Anda di halaman 1dari 7

RAVRIREIRA RAKE SONIA AGAMA ISLAM 12 MIPA 5/28

UKBM MERAIH BERKAH DENGAN MAWARIS

KEGIATAN BELAJAR 1
1. Warisan adalah berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain, dalam bahasa arab
warisan disebut “al-miras”. Warisan menurut istilah artinya pindahnya harta kepemilikan
orang yang telah meninggal kepada ahli warisnya yang masih hidup, dan yang berhak
menerima warisan dari orang yang meninggal dunia adalah ahli waris disebabkan
nasab/keturunan hakiki, nasab hukmi, pernikahan, dan hubungan agama.

2. Hal-hal yang harus dilakukan sebelum harta warisan dibagikan:

a. Menyelesaikan urusan jenazah

b. Menyelesaikan urusan utang-piutang

c. Membayar biaya yang harus dibayar seperti pemakaman, pengobatan, dll

d. Memenuhi wasiat almarhum/ah

e. Memisahkan harta bawaan dan harta gono-gini

3. Pembagian harta warisan berdasarkan Q.S. an-Nisa/4:11

Harta warisan dapat dibagi setelah pemenuhan wasiat, dan pelunasan utang almarhum/ah.

4. Ayat Al Quran tentang mawaris

 Q.S. An-Nisa/4:7, yang artinya “Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan
ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian pula dari harta peninggalan
ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagian yang telah
ditetapkan”.

 Q.S. An-Nisa/4:8, yang artinya “Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat,
anak yatim dan orang miskin, maka berilah dari harta itu (sekedarnya) dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik”
RAVRIREIRA RAKE SONIA AGAMA ISLAM 12 MIPA 5/28

 Q.S. An-Nisa/4:11, yang artinya “Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian


warisan untuk) anak-anakmu. Yaitu: bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian
dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua,
maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu
seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi
masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu
mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi
oleh ibu-bapanya, maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu
mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-
pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah
dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak
mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu.
Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.”

 Q.S. An-Nisa/4:12, yang artinya “Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang
ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika isteri-
isterimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang
ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah
dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan
jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para isteri
memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat
yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang mati,
baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak
meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau
seorang saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis
saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari
seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat
yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi
RAVRIREIRA RAKE SONIA AGAMA ISLAM 12 MIPA 5/28

mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syariat
yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.”

 Q.S. An-Nisa/4:176, yang artinya “Jika seorang meninggal, dan tidak mempunyai anak
dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi saudaranya yang perempuan itu
seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai
(seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara
perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang
ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari)
saudara-saudara laki dan perempuan, maka bahagian seorang saudara laki-laki
sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini)
kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

5. Penyelesaian permasalahan harta warisan dalam keluarga

Menurut saya cara penyelesaian masalah ini tidak sulit karena memang sudah ada aturan
yang mengatur (baik hukum agama maupun hukumdi Indonesia). Jadi jika terjadi masalah
hal ini terjadi karena sifat tamak dan tidak ikhlasnya manusia, cara menyelesaikannya
adalah secara kekeluargaan, yaitu interospeksi diri dan jangan bersikap serakah, berusaha
legowo dan ikhlas, Allah tidak pernah buta, jikalau terjadi kecurangan dalam pembagian
harta waris biarlah kita serahkan kepada Allah.

KEGIATAN BELAJAR 2
1. Langkah menghitung pembagian warisan
RAVRIREIRA RAKE SONIA AGAMA ISLAM 12 MIPA 5/28

Berdasarkan Q.S. An-Nisa ayat 11, pembagian harta warisan hanya dapat dilakukan jika
urusan wasiat dan utang mayat telah selesai.

2. Manfaat dan hikmah waris dalam islam

 Terciptanya ketentraman dan keharmonisan dalam keluarga.

 Terhindar dari konflik dan pertikaian sesama keluarga.

 Menegakkan keadilan.

 Mendapatkan pahala karena telah menjalankan syariat Allah.

3. Hukum waris menurut adat di Indonesia

Di Indonesia hukum tentang kewarisan yang berlaku diantaranya hukum waris adat, hukum
waris islam, dan hukum waris perdata. Hukum tentang kewarisan di Indonesia diatur dalam
Kompilasi Hukum Islam (KHI), mulai dari pasal 171. Ketiga hukum ini sama kekuatannya di
negara Indonesia, tergantung kesepakatan yang terjadi.

KEGIATAN BELAJAR 3
1. Tuan X wafat, ahli warisnya ibu, bapak , 1 anak perempuan dan 2 anak laki-laki. Harta
warisnya berupa sawah seluas 9600 m2, berapakah bagian masing-masing ahli waris?

Ibu : 1/6 x 9600 = 1600 m2

Bapak : 1/6 x 9600 = 1600 m2

Sisa = 6400 m2

Anak Perempuan : 1/5 x 6400 = 1280 m2

Anak Laki-laki 1 : 2/5 x 6400 = 2560 m2

Anak Laki-laki 2 : 2/5 x 6400 = 2560 m2

2. Ibu Fatimah wafat, ahli waris yang ditinggalkan adalah 1 orang anak perempuan, suami dan
bapak. Harta warisan sejumlah Rp. 80.000.000,-. Berapa bagian setiap ahli waris?

Anak Perempuan : ½ x 80 jt = 40 jt

Suami : ¼ x 80 jt = 20 jt

Sisa = 20 jt

Bapak : 1/6 x 80 jt = 33.3 jt

(tidak cukup), maka Bapak mendapat sisa, yaitu 20 juta.

3. Ahli waris yang mendapatkan bagian ¼ dari harta waris


RAVRIREIRA RAKE SONIA AGAMA ISLAM 12 MIPA 5/28

a. Ahli waris zawil furud, yaitu suami, jika istri yang meninggal tidak memiliki anak laki-
laki atau cucu laki-laki atau perempuan dari anak laki-laki.

b. Ahli waris zawil furud, yaitu istri, jika suami yang meninggal tidak memiliki anak laki-
laki atau cucu laki-laki atau perempuan dari anak laki-laki.

PENUTUP

No. Pertanyaan Ya Tidak


1. Apakah kalian telah memahami pengertian Mawaris? 
2. Apakah kalian telah memahami ketentuan waris dalam islam? 
3. Apakah kalian telah memahami pengertian ahli waris? 
4. Dapatkah kalian menyebutkan sebab-sebab mendapatkan harta waris? 
5. Dapatkah kalian menjelaskan manfaat dan hikmah waris dalam islam? 
6. Apakah kalian memahami pelaksanaan waris dalam islam? 
7. Apakah kalian memahami perilaku adil dalam pembagian harta warisan? 
8. Dapatkah kalian menghitung pembagian warisan? 
DIMANA POSISIMU?

90

EVALUASI
1. Hal-hal yang harus dilakukan sebelum harta waris dibagi

Menyelesaikan wasiat dan utang-utang jenazah.

2. Asabah bil gaib dan asabah bil ghair (perempuan)

 Asabah bil ghair ada empat dan semuanya dari kelompok wanita, yaitu:

a. Anak perempuan bila bersama dengan saudara laki-laki.

b. Cucu perempuan keturunan anak laki-laki bila bersama saudara laki-lakinya


atau anak laki-laki pamannya.

c. Saudara kandung perempuan bila bersama saudara kandung laki-laki.

d. Saudara perempuan seayah bila bersama dengan saudara laki-laki.

 Asabah ma’al ghair, dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Saudara perempuan sekandung seorang atau lebih bersama dengan anak


perempuan satu atau lebih.

b. Saudara perempuan seayah satu orang atau lebih bersama dengan anak
perempuan satu atau lebih.

3. Hukum waris yang dilaksanakan di Indonesia

HUBUNGAN AHLI WARIS SYARAT HARTA WARIS DASAR HUKUM


RAVRIREIRA RAKE SONIA AGAMA ISLAM 12 MIPA 5/28

Al- Pasal
Quran KHI
Ada tidak ada
¼
Istri (janda) anak/cucu. 180
Perkawinan (terikat Ada anak/cucu 1/8 An-
status) Ada tidak ada Nisa:12
½
Suami (duda) anak/cucu. 179
Ada anak/cucu ¼
Sendirian ½
Anak Dua anak
perempuan perempuan tanpa 2/3
176
anak atau cucu
Anak laki-laki Anak laki-laki 2x
Asabah
perempuan
Sendirian 1/3
Ayah kandung Ada anak dan/atau An- 177
1/6
cucu Nisa:11
Sendirian 1/3
Ada anak, cucu, tdk
ada saudara, tdk ada 1/6
Ibu kandung ayah kandung 178
Tdk ada anak, cucu,
saudara, tp ada ayah 1/3 dari sisa
kandung
Sendirian (tidak ada
Nasab (hubungan anak, cucu, ayah 1/6
darah) Saudara laki-
kandung)
laki/perempuan 181
Dua orang atau lebih
seibu
(tidak ada anak, 1/3
cucu, ayah kandung)
Sendirian (tidak ada
anak, cucu, ayah 1/3 An-
Saudara
kandung) Nisa:12
perempuan
Dua orang atau lebih
sekandung
(tidak ada anak, 2/3
182
cucu, ayah kandung)
Saudara laki-laki Sendirian/bersama
sekandung saudara lain (tidak
Asabah
ada anak, cucu, ayah
kandung)
Menggantikan Sesuai yang
Cucu/keponakan kedudukan ahli waris diganti Ijtihad 185
sesuai syarat kedudukannya
RAVRIREIRA RAKE SONIA AGAMA ISLAM 12 MIPA 5/28

4. Ketika seseorang meninggal dunia dan tidak meninggalkan ahli waris, bagaimana dengan
harta warisnya?

Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di menafsirkan surat Al-Anfal ayat 75: “Tidaklah
mewarisi harta si mayit kecuali karib kerabatnya dari para ‘ashabah maupun ashhabul
furudh. Jika tidak didapati para ahli waris tersebut maka yang mewarisinya adalah yang
terdekat hubungannya dengan si mayit dari kalangan dzawil arham (para kerabat dekat
yang tidak termasuk ashhabul furudh dan tidak pula ‘ashabah).”

5. Bapak Ayub wafat, ahli warisnya terdiri dari ibu, bapak, istri, 1 anak laki-laki dan 2 anak
perempuan. Almarhum berhutang Rp. 2.000.000,-, biaya perawatan Rp. 500.000,- dan
wasiat Rp. 1.500.000,-. Berapakah bagian masing-masing ahli waris jika harta peninggalan
sebanyak 28 jt?

TOTAL WARISAN : 28.000.000 – 2.000.000 – 500.000 = 25.500.000

Ibu : 1/6 x 25.500.000 = 4.250.000

Bapak : 1/6 x 25.500.000 = 4.250.000

Sisa (Asabah) : 25.500.000 – 2(4.250.000) = 16.000.000

Anak Perempuan 1 : ¼ x 16.000.000 = 4.000.000

Anak Perempuan 2 : ¼ x 16.000.000 = 4.000.000

Anak Laki-laki : ½ x 16.000.000 = 8.000.000

Anda mungkin juga menyukai