswa kepada masalah autentik.


Tahap awal dari model pembelajaran berbasis masalah
ditandai dengan suatu kegiatan dengan mengorientasikan
siswa kepada masalah-masalah yang autentik.

b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu


Meskipun Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada
pelajaran tertentu, misalnya matematika masalah yang
dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa
dapat meninjau dari berbagai mata pelajaran lain.
c. Penyeledikan autentik
Pembelajaran berbasis masalah mengharuskan siswa melakukan
penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap
masalah nyata.

d. Menghasilkan produk/karya dan memamerkan


Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan
produk tertentu dalam bentuk karya nyata dan memamerkan. Karya
terasebut dapat berupa rekaman debat, laporan, model fisik, video
atau program komputer, surat kepada seseorang atau instansi, poster.
Kriteria Situasi masalah yang baik
 Masalah harus autentik, Jadi masalah harus terdapat di dunia nyata di
dalam kehidupan sehari-hari.

 Masalah seharusnya tidak terdefinisikan dengan ketat dan terdapat


makna misteri atau teka-teki, mencegah munculnya jawaban
sederhana dan menghendaki alternatif pemecahan.

 Masalah harus bermakna bagi siswa dan sesuai dengan tingkat


perkembangan mereka.

 Masalah seharusnya cukup luas untuk memungkinkan guru mengelola


pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran serta sesuai dengan
sarana dan prasarana yang tersedia serta konsisten dengan kurikulum
yang berlaku.

 Masalah harus memberi kesempatan siswa bekerja dalam kelompok.


Pertimbangan-Pertimbangan di Dalam Menciptakan
Situasi Masalah

 Pastikan apakah situasi masalah itu menarik

 Pastikan apakah situasi masalah itu dapat dipresentasikan


dengan mudah dan jelas

 Pastikan apakah masalah itu layak dan relevan dengan


kurikulum
Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah

Tahap Kegiatan guru Kegiatan siswa


Orientasi  Menginformasikan tujuan Menerima informasi tentang
siswa kepada pembelajaran tujuan pembelajaran
masalah  Menciptakan lingkungan kelas Siap untuk mengikuti
yang memungkinkan terjadi kegiatan pembelajaran dengan
pertukaran ide yang terbuka model PBI
 Mengarahkan pada pertanyaan Memahami pertanyaan atau
atau masalah masalah
 Mendorong pebelajar Menyampaikan ide-ide
mengekspresikan ide-ide secara terbuka
secara bersama

Mengorganisir  Membantu siswa mendefinisikan dan


siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisir tugas belajar
belajar mengorganisir tugas belajar yang berhubungan dengan
yang berhubungan dengan masalah tersebut
masalah tersebut
Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah
Tahap Kegiatan guru Kegiatan siswa
Membimbing • Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
menyelidiki mengumpulkan informasi sesuai
secara mandiri yang sesuai Membangun kerjasama dalam
• Mendorong kerjasama dalam penyelesaian tugas-tugas
atau kelompok
penyelesaian tugas-tugas

Mengembang- Membimbing siswa mengerjakan lembar kegiatan


kan dan mengerjakan lembar kegiatan siswa baik secara kelompok dan
menyajikan siswa dan menyajikan hasil
hasil kerja menyajikan hasil kerja
kerja
Menganalisis Membantu siswa melakukan melakukan refleksi atau
dan mengeva- refleksi atau evaluasi evaluasi terhadap proses-proses
luasi proses terhadap proses-proses yang yang digunakan
pemecahan digunakan.
masalah
Model Pembelajaran Kontekstual
(Contextual Teaching and Learning)
PENGERTIAN CTL

Pembelajaran/pengajaran kontekstual merupakan suatu


proses pendidikan yang holistik dan bertu-juan
membantu siswa untuk memahami makna materi
pelajaran yang dipelajarinya dengan meng-kaitkan materi
tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari
(konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa
memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara
fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu
permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks lainnya.
Tujuh Komponen CTL

(1) Konstruktivisme (Constructivism),


(2) Inkuiri (Inquiry),
(3) Bertanya (Question),
(4) Masyarakat belajar (Learning Community),
(5) Pemodelan (Modeling),
(6) Refleksi (Reflection) dan
(7) Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).
1. Kontruksivisme
Konstruktivis adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan baru
dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong agar siswa bisa
mengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pengalaman
nyata yang dibangun oleh individu sipembelajar.
2. Bertanya
Pertanyaan guru dapat menjadikan pembelajaran lebih
produktif, yaitu berguna untuk:
a) menggali informasi ttng kemampuan siswa
dlm penguasaan pelajaran
b) membangkitkan motivasi siswa untuk belajar
c) merangsang keingintahuan siswa terhdp
sesuatu
d) memfokuskan siswa pd sesuatu yg diinginkan
e) membimbing siswa untuk menemukan
atau menyimpulkan sesuatu.
3. Inkuiri,
Inkuiri : proses pembelajaran didasarkan pd pencairan dan
penemuan melalui proses berfikir secara sistematis.

 Proses inkuiri dpt dilakukan mll beberapa langkah,


yaitu: 1) merumuskan masalah, 2) mengajukan
hipotesa, 3) mengumpulkan data, 4) menguji
hipotesis, 5) membuat kesimpulan.
4. Masyarakat Belajar (learning community).
Landasan : Pendapat Vygotsky, bahwa pengetahuan dan
pengalaman anak banyak dibentuk oleh komunikasi dengan
orang lain.
 Permasalahan tidak mungkin dipecahkan sendirian, tetapi
membutuhkan bantuan orang lain untuk saling membutuhkan.
 Hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang
lain, teman, antar kelompok, sumber lain dan bukan hanya
guru.
5. Pemodelan (modelling)
Pemodelan adalah proses pembelajaran dengan
memperagakan suatu contoh yang dpt ditiru oleh siswa.
Contoh: membaca berita, membaca lafal bahasa, membaca
simbol.
Dengan modelling siswa dapat terhindar dari verbalisme atau
pengetahuan yang bersifat teoritis-abstrak.
Modelling tidak terbatas dari guru saja tetapi dapat juga siswa
atau sumber lain yang mempunya pengalaman atau keahlian.
6. Refleksi
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah
dipelajarinya dengan cara mengurutkan dan mengevaluasi
kembali kejadian atau peristiwa pembelajaran telah dilaluinya
untuk mendapatkan pemahaman yang dicapai baik yang
bernilai positif atau tidak bernilai (negatif).
Melalui refleksi siswa akan dapat memperbaharui
pengetahuan yang telah dibentuknya serta menambah
khazanah pengetahuannya.
7. Penilaian nyata
Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk
mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang
dilakukan siswa.
Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui :
1) apakah siswa benar-2 belajar atau tidak.
2) apakah pengalaman belajar mempunyai pengaruh positif
terhdp pekemb siswa baik intelektual, mental, maupun
psikomotorik.
Dalam CTL menekankan penilaian proses, dan meliputi semua
aspek.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
dalam CTL

Membuat hubungan yang bermakna (making meaningful


connections) antara sekolah dan konteks kehidupan nyata,
sehingga siswa merasakan bahwa belajar penting untuk
masa depannya.

Melakukan pekerjaan yang siginifikan (doing significant


work). Pekerjaan yang memiliki suatu tujuan, memiliki
kepedulian terhadap orang lain, ikut serta dalam
menentukan pilihan, dan menghasilkan produk.
Pembelajaran mandiri (self-regulated learning) yang
membangun minat individual siswa untuk bekerja
sendiri ataupun kelompok dalam rangka mencapai
tujuan yang bermakna dengan mengaitkan antara
materi ajar dan konteks kehidupan sehari-hari.

Bekerjasama (collaborating) untuk membantu siswa


bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu
mereka untuk mengerti bagaimana
berkomunikasi/berinteraksi dengan yang lain dan
dampak apa yang ditimbulkannya.
Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thingking);
siswa diwajibkan untuk memanfaatkan berpikir kritis dan
kreatifnya dalam pengumpulan, analisis dan sintesa data,
memahami suatu isu/fakta dan pemecahan masalah.

Pendewasaan individu (nurturing individual) dengan


mengenalnya, memberikan perhatian, mempunyai harapan
tinggi terhadap siswa dan memotivasinya.
Menggunakan penilaian autentik (using
authentic assessment) yang menantang siswa
agar dapat menggunakan informasi akademis
baru dan keterampilannya kedalam situasi
nyata untuk tujuan yang signifikan.
IMPLEMENTASI CTL
Sesuai dengan faktor kebutuhan individual siswa, maka untuk
dapat mengimplementasikan pembelajaran dan pengajaran
kontekstual guru seharusnya;
Merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkem-bangan
mental (developmentally appropriate) siswa.

Membentuk group belajar yang saling tergantung


(interdependent learning groups).

Mempertimbangan keragaman siswa (disversity of students).


Model Pembelajaran Kooperatif

Pengertian
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan
kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk
mencapai tujuan belajar.
COOPERATIVE LEARNING
 STAD

 JIGSAW

 TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION (TAI)


Mengapa Pembelajaran Kooperatif?

 Siswa dapat menghasilkan ide yang lebih banyak dan lebih baik
 Siswa memecahkan permasalahan dengan lebih cepat
 Siswa menghasilkan solusi yang lebih baik
 Siswa lebih produktif
 Siswa lebih bersahabat, suka membantu, dan saling memiliki perhatian
 Meningkatkan perilaku dalam pemecahan masalah
1. Belajar aktif dlm kelompok
2. Saling berpendapat
3. Keputusan pada diri sendiri

4. Saling ketergantungan positif


5. Tanggungjawab individu
6. Heterogen
7. Berbagi kepemimpinan
8. Berbagi tanggungjawab
9. Menekankan tugas & kebersamaan
10.Membentuk keterampilan sosial
Prosedur Pembelajaran

Prinsip Dasar
BELAJAR ORIENTASI
AKTIF

KERJA
KELOMPOK
KONSTRUK-
TIVISTIK

TES/KUIS

KOOPERATIF PENGHARGAAN
ORIENTASI

PENGHARGAAN
MENGHASILKAN KERJA KELOMPOK
PROSES & HASIL
BELAJAR YG OPTIMAL

TES/KUIS
Tipe-Tipe
Pembelajaran Kooperatif
SISWA

KELOMPOK
KELOMPOK
KELOMPOK C
A
B

Penjelasan Guru

KERJA KELOMPOK

KUIS/PERANGKAT TES
Langkah-langkah :
1.Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
2.Guru memberikan penjelasan
3.Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-
anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat
menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam
kelompok itu mengerti.
4.Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat
menjawab kuis tidak boleh saling membantu
5.Memberi penghargaan kelompok
6.Kesimpulan
Kel. A Kel. B Kel. C Kel. D Kel. E
5 siswa 5 siswa 5 siswa 5 siswa 5 siswa

TOPIK TOPIK TOPIK TOPIK TOPIK


I II III IV V

Kel. A Kel. B Kel. C Kel. D Kel. E


5 siswa 5 siswa 5 siswa 5 siswa 5 siswa
Langkah-langkah :
1.Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri 4 atau 5 siswa secara
heterogen.
2.Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks; dan setiap anggota
siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik
tersebut.
3.Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk
mempelajari suatu bagian akademik yang sama. Kumpulan siswa semacam itu
disebut’kelompok pakar’(expert group).
4.Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok
semula (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah
dipelajari dalam kelompok pakar .
5.Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam ‘‘home teams’’, para siswa
dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.
6.Pemberian skor dan penghargaan kelpmpok dilakukan seperti dalam metode
STAD.
TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)
Pengertian TAI

 TAI adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang bertujuan mengatasi
permasalahan pembelajaran individual. Tipe TAI dirancang untuk menggabungkan model
pembelajaran dengan pembelajaran yang memperhatikan aspek individual.
Unsur-unsur TAI

 Teams.
 Tes Penempatan.
 Materi-materi kurikulum
Tiap unit materi mempunyai bagian –bagian sebagai beriut:
 Halaman panduan.
 Beberapa halaman untuk latihan kemampuan.
 Tes formatif.
 Lima belas soal tes unit.
 Halaman jawaban untuk latihan kemampuan dan tes-tes unit dan formatif.
 Belajar kelompok.
Langkah TAI

1. Para siswa membentuk kelompok terdiri dari 2 atau 3 orang dalam tim
mereka untuk melakukan pengecekan .
2. Para siswa membaca halaman panduan
3. Melaksanakan latihan tes kemampuan
4. Apabila siswa sudah dapat menyelesaikan soal dengan benar dalam
latihan kemampuan terakhir, dia akan mengerjakan tes formatif A, bila
tak bisa mengerjakan dengan benar, siswa kembali mengerjakan soal-
soal latihan kemampuan lalu mengerjakan tes formatif B.
5. Melaksanakan tes unitnya.

Anda mungkin juga menyukai