Anda di halaman 1dari 6

Macam – macam ahli waris serta tugas dan pembagiannya

Ahli Waris menurut Hubungan Darah

Kelompok Ahli Waris


Dari banyaknya anggota keluarga yang berpotensi menjadi ahli waris, islam
mengelompokkan ahli waris ke dalam tiga kelompok, yaitu:

1. Zawil Furudh
Zawil Furudh adalah kelompok ahli waris yang menerima bagian tertentu yang sudah
ditentukan oleh hadits dan Al-Quran. Yang berhak menjadi ahli waris adalah golongan laki-
laki dan perempuan. Ilmu Faraidh atau ilmu warisan membagi harta ke dalam 6 bagian, yaitu

 Setengah
Ashhabul furudh yang berhak mendapatkan separuh dari harta waris peninggalan pewaris ada
lima, satu dari golongan laki-laki dan empat lainnya perempuan. Kelima ashhabul furudh
tersebut adalah suami, anak perempuan, cucu perempuan keturunan anak laki-laki, saudara
kandung perempuan dan saudara perempuan seayah.

 Seperempat
Adapun kerabat pewaris yang berhak mendapatkan seperempat dari harta peninggalannya
hanya ada dua yaitu suami dan istri.

 Seperdelapan
Dari sederet ashhabul furudh yang berhak memperoleh bagian warisan seperdelapan (1/8)
yaitu istri. Istri baik seorang maupun lebih akan mendapatkan seperdelapan dari harta
peninggalan suaminya, bila suami mempunyai anak atau cucu, baik anak tersebut lahir dari
rahimnya atau rahim istri yang lain.
Dalilnya adalah firman Allah SWT:
"Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu
tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau )dan) sesudah dibayar utang-
utangmu." (an-Nisa: 12)
 Dua per Tiga
Ahli waris yang berhak mendapat bagian dua per tiga dari harta peninggalan pewaris ada
empat dan semuanya terdiri dari wanita:
- Dua anak perempuan (kandung) atau lebih.
- Dua orang cucu perempuan keturunan anak laki-laki atau lebih.
- Dua orang saudara kandung perempuan atau lebih.
- Dua orang saudara perempuan seayah atau lebih.

 Sepertiga
Adapun ashhabul furudh yang berhak mendapat warisan sepertiga bagian hanya dua yaitu ibu
dan dua saudara (baik laki-laki ataupun perempuan) yang seibu.

 Seperenam
Adapun asbhabul furudh yang berhak mendapat bagian seperenam, ada tujuh orang. Mereka
adalah (1) ayah, (2) kakek asli (bapak dari ayah), (3) ibu, (4) cucu perempuan keturunan anak
laki-laki, (5) saudara perempuan seayah, (6) nenek asli, (7) saudara laki-laki dan perempuan
seibu.

Akan tetapi, ada beberapa hal yang menyebabkan hak waris seseorang menjadi gugur yakni:
- Budak
Seseorang yang berstatus budak tidak mempunyai hak untuk mewarisi sekalipun dari
saudaranya. Sebab, segala sesuatu yang dimiliki budak, secara langsung menjadi milik
tuannya.
- Pembunuhan
Apabila seorang ahli waris membunuh pewaris (misalnya: seorang anak membunuh
ayahnya), maka ia tidak berhak mendapatkan warisan. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah
SAW:
"Tidaklah seorang pembunuh berhak mewarisi harta orang yang dibunuhnya."
- Perbedaan Agama
Seorang muslim tidak dapat mewarisi ataupun diwarisi oleh orang non muslim, apapun
agamanya. Hal ini telah diterangkan Rasulullah SAW dalam sabdanya:
"Tidaklah berhak seorang muslim mewarisi orang kafir dan tidak pula orang kafir mewarisi
muslim." (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Ashabah
Melansir dari Dra. Amal Hayati, M.Hum, Rizki Muhammad Haris, S.H.I, Zuhdi Hasibuan,
S.H.I, dan M. Syukri Albani Nasution (Ed.), ashabah yaitu kelompok ahli waris yang besar
atau kecilnya bagian harta belum dipastikan dan disepakati oleh ashabul furud di kelompok
zawil furudh dan zawil arham. Dengan kata lain, ashabah adalah kelompok ahli waris
menerima sisa harta setelah dibagikan pada kelompok zawil furudh.

3. Zawil Arham
Zawil arham adalah kelompok ahli waris yang tidak menerima bagiannya, kecuali tidak ada
zawil furudh dan ashabah. Kelompok ini dinilai berdasarkan kedekatan kekerabatan, contoh
cucu perempuan dari anak perempuan atau kakek dari garis ibu.

Ahli Waris dan Bagiannya dari Golongan Laki-Laki

Melansir dari Dra. Amal Hayati, M.Hum, Rizki Muhammad Haris, S.H.I, Zuhdi Hasibuan,
S.H.I, dan M. Syukri Albani Nasution (Ed.),  terdapat 15 orang dari golongan laki-laki yang
memiliki hak menjadi ahli waris:
1. Anak laki-laki
2. Cucu dari pihak anak laki-laki
3. Bapak
4. Kakek dari pihak bapak dan terus ke atas pertalian yang belum putus
5. Saudara kandung laki-laki
6. Saudara laki-laki satu bapak
7. Sodara laki-laki satu ibu
8. Anak laki-laki dari saudara kandung laki-laki
9. Anak laki-laki dari saudara laki-laki satu bapak
10. Saudara laki-laki bapak (paman) dari pihak bapak kandung
11. Saudara laki-laki bapak yang satu ayah
12. Anak laki-laki dari paman, saudara kandung
13. Anak laki-laki dari paman yang satu bapak
14. Suami
15. Laki-laki yang memerdekakan pewaris
Jika semuanya hadir, maka hanya 3 orang saja yang mendapatkan harta warisan, yaitu bapak,
anak laki-laki, dan suami.
Meskipun ke-15 laki-laki di atas berpeluang mendapatkan hak waris, tetapi tidak berarti
semua ahli waris bisa mendapatkan haknya pada saat yang bersamaan.
Oleh karena itu. apabila semua ahli waris laki-laki di atas masih hidup, maka yang
mendapatkan hak harta waris hanya tiga orang. Sementara ahli waris lainnya terhalang
(mahjub) dan tidak mendapatkan bagian.
Dengan kata lain, mereka akan mendapatkan haknya jika ketiga orang berikut ini: (1) anak
laki-laki; (2) bapak; dan (3) suami, telah meninggal dunia.

Ahi Waris dan Bagiannya dari Golongan Perempuan

Sedangkan, ada 15 orang dari golongan perempuan yang berpotensi menjadi ahli waris atau
pemilik barang pusaka setelah pemilik sebelumnya:
1. Anak perempuan
2. Anak perempuan dari anak laki-laki yang seterusnya ke bawah, asal pertaliannya dengan
yang meninggal masih terus laki-laki
3. Ibu
4. Nenek atau Ibu dari bapak
5. Nenek atau Ibu dari ibu terus ke atas pihak ibu sebelum berselang laki-laki
6. Saudara perempuan kandung
7. Saudara perempuan yang satu bapak
8. Sodara perempuan yang satu ibu
9. Istri
10. Perempuan yang memerdekakan pewaris

Jika sepuluh orang tersebut hadir, maka hanya 5 orang yang berhak menjadi ahli waris, yaitu
istri, anak perempuan, anak perempuan dari anak laki-laki, ibu, dan saudara kandung
perempuan. Jika dari pihak laki-laki dan perempuan hadir semua, maka yang dipastikan
menjadi ahli waris salah seorang dari suami atau istri, ibu dan bapak, anak laki-laki, dan anak
perempuan.
Seperti halnya ahli waris laki-laki, ahli waris perempuan pun tidak semua mendapatkan hak
warisnya pada saat yang bersamaan.
Oleh karena itu, apabila ahli waris perempuan yang disebutkan di atas masih hidup, maka
yang berhak mendapatkan warisan tersebut hanya lima orang.
Dengan kata lain, kesepuluh orang perempuan itu tidak akan mendapatkan haknya jika
kelima orang yang dipandang lebih utama itu masih hidup, yakni: (1) anak perempuan; (2)
cucu perempuan; (3) ibu; (4) saudara perempuan sekandung; dan (5) istri.
Dalam praktik pembagian harta waris, kedua golongan ahli waris di atas digabungkan,
sehingga apabila semua ahli waris laki-laki dan ahli waris perempuan yang berjumlah dua
puluh lima orang itu masih hidup, maka yang mendapatkan hak waris hanya lima orang, yaitu
sebagai berikut:
1. Anak laki-laki;
2. Anak perempuan;
3. Bapak;
4. Ibu;
5. Suami atau istri.

Ahli waris menurut Hubungan Perkawinan

 Kelompok ini terdiri dari janda ataupun duda.


Namun bila para ahli waris ada, yang paling berhak mendapatkan waris ialah anak, ibu, ayah,
dan juga duda atau janda. Untuk urutan ahli waris, sebagai berikut:
1. Anak pria
2. Anak wanita
3. Ayah
4. Ibu
5. Paman
6. Kakek
7. Nenek
8. Saudara pria
9. Saudara wanita
10. Janda
11. Duda
Ada pula penggolongan kelompok ahli waris dari segi pembagian dalam hukum waris Islam
KHI, yang dibagi menjadi tiga kategori yaitu:
1. Kelompok ahli waris Dzawil Furudh, yang mendapat pembagian pasti. Terdiri dari, anak
wanita, ayah, ibu, istri (janda), suami (duda), saudara pria atau saudari wanita seibu, dan
saudara wanita kandung (seayah).
2. Kelompok ahli waris yang tidak ditentukan pembagiannya, terdiri dari :
 Anak  pria dan keturunannya
 Anak wanita dan keturunannya (bila bersama anak pria)
 Saudara pria bersama saudara wanita (bila pewaris tidak memiliki keturunan dan
ayah)
 Kakek dan nenek
 Paman dan bibi (baik dari pihak ayah maupun ibu, dan keturunannya)
3. Kelompok ahli waris pengganti di atur pada Pasal 185 dalam hukum waris Islam KHI,
yang mana berbunyi: Ahli waris mengalami peristiwa kematian lebih dahulu dari pewaris
nya, maka kedudukannya bisa digantikan oleh:
 Anak dari ahli waris tersebut (kecuali orang yang terhalang hukum sesuai Pasal 173).
 Keturunan dari saudara pria/wanita sekandung
 Nenek dan kakek dari pihak ayah
 Nenek dan kakek dari pihak ibu
 Bibi dan paman beserta keturunannya, dari pihak ayah (bila tidak ada nenek dan
kakek dari pihak ayah).

Anda mungkin juga menyukai