ISLAM
3.7 Menganalisis dan mengevaluasi ketentuan
waris dalam Islam
4.7 Mempraktikkan pelaksanaan pembagian
waris dalam Islam
Tujuan Pembelajaran
Menjelaskan pengertian mawaris.
ketentuan mawaris dalam Islam
Dalil tentang mawaris
Ahli waris laki-laki dan perempuan
Dzawil furud, arham, dan ashobah
Hijab dan mahjub
Furudhul muqoddaroh
Menjelaskan hikmah mawaris.
Mempraktikan hitung harta warisan
2. Sebab –sebab manjadi
3. Harta warisan
Ahli Waris
4. Ahli Waris
1. Istilah2 Dalam
MAWARIS
MAWARIS 5. Ketentuan Bagian
Warisan
PENGHITUNGAN WARISAN
dan Contoh
Istilah –istlah yang terkait dengan Mawaris
Mawaris : adalah hal – hal yang berhubungan dengan ahli waris dan harta
warisan.
Ilmu faraidh : adalah ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang cara-cara
membagi harta warisan kepada ahli waris yang berhak menerimanya.
Tujuan ilmu faraidh diajarkan agar dalam pembagian harta warisan dilakukan
secara adil, tidak ada ahli waris yang merasa dirugikan sehingga tidak akan
terjadi perselisihan.
Dzwli Furud : adl Ahli waris yang bagian warisannya sudah ditentukan
berdasarkan Quar’an dan Hadis
Hijab Hirman : adl Ahli waris yang tidak mendapat harta warisan karena
terhalang oleh ahli waris yang lebih dekat hubungannya dengan orang yang
meninggalkan warisan
Hijab Nuqson : adl Ahli waris yang berkurang bagian warisannya karena adanya
ahli waris lain
Istilah –istlah yang terkait dengan Mawaris
Ashobah : adl Ahli waris yang menjadi penghabis sisa harta warisan
Ashobah ada 3 :
1 Ashobah Bin Nafsi : Ahli waris yang menjadi penghabis sisa harta
warisan secara otomatis. Ashobah ini dari jalur ahli waris laki-laki
2. Ashobah Bil Ghoir : Ahli waris yang menjadi penghabis harta warisan
karena ditarik oleh ahli waris lain. Ashobah ini dari jalur ahli waris
wanita
3. Ashobal Ma’al Ghoir : Ahli waris yang menjadi penghabis harta
warisan karena tidak adanya ashobah Bin Nafsi dan Bil Ghoir.
Ashobah ini dari jalur ahli waris saudara
Sebab – sebab memperoleh harta warisan :
. Adanya Hubungan Keluarga ( Hub Nasab) ada 3 :
1
Usulul Mayyit : Hubungan keatas seperti :Ayah, ibu. Kakek, Nenek dst
Furu’ul Mayyit : Hubungan kebawah seperti : Anak, cucu dst
Al Hawasyil mayyit : Hubungan ke samping : saudara laki, saudara pr,
Paman yang sekandung
2. Hubungan Perkawinan.
Karena adanya perkawaninan maka suami istri bisa saling mewarisi dari harta
peninggalan pasangannya jika terjadi kematian
Wasiat :
Rukun Wasiat :
1. Orang yang berwasiat ( Musi )
2. Orang yang menerima wasiat ( Musallaahu)
3. Harta yang diwasiatkan ( Musabih )
4. Sighat wasiat / ijab qobul
Syarat orang yang berwasiat : baligh, berakal sehat, atas
kehendak sendiri tanpa ada unsur paksaan
Syatrat penerima wasiat : penerimanya benar2 ada,. Bukan
pembunuh pewasiat, dan bukan termasuk ahli waris
Syarat Harta yang diwasiatkan : (1) tidak melebihi 1/3 harta
warisanya, (2). Hartanya dapat dipindah hakkan (3).
Hartanya bermanfaat dan ada ketika diwasiatkan (4).
Hartanya dipergunakan dalam hal yang baik bukan dalam
hal yang buruk
Syarat Sighat wasiat / ijab qobul wasiat : kalimatnya jelas
dan dapat difahami, penerimaan wasiat dilakukan setelah
orang yang berwasiat meninggal
AHLI WARIS JALUR LAKI-LAKI
1. Anak laki – laki
2. Cucu laki – laki (dari anak laki 2 )
3. Bapak
4. Kakek (bapak dari bapak)
5. Saudara laki-laki sekandung
6. Saudaralaki-laki sebapak
7. saudara laki-laki seibu
8. Anak laki dari sdr laki sekandung
9. Anak laki dr saudara laki sebapak
10. Paman yg sekandung dgn bapak
11. Paman yg sebapak dengan bapak
12. Anak laki-laki paman yang sekandung
Jika seluruh Ahli waris
dengan bapak dari jalur laki2 semuanya ada
13. Anak laki-laki paman yang sebapak
Maka ahli waris yang diutamakan ada 3
dengan bapak
: ayah, suami, dan anak laki 2
14. Suami
15. Laki2 yg memerdekakan pewaris
AHLI WARIS JALUR WANITA
1. anak perempuan
2. Cucu perempuan (dari anak laki)
3. Ibu
4. Nenek ( Ibu dari ibu)
5. Nenek (ibu dari ayah) Jika 10 Ahli waris
Jika 25 ahli waris ada, Maka yang Berhak menerima harta warisan adl
keluarga inti yaitu: anak laki-laki, anak perempuan, Ibu, Bpk, suami / istri
Ketentuan bagian Harta Warisan
a. anak laki-laki
1. Al-Gharawain. Terjadi apabila ahli waris hanya terdiri dari istri atau suami serta bapak
dan ibu. Al Gharawain berarti 2 masalah aneh karena cara pembagian warisan untuk ibu dan bapak
menyalahi ketentuan umum (suami atau istri ½ bag., ibu 1/3 bag., ayah 2/3 bag.)
2. A-Aul. Terjadi apabila jumlah bagian dzawil furudh melebihi jumlah pokok masalahnya .
CONTOH PERHITUNGAN WARISAN
AHLI WARIS: Seorang suami, bapak, ibu, 2 anak laki dan 2 anak pr, berapa
Bagia masing-masing
AHLI WARIS: Seorang istri, bapak, ibu, dan 2 anak pr, berapa
Bagian masing-masing
AHLI WARIS: Seorang istri, ibu, 1 cucu laki-laki dari anak laki-laki dan 2 anak pr,
Berapa Bagian masing-masing
AHLI WARIS: Seorang istri, bapak, ibu, nenek dan 1 anak laki dan 2 anak pr, berapa
Bagiam masing-masing
AHLI WARIS: Seorang suami, bapak, kakek, ibu, 2 anak laki, 1 sadara kandung
Dan seorang paman berapaBagiam masing-masing
AHLI WARIS: Seorang istri, kakek, ibu, dan 2 anak pr, berapa
Bagian masing-masing
CARA PERHITUNGAN WARISAN
1. Jika ahli waris terdiri dari ashobah binnnafsi saja contoh : 4 anak
laki-laki maka penghtiungannya langsung di bagi 4 masing2
mendapat 1 bagian.
2. Jika ahli waris terdiri dari ashobah laki dan pr, maka untuk laki
mendapat 2 bagian sedang pw mendapat 1 bagian. Contoh : 2
anak laki dan 3 anak pr maka : ( 2x2 ) + 3 = 7 bagian
3. Jika ahli waris terdiri dari dzawil furud dan ashobah. Contoh : ahli
waris terdiri dari ibu , istri dan 2 anak laki
Maka cari KPK dari penyebut masing dzawil Furudnya
Ibu = 1/6 x 24 = 4 dan istri 1/8 x 24 = 3 sedangkan bagi anak adalah
24-7 = 17. Jika warisanya misalnya : Rp 96 juta berapa bagian
masing-masing?
CONTOH PERHITUNGAN WARISAN
Ahli waris terdiri dari seorang Ibu, istri dan 2 anak laki.
Harta warisan berjumlah Rp . 96.000.000,-
Jawaban :
ibu : 1/6 x 24 = 4 , Maka untuk ibu : 4/24 x 96.000.000 =
16.000.000
Istri ; 1/8 x 24 = 3, maka untuk istri : 3/24 x 96.000.000 =
12.000.000
Dan untuk 2 orang anak : 24-7 = 17, maka 17/24 x
96,000.000 = 68,000.000
CONTOH PERHITUNGAN WARISAN
Seorang pewaris meninggalkan harta warisan berupa tanah seluas 4000 m 2 tinggal
dibagikan saja kepada ahli waris. terdiri dari : 4 orang anak laki-laki, 2 orang saudara
laki-laki sekandung, dan tiga orang paman (saudara laki-laki ayah pewaris). Berapakah
bagian masing-masing ahli waris tersebut ?
Jawaban :
* Semua ahli waris tersebut termasuk asahabh binafsisi
* Dua saudara laki-laki sekandung dan 3 orang paman sama sekali tidak
berhak memperoleh bagian warisan karena terhalang oleh anak pewaris.
* yang berhak memperoleh bagian warisan hanya 4 orang anak laki-laki
Jadi, harta warisan itu dibagi 4 sehingga masing-masing anak laki-laki
mendapat bagian wrisan ¼ X 4000 m2 = 1000 m2
CONTOH PERHITUNGAN WARISAN
Seorang pewaris meninggalkan harta warisan Rp 1.800.000,- dibagikan saja kepada ahli waris.
terdiri dari : bapak, ibu, suami, 2 anak laki dan 1 anak perempuan. Berapakah bagian masing-
masing ahli waris tersebut ?
Jawaban :
Bapak : 1/6 ( karena ada anak laki-laki )
Ibu: 1/6 ( karena ada anak )
Suami : ¼ ( karena ada anak dan anak perempuan )
Anak laki : asobah binnafsi ( penghabis sisa warisan secara otomatis )
Anak permepuan : asobah bil ghoir ( ikut bergabing dengan anak laki-laki
menjadi penghabis sisa harta warisan )
KPK dari 1/6 dan ¼ adalah : 12 maka bagian dari =
Bapak : 1/6 x 12 + 2 Ibu : 1/6 x 12 = 2 suami : ¼ x 12 = 3 Jumlah = 7 bagian
Bapak : 1/6 x 12 + 2 Ibu : 1/6 x 12 = 2 suami : ¼ x 12 = 3 Jumlah = 7 bagian
Bagian anak = 12- 7 = 5 bagian.
Bagian Bapak = 2/12 x 1.800.000 = 300.000
Bagian ibu = 2/12 x 1.800.000 = 300.000
Bagian suami = 3/12 x 1.800.000 = 450.000
Bagian anak = 5/12 x 1.800.000 = 750.000
Untuk membagi anak laki dan perempuan : 2 bagian untuk setiap anak laki
dan 1 bagian untuk setiap anak perempuan, maka:
2 anak laki = 4/5 x 750.000 = …… ( jadi jika 1 anak laki = 2/5 x 750.000 = ….. )
1 anak pr = 1/5 x 750.000 = ……