Anda di halaman 1dari 7

FIQHI KEWARISAN

I. Dasar disyariatkan kewarisan;


- F irman Allah surah An, bisa ayat = 7, 11, 12 dan ayat 176.
- Hadits Rasulullah;
‫تعلموا الفرائض وعلموها الناس فاني امروؤ مقبوض وان هذا العلم سيقبض وتظهر الفتن حتى يختلف الرجالن‬
‫ صححه الحاكم في المستدرك‬.‫في الفريضة فال يجدون من يفصل بينهما‬
( Belajarlah ilmu Farid dan ajarkanlah kepada manusia, karena saya adalah orang
yang kelak akan dicabut/mati, dan sesungguhnya ilmu ini akan dicabut dan
muncullah fitnah, sampai dua orang berselisih tentang bahagian mereka dan tidak
ada yg memutuskan antara keduanya )

Hal hal yang perlu diperhatikan sebelum membagi harta warisan;


1. Biaya penyelenggaraan jenazah.
2. Utang orang yang meninggal
3. Wasiat orang meninggal

II. Definisi ilmu almiraats/Alfaraid, pembahasannya dan tujuannya:


- Ilmu yang dengannya diketahui siapa yang mewarisi dan siapa yang tidak mewaris
serta qadar yg didapatkan oleh setiap ahli waris
- Obyek pembahasan adalah harta peninggalan.
- Tujuannya; memberikan setiap ahli waris haknya dari harta yg ditinggalkan oleh si
mayyit.

III. Sebab- sebab kewarisan dan yang menghalangi kewarisan;


- Sebab-sebab kewarisan;
1. Hubungan nasab/qarabah
2. Hubungan nikah
3. Al wala’a
- Hal – hal yang menghalangi kewarisan;
Artinya kalau salah satu diantaranya ada, maka sesorang tidak bisa mendapatkan
warisan dari keluarganya yg meninggal;
1. Membunuh
‫ليس للقاتل من تركة المقتول شيئ‬
2. Perbedaan Agama
3. Budak.

IV. Rukun kewarisan;


Rukun kewarisan ada 3 :
1. Alwarits; orang yg kepadanya berpindah harta orang yang meninggal.
2. Al maurtis; orang yang meninggal.
3. Al mauruts, adalah harta yg ditinggalkan oleh orang yang meninggal.
V. Syarat- syarat kewarisan
Syarat kewarisan ada 3 ;
1. Pastikan Matinya Al Maurits ( yang mewariskan ) baik secara haqeqat atau
secara hukum.
2. Hidupnya Al warist ( yang mewarisi )
3. Tidak ada penghalang untuk mendapatkan warisan.
VI. Ahli waris dari laki – laki
Ahli waris dari laki – laki ada 15 orang;
1. Anak laki – laki
2. Cucu laki – laki dari anak laki – laki ( kebawa)
3. Bapak/Ayah
4. Kakek ( bapaknya Bapak ) keatas.
5. Saudara sekandung
6. Saudara sebapak
7. Saudara seibu
8. Anak laki – lakinya saudara sekandung ( Kemanakan)
9. Anak laki – laki saudara sebapak ( Kemanakan)
10. Paman sekandung ( saudara sekandungnya bapak.
11. Paman sebapak ( saudara sebapaknya bapak/ayah)
12. Anak laki laki saudara sekandungnya bapak
13. Anak laki laki saudara sebapaknya bapak/ayah.
14. Suami
15. Laki laki yg memerdekakan

VII. Ahli waris perempuan


Adapun ahli waris dari perempuan maka ada sepuluh:
1. Anak perempuan
2. Cucu perempuan dari anak laki laki
3. Ibu
4. Nenek ( ibunya ibu )
5. Nenek ( ibunya bapak)
6. Saudari sekandung
7. Saudari sebapak
8. Saudari seibu
9. Istri
10. Perempuan yg memerdekakan.

Catatan: Kalau berkumpul semua ahli waris laki dan perempuan dalam satu kes masalah kematian,
maka yang mendapat warisan Cuma 5 orang:

1. Ayah
2. Ibu
3. Anak laki laki
4. Anak perempuan
5. Istri/suami

VIII. Bahagian Warisan


Pembahagian Warisan ada 2 macam:
1. Bahagian Fardhu; adalah Ahli waris yang bahagiannya
disebutkan/ditentukan oleh Allah dalam Al-Qur’an .
2. Bahagian Ashabah ; adalah bahagian yang tidak disebutkan dalam Al-
Qur’an, atau bahagian sisa yang didapatkan Ahli waris setelah ahli waris
yang lain mengambil/mendapatkan bagian Fardhunya .

IX. Bahagian yang telah ditentukan dalam Al-Qur’an


Adapun bahagian yang telah ditentukan untuk ahli waris dalam Al-Qur’an ada 6 bahagian:
1. ½ ( seperdua )
2. ¼ ( seperempat )
3. ⅛ ( seperdelapan )
4. ⅔ ( dua pertiga )
5. ⅓ ( sepertiga)
6. ⅙ ( seperenam )

X. Yang mendapat bahagian ½


Ada 5 ahli waris yang mendapat bahagian ½ :
1. Suami, dengan syarat : -Tidak ada anaknya orang yg meninggal ( anak laki2
kebawa atau anak perempuan )
Contoh kasus; seorang istri wafat, meninggalkan suami, ayah. Maka suami
dapat ½, dan bapak dapat sisa dari bahagian suami.
2. Anak perempuan dengan syarat :
- Adanya dia sendirian
- Tidak ada yang mengashbakan ( saudaranya/anak laki2nya orang meninggal ).
Contoh kasus; seorang suami wafat meninggalkan istri, satu anak perempuan dan
saudara laki2. Maka istri dapat ⅛, satu anak perempuan dapat ½, sementara saudara
laki laki dapat sisa dari bahagian yg telah diambil oleh istri dan satu anak
perempuan.
3.Cucu perempuan dari anak laki laki, dengan syarat;
- adanya dia sendirian
- tidak ada yg mengshabakan ( cucu laki lakinya orang yang meninggal )
- tidak ada yg menghalangi dari warisan ( yang menghalangi adalah anak laki
lakinya orang yg meninggal atau 2 anak perempuan keatas )
4. Saudari sekandung, dengan syarat ;
- adanya dia sendirian
- tidak ada yg mengshabakan ( yg mengshabakan ( saudara sekandung, atau
anak perempuan atau cucu perempuan dari anak laki2)
- tidak ada yang menghalangi dari warisan ( yang menghalangi bapak, anak laki2,
dan cucu laki2 dari anak laki2 )
5. Saudari sebapak, dengan syarat;
- adanya dia sendirian
- tidak ada yg menghsabakan ( yaitu saudara sebapak, anak perempuan atau
cucu perempuan dari anak laki2 )
- tidak ada yg menghalangi dari warisan ( Yang menghalangi bapak, anak laki2,
cucu laki2 dari anak laki2 kebawa, saudara sekandung, saudari sekandung kalau
lebih dari satu orang, satu saudari sekandung jika dia mendapatkankan bagian
Ashabah/sisa )

XI. Yang mendapatkan bagian ¼


Ada 2 orang yang berhak mendapatkan ¼ ;
1. Suami, dengan syarat ada anaknya orang (istri ) yang meninggal, sama
adanya anak tersebut dari dia, atau dari suaminya sebelumnya.
2. Istri, dengan syarat tidak ada anaknya orang( suami) yg meninggal, sama
adanya anak tersebut dari dia atau dari istrinya .yang lain.

XII. Yang mendapatkan ⅛


Yang berhak mendapatkan ⅛ hanya satu orang;
Yaitu istri dengan syarat orang ( suami ) yang meninggal memilki anak, sama anaknya dari
dia atau dari istrinya yang lain.

XIII.Yang mendapatkan ⅔.
Yang berhak mendapatkan ⅔ ada 4 ;
1. Dua anak perempuan keatas, dengan syarat tidak ada yg mengshabakan
( anak laki laki )
2. Dua cucu perempuan keatas dari anak laki laki, dengan syarat;
- Tidak ada yang mengshabakan ( cucu laki2 dari anak laki laki )
- Tidak ada yang menghalangi dari warisan ( yang menghalangi adalah anak laki laki,
dua anak perempuan keatas)
3.Dua saudari sekandung keatas, dengan syarat;
- Tidak ada yang mengshabakan ( yg mengshabakan ( saudara sekandung, anak
perempuan, atau cucu perempuan dari anak laki2)
- Tidak ada yang menghalangi dari warisan ( yang menghalangi bapak, anak laki
laki, cucu laki laki dari anak laki laki )
4. Dua saudari sebapak keatas, dengan syarat ;
- tidak ada yang mengshabakan ( saudara sebapak )
- tidak ada yang menghalangi dari warisan ( Yang menghalangi bapak, anak laki
laki. Cucu laki2 dari anak laki2 kebawa, saudara sekandung, 2 saudari
sekandung, atau satu saudari sekandung kalau mendapatkan bagian Ashabah)

XIIII. Yang mendapatkan ⅓.


Yang berhak mendapatkan ⅓ ada 2 orang yaitu :
1. Ibu, dengan syarat ;
- Tidak ada far’u warisnya orang yg meninggal ( anak laki, anak perempuan atau cucu
laki laki dari anak laki2 kebawa, atau cucu perempuan dari anak laki2)
- Tidak ada saudara orang meninggal lebih dari satu.
2. Saudara/i seibu, dengan syarat;
- adanya lebih dari satu orang.
- tidak yang menghalangi dari warisan ( yang menghalangi anak laki-laki, cucu laki-
laki dari anak laki-laki kebawa, anak perempuan, cucu perempuan dari anak laki-laki,
bapak dan kakek )

XIV. Yang mendapatkan ⅙ .


Yang berhak mendapatkan ⅙ ada tujuh orang;
1. Ayah, dengan syarat ada far’u warisnya ( anak laki-laki, cucu laki-laki dari
anak laki-laki kebawa, cucu perempuan dari anak laki-laki) orang yang
meninggal.
2. Ibu, dengan syarat ;
- Ada far’u waritsnya orang yg meninggal.
- Ada saudaranya orang yg meninggal lebih dari satu.
3.Satu cucu perempuan dari anak laki-laki ketika bersama denga satu anak
perempuan, dengan syarat;
- tidak ada yang mengshabakan ( cucu laki-laki dari anak laki-laki)
- tidak ada yg menghalangi dari warisan ( anak laki-laki)
4. Satu saudari sebapak saat bersama dengan saudari sekandung dengan
syarat;
- tidak ada yg mengshabakan ( saudara sebapak )
- tidak ada yang menghalangi dari warisan ( ayah, anak laki-laki, cucu laki-laki
dari anak laki-laki kebawa, saudara sekandung, dua atau lebih saudari
sekandung, satu saudari sekandung kalau dia mendapatkan bagian sisa )
5. Kakek ( bapaknya bapak keatas ), dengan syarat tidak ada bapak.
6. Nenek ( Ibunya Ibu atau Ibunya bapak ) dengan syarat tidak ada ibu.
7. Saudara/i seibu, dengan syarat;
- adanya dia sendirian
- tidak ada yg menghalangi dari warisan ( anak laki-laki, cucu laki-laki dari anak
laki-laki kebawa, anak perempuan, cucu perempuan dari anak laki-laki, bapak,
kakek )

Bahagian Ashabah
Adalah bahagian ahli waris yang tidak ditentukan qadarnya dalam Al-Qur’an
atau bahagian sisa yg diambil ai waris setelah ai waris yang lain mengambil
bahagian Fardhunya.

Ashabah ada tiga macam:


1. Ashbah bin nafsu, adalah semua ahli waris laki-laki yang tidak mendapatkan
bahagian tertentu, dan tidak membutuhkan yang lain untuk menjadikan dia
Ashabah, dan ini 12 orang:
- Anak laki-laki
- Cucu laki-laki dari anak laki-laki
- Ayah
- Kakek
- Saudara sekandung
- Saudara seayah
- Anak laki-lakinya saudara sekandung
- Anak laki-lakinya saudara sebapak
- Paman sekandung
- Paman sebapak
- Anak laki-lakinya paman sekandung
- Anak laki-lakinya paman sebapak
2. Ashabah bil gaer, ini ada 4;
- Anak perempuan kalau bersama dengan anak laki-laki
- Cucu perempuan dari anak laki-laki kalau bersama dengan cucu laki-laki dari anak
laki-laki.
- Saudari sekandung kalau bersama dengan saudara sekandung
- Saudari sebapak kalau bersama dengan saudara sebapak.
3. Ashabah maal gaer, ada 2
- Saudari sekandung kalau bersama dengan anak perempuan atau cucu perempuan
dari anak laki-laki.
- Saudari sebapak kalau bersama dengan anak perempuan atau cucu perempuan dari
anak laki-laki.

Yang terhalangi dari Laki laki: 12


1. Cucu laki dari anak laki laki; dihalangi oleh anak laki laki.
2. Kakek; dihalangi oleh bapak.
3. Saudara sekandung; dihalangi oleh Bapak, anak laki laki, cucu laki laki dari
anak laki laki, Kakek ( menurut oen9 sebahagian Mazhab)
4. Saudara sebapak; dihalangi oleh Bapak, anak laki-laki, cucu laki-laki dari
anak laki-laki, kakek ( menurut sebahagian Mazhab), saudara sekandung,
saudari sekandung ( kalau saudari sekandung dapat sisa )
5. Saudara seibu; dihalangi oleh : anak laki laki, cucu laki-laki dari anak laki-
laki, anak perempuan, cucu perempuan dari anak laki-laki, bapak, kakek.
6. Anak laki laki saudara sekandung ( Kemanakan laki2) ; dihalangi oleh : anak
laki-laki, cucu laki-laki dari anak laki-laki, bapak, kakek, saudara
sekandung, saudara sebapak, saudari sekandung atau saudari sebapak
( kalau keduanya dapat sisa)
7. Anak laki-laki saudara sebapak; dihalangi oleh : anak laki-laki, cucu laki-laki
dari anak laki-laki, bapak, kakek, saudara sekandung, saudara sebapak,
saudari sekandung atau saudari sebapak ( kalau keduanya jadi dapat sisa ),
anak laki-laki saudara sekandung.
8. Paman sekandung; dihalangi oleh : yang diatas + anak laki-lakinya saudara
sebapak.
9. Paman Sebapak ; dihalangi oleh : yang diatas + paman sekandung.
10. Anak laki-lakinya paman sekandung; dihalangi oleh : yang diatas + paman
sebapak
11. Anak laki-lakinya paman sebapak, dihalangi oleh : yang diatas + anak laki-
lakinya paman sekandung.
12. Mu’tiq, dihalangi oleh semua yang diatas.

Yang terhalangi dari ahli waris perempuan = 7


1. Cucu perempuan dari anak laki-laki, dihalangi oleh: anak laki-laki, 2 anak
perempuan.
2. Nenek ( ibunya bapak dan ibunya ibu ) , dihalangi oleh : Ibu.
3. Saudari sekandung, dihalangi oleh : anak laki-laki, cucu laki-laki dari anak laki-
laki, bapak kakek menurut sebahagian Mazhab.
4. Saudari sebapak, dihalangi oleh : yang diatas + saudara sekandung, saudari
sekandung kalau dapat sisa ( maal gaer), 2 saudari sekandung, selama tdk ada
akh Mubarak
5. Saudari seibu. Dihalangi oleh : anak laki-laki, cucu laki-laki dari anak laki-laki,
anak perempuan, cucu perempuan dari anak laki-laki, bapak, Kakek.
6. Mu’tiqah dihalangi oleh semua ..

Anda mungkin juga menyukai