Anda di halaman 1dari 8

MK : FIKIH MAWARIS

DOSEN : Prof.Dr.Amir Syarifuddin

AHLI WARIS DZUL FURUDH


dan HAK-HAKNYA

Disusun Oleh :
KELOMPOK 5

SILVIA FAYAMITA : 1813040156


MUSRINAL : 1813040135
ARGO RAHMADONI : 1813040129

JURUSAN HUKUM EKONOMI ISLAM D


FAKULTAS SYARI’AH UIN IMAM BONJOL
2019
PENDAHULUAN
Ahli Waris Dzul Furudh

A. Ahli Waris Dzul Furudh.


Ahli waris dzul furudh adalah ahli waris yang sudah ditetapkanbagiannya secara jelas
dalam al-qur’an dan hadist. Bagian tertentu (furudh) yang disebutkan dalam al-qur’an
adalah angka pecahan yaitu ½, 1/4, 1/8, 2/3, 1/3 dan1/6. Ahli waris yang mendapat
menurut angka-angka tersebut (ahli waris dzaul furudh) terdiri dari empat orang laki-
laki (ayah, kakek seterusnya keatas, saudara laki-laki seibu dan seayah), delapan
orang perempuan (istri, anak perempuan, saudara perempuan kandung, saudara
perempuan seayah, saudara perempuan seibu, anak perempuan dari anak laki-laki/
cucu perempuan melalui anak laki-laki,ibu,dan nenek dan seterusnya.
Bagi umat islam, melaksanakan syariat yang ditunjuk oleh nash-nash yang sharih
adalah keharusan. Oleh sebab itu, pelaksanaan waris berdasarkan hukum waris islam
bersifat wajib.( Otje salman dan Musthafa Haffas,2006:3 )
Mengenai bagian-bagian yang telah dipastikan, yang pertama berkaitan dengan
kelompok Ashhab Al- Furudh, yaitu kelompok pertama diberi bagian harta warisan.
Mereka orang-orang yang telah ditentukan bagiannya dalam al-qur’an, as-sunnah,dan
ijma’.
Kedua, ashabah al-nasabiyah, yaitu setiap kerabat(nasab) pewaris yang menerima sisa
harta warisan yang telah dibagikan. Jika tidak ada ahli waris lainnya, ia berhak
mengambil seluruh harta peninggalan.
B. Hak-Hak ahli Waris Dzul Furudh
1. Ahli waris yang mendapat ½ harta waris
Ahli waris yang mendapat bagian setengah ada lima orang:
a. Suami
b. Anak perempuan
c. Cucu perempuan dari anak laki-laki
d. Saudara perempuan sekandung
e. Saudara perempuan seayah
Masing-masing ahli waris tersebut diikat oleh syarat-syarat berikut.
a. Seorang suami mendapatkan harta seperdua dengan satu syarat, yaitu apabila
muwaris (dalam hal ini istri yang meninggal dunia) tidak mempunyai ahli
waris bunuriyah (anak dan turunannya terus kebawah), baik dari suami
tersebut atau dari suami yang lain. Allah SWT befirman.
ۚ ٌ ‫ف َما ت َ َر َك أ َ ْز َوا ُج ُك ْم ِإ ْن لَ ْم يَ ُك ْن لَ ُه َّن َولَد‬ ْ ِ‫َولَ ُك ْم ن‬
ُ ‫ص‬

Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-
isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. (QS. An-Nisa:12)
b. Seorang anak perempuan mendapat bagian setengah, dengan dua syarat,yaitu
tidak mewarisi bersama dengan saudaranya yang mendpatkan asbahah, yaitu
anak laki-laki dan anak perempuan itu harus anak tunggal. Hal ini
berdasarkan sirman Allah SWT.

ۚۚ ‫ف‬ ْ ِ‫احدَة ً فَلَ َها الن‬


ُ ‫ص‬ ْ ‫ َو ِإ ْن َكان‬.....
ِ ‫َت َو‬
jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta.
(qs.An-Nisa:11).
c. Cucu perempuan dari anak laki-laki
Mendapat baigan seperdua dengan tiga syarat, yaitu:
1. Cucu perempuan itu tidak bersama dengan saudaranya yang mendapatkan
ashabah, yaitu cucu laki-laki dari anak laki-laki.
2. Cucu perempuan itu hanya seorang diri.
3. Harus tidak ada anak perempuan atau anak laki-laki sekandung.
Alasan kewarisan cucu perempuan dari anak laki-laki, berdasarkan dalil
kewarisan anak perempuan itu sendiri, karena cucu perempuan dari anak
laki-laki dapat menempati kedudukan anak perempuan, jika anak
perempuan itu tidak ada.
d. Saudara perempuan seayah
Syaratnya :
1. Tidak mewarisi dengan saudara yang mendapatkan ashabah, yaitu saudara
laki-laki seayah.
2. Seorang diri.
3. Pewaris tidak mempunyai orang tua dan anak keturunan.
4. Pewaris tidak mempunyai saudara perempuan sekandung.
Dasar kewarisan saudara perempuan seayah sama dengan dasar kewarisan
saudara perempuan sekandung, menurut ijma’.
2. Ahli waris yang mendapat ¼ harta waris
a. Suami, apabial istrinya meninggal dunia itu meninggalkan anak, baik anak
laki-laki atau perempuan, atau meninggalkan anak dari anak laki-laki, baik
laki-laki atau perempuan. Allah SWT befirman :
b. Istri, baik hanya satu orang ataupun lebih, jika suami tidak meninggalkan anak
(baik anak laki-laki maupun anak perempuan) dan tidak pula anak dari anak
laki-laki (baik laki-laki maupun perempuan). Apabila istri itu lebih dari satu,
seperempat itu dibagi rata antara mereka. Allah SWT befirman:
3. Ahli waris yang mendapat 1/8 harta waris
Ahli waris yang mendapat 1/8 harta waris yaitu, istri baik satu atau lebih, jika
suaminya meninggal dunia meninggalkan anak, baik anak laki-laki atau anak
perempuan, atau anak dari anak laki-laki, baik laki-laki atau perempuan. Allah
SWT befirman,
4. Ahli waris yang mendapat 2/3 harta warisan.
a. Dua orang anak perempuan atau lebih apabila tidak ada anak laki-laki. Berarti,
bila anak perempuan lebih dari satu, sedangkan anak laki-laki tidak ada,
mereka mendapat bagian 2/3 dari harta yang ditinggalkan bapaknya. Allah
SWT befirman :
b. Dua anak perempuan atau lebih dari anak laki-laki. Apabila anak perempuan
tidak ada, berarti anak perempuan dari anak laki-laki yang berbilang itu,
mendpata pusaka dari kakek mereka sebanyak 2/3 harta. Hal itu beralasan
pada analogi, yaitu dianalogikan kepada anak perempuan karena hukum cucu
(anak dari anak laki-laki) dalam perkara, seperti hukum anak sejati.
c. Saudara perempuan yang seibu sebapak apabila berbilang (dua atau lebih).
Allah SWT befirman :
d. Saudarara perempuan yang seyah, dua orang atau lebih.

5. Ahli waris yang mendapatkan 1/3 Harta waris

a. Seorang ibu berhak mendapatkan sepertiga apabila pewaris tidak


mempunyai anak atau cucu laki laki dari keturunan anak laki laki. Pewaris
tidak mempunyai dua saudaraatau lebih (laki laki maupun perempuan),
baik saudara itu sekandung atau seayah atau seibu. Firman allah SWT.
ُ ُ‫فَإ ِ ْن لَ ْم يَ ُك ْن لَهُ َولَدٌ َو َو ِرثَهُ أَبَ َواهُ فَ ِِل ُ ِم ِه الثُّل‬
ۚ‫ث‬

.... jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan dia diwarisi
oleh ibu bapaknya(saja), ibunya mendapat sepertiga..(Qs.An-Nisa:11)

b. Dua orang saudara atau lebih dari saudara yang seibu, baik laki- laki
maupun perempuan.

ُ ‫فَإ ِ ْن َكانُوا أ َ ْكث َ َر ِم ْن َٰذَلِكَ فَ ُه ْم‬


ِ ُ‫ش َر َكا ُء فِي الثُّل‬
ۚ‫ث‬

.... tapi jika saudara saudara seibu itu lebih dari seseorang, maka
bersekutu yang sepertiga itu. (Qs.An-Nisa:12)

6. Ahli waris yang mendapat 1/6 harta waris

a. ayah mendapat bagian seperenam bila pewaris mempunyai anak, baik anak laki
laki maupun perempuan. Firman allah.

ۚ ٌ‫ُس ِم َّما ت ََركَ إِ ْن َكانَ لَهُ َولَد‬ ِ ‫وَۚ ِِلَبَ َو ْي ِه ِل ُك ِل َو‬


ُّ ‫اح ٍد ِم ْن ُه َما ال‬
ُ ‫سد‬

... dan untuk dua orang ibu bapak, bagi masing masing nya seperenam dari
harta yang ditinggalkan, jika yang meninggalkan itu mempunyai anak.
(Qs.An-Nisa:11)

b. Kakek sahih (ayahnya ayah) dan terus keatas mendapat seperenam apabila orang
yang meninggal mempunyai anak atau cucu dari anak laki laki dan terus ke
bawah, dengan syarat tidak da ayah (dari orang yang meninggal). Dengan
demikian status kakek dapat menempati kedudukan ayah.
c. Ibu mengambil bagian seperenam dari harta yang ditinggalkan pewaris, dengan
dua syarat:
1. bila pewaris mempunyai anak laki lakitau perempuan atau cucu laki laki
keturunan anak laki laki
2. bila pewaris mempunyai dua orang saudara atau lebih, baii saudara laki laki
maupun perempuan, baik sekandung, seayah, ataupun seibu. Firman Allah

ۚۚ ‫ُس‬ ُّ ‫فَإ ِ ْن َكانَ لَهُ إِ ْخ َوة ٌ فَ ِِل ُ ِم ِه ال‬


ُ ‫سد‬

apabila orang yang meninggal itu mempunyai saudara, maka ibu mendapat
bagian seperenam. (Qs.An-Nisa:11)
d. Cucu perempuan dari keturunan anak laki laki seorang atau lebih akan mendapat
bagian seperenam apabila yang meninggal mempunyai satu anak perempua.
Dalam keadaan demikian, anak perempuan mendapat bagian setengah, dan cucu
perempuan dari keturunan anak laki laki pewaris mendapat seperenam , sebagai
pelengkap dua per tiga.
e. Saudara laki laki atau perempuan seibu akan mendapat bagian masing masing
seperenam apabila mewarisi sendirian. Firman Allah

ۚ ‫ُس‬
ُ ‫سد‬ ِ ‫ث َك ََللَةً أ َ ِو ْام َرأَة ٌ َولَهُ أ َ ٌخ أ َ ْو أ ُ ْختٌ فَ ِل ُك ِل َو‬
ُّ ‫اح ٍد ِم ْن ُه َما ال‬ ُ ‫ُور‬
َ ‫َو ِإ ْن َكانَ َر ُج ٌل ي‬

Jika seseorang mati, baik laki laki maupuan perempuan yang tidak meninggalkan
ayah dan tidak meninggalkan anak, tapi mempunyai serang saudara laki laki
(sibu) atau seorang saudara perempuan (seibu), bagi masing masing dari kedua
jebnis saudara itu seper eanam harta. (Qs.An-Nisa:12)
f. Nenek sahih mendapatkan bagian seper enam ketika sipewaris tidak mempunyai
ibu. Ketentuan ini berlaku, baik nenenk hanya satu atau lebih (dari jalur ayah
maupun ibu), seperenam itu dibagikan secara rata kepada mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Beni Ahmad Saebani,2009, Fiqih Mawaris, Cv. Pustaka Setia, Bandung.

Surwati, 2010, Fikih Mawaris 1, Hayfa press, Padang

Anda mungkin juga menyukai