Anda di halaman 1dari 37

Pembagian Waris Menurut Islam

disiapkan untuk:
Jamaah Masjid As Salaam
Taman Century I

Mei 2016
Al Quran Surat An Nisa Ayat 7
“Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta
peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi
orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta
peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik
sedikit atau banyak menurut bahagian yang
telah ditetapkan.”
Daftar Isi

I. Definisi
II. Landasan Hukum Waris Dalam Al Quran
III. Kewajiban Ahli Waris Pada Pewaris
IV. Syarat Waris Islam
V. Rukun Waris
VI. Ahli Waris Menurut Jenis Kelamin
A. Laki Laki
B. Perempuan
VII. Ashabul Furudh dan Bagiannya
VIII. Ashabah dan Bagian Waris Anak laki-laki
IX. Al Mahjub /Penghalang Ahli Waris Mendapat Warisan
X. Penyebab Ahli Waris Tidak Mendapat Warisan
XI. Persamaan dan Perbedaan Mahjub dan Mahrum
XII. Dzawil Arhan
XIII. Masalah Waris
XIV. Asal Masalah Dalam Hitungan Harta Warisan
XV. Cara Membagi Harta Waris Dengan Cara Asal Masalah
XVI. Masalah Munasakhah
XVII. Contoh Contoh 1
I. Definisi

A. Warisan (Faraid): Secara umum berarti peninggalan (tirkah) harta orang


yang sudah meninggal:

B. Asal Kata: Bersumber dari bahasa Arab yaitu Al-irts atau Al-mirats;

C. Etimologis (ilmu asal usul suatu kata): Warisan mengandung 2 arti yaitu (a)
tetap dan (b) berpindahnya sesuatu dari suatu kaum kepada kaum yang
lain baik berupa materi atau non-materi;

D. Terminologi fiqh/syariah Islam: berpindahnya harta seseorang (yang mati)


kepada orang lain(ahli waris)karena ada hubungan kekerabatan atau
perkawinan dengan tata cara dan aturan yang sudah ditentukan oleh Islam
berdasar Al Quran ( Surat an Nisa (4) ayat 11; 12; 176

2
II. Landasan Hukum Waris Dalam Al Quran

A. Al Quran Surat An-Nisa ayat 11:


Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak anakmu. Yaitu:
Bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagiaan dua orang anak perempuan; dan
jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari
harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh
separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing masingnya seperenam dari
harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang
meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya(saja), maka ibunya
mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka
ibunya mendapat seperenam. (pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah
dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang ) orang
tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa diantara mereka yang lebih
dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah . Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

3
II. Landasan Hukum Waris Dalam Al Quran

B. Al Quran Surat An-Nisa ayat 12:


Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika
mereka tidak mempunyai anak. Jika isti-istrimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat
seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau
(dan) sesudah dibayar hutangnya. Para istri memperoleh seperempat harta yang kamu
tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para istri
memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang
kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang mati, baik laki laki
maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi
mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu
saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika
saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam sepertiga itu,
sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak
memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkanyang demikian itu sebagai) syariat
yang benar benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.

4
II. Landasan Hukum Waris Dalam Al Quran

C. Al Quran Surat An-Nisa ayat 176:


Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah: “Allah
memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal
dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara
perempuan, maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari
harta yang ditinggalkannya, dan saudara yang laki-laki mempusakai
(seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi
jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya duapertiga
dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal.

5
III. Kewajiban Ahli Waris Kepada Pewaris

Sebelum harta dibagi, ahli waris berkewajiban terhadap pewaris yang wafat
sbb:

a. Mengurus dan menyelesaikan sampai pemakamam jenazah selesai;


b. Menyelesaikan baik hutang-hutang termasuk biaya pengobatan, perawatan
(maksimum sampai jumlah atau nilai harta peninggalannya);
c. Menyelesaikan wasiat pewaris;
d. Membagi harta warisan di antara ahli waris yang berhak.

6
IV. Syarat Waris Islam

Syarat waris islam ada 3 (tiga) yaitu:

a. Meninggalnya seseorang (pewaris) baik secara hakiki maupun secara hukum


(dianggap telah meninggal oleh hukum pengadilan);
b. Adanya ahli waris yang hidup secara hakiki pada waktu pewaris meninggal
dunia;
c. Seluruh ahli waris diketahui secara pasti, termasuk jumlah bagian masing-
masing.

7
V. Rukun Waris Islam

Rukun waris ada 3 (tiga) yaitu:

a. Pewaris, yakni orang yang meninggal dunia;


b. Ahli waris yaitu mereka yang berhak untuk untuk menguasai atau menerima
harta peninggalan pewaris;
c. Harta warisan.

8
VI. Ahli Waris Menurut Jenis Kelamin
A. Jenis kelamin Laki Laki ada 10:
1. Anak laki-laki;
2. Cucu Laki-laki dan seterusnya;
3. Ayah;
4. Kakek dan seterusnya ke atas;
5. Saudara laki-laki;
6. Anak laki-laki dari saudara laki-laki (keponakan) walaupun jauh (anak dari keponakan);
7. Paman;
8. Anak laki-laki dari paman (sepupu) walaupun jauh
9. Suami;
10. Bekas budak laki-laki yang dimerdekakan.

B. Jenis kelamin Perempuan ada 7:


1. Anak perempuan;
2. Anak perempuan dari anak laki-laki (cucu perempuan) dan seterusnya;
3. Ibu;
4. Nenek dan seterusnya ke atas;
5. Saudara perempuan;
6. Istri;
7. Bekas budak perempuan yang dimerdekakan. 9
VI. Ahli Waris Menurut Jenis Kelamin

Dari seluruh ahli waris pada hal slide 9 (10 laki laki dan 7 perempuan) yang paling penting dan
selalu mendapat bagian warisan atau hak waris yang tidak dapat gugur ada 5 (lima) yaitu:

1. Anak Kandung (laki-laki dan perempuan);


2. Ayah;
3. Ibu;
4. Suami;
5. Istri.
Artinya apabila semua ahli waris berkumpul, maka yang mendapat warisan hanya ke 5 (lima) ahli
waris di atas.

Ahli waris yang lain dapat terhalang haknya (hijab/mahjub)karena bertemu dengan ahli waris yang
lebih tinggi seperti:
a. Cucu bertemu dengan anak;
b. Kakek bertemu dengan bapak;
c. Nenek bertemu dengan ibu; dll (pada slide berikutnya akan ditulis lengkap).

10
VII. Ashabul Furudh dan Bagiannya
Ashabul Furudh: adalah orang yang mendapatkan warisan berdasarkan kadar yang telah
ditentukan dalam al Quran (Surat An Nisa (4) ayat 11,12,176.
A. Ashabul Furudh yang mendapatkan ½ (seperdua) ada 5 (lima):
1. Anak perempuan;
2. Anak perempuan dari anak laki-laki (cucu perempuan);
3. Saudara perempuan seayah dan seibu;
4. Saudara perempuan seayah;
5. Suami jika tidak memiliki anak atau cucu laki laki.
B. Ashabul furudh yang mendapatkan ¼ (seperempat) ada 2 (dua):
1. Suami jika istri memiliki anak atau cucu laki laki;
2. Istri jika tidak memiliki anak atau cucu laki laki.
C. Ashabul furudh yang mendapatkan 1/8 (seperdelapan) ada 1 (satu):
1. Istri jika memiliki anak atau cucu laki laki;
D. Ashabul furudh yang mendapatkan 2/3 (duapertiga) ada 4 (empat):
1. Dua anak perempuan atau lebih;
2. Dua anak perempuan dari anak laki-laki (cucu perempuan) atau lebih;
3. Dua saudara perempuan seayah dan seibu atau lebih;
4. Dua saudara perempuan seayah atau lebih.

11
VII. Ashabul Furudh dan Bagiannya

E. Ashabul furudh yang mendapatkan 1/3 (sepertiga) ada 2 (dua):


1. Ibu jika si mayit tidak di hajb;
2. Dua atau lebih dari saudara laki laki atau saudara perempuan yang seibu.

F. Ashabul furudh yang mendapatkan 1/6 (seperenam) ada 7 (tujuh):


1. Ibu jika memiliki anak atau cucu, atau memiliki dua atau lebih dari saudara laki-laki atau
saudara perempuan;
2. Nenek ketika tidak ada ibu;
3. Anak perempuan dari anak laki laki (cucu perempuan) dan masih ada anak perempuan
kandung;
4. Saudara perempuan seayah dan masih ada saudara perempuan seayah dan seibu;
5. Ayah jika ada anak atau cucu;
6. Kakek jika tidak ada ayah;
7. Saudara laki-laki dan saudara perembuan seibu.

12
VIII. Ashabah dan Bagian Waris Anak Laki-laki

Ashabah: yaitu orang yang mendapatkan warisan dari kelebihan harta setelah diserahkan pada ahli
waris/ashabul furudh.
Urutan ashabah dari yang paling dekat:
1. Anak Laki-laki;
2. Anak dari anak laki-laki;
3. Ayah;
4. Kakek:
5. Saudara laki-laki seayah dan seibu;
6. Saudara laki-laki seayah;
7. Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah dan seibu;
8. Anak laki laki dari saudara laki-laki seayah;
9. Paman;
10. Anak Paman;
11. Jika tidak ada ashabah baru beralih kepada budak yang dimerdekakan.

Anak laki laki selalu mendapat ashabah atau sisa harta setelah dibagikan kepada ahli waris lain..
Walaupun demikian anak laki laki selalu mendapat bagian terbanyak karena keberadaannya dapat
mengurangi bagian atau menghilangkan sama sekali (mahjub) hak dari ahli waris yang lain.
Anak laki-laki disebut ahli waris ashabah binafsih (ashabah dengan diri sendiri
13
IX. Al Mahjub/Penghalang Ahli Waris Mendapat Warisan
Sebagian ahli waris terhalang haknya untuk mendapat warisan karena keberadaan ahli waris yang
lain yang lebih tinggi kedudukannya.
Hajb atau penghalang dalam waris:
Ahli Waris laki laki:
1. Cucu dari anak laki laki terhalang jika ada anak laki-laki;
2. Kakek terhalang jika masih ada ayah;
3. Saudara sekandung terhalang jika ada anak laki-laki, cucu laki-laki dari anak laki-laki, ayah,
kakek;
4. Saudara laki-laki seayah terhalang jika ada anak laki-laki, cucu laki-laki dari anak laki-laki, ayah,
kakek;
5. Saudara laki-laki seibu terhalang jika ada anak laki-laki atau perempuan, cucu laki atau
perempuan dari anak laki-laki, ayah, kakek;
6. Anak saudara laki-laki kandung terhalang jika ada anak laki-laki, cucu laki laki dari anak laki laki,
ayah, kakek, saudara laki-laki kandung, saudara laki seayah, saudara perempuan kandung atau
seayah jika menjadi ashabah;
7. Anak saudara laki seayah terhalang jika ada butir 6 dan anak saudara sekandung;
8. Paman kandung terhalang jika ada butir 7 dan anak saudara seayah;
9. Paman seayah terhalang jika ada butir 8 dan paman kandung;
10. Anak paman kandung terhalang jika ada butir 9 dan paman seayah;
11. Anak paman seayah terhalang jika ada butir 9 dan anak paman kandung;
12. Pemilik yang membebaskan budak terhalang jika ada ashabah nasabiyah. 14
IX. Al Mahjub Penghalang Ahli Waris Mendapat Warisannya
Sebagian ahli waris terhalang haknya untuk mendapat warian karena keberadaan ahli waris yang
lain yang lebih tinggi kedudukannya.
Hajb atau penghalang dalam waris:
Ahli Waris perempuan:
1. Cucu perempuan dari anak laki-laki terhalang jika ada anak laki-laki; dua anak perempuan;
2. Nenek terhalang jika ada ibu;
3. Saudara perempuan kandung terhalang jika ada anak laki-laki, cucu laki-laki dari anak laki-laki,
ayah, kakek;
4. Saudara perempuan seayah terhalang jika ada anak laki-laki, cucu laki-laki dari anak laki-laki,
ayah, kakek, saudara laki kandung, saudara perempuan kandung jika ashabah dengan anak
perempuan, dua saudara perempuan kandung, jika saudara perempuan seayah tidak memiliki
saudara laki-laki;
5. Saudara perempuan seibu terhalang jika ada anak laki-laki atau perempuan, cucu laki-laki atau
perempuan dari anak laki-laki, ayah, kakek;
6. Perempuan pembebas budak (Mu’tiqah) terhalang jika ada semua ashabah nasabiyah

15
X. Penyebab Ahli Waris Tidak Mendapatkan Warisan
Ada 5 (lima) faktor yang menyebabkan ahli waris tidak mendapatkan warisan
yaitu:

1. Pembunuhan: Ahli Waris membunuh yang mewaris;


2. Beda Agama; Murtad
3. Budak;
4. Ahli waris meninggal terlebih dahulu dari pewaris;
5. Mahjub yaitu (terhijabnya) hak waris seseorang karena adanya ahli waris
yang lebih tinggi kedudukannya.

16
XI. Persamaan dan perbedaan Mahjub dan Mahrum
A. Persamaan Mahjub dan Mahrum
Keduanya sama sama bermakna terhalangnya ahli waris untuk
mendapatkan warisan.

B. Perbedaan Mahjub dan Mahrum


Mahjub: Ahli waris tidak mendapatkan hak waris karena ada ahli waris
yang berkedudukan lebih tinggi;
Mahrum: Ahli waris tidak jadi mendapatkan warisan karena ahli waris
memiliki kecacatan hukum yang menyebabkan hilangnya hak untuk
mendapat warisan. Contoh: ahli waris membunuh pewaris; beda agama;
murtad

17
XII. Dzawil Arhan
Dzawil Arhan: Kalangan kerabat yang bukan ahli waris ashabul furudh dan bukan ahli waris
ashabah, baik laki laki atau perempuan.
Terdiri atas:
1. Cucu dari anak perempuan dan cicit dari anak perempuan dan ke bawah;
2. Anak saudara perempuan baik kandung atau seibu;
3. Anak perempuan saudara laki-laki baik kandung atau seayah;
4. Anak perempuan dari paman kandung atau seayah;
5. Anak saudara laki-laki seibu baik laki-laki atau perempuan;
6. Paman saudara ayah dari ibu baik pamanya mayit atau pamannya bapaknya mayit atau
pamannya kakeknya mayit;
7. Bibi saudara ayah kandung atau seayah atau seibu. Bibinya mayit, bibinya ayah mayit, bibi
kakeknya mayit dan ke atas;
8. Paman dan bibi yakni saudara laki-laki dan perempuan ibu baik kandung atau seayah atau
seibu. Begitu juga paman dan bibi bapaknya mayit, paman dan bibi ibunya mayit, bibi kakeknya
mayit ke atas sebelum ayah dan ibu;
9. Ayahnya ibu, ayah ayahnya ibu, dan ke atas;
10. Setiap nenek yang berkaitan dengan ayah diantara dua ibu seperti ibunya ayahnya ibu, atau
berkaitan ayah yang lebih tinggi dari kakek seperti ibunya ayah ayah ayah mayit;
11. Orang yang berkaitan dengan mereka di atas seperti bibi, bibi seibu dan saudaranya paman
seayah, ayah ayahnya ibu, dan pamannya.
18
XIII. Masalah Waris
Masalah waris ada 4 (empat):
1. Masalah Umariyatain (Umar 2); Ibu mendapat 1/3 dari sisa dan bukan dari 1/3 seluruh harta
a. Tipe 1: Seorang perempuan meninggal dunia dengan ahli warisnya ada 3 yaitu suami, ibu
dan ayah. Pembagiannya adalah suami ½, ibu 1/3 dari sisa setelah diambil suami dan ayah
sisa. Jadi bagiannya: suami 3/6; ibu 1/6 dan ayah 2/6.
b. Tipe 2: Seorang laki laki meninggal dunia dengan ahli warisnya ada 3 yaitu istri, ibu dan
ayah. Pembagiannya adalah Istri ¼, ibu 1/3 dari sisa setelah diambil istri dan ayah sisa. Jadi
bagiannya: istri 3/12, ibu 3/12 dan ayah sisa (6/12)
(istilah ini muncul karena Umar bin Khatab yang pertama kali memutuskan atas masalah ini)

2. Masalah Kalalah:
Jika seorang meninggal dunia dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara
perempuan, maka bagi saudara perempuan tersebut mendapat seperdua dari harta yang
ditinggalkannya ( QS 4:176)

19
XIII. Masalah Waris
Masalah waris ada 4 (empat):
3. Masalah Aul dan Radd:
Aul artinya bertambah yaitu bertambahnya asal masalah dikarenakan jumlah bagian ashabul furudh melebihi
jumlah asal masalah. Pokok masalah dalam ilmu faraid/waris ada 7. 3 dapat di-aul-kan yaitu (6, 12, 24) dan 4
tidak dapat (2, 3, 4, 8).
contoh:
1. asal masalah :12 ( suami 1/4x12= 3; 2 anak perempuan 2/3x12=8; ibu 1/6x12=2. total jumlah
3+8+2=13. maka angka 12 diaulkan menjadi 13 sehingga menjadi 3/13; 8/13 dan 2/13)

Radd artinya berkurangnya pokok masalah dan bertambahnya /lebihnya jumlah bagian ashabul
furudh. Radd kebalikan dari Aul. Dengan kata lain kelebihan harta waris padahal semua ahli
waris sudah mendapat bagian., maka kelebihan itu dikembalikan pada ahli waris yang ada.
Masing masing sesuai kadar bagiannya kecuali suami atau istri.
Penerima pasti Radd ada 8: (1) anak perempuan, (2) cucu perempuan keturunan anak laki laki,
(3) saudara kandung perempuan, (4) saudara perempuan seayah, (5) ibu kandung, (6) nenek
sahih (ibunya ayah), (7) saudara perempuan seibu, (8) saudara laki laki seibu.
Contoh:
Seorang meninggal dunia dengan ahli warisnya istri, 2 orang saudara seibu dan ibu. Maka bagian istri ¼, 2 orang
saudara seibu: 1/3 dan ibu 1/6. maka asal masalah adalah 12: istri 3, 2 saudara perempuan 4, ibu 2= 3+4+2=9.
sisa 3. atas sisa 3 dibagi ke 2 saudara perempuan 1/3 dan ibu 1/6= maka 2 bagian lagi untuk 2 saudara perempuan
dan 1 untuk ibu. Finalnya adalah istri=3; 2 saaudara perempuan mendapat 6 dan ibu mendapat 3.
20
XIII. Masalah Waris
Masalah waris ada 4 (empat):
4. Tidak punya ahli Waris:

Pendapat 1: Jumhur Ulama+ Hambali, Hanafi dan Syafi’I bila tidak ada Baitu Maal
Diberikan kepada Dzawil Arham (kerabat non ahli waris).

Pendapat 2: Mashab Maliki, Syafi’i


Diberikan kepada Baitul Maal .

21
XIV. Asal Masalah Dalam Hitungan Harta Warisan
Dalam membagi warisan, maka diperlukan mencari asal masalah penyebutnya untuk memudahkan
proses pembagian harta waris. Berikut istilah dan rumus yang dipakai dalam mencari asal masalah.

A. Tabayun:
Terjadinya dua angka yang dapat dikalikan secara langsung sehingga tidak terjadi pecahan,
seperti antara 1/3 dan ½ maka 3x2=6. jadi, asal masalahnya adalah 6. demikian juga antara 1/3
dan ¼ maka 3x4=12, jadi, asal masalahnya adalah 12. Karena itu antara 3 dan 2; 3 dan 4
disebut tabayun.
B. Tadakhul
Mengambil angka yang terbesar dari salah satu bentuk ke 1 atau ke 2 seperti ½ dengan 1/8 asal
masalah adalah 8, karena angka itu berada pada bentuk ke 2. hal sama pada angka 1/3 dengan
1/6= 6, karena kedua angka tersebut berada pada bentuk ke 1
C. Tamasul
Dua angka atau penyebutnya sama, karenanya cukup mengambil salah satu dari penyebutnya.
Misal antara 1/3 dan 2/3 maka asal masalahnya adalah 3.
D. Tawafuq
E. Dua penyebut sama hasil perkaliannya setelah dibagi dua dan dikalikan dengan penyebut satu
sama lainnya. Misal 1/6 dan 1/8. 6:2=3x8=24; 8/2=4x6=24. maka asal masalahnya adalah 24.

22
XV. Cara Membagi Harta Waris Dengan Cara Asal Masalah
1. Bila bilangan itu datang dari bentuk ke 1, maka asal masalahnya adalah bagian yang terkecil.
1/3 dengan 1/6= 6
2/3 dengan 1/6=6
2. Bila ada angka ½ bergabung dengan bentuk ke 1 maka asal masalah adalah 6. misal:
½ dengan 1/3=6
½ dengan 2/3=6
½ dengan 1/6=6
3. Bila ada angka ¼ bergabung dengan bentuk ke 1 maka asal masalahnya adalah 12. misal
¼ dengan 1/3=12
¼ dengan 2/3=12
¼ dengan 1/6=12
4. Bila ada angka 1/8 bergabung dengan bentuk ke 1 maka asal masalahnya adalah 24. misal
1/8 dengan 1/3=24
1/8 dengan 2/3=24
1/8 dengan 1/6=24

23
XVI. Masalah Munashakah
Definisi: Berpindahnya bagian penerimaan ahli waris karena kematiannya sebelum pelaksanaan
pembagian tirkah (harta) yang seharusnya ia terima kepada para ahli warisnya.
Atau:
Berpindahnya bagian salah seorang ahli waris kepada ahli waris lainnya karena mati sebelum
pelaksanaan pembagian warisan.

Munasakho terdiri 2 type.


Tipe I:
Ahli waris yang bakal menerima bagian pusaka dari orang yang meninggal belakangan (kedua)
adalah juga termasuk ahli waris yang meninggal dunia terdahulu (pertama). Contoh
Pewaris meninggalkan ahli waris 4 orang yaitu 2 kandung laki laki dan 2 kandung perempuan.
(2,2,1,1=2/6;2/6;1/6;1/6). Sebelum pembagian waris, salah satu anak laki laki wafat. Maka ahli
waris tinggal 1 laki laki dan 2 perempuan (2,1,1= 2/4,1/4,1/4)

Tipe II:
Ahli waris yang bakal menerima pemindahan bagian warisan dari orang yang meninggal
belakangan (kedua) adalah bukan ahli waris dari orang yang meninggal terdahulu (pertama). Dalam
hal ini maka dilakukan pembagian warisan 2 kali. Pertama dilakukan pembagian warisan pewaris
pertama, lalu dilakukan pembagian warisan pewaris kedua.

24
XVII. Contoh Contoh
A. Contoh soal 1
Seorang laki laki meninggal dunia dengan meninggalkan 1 orang istri; 1 orang anak laki-laki dan
1 anak perempuan dari anak laki-laki (cucu).
Jawab: Lihat slide Ashabul Furudh
Cucu perempuan terhajb (terhalang) karena ada anak laki-laki
Istri: 1/8 karena ada anak laki laki
Maka pembagiannya adalah
Ahli Waris Bagian Ashlul Masalah=8
Istri 1/8 1
Anak laki-laki sisa 7
Cucu Perempuan Hajb - -

25
XVII. Contoh Contoh
A. Contoh soal 2
Seorang laki-laki meninggal dunia dan meninggalkan seorang anak perempuan dan seorang
ayah.
Jawab: Lihat slide Ashabul Furudh
Anak perempuan: ½ karena hanya 1 dan tidak ada anak laki laki
Ayah: 1/6
Maka pembagiannya adalah
Ahli Waris Bagian Ashlul Masalah=6
Anak Perempuan 1/2 3
Ayah 1/6 1
Ayah (ashabah) sisa 2

26
XVII. Contoh Contoh
A. Contoh soal 3
Seorang wanita meninggal dunia dengan meninggalkan seorang suami, 1 anak perempuan,
1 anak perempuan dari anak laki laki (cucu), 1 anak laki laki dari anak laki laki dari anak laki laki
(cicit)

Jawab: Lihat slide Ashabul Furudh


Suami: 1/4
1 Anak perempuan: 1/2
1 Anak perempuan dari anak laki laki: 1/6
Cicit: sisa
Maka pembagiannya adalah

Ahli Waris Bagian Ashlul Masalah=12


Suami 1/4 3
Anak Perempuan 1/2 6
Anak perempuan 1/6 2
dari anak laki laki
Cicit laki laki sisa 1
(ashabah) 27
XVII. Contoh Contoh
A. Contoh soal 4
Seorang pria meninggal dunia meninggalkan seorang ibu, seorang saudara kandung wanita dan
seorang paman.
Jawab: Lihat slide Ashabul Furudh
Ibu:
Saudara kandung perempuan:
Paman:

Maka pembagiannya adalah

Ahli Waris Bagian Ashlul Masalah=6


Ibu 1/3 2
Saudara kandung 1/2 3
Perempuan
Paman (ashabah) sisa 1

28
XVII. Contoh Contoh
A. Contoh soal 5
Seorang laki laki meninggal dunia dengan meninggalkan seorang ibu, seorang ayah,
anak laki-laki, saudara kandung laki -aki
Jawab: Lihat slide Ashabul Furudh
Ibu: 1/6
Ayah: 1/6
Anak laki-laki: sisa
Saudara kandung laki-laki: Terhalang anak kandung laki-laki

Maka pembagiannya adalah


Ahli Waris Bagian Ashlul Masalah=6
Ibu 1/6 1
Ayah 1/6 1
Anak laki-laki sisa 4
Saudara kandung Hajb(terhalang
laki laki anak laki-laki)

29
XVII. Contoh Contoh
A. Contoh soal 6
Seorang laki-laki meninggal dunia dengan meninggalkan 2 anak laki-laki, 1 anak laki-laki dari
anak laki-laki (cucu), ayah, kakek, nenek.
Jawab: Lihat slide Ashabul Furudh
Ayah: 1/6
Nenek: 1/6
2 anak laki laki: sisa
Cucu: Terhalang karena ada anak laki laki
Kakek: Terhalang karena ada Ayah
Maka pembagiannya adalah :

Ahli Waris Bagian Ashlul Masalah=6


Ayah 1/6 1
Nenek 1/6 1
2 Anak laki-laki sisa 4
Kakek Hajb (terhalang -
Ayah)
Cucu Hajb(terhalang -
anak laki-laki) 30
XVII. Contoh Contoh
A. Contoh soal 7
Seorang laki-laki meninggal dunia dengan meninggalkan ayah, 1 anak perempuan,
1 anak laki-laki, 1 paman, 1 kakek, 1 anak perempuan dari anak laki-laki (cucu).
Jawab: Lihat slide Ashabul Furudh
Ayah: 1/6
1 anak laki laki: sisa (2 kali anak perempuan); 2/3
1 anak perempuan: sisa (1/2 anak laki laki); 1/3
1 paman: Terhalang karena ada anak laki-laki dan ayah
Kakek: Terhalang karena ada Ayah
1 anak perempuan dari anak laki-lak (cucu)i: terhalang karena ada anak laki-laki
Maka pembagiannya adalah :

Ahli Waris Bagian Ashlul Masalah=6


Ayah 1/6 1
1 Anak Laki-laki 2/3 10/3
1 Anak Perempuan 1/3 5/3
Kakek Hajb (terhalang Ayah) -
Paman Hajb(terhalang anak laki-laki -
dan ayah)
31
Cucu Hajb(terhalang anak laki-laki -
XVII. Contoh Contoh
A. Contoh soal 8
Seorang laki-laki meninggal dunia dengan meninggalkan 1 anak perempuan, 1 saudara
perempuan seayah, 1 anak laki laki dari saudara laki laki seayah, 1 saudara laki laki seibu.
Jawab: Lihat slide Ashabul Furudh
1 anak perempuan: 1/2
1 saudara perempuan seayah: 1/2
1 anak laki laki dari saudara laki-laki seayah: hajb karena ada anak perempuan
1 saudara laki laki seibu: Hajb karena ada anak perempuan
Maka pembagiannya adalah :

Ahli Waris Bagian Ashlul Masalah=2


1 Anak Perempuan 1/2 1
1 Saudara perempuan ½ (sisa) 1
seayah
1 Saudara laki laki seibu Hajb (terhalang anak -
perempuan)
Anak laki laki dari saudara Hajb (terhalang anak -
laki laki seayah perempuan)

32
XVII. Contoh Contoh
A. Contoh soal 9
Seorang laki-laki meninggal dunia dengan meninggalkan 1 istri , 1 anak laki-laki, 4 anak
perempuan .
Jawab: Lihat slide Ashabul Furudh
Istri: 1/8
4 Anak perempuan : 2/3
1 anak laki laki : sisa
Maka pembagiannya adalah:

Ahli Waris Bagian Ashlul Masalah=24


Istri 1/8 3
4 Anak perempuan 2/3 14
1 Anak laki-laki sisa 7

Bagian masing masing anak perempuan adalah 14/4= 3,5 terhadap 24.
jadi ibu: 3/24; masing masing anak perempuan 3,5/24; 1 anak laki laki 7/24.

33
XVII. Contoh Contoh
A. Contoh soal 10
Seorang laki-laki meninggal dunia dengan meninggalkan 1 istri , 1 anak laki-laki, 1 anak
perempuan, 5 Saudara laki-laki seayah dan seibu, 4 Saudara perempuan seayah dan seibu.
Jawab: Lihat slide Ashabul Furudh
Istri: 1/8
1 Anak perempuan : 1/2
5 Saudara laki-laki seayah dan seibu: Terhalang oleh anak laki-laki dan perempuan
4 Saudara perempuan seayah dan seibu: terhalang oleh anak laki-laki dan perempuan
1 anak laki laki : sisa
Maka pembagiannya adalah:

Ahli Waris Bagian Ashlul Masalah=8


Istri 1/8 1
1 Anak perempuan ½ 7/3=2,333
1 Anak laki-laki Sisa 14/3=4,667
5 Saudara laki-laki seayah Hajb(terhalang anak laki- -
dan seibu laki dan perempuan)
4 Saudara perempuan Hajb(terhalang anak -
seayah dan seibu lakilaki dan perempuan)
34
Terima Kasih
• Monggo belajar dengan mencoba Ilmu Faraid
pada keluarga masing masing. Aamiin ya Rabb
• Berkah untuk DKM As Salaam

35

Anda mungkin juga menyukai