Anda di halaman 1dari 25

BAB VIII

MAWARIS
PERSOALAN KEWARISAN
 Apabila terjadi sengketa waris di antara ahli waris
karena tidak menemui kesepakatan, maka langkah
yang harus dilakukan adalah memilih antara
menggunakan Hukum Adat KUH Perdata atau dapat
memilih menggunakan Hukum Islam.

 Hal ini disebabkan karena Indonesia masih


menganut sistem pluralisme hukum.
A. PENGERTIAN, SUMBER HUKUM,
TUJUAN DAN HUKUM MEMPELAJARINYA
1. Pengertian Mawaris dan Ilmu Mawaris
Mawaris berasal dari bahasa Arab mawaris dan jamak
dari kata miras. Mawaris artinya harta peninggalan orang yang
meninggal yang diwarisi oleh ahli warisnya.
Ilmu Mawaris artinya ilmu yang digunakan untuk
mengetahui orang yang berhak menerima harta waris, orang
yang tidak berhak menerima, kadar yang diterima ahli waris
dan cara pembagiannya.
Ilmu Mawaris biasa disebut dengan Ilmu Fara’id.
2. Sumber Hukum Ilmu Mawaris
Sumber hukum Ilmu Mawaris meliputi Al -Qur’an, Hadits,
dan Ijmak.
a) Al-Qur’an ( Q.S. An-Nisa ayat 7 )
Semua yang berkaitan dengan ketentuan pembagian
warisan telah ditentukan oleh Al-Qur’an.
a) Hadits ( Hadits dari Ibnu Mas’ud )
Hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-
Qur’an.
a) Ijmak
Ijmak adalah usaha para ulama dengan bersungguh-
sungguh dan bersepakat tentang suatu hukum Islam yang
belum ada di dalam Al-Qur’an dan Hadits.
3. Tujuan Ilmu Mawaris
Beberapa tujuan ilmu mawaris antara lain :
a. Untuk melaksanakan pembagian harta warisan sesuai dengan
ketentuan syariat.
b. Untuk mengetahui secara jelas siapa yang berhak menerima,
siapa yang tidak berhak menerima serta berapa bagian
masing-masing.
c. Untuk menentukan pembagian harta warisan secara adil
sehingga tidak terjadi perselisihan di antara ahli waris.

4. Hukum mempelajari Ilmu Mawaris


Hukumnya adalah wajib kifayah/fardhu kifayah, artinya
apabila di suatu tempat sudah ada yang mempelajari ilmu
mawaris, maka gugurlah kewajiban yang lainnya untuk
mempelajarinya.
B. BEBERAPA SEBAB MEMPEROLEH DAN
SEBAB TERHALANGNYA.
1 . Beberapa sebab memperoleh harta warisan
a) Hubungan Keluarga ( nasabiyah )
b) Hubungan Perkawinan ( sababiyah )
c) Hubungan pembebasan budak ( walak )
d) Hubungan Agama
2. Beberapa sebab terhalangnya memperoleh harta warisan
a) Budak
b) Pembunuh
c. Murtad
d) Berlainan Agama
C. HARTA WARISAN SEBELUM
DIWARISKAN
Sebelum harta warisan dibagikan, hal-hal yang menjadi
tanggungan pewaris harus dipenuhi dan diseleseikan dahulu.
1) Tajhiz
Tajhiz adalah biaya yang untuk perawatan jenzah
2) Ad-Dain
Ad-Dain adalah hutang si pewaris
3) Wasiat
Wasiat adalah pesan si pewaris sebelum meninggal
4) Zakat
Jika harta si pewaris telah mencapai nisab dan belum di
zakati, maka ahli waris wajib membayarkan zakatnya
D. AHLI WARIS

Ahli waris adalah orang yang berhak menerima harta


warisan pewaris. Jumlah keseluruhan ahli waris adalah 25 orang
yang terdiri dari 15 orang ahli waris laki-laki dan 10 orang ahli
waris perempuan.
1 . Ahli waris laki-laki terdiri dari :
a) ayah
b) kakek ( dari ayah ) dan seterusnya ke atas
c) anak laki-laki
d) cucu laki-laki ( dari anak laki-laki ) seterusnya ke bawah
e) saudara laki-laki kandung
f) saudara laki-laki seayah
g) saudara laki-laki seibu
h) keponakan laki-laki ( dari saudara laki kandung )
i) keponakan laki-laki ( dari sudara laki seayah )
j) paman kandung ( saudara laki ayah )
k) paman seayah ( saudara laki ayah yang seayah )
l) anak laki-laki paman kandung
m) anak laki-laki paman seayah
n) suami
o) laki-laki yang memerdekakan budak
2. Ahli Waris perempuan terdiri dari :
a) ibu
b) nenek dari ibu ( seterusnya ke atas)
c) nenek dari ayah ( seterusnya ke atas)
d) anak perempuan
e) cucu perempuan dari anak laki ( seterusnya ke bawah)
f) saudara perempuan kandung
g) sudara perempuan seayah
h) saudara perempuan seibu
i) istri
j) wanita yang memerdekakan hamba sahaya
E. FURUDUL MUQADDARAH

Furudul Muqaddarah adalah bagian bagi ahli waris yang


bilangannya sudah ditentukan di dalam Al-Qur’an. Ada 6 yaitu :
2/3, ½, 1/3, ¼, 1/6, dan 1/8.
F. ZAWIL FURUDH DAN ASABAH

Zawil Furudh adalah ahli waris yang mendapatkan bagian


tertentu yang telah ditentukan oleh Al-Qur’an.
Atau dengan kata lain, dalam menghitung bagian dawil
furudh harus berdasarkan rumus furudhul muqaddarah ( 2/3,
½, 1/3, ¼, 1/6, dan 1/8 )

a. Zawil Furudh laki-laki


1 . Suami
- bagiannya ½ jika istri tidak mempunyai anak
- bagiannya ¼ jika istri mempunyai anak
2. Ayah
- Asabah jika mayat tidak mempunyai anak
- bagiannya 1/6 jika mayat mempunyai anak laki -laki /
cucu laki-laki
- bagiannya 1/6 jika mayat mempunyai anak pr atau
cucu pr dari anak laki -laki
3. Kakek
- bagiannya 1/6 jika mayat tidak mempunyai ayah
- asabah jika mayat tidak mempunyai saudara
- bagiannya 1/3 jika dua orang atau lebih
4. Saudara laki-laki seibu
- bagiannya ¼ jika sendirian
- bagiannya 1/3 jika lebih dari dua orang
b. Zawil Furudh Perempuan
1 . Istri
- bagiannya ¼ jika suami tidak mempunyai anak
- bagiannya 1/6 jika suami mempunyai anak
2. Ibu
- bagiannya 1/3 jika tidak ada anak, cucu, ayah kandung
- bagiannya 1/6 jika ada anak atau cucu
3. Nenek
- bagiannya 1/6 jika mayat tidak mempunyai ayah/ibu
4. Anak Perempuan
- bagiannya ½ jika sendiri dan tidak ada mu’asib
- bagiannya 2/3 jika dua orang atau lebih
- asabah jika ada laki-laki yang menjadi mu’asib
5. Cucu Perempuan dari Anak Laki -laki
- bagiannya ½ jika sendiri dan tidak ada anak
perempuan dan mu’asibnya
- bagiannya 2/3 jika dua orang atau lebih dan tidak ada
mu’asibnya
6. Saudara Perempuan Sekandung/ Seayah
- bagiannya ½ jika sendiri tidak ada anak, ayah kandung
- bagiannya 2/3 jika dua orang atau lebih dan tidak ada
anak, cucu, ayah kandung
- asabah jika bersama mu’asibnya
7. Saudara Perempuan Seibu
- bagiannya 1/6 jika sendirian
- bagiannya 1/3 jika dua orang atau lebih
Asabah adalah ahli waris yang bagiannya tidak tentu dan
di luar ketentuan zawil furudh, asabah memiliki tiga
kemungkinan dalam menerima harta warisan, antara lain :
1. Asabah menerima seluruh harta warisan jika tidak ada ZF
2. Asabah menerima sisa harta warisan setelah diambil ZF
3. Asabah tidak menerima sama sekali harta warisan karena
habis diambil ZF
Asabah terbagi menjadi tiga macam, yaitu :
1. Asabah binafsih ( anak laki-laki, cucu laki, ayah dsb. )
2. Asabah bil-gair ( anak perempuan dengan adanya anak laki )
3. Asabah ma’al-gair ( saudara perempuan sekandung, saudara
perempuan seayah )
G. HIJAB

Hijab adalah penghalang bagi ahli waris untuk menerima


warisan karena ada ahli waris lain yang lebih dekat atau lebih
berhak.
Semua ahli waris memungkinkan terhijab, kecuali dua
yaitu anak laki-laki dan anak perempuan.
Hijab terbagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Hijab Nuqsan, artinya hijab yang menyebabkan ahli waris
berkurang sebagian jatah warisannya ( ket. lihat tabel )
2. Hijab Hirman, artinya hijab yang menyebabkan ahli waris
tidak menerima sama sekali bagian warisan ( ket. lihat
tabel )
MENGHITUNG BAGIAN WARISAN

• Seorang meninggal dunia. Ahli warisnya terdiri dari istri, ayah,


ibu, dua anak laki dan tida anak perempuan. Harta warisannya
sejumlah Rp. 140.000.000.
Cara pembagiannya sebagai berikut :
 Zawil Furud
istri : 1/8 x 140.000.000 = Rp. 17.500.000
ayah : 1/6 x 140.000.000 = Rp. 23.333.000
ibu : 1/6 x 140.000.000 = Rp. 23.333.000
 Asabah
dua anak laki : 4/7 x 75.834.000 = Rp. 43.333.000
tiap satu anak laki = Rp. 21 .666.000
tiga anak pr : 3/7 x 75.834.000 = Rp. 32.500.000
tiap satu anak pr = Rp. 10.833.000
 AUL
Aul adalah jika bagian ahli waris lebih banyak daripada asal masalah
( KPK )-nya.

1 . Se orang meninggal duni a, ahli warisnya terdiri dari i stri , i bu, dan dua
saudara perempuan sekandung . Har ta warisnya sejumlah Rp. 26.000 .000.
Cara pembagiannya :
Asal masalah 1 2

Ahli Waris Furudh Bilangan


Istri ¼ x 12 3

Ibu 1/6 x 12 2

Dua saudara perempuan sekandung 2/3 x 12 8

Jumlah 13
 Karena jumlah bagian ahli waris lebih banyak daripada asal
masalah, maka terjadi masalah aul dari 12 menjadi 13.

Istri : 3/13 x Rp. 26.000.000 = Rp. 6.000.000


Ibu : 2/13 x Rp. 26.000.000 = Rp. 4.000.000
Dua saudara (pr) sekandung : 8/13 Rp. 26.000.000 = Rp. 16.000.000
 Radd
Radd adalah apabila jumlah bagian ahli waris lebih kecil daripada
asal masalah (KPK) -nya.

1. Seorang meninggal dunia, ahli warisnya terdiri dari ibu dan anak
perempuan. Har ta warisnya sejumlah Rp. 8.000.000
Cara pembagiannya :

Ahli Waris Furudh Bilangan

Ibu 1/6 x 6 1

Anak prempuan ½ x6 3

Jumlah 4
 Karena jumlah bagian ahli waris lebih kecil daripada asal
masalah, maka terjadi masalah radd dari 6 menjadi 4.

Ibu : ¼ x Rp. 8.000.000 = Rp. 2.000.000


Anak perempuan : ¾ x Rp. 8.000.000 = Rp. 6.000.000
LEMBAR KERJA KELOMPOK

 Soal untuk kelompok 1 dan 2


1. Seorang meninggal dunia. Ahli warisnya terdiri dari istri,
ayah, ibu, 3 anak laki dan 3 anak perempuan. Harta
warisnya sejumlah Rp. 150.000.000. Biaya perawatan
jenazah sebesar Rp. 5.000.000 dan hutangnya sebesar Rp.
4.000.000. hitunglah bagian masing-masing
2. Seorang meninggal dunia. Ahli warisnya terdiri dari istri,
ibu, dan dua saudara perempuan sekandung. Harta warisnya
sejumlah Rp. 48.000.000. Biaya perawatan jenazah sebesar
Rp. 1 .000.000 dan hutangnya sebesar Rp. 1 .000.000.
hitunglah bagian masing-masing
 Soal untuk kelompok 3 dan 4
1. Seorang meninggal dunia. Ahli warisnya terdiri dari suami,
ayah, ibu, 2 anak laki dan 2 anak perempuan. Harta
warisnya sejumlah Rp. 200.000.000. Biaya perawatan
jenazah sebesar Rp. 5.000.000 dan hutangnya sebesar Rp.
5.000.000. hitunglah bagian masing-masing
2. Seorang meninggal dunia. Ahli warisnya terdiri dari ibu dan
seorang anak perempuan. Harta warisnya sejumlah Rp.
24.000.000. Biaya perawatan jenazah sebesar Rp.
1 .000.000 dan hutangnya sebesar Rp. 1 .000.000. hitunglah
bagian masing-masing
 Soal untuk kelompok 5 dan 6
1. Seorang meninggal dunia. Ahli warisnya terdiri dari suami,
ayah, ibu, 2 anak laki dan 1 anak perempuan. Harta
warisnya sejumlah Rp. 175.000.000. Biaya perawatan
jenazah sebesar Rp. 5.000.000 dan wasiatnya sebesar Rp.
10.000.000. hitunglah bagian masing-masing
2. Seorang meninggal dunia. Ahli warisnya terdiri dari ibu dan
seorang anak perempuan. Harta warisnya sejumlah Rp.
30.000.000. Biaya perawatan jenazah sebesar Rp.
1 .000.000. hitunglah bagian masing-masing

Anda mungkin juga menyukai