Anda di halaman 1dari 22

Definisi Strategi Pembelajaran 

Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa
agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Macam-Macam Strategi Pembelajaran


Bila dilihat dari penyajiannya strategi pembelajaran dibagi 2 yaitu induktif dan deduktif. Strategi
pembelajaran ini sifatnya konseptual. Strategi atau model pembelajaran ini bisa diimplementasikan
dengan bentuk metode pembelajaran yang nyata.

Metode pembejaran yang bisa dipilih dari konsep strategi pembelajaran adalah 1. Ceramah, 2.
Diskusi kelompok, 3. Demonstrasi , 4. Simulasi, 5. Pengalaman lapangan, 6. Mind Mapping, 7.
Drama.dan lain-lain

Dalam kurikulum 2013 strategi pembelajaran atau model pembelajaran ada 5


1. Strategi discovery Learning (DL) (Menyingkap Pembelajaran)
2. Strategi inkuiri Learning (IL) (Penyelidikan Pembelajaran)
3. Strategi Problem Based Learning (PBL) (Pembelajaran berbasis masalah)
4. Strategi Project Based Learning (PBL) (Pembelajaran Berbasis proyek)
5. Strategi Saintifik Learning (SL) ( Pembelajaran Ilmiah)
 

Definisi dari Macam-Macam Strategi


Pembelajaran
Strategi discovery learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran
yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan
mengorganisasi sendiri
 

Strategi Inkuiri Learning didefinisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge, 1973) sebagai:


Pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri; dalam
arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbul-simbul
dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan
penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.

Strategi Problem Based Learning (PBL) adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya
permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan
memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan (Duch,1995).

Strategi Project Based Learning adalah pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan


sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi
untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. 

Strategi Saintifik Learning adalah Proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar 
peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan
mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan
atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,
menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. 
 

Skema Strategi pembelajaran


1. Strategi discovery Learning (DL) (Penyingkapan Pembelajaran)
 

2. Strategi inkuiri Learning (IL) (Penyelidikan Pembelajaran)


3. Strategi Problem Based Learning (PBL) (Pembelajaran berbasis masalah)
 

 
4. Strategi Project Based Learning (PBL) (Pembelajaran Berbasis proyek)
 

5. Strategi Saintifik Learning (SL) ( Pembelajaran Ilmiah)

Tujuan Pembelajaran

Tujuan dari pemakaian bermacam-macam strategi pembelajaran adalah agar tercapai standar
kompetensi kelulusan. Kopentensi kelulusan meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Untuk memperkuat pendekatan ilmiah atau scientific maka diperlukan strategi pembelajaran
berbasis menyingkap/penelitian (discovery/inquiry learning) Sedangkan untuk mendorong peserta
didik guna menghasilkan karya nyata, baik induvidu maupun kelompok maka strategi penbelajaran
berbasis proyek (Project Based learning) sangat ditekankan.

Rincian gradasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut


Sikap                   Pengetahuan          Keterampilan
Menerima            Mengingat              Mengamati
Menjalankan       Memahami              Menanya
Menghargai         Menerapkan            Mencoba
Menghayati,        Menganalisis           Menalar
Mengamalkan     Mengevaluasi         Menyaji
Mencipta

  Proses pembelajaran yang mengacu pada pendekatan saintifik, meliputi lima langkah sebagai
berikut.
1. Mengamati, yaitu kegiatan siswa mengidentifikasi melalui indera penglihat (membaca,
menyimak), pembau, pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati suatu objek dengan
ataupun tanpa alat bantu. Alternatif kegiatan mengamati antara lain observasi lingkungan,
mengamati gambar, video, tabel dan grafik data, menganalisis peta, membaca berbagai informasi
yang tersedia di media masa dan internet maupun sumber lain. Bentuk hasil belajar dari kegiatan
mengamati adalah siswa dapat mengidentifikasi masalah.
2. Menanya, yaitu kegiatan siswa mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya baik yang
berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, siswa
membuat pertanyaan secara individu atau kelompok tentang apa yang belum diketahuinya. Siswa
dapat mengajukan pertanyaan kepada guru, narasumber, siswa lainnya dan atau kepada diri sendiri
dengan bimbingan guru hingga siswa dapat mandiri dan menjadi kebiasaan. Pertanyaan dapat
diajukan secara lisan dan tulisan serta harus dapat membangkitkan motivasi siswa untuk tetap aktif
dan gembira. Bentuknya dapat berupa kalimat pertanyaan dan kalimat hipotesis. Hasil belajar dari
kegiatanmenanya adalah siswa dapat merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis.
3.  Mengumpulkan Data, yaitu kegiatan siswa mencari informasi sebagai bahan untuk dianalisis dan
disimpulkan. Kegiatan mengumpulkan data dapat dilakukan dengan cara membaca buku,
mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, uji coba (eksperimen), wawancara,
menyebarkan kuesioner, dan lain-lain. Hasil belajar dari kegiatan mengumpulkan data adalah siswa
dapat menguji hipotesis.
4. Mengasosiasi, yaitu kegiatan siswa mengolah data dalam bentuk serangkaian aktivitas fisik dan
pikiran dengan bantuan peralatan tertentu. Bentuk kegiatan mengolah data antara lain melakukan
klasifikasi, pengurutan (sorting), menghitung, membagi, dan menyusun data dalam bentuk yang
lebih informatif, serta menentukan sumber data sehingga lebih bermakna. Kegiatan siswa dalam
mengolah data misalnya membuat tabel, grafik, bagan, peta konsep, menghitung, dan pemodelan.
Selanjutnya siswa menganalisis data untuk membandingkan ataupun menentukan hubungan antara
data yang telah diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik simpulan dan atau
ditemukannya prinsip dan konsep penting yang bermakna dalam menambah skema kognitif,
meluaskan pengalaman, dan wawasan pengetahuannya. Hasil belajar dari kegiatan
menalar/mengasosiasi adalah siswa dapat menyimpulkan hasil kajian dari hipotesis.
5. Mengomunikasikan, yaitu kegiatan siswa mendeskripsikan dan menyampaikan hasil temuannya
dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan dan mengolah data, serta mengasosiasi yang
ditujukan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk diagram, bagan,
gambar, dan sejenisnya dengan bantuan perangkat teknologi sederhana dan atau teknologi
informasi dan komunikasi. Hasil belajar dari kegiatanmengomunikasikan adalah siswa dapat
memformulasikan dan mempertanggungjawabkan pembuktian hipotesis.

METODE PENGAJARAN

Memahami metode-metode pembelajaran merupakan tuntutan seorang guru. Pemahaman berbagai 


metode pembelajaran dan cara penerapannya akan memudahkan  pembelajarannya lebih  bermakna.
Berikut ini contoh contoh metode pembelajaran yang ditulis kembali oleh Maskatno Giri yang berusaha
baik hati,  dan tidak sombong. Yen ora bolo ora tak kandani. Tulisan ini kuperoleh dari  profesorku yang
baik hati pula:

1. Role Play

a. Pengertian

Role play (bermain peran) adalah teknik pembelajaran bahasa yang meminta siswa memainkan peran
tertentu dalam situasi yang ditentukan, dengan menggunakan bahasa target, yaitu bahasa yang sedang
dipelajari (seperti bahasa Inggris, misalnya). Untuk berlatih mengekspresikan complaints and apologies
dalam bahasa Inggris, misalnya, siswa bermain peran sebagai pembeli dan penjual di suatu toko.
Pembeli mengembalikan barang yang telah dibelinya dari toko tersebut karena barang itu rusak.

b. Kompetensi yang dikembangkan

Keterampilan berbahasa yang dapat dikembangkan dengan role play adalah speaking, terutama
interpersonal dan transactional dialogues.

c. Prosedur

1)Mengajak siswa mengidentifikasi situasi untuk role play, seperti apakah role play akan dilaksanakan
antara guru dengan siswa, dokter dengan pasien, atau tamu hotel dengan resepsionais;
2)Mengajak siswa merancang role play, seperti apakah role play bersifat terstruktur, semi terstruktur,
atau bebas. Juga, apakah role play akan dilaksanakan oleh dua orang, tiga orang, atau lebih;

3)Memfasilitasi siswa untuk mengidentifikasi language function yang diperkirakan muncul dalam
percakapan/role play;

4)Mengajak siswa mengidentifikasi pilihan-pilihan bentuk bahasa (language forms) untuk masing-masing
language function;

5)Mengarahkan siswa untuk melakukan drilling terhadap beberapa language forms yang telah
teridentifikasi;

6)Memfasilitasi siswa melakukan latihan role play dalam kelompok kecil;

7)Memfasilitasi siswa melakukan performance role play di depan kelas;

8)Mengajak para siswa melakukan evaluasi terhadap hasil performance siswa.

2. Process Approach

a. Pengertian

Process approach adalah metode pembelajaran bahasa, khusunya writing, yang memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengalami, menghayati, menilai, dan merefleksi sendirilangkah-langkah penulisan
suatu teks, mulai dari perencanaan hingga penulisan akhir teks tersebut. Di sini yang menjadi fokus
adalah proses penulisan, bukan hasil tulisan.

b. Kompetensi yang dikembangkan

Keterampilan bahasa yang dikembangkan dengan process approach ini adalah writing, khususnya free
writing.
c. Prosedur

1)Planning. Pada tahap ini guru membimbing siswa untuk memilih dan menentukan topik, membatasi
topik, dan menuliskan topic sentence atau thesis.

2)Outlining. Pada tahap ini guru meminta siswa untuk menuliskan pointer-pointer isi informasi yang
dapat mengembangkan topik.

3)Drafting. Pada tahap ini guru memfasilitasi siswa untuk mengembangkan sertiap pointer informasi
menjadi kalimat atau paragraf.

4)Revising/Editing. Pada tahap ini guru meminta siswa menilai draf yang telah dibuatnya, kemudian
melakukan revisi atau editing agar draf tersebut menjadi lebih baik. Revisi meliputi isi, organisasi,
grammar, vocabulary, spelling, dan lain sebagainya.

5)Rewriting. Pada tahap ini guru meminta siswa menuliskan kembali draf yang telah direvisi. Ini menjadi
produk atau tulisan akhir siswa.

3. Inquiry-based Teaching

a. Pengertian

Inquiry-based Teaching (IBT) adalah suatu metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara intensif
untukuntuk mengajukan pertanyaan atau permasalahan, mengajukan hipotesis, melakukan observasi
atau investigasi, menganalisis data, dan menarik simpulan, serta menjelaskan temuannya itu kepada
orang lain. Jawaban yang diharapkan atas pertanyaan tersebut tidak bersifat tunggal tetapi jamak. Yang
penting adalah bahwa dalam mencari jawaban, siswa bekerja dengan menggunakan prosedur dan
standar tertentu yang jelas sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu,
dimungkinkan mereka mengintegrasikan dan mensinergikan berbagai metode dan disiplin ilmu yang
berbeda.

b. Kompetensi yang dikembangkan


Kompetensi yang dapat dikembangkan oleh IBT adalah semua keterampilan berbahasa dan elemen
bahasa.

c. Prosedur

1)Asking. Siswa mengajukan pertanyaan atau pemasalahan yang terkait dengan topik yang sedang dikaji;

2)Investigating. Siswa melakukan investigasi dengan berbagai teknik seperti pengamatan, wawancara,
atau analisis dokumen untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan pertanyaan yang telah
diajukan;

3)Creating. Berdasarkan hasil investigasi siswa mengkonstruksi pengetahuan baru yang berbeda dari
pengetahuan sebelumnya;

4)Discussing. Siswa menyampaikan temuannya (new knowledge) kepada teman sekelasnya, dan
membandingkannya apakah pengetahuan yang ia konstruksi sama atau berbeda dari teman-teman
lainnya;

5)Reflecting. Setelah diskusi selesai, siswa memiliki kesempatan untuk melakukan refleksi atas apa yang
telah dilakukan dan ditemukan.

4. Diskusi

a. Pengertian

Metode diskusi adalah suatu metode pembelajaran yang melibatkan siswa atau kelompok siswa secara
intensif untuk melakukan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat atas suatu persoalan,
kemudian membuat simpulan atau menyusun alternatif pemecahan masalah tersebut.

b. Kompetensi yang dikembangkan


Kompetensi yang dapat dikembangkan oleh metode diskusi adalah semua keterampilan berbahasa dan
elemen bahasa.

c. Prosedur

1)Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya
mengenai cara pemecahannya;

2)Para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih ketua, sekretaris, dan bila perlu juga juru
bicara kelompok;

3)Para siswa melakukan diskusi di kelompoknya masing-masing secara aktif, demokratis, dan saling
menghargai; sementara itu, guru berkelilingdi antara kelompok-kelompok diskusi untuk meyakinkan
bahwa semua kelompok bekerja dengan baik;

4)Masing-masing kelompok (melalui juru bicaranya) melaporkan hasil diskusinya, yang kemudian
ditanggapi oleh kelompok-kelompok lainnya;

5)Guru dan siswa melakukan evaluasi dan refleksi atas proses dan hasil diskusi untuk memperoleh hasil
terbaik;

6)Masing-masing kelompok mengumpulkan laporan hasil diskusinya (hasil diskusi kelompok yang telah
diberi masukan oleh kelompok lain dan guru), untuk dinilai atau dijadikan arsip kegiatan kelas.

5. Problem-based Learning

a. Pengertian

Problem based learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang didasarkan pada masalah dalam
kehidupan nyata. Siswa diminta dan dibimbing untuk mempelajari masalah itu berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka miliki sebelumnya sehingga akan terbentuk
pengetahuan baru.
b. Kompetensi yang dikembangkan

Kompetensi yang dapat dikembangkan melalui PBL ini adalah semua keterampilan berbahasa dan
elemen bahasa.

c. Prosedur

1)Guru mengenalkan siswa pada masalah, atau masalah tersebut diidentifikasi dan ditentukan secara
bersama-sama antara guru dan siswa;

2)Guru mengorganisasikan pelaksanaan pembelajaran, misalnya apakah siswa bekerja secara


perorangan, berpasangan, atau kelompok kecil;

3)Guru membimbing siswa untuk melakukan investigasi dengan cara-cara yang relevan, seperti apakah
bisa hanya melalui library research, uji coba, atau sampai pada eksperimen;

4)Guru memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil investigasinya di depan teman-teman sekelas untuk
kemudian ditannggapi;

5)Dengan bimbingan guru siswa menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dan hasil
investigasi yang dicapainya;

6)Siswa membuat laporan tertulis dengan format yang telah disepakati, untuk dinilai oleh guru atau
untuk arsip kegiatan kelas.

6. Games.

a. Pengertian:

Permainan adalah kegiatan yang mempunyai peraturan, tujuan dan unsur kesenangan. Dalam lingkup
pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing, terdapat duajenis permainan,yaitu permainan
komunikatif yang dibedakan dengan permainan jenis kebahasaan (lingusitic). Permainan juga dapat juga
dibagi menjadi permainan yang bersifat kompetitif dan permainan yang bersifat kooperatif. Selain
sifatnya yang menyenangkan, permainan yang bersifat komunikatif mempunyai potensi untuk
menciptakan kegiatan komunikasi.

b. Kompetensi yang dikembangkan:

Biasanya permainan yang bersifat komunikatifdigunakan untuk mengembangkan keterampilan


berbicara, sedangkan permainan yang bersifat kebahasaan dapat digunakan untuk mengembangkan
penguasaan aspek bahasa seperti kosakata dan gramatika. Yang diterangkan di bawah ini hanya jenis
permaianan komunikatif.

c.Prosedur:

Pre. Games:

1)Menjelaskan keterampilan dan kompetensi yang akan dikembangkan.

2)Melakukan pembahasan dan drilling tentang kosakata dan ungkapan-ungkapan yang akan digunakan
dalam permainan. (jika diperlukan)

3)Menjelaskan prosedur permainan.

4)Memberikan contoh pelaksanaan permainan

Games:

Tahap ini digunakan untuk melaksanakan permainan

Post-Games:

Tahap ini digunakan untuk memberikan masukan terkait kesalahan siswa yang dicatat oleh guru.
7. Jigsaw.

a.Pengertian.

Jigsaw adalah salah satu bentuk pembelajaran kooperatif, yang dimaknai sebagai pembelajaran yang
menciptakan interaksi kelas yang bermakna dalam lingkungan yang mendukung sehingga mengarah
pada pencapaian belajar yang lebih baik, peningkatan motivasi belajar siswa, dan secara keseluruhan
pada perubahan kondisi psikologis siswa.

b.Kompetensi yang dikembangkan.

Jigsaw dapat digunakan untuk pengembangan keterampilan listening atau reading dan listening secara
bersama-sama .

c.Prosedur

Berikut langkah-langkah pembelajaran untuk pembelajaran listening dan reading:

Listening:

1)Guru memperdengarkan rekaman di mana tiga orang dengan pendapat yang berbeda mendiskusikan
pendapat mereka tentang suatu topik.

2)Guru menyiapkan tiga tugas, setiap tugas memfokuskan satu dari ketiga pendapat yang berbeda tadi

3)Siswa kemudian dibagi menjadi tiga kelompok A, B, dan C dan setiap kelompokmendengarkan
rekaman sambil mengerjakan tugas yang sudah disiapkan tersebutdan yang terfokus padasatu pendapat
yang berbeda tersebut.

4)Kelompok siswa kemudian disusun kembali menjadi kelompok yang terdiri satu siswa berbeda
darikelompok A, B, dan C.
5)Kelompok baru ini kemudian bermain peran mendiskusikan topik yang sama menggunkan informasi
yang sudah mereka dapatkan dari kegiatan mendengarkan tadi.

6)Guru memberikanmasukan atas kinerja siswa.

Reading dan listening:

1)Guru mengambi teks tulis narrative dan memotongnya menjadi beberapa bagian sesuai jumlah siswa.

2)Setiap siswa mendapatkan satu bagian dari cerita tersebut.

3)Setelah membaca bagian tersebut, siswa kemudian berkeliling ruang kelasdan sambil mendengarkan
setiap bagian bagian teks yang dibaca keras oleh teman lainnya.

4)Sambil mendengarkan bagian teks yang dibaca teman lainnya, siswa menentukan posisi bagiannya
dalam cerita tersebut.

5)Akhirnya siswa harus menyusun secara urut bagian-bagian tadi menjadi teks yang utuh.

8. Split Information

a. Pengertian.

Kegiatan ini adalah salah satu bentuk dari banyak kegiatan komunikatif.Nation (1988) menyebutnya
sebagai information gap activities . Kegiatan pembelajaran ini melibatkan minimal satu siswa yang
mempunyai informasidan yang siswalainnya tidak mempunyainya tetapi memerlukannya. Untuk
mendapatkan informasi tersebut siswa yang tidak mempunyainya harus melakukan komunikasi dalam
bentuk tertentu.

b. Kompetensi yang dikembangkan.


Keterampilan yang dapat dikembangkan dengan kegiatan ini adalah keterampilan berbicara.

c. Prosedur

1) Guru menentukan kompetensi dan topik yang akan dikembangkan, contohnya mendiskripsikan
bentuk seperti bulatan, segitiga, garis, empat persegi panjang dan posisi benda.

2) Guru menyiapkan dua lembar kertas dengan gambar yang mirip, umpamanya satu berisi sejumlah
gambar bentuk dua dimensi dengan posisi tertentu, dan kertas yang lain berisi gambar bentuk dimensi
yang sama tetapi mempunyai posisi yang berbeda.

3)Guru membagi siswa menjadi berpasangan, tiap siswa mendapat gambar yang berbeda dari gambar
pasangannya.

4)Guru menjelaskan posedur kegiatan dimana tiap pasangan harus saling tanya jawab untuk mencari
perbedaan dan persamaan.

5)Guru memberikan contoh

6)Setelah selesai salah satu anggota pasangan diminta untuk melaporkan hasil tanya jawabnya.

7)Guru mendiskusikan dan memberikan masukan terkait kesalahan siswa.

Catatan: apabila diperlukan (tergantung tingkat kompetensi siswa dan kesiapannya), guru dapat
melakukan pengenalan kosakata terkait beserta makna dan pelafalannya.

9. Problem Solving

a. Pengertian
Kegaiatan pembelajaran ini juga salah satu bentuk kegiatan pembelajaran komunikatif dimana siswa
diminta untuk memecahkan suatu masalah secara berkelompok Untuk memecahkan masalah tersebut
siswa harus menggunakan sumber daya bahasanya (languge resource) untuk saling melakukan
komunikasi.

b. Kompetensi yang dikembangkan.

Problem solving biasanya digunakan untuk mengembangkan kegiatan berbicara dan sangat
memungkinkan menggabungkannya dengan kegiatan komunikasi lainnya seperti menulis, mendengar
dan membaca (terpadu).

c. Prosedur

Berikut adalah langkah pembelajaran metode problem solving

1) Guru menentukan kompetensi yang akan dikembangkan.

2) Guru menentukan persoalan yang akan dipecahkan oleh siswa. Umpamanya bagaimana memilih
sejumlah barang yang tersedia berdasarkan urutan keguanaannyayang akan digunakan untuk
menyelamatkan diri dari kondisi darurat. Situasi ini dapat digunakan untuk mengembangkan
kemampuan mengutarakan dan menaggapi pendapat,persetujuan dan ketidaksetujuan.

3) Guru menerangkan pada siswa tujuan dan prosedur kegiatan .

4) Apabila dianggap perlu gurumenerangkan kosa-kata dan ungkapan-ungkapan yang diperlukan dan
melakukan drilling.

5)Guru membagi siswa menjadi bebarapa kelompok dan tiap kelompok diminta untuk mendiskusikan
masalah tersebut dan menentukan pilihan kelompok.

6) Setelah selesai guru meminta setiap kelompok melaporkan hasil diskusi kelompok dalam diskusi kelas.
7)Guru memberikan komentar dan masukan terhadaphasil diskusi.

10. Number Heads Together

a. Pengertian

Kegiatan pembelajaran ini adalah salah satu bentuk kegiatan pembelajaran kooperatif. Tehnik yang
dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992) ini bersifat komunikatif karenamemberikan kesempatan
kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.
Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka.

b. Kompetensi yang dikembangkan.

Keterampilan yang dapat dikembangakan dengan number headstogether adalah reading dan listening .

d.Prosedur.

Berikut adalah contoh langkah-langkah pembelajaran untuk pengembanagan keterampilan reading.

1)Guru menetapkan kompetensi yang akan dikembangkan dan bahan bacaan yang sesuai.

2)Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor urut.

3)Guru membagikan teks beserta tugas yang terkait dengan kompetensi dan masing-masing kelompok
mengerjakannya.

4)Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota
kelompok mengetahui jawaban ini.

5)Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama
mereka.
6)Tanggapan dari kelompok yang lain

7)Teknik Kepala Bernomor ini juga dapat dilanjutkan untuk mengubah komposisi kelompok yang
biasanya dan bergabung dengan siswa-siswa lain yang bernomor sama dari kelompok lain.

11. Project-based Learning

a. Pengertian

Pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah pembelajaran yang melibatkan proyek perseorangan atau
grup yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Hasil proyek ini kemudian akan ditampilkan atau
dipresentasikan di depan kelas. Pembelajaran berbasis proyek ini berpusat pada siswa dan komunikatif
karena siswa harus berkomunikasi sebagai bagian dari penyelesaian proyek ini. Disamping itu,
pembelajaran semacam ini sangat kontekstual dan mengembangkan juga softskills siswa.

b. Kompetensi yang dikembangkan.

Pada dasarnya pembelajaran berbasis proyek ini dapat digunakan untuk mengembangkan satu
keterampilan berbahasa atau lebih dari satu secara terpadu. Bahkanmetode ini dapat dignakan untuk
mengajar kosa kata.

c.Prosedur.

Berikut adalah contoh langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek yang terpadu dengan fokus pada
pengembangan kosakata yang dikembangkan dengan keterampilan berbicara.

1)Guru menentukan kompetensi yang akan dikembangkan.

2)Guru menerangkan pada siswa jenis kosa kata yang akan dikembangkan, sebagai
contohnya,prepositional phrasal verbs seperti go up, look for,dan take away
3)Guru menerangkanpolaprepotional phrasalverbs,maknadan contoh penggunaannya dalam kalimat.

4)Guru menerangkan proyek yang harus dikerjakan siswa secara individu, yaitu umpamanya, sebagai
pekerjaan rumah mencari dua prepositional phrasal verbs dengan contoh penggunaannya dalam kalimat
yang hasilnya nanti dipresentasikan di muka kelas.

5)Siswa mempresentasikan hasil proyeknya di muka kelas.

6)Guru membagi siswa menjadi pasangan dan setiap pasang harus menyusun bersama secara tertulis
percakapan yang menggunakan prepositional phrasal verbs yang sudah dipresentasikan.

7)Setiap pasang memperagakan percakapan yang sudah disusun di muka kelas.

8)Secara klasikal guru memberi masukan atas presentasi dan peragaan percakapan siswa.

13. Task-based Learning

a. Pengertian

Task-based Learningadalah pembelajaran berbasis tugas. Tugas disini diartikan sebagaipekerjaan yang
dibuat sedemikian rupa oleh guru untukdikerjakan oleh siswa, dan dalam menyelesaikan tugas tersebut
siswa harus menggunakan sumber daya bahasanya (language resources)untuk berkomunikasi.

Task-based learning mempunyai beberapa keuntungan utama:

1.mampu menciptakan kesempatan pada siswa untuk melakukan komunikasi yang alamiah di dalam
kelas.

2.lebih menekankan pada makna daripada bentuk kebahasaan, dan oleh karenanya

3.lebih mampu menumbuhkan motivasi belajar karena terpusat pada siswa.


Richards (2002) menyebutkan bahwa Task-based learning dapat dipakai sebagai satu-satunya kerangka
kerja, atau hanya sebagai salah satu komponen dalam pengajaran bahasa Inggris, dan disamping itu,
task dapat dipakai sebagai tehnik atau metode mengajar. Dalam kurikulum sekolah dasar dan menengah
di Indonesia pembelajaran berbasis tugas ini lebih mengacupada tehnik atau metode.

b. Kompetensi yang dikembangkan

Pada dasarnya semua keterampilan berbahasa dapat dikembangkan dengan pembelajaran berbasis
tugas. Kita dapat mengembangkannya semua keterampilan secara terpadu dengan fokus pada salah
satu keterampilan. Dalam konteks Pendekatan Komunikatifpengembangan keterampilan berbahasa
dengan pembelajran berbasis tugas lebih tepat dilakukan secara terpadu.

c.Prosedur

Langkah pembelajaran dalam pembelajaran berbasis tugas dibagi menjadi tahap sebelum tugas, tahap
tugas, dan tahap setelah tugas.

Tahap sebelum tugas:

1)Guru menentukan kompetensi yang akan dikembangkan dan memilih jenis tugas yang sesuai. Sebagai
contoh, kompetensi yang akan dikembangkan adalah mendiskripsikantempat (keterampilan berbicara)
dan tugasnya adalah mendesain dua dimensi tata letakrumah idaman.

2)Guru menerangkan pada siswa kompetensi dan tugas yang akan mereka kerjakan.

3)Jika diperlukan, guru menerangkan dan melakukan drilling komponen bahasa tugas sepertikosa-kata,
ungkapan dan struktur kalimat.

4)Guru memberi modelbagaimana tugas tersebut dilaksanakan.

5)Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompoksesuai kebutuhan


Tahap tugas:

1)Siswa secara berkelompok melaksanakan tugas dan guru memonitor proses pelaksanaan tugas di tiap
kelompok.

2)Setiap kelompokmelaporkan hasil tugas. Ketika kelompok menyajikan hasil tugas guru disarankan
membimbing komunikasikelas, antara siswa dengan siswa dan antara guru dan siswa untuk tujuan
klarifikasiatas informasi yang diberikan oleh penyaji.

3)Kalau diperlukan sebagai pekerjaan rumah , siswa menulis hasil tugas untuk dikumpulkan pada
pertemuan selanjutnya.

Tahap setelah tugas:

1)Guru memberi masukanatas sajian siswa.

2)Guru melaksanakan refleksi

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Metode Pembelajaran Beserta Prosedurnya
(Terutama Pemb. bahasa): Ditulis Ulang oleh Maskatno Giri (Mas Guru SMAN 1 Girimarto, Wonogiri)",
Klik untuk baca:

https://www.kompasiana.com/sukatno/5519f045a33311c71cb659a6/metode-pembelajaran-beserta-
prosedurnya-terutama-pemb-bahasa-ditulis-ulang-oleh-maskatno-giri-mas-guru-sman-1-girimarto-
wonogiri

Kreator: Maskatno Giri


Kompasiana adalah platform blog, setiap konten menjadi tanggungjawab kreator.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Anda mungkin juga menyukai