Anda di halaman 1dari 30

ANALISIS PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013

DISAMPAIKAN
OLEH SULARNO
PENGAWAS SEKOLAH UTAMA

Dinas Pendidiksn dan Kebudayaan 2017


DASAR HUKUM

1. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistim pedidikan


nasional .
2. Peraturan Mendikbud nomor 103 tahun 12014 tentang proses
pembelajaran
3. Peraturan Mendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang standar
proses
4. Peraturan Mendikbud no 23 tahun 2015 tentang penguatan
pendidikan karakter
5. Peraturan mendikbud nomor 16 tahun 2016 tentang
lingkungan sekolah
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

. DalamPermendikbud No. 103 tahun 2014


disebutkan bahwa:
“Model pembelajaran merupakan suatu bentuk
pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak,
pengaturan, dan budaya”, misalnya discovery
learning, problem-based learning, project-
based learning, inquiry learning
PRODUK

Skenario pembelajaran salah satu


model pembelajaran yang sesuai
dengan serangkaian KD yang
dipilih
CAKUPAN MATERI
Materi sesi ini mencakup:

1. Pengertian, langkah-langkah, dan kegiatan pembelajaran


dengan pendekatan saintifik;
2.  Pengertian, langkah-langkah, dan kegiatan pembelajaran
Problem-based Learning;
3.  Pengertian, langkah-langkah, dan kegiatan pembelajaran
Project-based Learning;
4. Pengertian, langkah-langkah, dan kegiatan Inquiry/Discovery
Learning.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK
• Menurut Permendikbud No. 103 tahun 2014, langkah-langkah
pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:
• Mengamati
• Menanya
• Mengumpulkan informasi/mencoba
• Menalar/mengasosiasi
• Mengomunikasikan
Menurut buku Panduan Penguatan Pembelajaran yang diterbitkan Dir.
PSMP, 5 kegiatan tersebut dapat dilanjutkan dengan
Mengomunikasikan.
*) (Kegiatan pembelajaran pada setiap langkah)
dapat disesuaikan dengan kekhasan masing-masing mata pelajaran.
PEMBELAJARAN DENGAN METODE
ILMIAH
Pembelajaran Dengan Metode Saintifik
Mengamati: SISWA mengamati FENOMENON dengan indera
(membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan
sebagainya) dengan atau tanpa alat .
1.Menanya: SISWA merumuskan pertanyaan tentang hal-hal
yang tidak diketahui terkait fenomena yang diamati.
2.Mengumpulkan informasi: SISWA mengumpulkan
data/informasi untuk menjawab pertanyaan (dengan eksperimen,
membaca sumber lain dan buku teks, mengamati
objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan nara sumber
dan/atau cara lainnya).
PEMBELAJARAN DENGAN METODE
ILMIAH

4. Menalar/mengasosiasi: SISWA menggunakan informasi/data


yang sudah dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan (dan/atau
menarik kesimpulan).
5. Mengomunikasikan: SISWA menyampaikan jawaban atas
pertanyaan (kesimpulan) secara lisan dan/atau tertulis.

CATATAN: Sampai langkah 5 (mengomunikasikan) peserta didik


akan telah memperoleh pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan/atau metkognitif.
PEMBELAJARAN DENGAN METODE
ILMIAH
6. (Dapat dilanjutkan dengan) Mencipta: SISWA
menggunakan/menerapkan pengetahuan pengetahuan yang
telah diperoleh (untuk mencipta dan/atau menginovasi
produk, model, gagasan atau memecahkan masalah).
CIPTAAN:
• merupakan aplikasi dari pengetahuan yang diperoleh
• merupakan sesuatu yang tangible maupun non-tangible

CONTOH:
PEMBELAJARAN DENGAN METODE
ILMIAH

Kelima atau keenam langkah pembelajaran TIDAK HARUS


tercakup dalam setiap atau satu pertemuan.

CONTOH:
Pertemuan 1: mengamati, menanya, mengumpulkan data/informasi
Pertemuan 2: menalar/mengasosiasi data/informasi dan
mengomunikasikan
Pertemuan 3: mencipta
PROBLEM-BASED LEARNING

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah pembelajaran


yang menggunakan masalah nyata sehari-hari (otentik) yang
bersifat terbuka (open-ended) untuk diselesaikan oleh peserta
didik dalam rangka mengembangkan keterampilan berpikir,
keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan sosial,
keterampilan untuk belajar mandiri, dan membangun atau
memperoleh pengetahuan baru. Pemilihan masalah nyata
tersebut dilakukan atas pertimbangan kesesuaiannya dengan
pencapaian kompetensi dasar.
PROBLEM-BASED LEARNING
Problem-based Learning
PROBLEM-BASED LEARNING
PROBLEM-BASED LEARNING
PROJECT-BASED LEARNING

Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) adalah pembelajaran yang


menekankan aktivitas-aktivias menghasilkan produk dengan
menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat,
sampai dengan mempresentasikan produk nyata. Produk yang
dimaksud dapat berupa desain, skema, karya tulis, karya seni,
karya teknologi/prakarya, dan lain-lain. Proyek dapat
dilakukan secara mandiri maupun kelompok. Biasanya PBP
dirancang untuk diterapkan pada permasalahan komplek.
PROJECT-BASED LEARNING
PROJECT-BASED LEARNING
PROJECT-BASED LEARNING
PROJECT-BASED LEARNING
CONTOH CONTOH PROYEK
1. Membuat model pemanas tenaga surya(IPA)
2. Mendesain brosur untuk biro perjalanan/ pariwisata atau
brosur untuk museum (IPS dan Bhs. Indonesia)
3. Sikap masyarakat terhadap program kantong plastik berbayar
(IPS)
4. Menyusun laporan kunjungan ke rapat warga tingkat desa
(PPKn)
5. Wall magazine mengenai profil tokoh-tokoh novel/film “The
Maze Runner” (Bahasa Inggris)
6. Mengukur tingkat kederasan aliran sungai/parit (Matematika)
7. Membuat resep kudapan berbahan baku potensi lokal
(Prakarya)
INQUIRY/DISCOVERY LEARNING
• Pengetahuaan bukanlah tumpukan sejumlah fakta hasil dari
mengingat, melainkan hasil dari proses menemukan atau
mengkonstruksi.

• Inkuiri merupakan proses pembelajaran yang didasarkan pada


pencarian dan penemuan melalui proses berpikir sistematis.

• Maka tugas pokok guru adalah memfasilitasi kegiatan penemuan


(inquiry) agar peserta didik memperoleh pengetahuan dan
keterampilan melalui penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat
sejumlah fakta).
INQUIRY/DISCOVERY LEARNING
(Sutman, Dkk., 2008)
INQUIRY = untuk menanyakan = untuk bertanya tentang, untuk
mencari informasi didasari dengan mempertanyakan.

INQUIRY = keterampilan tunggal untuk mengajukan pertanyaan -


mendorong siswa untuk mengambil inisiatif dalam mengajukan
pertanyaan

DISCOVERY = tindakan atau contoh dari menemukan atau


sesuatu ditemukan melalui tindakan mereka
Pembelajaran menemukan (Discovery Learning),
adalah Pembelajaran untuk menemukan konsep, makna, dan hubungan
kausal melalui pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan oleh
peserta didik.
INQUIRY/DISCOVERY LEARNING
(Sutman, Dkk., 2008)
Pembelajaran ini memiliki dua proses utama.
Pertama, melibatkan siswa dalam mengajukan atau merumuskan
pertanyaan-pertanyaan (to inquire), dan
Kedua, siswa menyingkap, menemukan (to discover) jawaban
atas pertanyaan mereka melalui serangkaian kegiatan
penyelidikan dan kegiatan-kegiatan sejenis.

Pengalaman berarti, pengetahuan atau keterampilan seseorang


yang didapat dari melakukan sesuatu bukan hanya membaca
tentang hal itu atau melihat yang sedang dilakukan.
INQUIRY/DISCOVERY LEARNING
(Diadaptasi dari Sutman, Dkk., 2008)
langkah-langkah inquiry/discovery learning
1. Merumuskan pertanyaan (masalah)
2. Membuat rancangan pengumpulan data/informasi
3. Mengumpulkan data/informasi dengan teknik yang
sesuai dan menganalisis data/informasi
4. Merumuskan simpulan (menjawab pertanyaan)
5. Menerapkan/menggunakan “temuan” dalam
kehidupan
PERKEMBANGAN SAAT INI DALAM
PEMBELAJARAN
HARUS MEMASUKKAN 4 HAL :
1.Penguatan pendidikan karakter
2. Leterasi
34C
4. Soal soal yang mengacu terori taksoni bloom
menurut Bloom merupakan segala aktivitas yang
menyangkut otak dibagi menjadi 6 tingkatan sesuai
dengan jenjang terendah sampai tertinggi  yang
dilambangkan dengan C (Cognitive) .
• ♦ C1 (Pengetahuan/Knowledge)
• Pada jenjang ini menekankan pada kemampuan dalam mengingat kembali
materi yang telah dipelajari, seperti pengetahuan tentang istilah, fakta
khusus, konvensi, kecenderungan dan urutan, klasifikasi dan kategori,
kriteria serta metodologi.  Tingkatan atau jenjang ini merupakan tingkatan
terendah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Di jenjang
ini, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan dengan hapalan saja.
C2 (Pemahaman/Comprehension)
• Pada jenjang ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan dalam
memahami materi tertentu yang dipelajari. Kemampuan-kemampuan
tersebut yaitu :
• Translasi (kemampuan mengubah simbol dari satu bentuk ke bentuk lain)
• Interpretasi (kemampuan menjelaskan materi)
• Ekstrapolasi (kemampuan memperluas arti).
• Di jenjang ini, peserta didik menjawab pertanyaan dengan kata-katanya
sendiri dan dengan memberikan contoh baik prinsip maupun konsep
• ♦ C3 (Penerapan/Application)
• Pada jenjang ini, aplikasi diartikan sebagai kemampuan menerapkan
informasi pada situasi nyata, dimana peserta didik mampu menerapkan
pemahamannya dengan cara menggunakannya secara nyata. Di jenjang ini,
peserta didik dituntut untuk dapat menerapkan konsep dan prinsip yang ia
miliki pada situasi baru yang belum pernah diberikan sebelumnya
• ♦ C4 (Analisis/Analysis)
• Pada jenjang ini, dapat dikatakan bahwa analisis adalah kemampuan
menguraikan suatu materi menjadi komponen-komponen yang lebih jelas.
Kemampuan ini dapat berupa :
•  Analisis elemen/unsur (analisis bagian-bagian materi)
• Analisis hubungan ( identifikasi hubungan)
• Analisis pengorganisasian prinsip/prinsip-prinsip organisasi (identifikasi
organisasi)
• Di jenjang ini, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke
dalam beberapa bagian menemukan asumsi, dan membedakan pendapat
dan fakta serta menemukan hubungan sebab akibat.
• C5 (Sintesis/Synthesis)
• Pada jenjang ini, sintesis dimaknai sebagai kemampuan memproduksi dan
mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur
yang unik. Kemampuan ini dapat berupa memproduksi komunikasi yang
unik, rencana atau kegiatan yang utuh, dan seperangkat hubungan abstrak.
• Di jenjang ini, peserta didik dituntut menghasilkan hipotesis atau teorinya
sendiri dengan memadukan berbagai ilmu dan pengetahuan
• C6 (Evaluasi/Evaluation)
• Pada jenjang ini, evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai manfaat
suatu hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Kegiatan ini
berkenaan dengan nilai suatu ide, kreasi, cara atau metode. Pada jenjang ini
seseorang dipandu untuk mendapatkan pengetahuan baru, pemahaman
yang lebih baik, penerapan baru serta cara baru yang unik dalam analisis
dan sintesis. Menurut Bloom paling tidak ada 2 jenis evaluasi yaitu :
• Evaluasi berdasarkan bukti internal
• Evaluasi berdasarkan bukti eksternal
• Di jenjang ini, peserta didik mengevaluasi informasi termasuk di dalamnya
melakukan pembuatan keputusan dan kebijakan.
Menganalisis Proses Pembelajaran
• Dirancang dalam RPP.
• Yang perlu diperhatiakan dalam menyusun rpp:
• 1. kesesuaain antara alokasi waktu dengan tujuan
• pembelajaran
• 2. telah memasukkan pemahaman pendidikan karakter.
• 3. telah memasukkan literasi
• 4. metodenya mekai salah satu yang telah diatur dalam
• peraturan mendikbub.
• 5. sumber belajarnya harus sudah tercatat dalam daftar buku
• pegangan guru disekolah
• 6. penilaiannya harus aspek sikap , pengetahuan dan
• ketrampilan , dan harus ada penugasan atau kegiatan mandiri
• 7. harus memasukkan 4 C : muali memberi motivasi dst
• 8 soal soalnya mengacu taksonomi bloom minimal yang C 3
• 9. dalam Rpp harus ada soalya , jawaban , kreteria pensecoran,

• rublik , jawaban .
• 10 Lampiran – lamapiran dalam rpp:
a. Materi inti
b. Materi remidial ticing
c. Materi pengayaan
d. Kisi kisi soal dalam rpp tsb
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai