PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
١٨٠- كتب عليكم إذا حضر أحدكم الموت إن ترك خيرا الوصية للوالدين واألقربين بالمعروف حقا على المتقين-
Artinya: “Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-
tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapa dan
karib kerabatnya secara ma`ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang
bertakwa.”
Adapun hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud:
و تعلموا الفرائض وعلموها, قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم تعلموا القرآن و علموه الناس:عن ابن مسعود قال
ويوشك أن يختلف اثنان في الفريضة فال يجدان أحدا يخبؤ هما,فإنى امرؤ مقبوض والعلم مرفوع,الناس
Artinya: "Dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda : “Pelajarilah al-Qur‘an dan
ajarkanlah ia kepada manusia, dan pelajarilah al faraidh dan ajarkanlah ia kepada
manusia. Maka sesungguhnya aku ini manusia yang akan mati, dan ilmu pun akan
diangkat. Hampir saja nanti akan terjadi dua orang yang berselisih tentang
pembagian harta warisan dan masalahnya; maka mereka berdua pun tidak
menemukan seseorang yang memberitahukan pemecahan masalahnya kepada
mereka”. (HR. Ahmad).
2. Baik laki-laki maupun perempuan mendapat bagian warisan (yang pada masa
Jahiliyah hanya laki-laki yang berhak) sebagai upaya mewujudkan pembagian
kewarisan yang berkeadilan berimbang. Dalam artian masing-masing berhak
menerima warisan sesuai dengan porposi beban dan tanggung jawabnya.
Sesudah semua hak terlaksanakan barulah harta dibagikan sesuai dengan yang sudah
Allah tentukan dalam Al-Quran.
Jika 15 orang di atas ada semua, maka yang mendapatkan waris dari mereka hanya 3
orang,yaitu:
a) Bapak
b) Anak laki-laki
c) Suami
1. Anak perempuan
2. Anak perempuan dari anak laki-laki dan seterusnya ke bawah, asal
pertaliannya dengan yang meninggal masih terus laki-laki.
3. Ibu
Jika 10 orang di atas ada semua, maka yang mendapatkan waris dari mereka, yaitu:
a) Istri
b) Anak perempuan
c) Anak perempuan dari anak laki-laki
d) Ibu
e) Saudara perempuan yang seibu dan sebapa
2.7 Sebab-sebab tidak mendapat waris
Ada beberapa sebab yang menghalangi orang-orang yang seharusnya
mendapat waris dari keluarga mereka yang meninggal dunia:
1. Hamba
Seorang hamba tidak mendapat waris dari sekalian keluarganya yang
meninggal dunia selama dia masih bersifat hamba.
2. Pembunuh
Orang yang membunuh keluarganya tidak mendapat waris dari keluarganya
yang dibunuhnya itu.
3. Murtad
Orang yang keluar dari agama Islam tidak mendapatkan harta waris dari
keluarganya yang masih.memeluk agama Islam, dan sebaliknya
keluarganya yang masih memeluk agama Islam tidak dapat mewarisi
hartanya.
4. Berbeda agama
Orang yang tidak memeluk agama Islam (kafir yang berupa apapun
kekafirannya)tidak berhak menerima waris dari keluarganya yang memeluk
agama islam. Begitu pula sebaliknya.
a) Suami, apabila istri yang meninggal itu memiliki anak, baik anak laki-laki
maupun perempuan atau meninggalkan anak dari anak laki-laki, baik laki-laki
maupun perempuan.
b) Istri, baik istri seorang atau berbilang, mendapat seperempat dari harta
peninggalan suami, jika suami tidak meninggalkan anak (baik anak laki-laki
maupun perempuan) dan tidak pula anak dari anak laki-laki (baik laki-laki
maupun perempuan). Maka sekiranya istri itu berbilang, seperempat itu dibagi
rata antara mereka
2.8.3. Yang mendapat seperdelapan Istri, baik satu ataupun berbilang, mendapat
warisan dari suaminya seperdelapan dari harta kalau suaminya yang meninggal
dunia itu meninggalkan anak, baik anak laki-laki maupun anak perempuan, atau anak
dari anak laki-laki, juga baik laki-laki maupun perempuan.
a) Dua orang anak perempuan atau lebih, dengan syarat apabila tidak ada anak
laki-laki, berarti apabila anak perempuan berbilang sedangkan anak laki-laki
tidak ada, maka mereka mendapat dua pertiga dari harta yang ditinggalkan
oleh bapak mereka.
b) Untuk dua orang anak perempuan atau lebih dari anak laki-laki, apabila anak
perempuan tidak ada, berarti anak perempuan dari anak laki-laki kalau
berbilang sedang anak perempuan tidak ada mereka mendapat pusaka dari
datuk mereka sebanyak dua pertiga dari harta, beralasan qias, yaitu diqiaskan
3.2 SARAN
Bagi pembaca setelah membaca makalah ini di harapkan lebih memahami
mawaris dalam kehidupan keluarga maupun orang lain sesuai dengan ajaran islam.
Setiap pengamalan hukum Islam senantiasa mengandung hikmah atau manfaat untuk
individu maupun masyarakat. Demikian juga pelaksanaan hukum waris, banyak
mengandung hikmah dan manfaat bagi individu yang menerimanya maupun umat
Islam yang lainnya
10 | M a k a l a h I l m u W a r i s
MAKALAH
ILMU WARIS (ILMU FARAIDH)
Disusun Oleh :
SILIWANGI
2019
11 | M a k a l a h I l m u W a r i s
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya, Tak lupa pula sholawat serta salam kita
panjatkan kepada Nabi besar Muhammad SAW , kepada keluarganya , para
sahabatnya , tabiin dan para pengikutnya yang senantiasa taat pada ajaranNya hingga
hari kiamat.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada yang telah terlibat terutama kepada
bapak dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam Dr.R.Tamtam Kamaludin M.Pd ,
serta teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga
makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Mawaris adalah ilmu yang membicarakan tentang cara-cara pembagian harta
waris, disebut juga ilmu faraid. Mawaris memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia, sebab mawaris pada jaman arab jahiliyah sebelum islam datang membagi
harta warisan kepada orang laki-laki dewasa sedangkan kaum perempuan dan anak-
anak yang
belum dewasa tidak mendapat bagian. Pentingnya kita mempelajari ilmu faraidh, agar
tidak terjadi sengketa yang menjurus keributan dalam keluarga, dukarenakan ilmu
faraidh tidak lagi menjadi perhatian umat.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis,
Kelompok 6
12i | M a k a l a h I l m u W a r i s
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan 10
3. 2. Saran 10
ii | M a k a l a h I l m u W a r i s
13