Anda di halaman 1dari 4

A.

Jelaskan apa yang Saudara/i fahami tentang ilmu mawaris/Faraidh dengan menyebutkan

dalil-dalilnya dan kapan harta warisan bisa dibagi kepada ahli waris !

JAWABAN :

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata waris berarti Orang yang berhak menerima

harta pusaka dari orang yang telah meninggal. 1 Di dalam bahasa Arab kata waris berasal dari kata

‫ورث‬-‫یرث‬-‫ ورثا‬yang artinya adalah Waris. Contoh, ‫ اباه ورث‬yang artinya Mewaris harta (ayahnya).2

Waris menurut hukum Islam adalah hukum yang mengatur tentang peralihan harta kekayaan yang

ditinggalkan seseorang yang meninggal serta akibatnya bagi para ahli warisnya.3 dan juga berbagai

aturan tentang perpindahan hak milik, hak milik yang dimaksud adalah berupa harta, seorang yang

telah meninggal dunia kepada ahli warisnya. Dalam istilah lain waris disebut juga dengan fara‟id.

Yang artinya bagian tertentu yang dibagi menurut agama Islam kepada semua yang berhak

menerimanya dan yang telah di tetapkan bagian-bagiannya. Menurut Q.S. an-Nisa’/4:117,harta

warisan dapat dibagi menurut: harta warisan dapat dibagikan setelah pengurusan jenazah ,

pemenuhan wasiat, dan pelunasan hutang si mayat.

B. Sebutkan beberapa orang [baik laki-laki dan perempuan] yang berhak menerima harta warisan

sebagaimana disebutkan dalam al-Qur'an al-Karim !

JAWABAN :

◉Suami

Dengan meninggal dunianya suami maka terbukalah waris bagi ahli waris sebagai berikut:

1. Anak laki-laki dan anak perempuan, maka anak laki-laki mendapat bagian dua kali bagian

anak perempuan.

2. Anak perempuan saja dan jumlahlah lebih dari dua orang, maka anak-anak perempuan

tersebut mendapatkan 2/3 bagian.

3. Anak perempuan tunggal mendapatkan ½ bagian.

4. Ibu mendapatkan 1/6 bagian harta, jika almarhum mempunyai anak.

5. Bapak mendapatkan 1/6 bagian harta, jika almarhum memiliki anak.

6. Ibu mendapatkan ½ bagian harta, jika almarhum tidak memiliki anak.

7. Ibu mendapatkan 1/6 bagian harta, jika almarhum mempunyai saudara kandung.

8. Isteri mendapatkan ¼ bagian harta, jika almarhum tidak memilki anak.

9. Isteri mendapatkan 1/8, jika almarhum memilki anak.

Surat An-Nisa ayat 11 : “Allah mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk)
anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak

perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua

pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia

memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya

seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jikaorang yang
meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), maka

ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka

ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi

wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan

anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak)

manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui

lagi Maha Bijaksana.”

◉Istri

Dengan meninggal dunianya isteri maka terbukalah waris bagi ahli waris sebagai berikut:

1. Suami mendapatkan ½ bagian harta, jika almarhumah tidak mempunyai anak.

2. Suami mendapatkan ¼ bagian harta, jika almarhumah mempunyai anak.

Surat An-Nisa ayat 12 : “Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang

ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika isteri-isterimu itu

mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah

dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh

seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai

anak, maka para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi

wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang mati, baik

laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi

mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja),

maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara

seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi

wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat

(kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari’at yang benar-benar dari

Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.”


C. Sebutkan besaran bagian warisan sesuai dengan ketentuan ilmu faraidh [dzawil furudh]

sebagaimana disebutkan dalam al-Qur'an al-Karim ! (ahli waris yang mendapatkan bagian 1/2,

1/4 siapa saja....dst.)

JAWABAN :

1. Setengah

Ashhabul furudh yang berhak mendapatkan separuh dari harta waris peninggalan pewaris ada

lima, satu dari golongan laki-laki dan empat lainnya perempuan. Kelima ashhabul furudh tersebut

adalah suami, anak perempuan, cucu perempuan keturunan anak laki-laki, saudara kandung

perempuan dan saudara perempuan seayah.

2. Seperempat

Adapun kerabat pewaris yang berhak mendapatkan seperempat dari harta peninggalannya

hanya ada dua yaitu suami dan istri.

3. Seperdelapan

Dari sederet ashhabul furudh yang berhak memperoleh bagian warisan seperdelapan (1/8)

yaitu istri. Istri baik seorang maupun lebih akan mendapatkan seperdelapan dari harta peninggalan

suaminya, bila suami mempunyai anak atau cucu, baik anak tersebut lahir dari rahimnya atau rahim

istri yang lain. Dalilnya adalah firman Allah SWT:

"Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu

tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau )dan) sesudah dibayar utang-utangmu."4.
Dua per Tiga

Ahli waris yang berhak mendapat bagian dua per tiga dari harta peninggalan pewaris ada

empat dan semuanya terdiri dari wanita:

- Dua anak perempuan (kandung) atau lebih.

- Dua orang cucu perempuan keturunan anak laki-laki atau lebih.

- Dua orang saudara kandung perempuan atau lebih.

- Dua orang saudara perempuan seayah atau lebih.

5. Sepertiga

Adapun ashhabul furudh yang berhak mendapat warisan sepertiga bagian hanya dua yaitu ibu

dan dua saudara (baik laki-laki ataupun perempuan) yang seibu.

6. Seperenam

Adapun asbhabul furudh yang berhak mendapat bagian seperenam, ada tujuh orang. Mereka
adalah (1) ayah, (2) kakek asli (bapak dari ayah), (3) ibu, (4) cucu perempuan keturunan anak

laki-laki, (5) saudara perempuan seayah, (6) nenek asli, (7) saudara laki-laki dan perempuan seibu.

Anda mungkin juga menyukai