Anda di halaman 1dari 19

FARAID ( KEWARISAN )

Kelompok V

Nanda Wahyu Saputra (122016048)


Lucky (1220160
2. Sebab sebab manjadi
3. Harta warisan
Ahli Waris

4. Ahli Waris
1. Istilah2 Dalam
MAWARIS
MAWARIS 5. Ketentuan Bagian
Warisan

WARISAN DALAM Ketentuan Keluarga


UU NO. 7 (1989 ) Inti / Utama

PENGHITUNGAN WARISAN
dan Contoh
Istilah istlah yang terkait dengan Mawaris
Mawaris : adalah hal hal yang berhubungan dengan ahli waris dan harta
warisan.
Ilmu faraidh : adalah ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang cara-cara
membagi harta warisan kepada ahli waris yang berhak menerimanya. Tujuan
ilmu faraidh diajarkan agar dalam pembagian harta warisan dilakukan secara
adil, tidak ada ahli waris yang merasa dirugikan sehinnga tidak akan terjadi
perselisihan.
Dzwli Furud : adl Ahli waris yang bagian warisannya sudah ditentukan
berdasarkan Quaran dan Hadis
Hibab Hirman : adl Ahli waris yang tidak mendapat harta warisan karena
terhalang oleh ahli waris yang lebih dekat hubungannya dengan orang yang
meninggalkan warisan
Hijab Nuqson : adl Ahli waris yang berkurang bagian warisannya karea adanya
ahli waris lain
Istilah istlah yang terkait dengan Mawaris
Ashobah : adl Ahli waris yang menjadi penghabis sisa harta warisan
Ashobah ada 3 :

1 Ashobah Bin Nafsi : Ahli waris yang menjadi penghabis sisa harta
warisan secara otomatis. Ashobah ini dari jalur ahli waris laki-laki
2. Ashobah Bil Ghoir : Ahli waris yang menjadi penghabis harta warisan
karena ditarik oleh ahli waris lain. Ashobah ini dari jalur ahli waris
wanita
3. Ashobal Maal Ghoir : Ahli waris yang menjadi penghabis harta
warisan karena tidak adanya ashobah Bin Nafsi dan Bil Ghoir.
Ashobah ini dari jalur ahli waris saudara
Sebab sebab memperoleh harta warisan :
1 . Adanya Hubungan Keluarga ( Hub Nasab) ada 3 :
Usulul Mayyit : Hubungan keatas seperti :Ayah, ibu. Kakek, Nenek dst
Furuul Mayyit : Hubungan kebawah seperti : Anak, cucu dst
Al Hawasyil mayyit : Hubungan ke samping : saudara laki, saudara pr,
Paman yang sekandung
2. Hubungan Perkawinan.
Karena adanya perkawaninan maka suami istri bisa saling mewarisi dari harta
peninggalan pasangannya jika terjadi kematian

3. Wala ( Hubungan pembebasan budak ) Orang yang memerdekakn budak akan


memperoleh hak walak atas budak yang dimerdekakannya
4. Hubungan seagama. ( Jika seseorang meninggal dunia tidak mempunya ahli
waris yang ada hubungan Nasab, hub perkewinan dan Hub Walak maka
hartanya dipergunakan untuk kepentingan umum kaum muslimin
Sebab sebab ahli waris tidak memperoleh harta warisan :
1. Statusnya sebagai Budak ( Seorang budahk tidak akan mendapatkan
warisan dari orang tuanya, dia akan mendapatkan warisan jika sudah
merdeka )
2. Pembunuh ( seorang pembunuh tidak akan bisa mewarisi harta
peninggalan dari orang yang dibunuhnya )
3. Murtad ( Ahli waris yang murtad tidak akan menerima harta warisan
dari kelurganya yang beragama Islam)
4. Kafir / orang yg berlainan agama. ( seorang muslim tidak akan
mewarisi peninggalan harta keluarganya yang non muslim)
Warisan di Jaman Jahiliyah Tidak sesuai dengan
Hukum Islam
Ahli waris yang berhak menerima adalah :
1. Anak laki-laki ( anak pertama yang lebih diutamakan dan yang bisa
berperang, Untuk Anak pr dan anak-anak tidak mendapat warisan
2. Anak angkat juga mendapat warisan
3. Orang yang punya perjanjian. Misal : 2 orang punya janji untuk saling bisa
mewaris harta peninggalannya jika salah satu meninggal

Ahli waris menurut Adat


1. Ahli waris adalah yang paling dekat dengan si pewaris Maka Anak pertama
yang paling utama
2. Adat patrilineal ( susunan garis keluarga menarik garis keturunan dari ayah )
bagiam anak laki lebih abnyak dari perempuan
3. Adat matrilineal (susunan garis keluarga menarik garis keturunan dari ibu )
Maka wanita mendapat bagian lebih banyak dari pada anak laki-laki
4. Adat parental : susunan keluarga laki / pr adalah sama, Maka bagianya sama
HARTA BENDA SEBELUM DIWARISKAN

Sebelum harta warisan diserahkan ke ahli waris,


harus dikeluarkan terlebih dahulu :
1. Zakat
2. Biaya pengurusan jenazah
3. Pembayaran hutang
4. Wasiat
Wasiat adalah pesan si pewaris sebelum ia meninggal, agar
Sebagian harta peninggalannya ( setelah meninggal ) diserahkan
kepada seseorang atau suatu lembaga, dan yang pasti bukan ahli
waris. Jumlah harta peninggalan yang diberikan, tidak boleh Lebin
dari 1/3 harta peninggalannya, kecuali atas persetujuan seluruh ahli
waris.
HAL YANG TERKAIT DENGAN WASIAT

Wasiat :

Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-


tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-
bapak dan karib kerabatnya secara makruf, (ini adalah) kewajiban atas
orang-orang yang bertakwa.

Dilihat dari cara dan obyek wasiat, maka hukum berwasiat :


1. Wajib : untuk hal-hal yang berhubungan denagn hak
Allah seperti zakat. Fidyah dan puasa. Hal itu merupakan
hutang yang wajib dibayar
Sunah : waisat disunahkan untuk selain kerabat dengan tujuan
mengharap ridho Allah. SWT
Makruh : apabila hartanya sedikit sedangkan ahli warisnya banyak
Haram : apabila harta yang akan diwasiatkan untuk tujuan yang
dilarang agama

Rukun Wasiat :
1. Orang yang berwasiat ( Musi )
2. Orang yang menerima waista ( Musallaahu)
3. Harta yang diwasiatkan ( Musabih )
4. Sighat wasiat / ijab qobul
Syarat orang yang berwasiat : baligh, berakal sehat, atas
kehendak sendiri tanpa ada unsur paksaan
Syatrat penerima wasiat : penerimanya benar2 ada,.
Bukan pembunuh pewasiat, dan bukan termsuk ahli waris
Syarat Harta yang diwasiatkan : (1) tidak melebihi 1/3
harta warisanya, (2). Hartanya dapat dipindah hakkan (3).
Hartanya bermanfaat dan ada ketika diwasiatkan (4).
Hartanya dipergunakan dalam hal yang baik bukan dalam
hal yang buruk
Syarat Sighat wasiat / ijab qobul wasiat : kalimatnya jelas
dan dapat difahami, penerimaan wasiat dilakukan setelah
orang yang berwasiat meninggal
AHLI WARIS JALUR LAKI-LAKI
1. Anak laki laki
2. Cucu laki laki (dari anak laki 2 )
3. Bapak
4. Kakek (bapak dari bapak)
5. Saudara laki-laki sekandung
6. Saudaralaki-laki sebapak
7. saudara laki-laki seibu
8. Anak laki dari sdr laki sekandung
9. Anak laki dr saudara laki sebapak
10. Paman yg sekandung dgn bapak
11. Paman yg sebapak dengan bapak
12. Anak laki-laki paman yang sekandung Jika seluruh Ahli waris
dengan bapak dari jalur laki2 semuanya ada
13. Anak laki-laki paman yang sebapak
Maka ahli waris yang diutamakan ada 3
dengan bapak
14. Suami
: ayah, suami, dan anak laki 2
15. Laki2 yg memerdekakan pewaris
AHLI WARIS JALUR WANITA
1. anak perempuan
2. Cucu perempuan (dari anak laki)
3. Ibu
4. Nenek ( Ibu dari ibu)
5. Nenek (ibu dari ayah) Jika 10 Ahli waris

6. Saudara perempuan seibu-sebpk dari jalur wanita semuanya ada


Maka ahli waris yang diutamakan
7. Saudara perempuan sebapak
ada 5 : anak permpuan,
8. Saudara perempuan seibu
cucu perempuan dari anak laki, ibu
9. Istri
saudara perempuan kandung,
10. Wanita yg memerdekakan
dan istri
pewaris

Jika 25 ahli waris ada, Maka yang Berhak menerima harta warisan adl
keluarga inti yaitu: anak laki-laki, anak perempuan, Ibu, Bpk, suami / istri
Ketentuan bagian Harta Warisan

Dzawil Furudh : ( Ahli waris yg bagian warisannya sudah


ditentukan berdasarkan Al-Quran / hadis.
1. Ahli waris yg mendapatkan dari harta warisan
a. Anak perempuan tunggal
b. Cucu perempuan tunggal dr anaj laki-laki
c. Saudara perempuan tunggal seibu-sebapak
d. Saudara perempuan tunggal sebapak
e. Suami ( Jika istrinya tidak meninggalkan anak ).
PEROLEHAN HARTA WARISAN
2. Ahli waris yg mendaptkan dari harta warisan
a. Suami Jika ada anak
b. istri jika tidak ada anak
3. Ahli waris yg mendapatkan 1/8 dari harta warisan
istri seorang / lebih jika suami meninggalkan anak / cucu dr anak
laki
4. Ahli waris yg mendapatkan 2/3 dari harta warisan
2 org anak perempuan / lebih, jika tidak ada anak laki.
2 org cucu perempuan / lebih dr anak laki, bila anak pr. tidak ada
2 org saudara perempuan /lebih yg seibu-sebapak
2 org saudara perempuan/lebih yg sebapak
5. Ahli waris yg mendapatkan 1/3 dari harta warisan :
a. Ibu: apabila pewaris tdk meninggalkan anak / cucu, 2 org
saudaranya laki-laki / perempuan, sekandung, sebapak /
seibu saja.
b. Dua org saudara seibu / lebih, baik laki-laki / perempuan

6. Ahli waris yg mendapatkan 1/6 dari harta warisan


a. bapak : apabila ada anak laki , cucu laki dari anak laki, anak pr, cucu
pr dari anak laki-laki
b. Ibu : apabila ada anak laki , cucu laki dari anak laki, anak pr, cucu
pr dari anak laki-laki dan 2 orang sdr laki / pr
c. Kakek / nenek apabila tidak ada bapak / ibu
d. Cucu perempuan dari anak laki2 : jika tidak ada anal laki / cucu laki dari anak laki
e. Saudara perempuan sebapak: Jika tidak ada anak laki / pr, cucu laki dari anak laki, sdr
laki sekandung / seayah
f. Saudara seibau Tunggal baik laki / pr
PERHITUNGAN WARISAN
Langkah-langkah dalam perhitungan warisan :
1. Menentukan ahli waris laki-laki dan perempuan
2. Menentukan dzawil furudh dan ashabah
3. Menentukan ahli waris tidak berhak memperoleh bagian warisan karena
terhalang oleh ahli waris, ( Hijab Hirman )
4. Menentukan apakah ahli waris apakah Dzawil furudh saja, Ashabah saja, atau terdiri
dari Dzawil furudh dan Ashabah

Hal hal yg berhubungan dengan penghitungan warisan

1. Al-Gharawain. Terjadi apabila ahli waris hanya terdiri dari istri atau suami serta bapak dan
ibu. Al Gharawain berarti 2 masalah aneh karena cara pembagian warisan untuk ibu dan bapak
menyalahi ketentuan umum (suami atau istri bag., ibu 1/3 bag., ayah 2/3 bag.)

2. A-Aul. Terjadi apabila jumlah bagian dzawil furudh melebihi jumlah pokok masalahnya.
HIKMAH MAWARIS

1. Menghindari sikap serakah / tamak karena orang lain


juga punya hak untuk mendapatkan bagian warisan.
2. Menghindari sengketa / perselisihan antar saudara
dalam rumah tangga
3. Menghindari fitnah antara saudara
4. Mewujudkan keadilan dan kerukunan antara saudara
dalam rumah tangga
Any Question ?

Anda mungkin juga menyukai