Kelompok V
4. Ahli Waris
1. Istilah2 Dalam
MAWARIS
MAWARIS 5. Ketentuan Bagian
Warisan
PENGHITUNGAN WARISAN
dan Contoh
Istilah istlah yang terkait dengan Mawaris
Mawaris : adalah hal hal yang berhubungan dengan ahli waris dan harta
warisan.
Ilmu faraidh : adalah ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang cara-cara
membagi harta warisan kepada ahli waris yang berhak menerimanya. Tujuan
ilmu faraidh diajarkan agar dalam pembagian harta warisan dilakukan secara
adil, tidak ada ahli waris yang merasa dirugikan sehinnga tidak akan terjadi
perselisihan.
Dzwli Furud : adl Ahli waris yang bagian warisannya sudah ditentukan
berdasarkan Quaran dan Hadis
Hibab Hirman : adl Ahli waris yang tidak mendapat harta warisan karena
terhalang oleh ahli waris yang lebih dekat hubungannya dengan orang yang
meninggalkan warisan
Hijab Nuqson : adl Ahli waris yang berkurang bagian warisannya karea adanya
ahli waris lain
Istilah istlah yang terkait dengan Mawaris
Ashobah : adl Ahli waris yang menjadi penghabis sisa harta warisan
Ashobah ada 3 :
1 Ashobah Bin Nafsi : Ahli waris yang menjadi penghabis sisa harta
warisan secara otomatis. Ashobah ini dari jalur ahli waris laki-laki
2. Ashobah Bil Ghoir : Ahli waris yang menjadi penghabis harta warisan
karena ditarik oleh ahli waris lain. Ashobah ini dari jalur ahli waris
wanita
3. Ashobal Maal Ghoir : Ahli waris yang menjadi penghabis harta
warisan karena tidak adanya ashobah Bin Nafsi dan Bil Ghoir.
Ashobah ini dari jalur ahli waris saudara
Sebab sebab memperoleh harta warisan :
1 . Adanya Hubungan Keluarga ( Hub Nasab) ada 3 :
Usulul Mayyit : Hubungan keatas seperti :Ayah, ibu. Kakek, Nenek dst
Furuul Mayyit : Hubungan kebawah seperti : Anak, cucu dst
Al Hawasyil mayyit : Hubungan ke samping : saudara laki, saudara pr,
Paman yang sekandung
2. Hubungan Perkawinan.
Karena adanya perkawaninan maka suami istri bisa saling mewarisi dari harta
peninggalan pasangannya jika terjadi kematian
Wasiat :
Rukun Wasiat :
1. Orang yang berwasiat ( Musi )
2. Orang yang menerima waista ( Musallaahu)
3. Harta yang diwasiatkan ( Musabih )
4. Sighat wasiat / ijab qobul
Syarat orang yang berwasiat : baligh, berakal sehat, atas
kehendak sendiri tanpa ada unsur paksaan
Syatrat penerima wasiat : penerimanya benar2 ada,.
Bukan pembunuh pewasiat, dan bukan termsuk ahli waris
Syarat Harta yang diwasiatkan : (1) tidak melebihi 1/3
harta warisanya, (2). Hartanya dapat dipindah hakkan (3).
Hartanya bermanfaat dan ada ketika diwasiatkan (4).
Hartanya dipergunakan dalam hal yang baik bukan dalam
hal yang buruk
Syarat Sighat wasiat / ijab qobul wasiat : kalimatnya jelas
dan dapat difahami, penerimaan wasiat dilakukan setelah
orang yang berwasiat meninggal
AHLI WARIS JALUR LAKI-LAKI
1. Anak laki laki
2. Cucu laki laki (dari anak laki 2 )
3. Bapak
4. Kakek (bapak dari bapak)
5. Saudara laki-laki sekandung
6. Saudaralaki-laki sebapak
7. saudara laki-laki seibu
8. Anak laki dari sdr laki sekandung
9. Anak laki dr saudara laki sebapak
10. Paman yg sekandung dgn bapak
11. Paman yg sebapak dengan bapak
12. Anak laki-laki paman yang sekandung Jika seluruh Ahli waris
dengan bapak dari jalur laki2 semuanya ada
13. Anak laki-laki paman yang sebapak
Maka ahli waris yang diutamakan ada 3
dengan bapak
14. Suami
: ayah, suami, dan anak laki 2
15. Laki2 yg memerdekakan pewaris
AHLI WARIS JALUR WANITA
1. anak perempuan
2. Cucu perempuan (dari anak laki)
3. Ibu
4. Nenek ( Ibu dari ibu)
5. Nenek (ibu dari ayah) Jika 10 Ahli waris
Jika 25 ahli waris ada, Maka yang Berhak menerima harta warisan adl
keluarga inti yaitu: anak laki-laki, anak perempuan, Ibu, Bpk, suami / istri
Ketentuan bagian Harta Warisan
1. Al-Gharawain. Terjadi apabila ahli waris hanya terdiri dari istri atau suami serta bapak dan
ibu. Al Gharawain berarti 2 masalah aneh karena cara pembagian warisan untuk ibu dan bapak
menyalahi ketentuan umum (suami atau istri bag., ibu 1/3 bag., ayah 2/3 bag.)
2. A-Aul. Terjadi apabila jumlah bagian dzawil furudh melebihi jumlah pokok masalahnya.
HIKMAH MAWARIS