Materi Ajar
MAWARIS
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar terjadinya perpecahan, bahkan pertumpahan darah
antara sesama saudara atau kerabat dalam masalah memperebutkan harta waris.Sehubungan dengan hal itu, jauh
sebelumnya Allah telah mempersiapkan dan menciptakan tentang aturan-aturan membagi harta waris secara adil
dan baik.Hamba Allah diwajibkan melaksanakan hukum-Nya dalam dalam semua aspek kehidupan. Barang
siapa membagi harta waris tidak sesuai dengan hukum Allah akan menempatkan mereka di neraka selama-
lamanya.
Islam sebagai ajaran yang universal mengajarkan tentang segala aspek kehidupan manusia, termasuk
dalam hal pembagian harta warisan. Islam mengajarkan tentang pembagian harta warisan dengan seadil-adilnya
agar harta menjadi halal dan bermanfaat serta tidak menjadi malapetaka bagi keluarga yang ditinggalkannya.
Dalam kehidupan di masyarakat, tidak sedikit terjadi perpecahan, pertikaian, dan pertumpahan darah akibat
perebutan harta warisan.
Firman Allah swt.
Artinya:” Dan barang siapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya,
niscaya Allah memasukkan ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya dan baginya siksa
yang menghinakan ” (Q.S. An Nisa: 14)
Pembagian harta warisan dalam Islam diberikan secara detail, rinci, dan seadil-adilnya agar manusia
yang terlibat di dalamnya tidak saling bertikai dan bermusuhan.Dengan adanya sistem pembagian harta warisan
tersebut menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang tertib, teratur.dan damai.
A. Ketentuan Mawaris
Kata mawaris berasal dari kata waris (bahasa Arab) yang berarti mempusakai harta orang yang sudah
meninggal, atau membagi-bagikan harta peninggalan orang yang sudah meninggal kepada ahli warisnya.Ahli
waris adalah orang-orang yang mempunyai hak untuk mendapat bagian dari harta peninggalan orang yang telah
meninggal. Ahli waris dapat digolongkan menjadi dua, yaitu ahli waris laki-laki dan ahli waris perempuan (lihat
QS Al Bagarah: 188). Karena sensitif atau rawannya masalah harta warisan itu, maka dalam agama Islam ada
ilmu faraid, yaitu ilmu yang mempelajari tentang warisan dan perhitungannya.Salah satu tujuan dari ilmu
tersebut adalah agar tidak terjadi perselisihan atau perpecahan.
Mawaris ialah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari cara-cara pembagian harta waris.Mawaris
disebut juga faraidhkarena mempelajari bagian-bagian penerimaan yang sudah ditentukan sehingga ahli waris
tidak boleh mengambil harta waris melebihi ketentuan. Adapun hukum mempelajarinya ialah fardhu kifayah
Harta yang harus dikeluarkan sebelum dibagikan kepada ahli waris:
1. Biaya jenazah
2. Biaya selama dalam perawatan (di rumah sakit)
3. Utang yang belum dibayar
4. Zakat yang belum dikeluarkan
5. Wasiat
Sebab-sebab seseorang menerima harta warisan menurut Islam ialah sebagai berikut:
a. Adanya pertalian darah dengan yang meninggal (mayat) baik pertalian ke bawah ataupun ke atas.
b.Hubungan pernikahan, yaitu suami atau isteri.
c.Adanya pertalian agama.Contoh jika seorang hidup sebatang kara, lalu meninggal maka harta waris
masuk baitul mal.
d.Karena memerdekakan budak.
Artinya: "Bagi orangyang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, dan bagi
orang perempuan ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau
banyak menurut bagian yang telah ditetapkan." (QS An Nisa: 7).
(Selanjutnya lihat QS An Nisa Ayat 11, 12, dan 176).
b. Dari hadis Rasulullah saw., ada yang menerangkan bagian warisan untuk saudara perempuan yang lebih dari
dua orang, bagian nenek dari bapak dan dari ibu serta bagian cucu perempuan dari anak laki-laki dan lain-lain.
Artinya: "Sesungguhnya hak wali adalah untuk orang yang memerdekakan. "(Muttafaqunalaih).
Artinya: "Sesungguhnya Allah telah memberi hak kepada orang yang memiliki hak dan tidak ada
wasiat untuk ahli waris."(HR Abu Daud).
Artinya: Berikan warisan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dan sisanya untuk orang laki-
laki yang paling berhak. (Muttafaqun alaih).
B.KETENTUAN SYARI’AT ISLAM DALAM MELAKUKAN PEMBAGIAN HARTA WARISAN
C. AHLI WARIS
Ditinjau dari segi jenis kelamin, ahli waris dapat dibagi dua golongan, yaitu ahli waris laki-laki dan ahli
waris perempuan.
1. Ahli Waris lelaki terdiri dari:
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki sampai keatas dari garis anak laki-laki.
3. Ayah
4. Kakek sampai keatas garis ayah
5. Saudara laki-laki kandung
6. Saudara laki-laki seayah
7. Saudara laki-laki seibu
8. Anak laki-laki saudara kandung sampai kebawah.
9. Anak laki-laki saudara seayah sampai kebawah.
10. Paman kandung
11. Paman seayah
12. Anak paman kandung sampai kebawah.
13. Anak paman seayah sampai kebawah.
14. Suami
15. Laki-laki yang memerdekakan
(Keterangan no. 1-13 berdasarkan pertalian darah. Jika lima belas orang itu ada, maka yang dapat
menerima hanya tiga, yaitu anak laki-laki, suami, dan bapak).
(Keterangan no. 1-8 berdasarkan pertalian darah. Jika 10 orang itu ada, maka yang mendapat warisan hanya
lima orang, yaitu istri, anak perempuan, ibu, cucu perempuan, dan saudara perempuan kandung).
Jika 25 ahli waris itu ada, maka yang bisa menerimanya hanya 5 orang, yaitu suami atau istri, ibu, bapak, anak
laki-laki, dan anak perempuan.
Skema Ahli Waris Perempuan
Ditinjau dari sudut pembagian, Ahli waris terbagi dua yaitu :zawil furudh (Furudhul Muqaddarah) dan
Ashabah.
1. Zawil furudh yaitu orang yang mendapat bagian tertentu. Terdiri dari:
Yang dapat bagian ½ harta.
a. Anak perempuan kalau sendiri
b. Cucu perempuan kalau sendiri
c. Saudara perempuan kandung kalau sendiri
d. Saudara perempuan seayah kalau sendiri
e. Suami
Yang mendapat bagian ¼ harta
a.Suami dengan anak atau cucu
b.Isteri atau beberapa kalau tidak ada anak atau cucu
Yang mendapat 1/8
Isteri atau beberapa isteri dengan anak atau cucu.
Yang mendapat 2/3
a.dua anak perempuan atau lebih
b.dua cucu perempuan atau lebih
c.dua saudara perempuan kandung atau lebih
d.dua saudara perempuan seayah atau lebih
.Yang mendapat 1/3
Ibu jika tidak ada anak, cucu dari garis anak laki-laki, dua saudara kandung/seayah atau seibu.
Dua atau lebih anak ibu baik laki-laki atau perempuan
Yang mendapat 1/6
a. Ibu bersama anak lk, cucu lk atau dua atau lebih saudara perempuan kandung atau perempuan
seibu.
b. Nenek garis ibu jika tidak ada ibu dan terus keatas
c. Nenek garis ayah jika tidak ada ibu dan ayah terus keatas
d. Satu atau lebih cucu perempuan dari anak laki-laki bersama satu anak perempuan kandung
e. Satu atau lebih saudara perempuan seayah bersama satu saudara perempuan kandung.
f. Ayah bersama anak lk atau cucu lk
g. Kakek jika tidak ada ayah
h. Saudara seibu satu orang, baik laki-laki atau perempuan.
2. Ashabah yaitu para ahli waris tidak mendapat bagian tertentu tetapi mereka dapat menghabiskan bagian sisa
ashhabul furud. Ashabah terbagi tiga jenis yaitu ashabah binafsihi, ashabah bil-ghairi dan ashabah maal
ghairi.
1. Ashabah binafsihi adalah yang ashabah dengan sendirinya.artinya: ahli waris yang menjadi ashabah
secara otomatis bukan ditarik dengan zawil furud. Tertib ashabah binafsihi sebagai berikut:
a. Anak laki-laki
b. Cucu laki-laki dari anak laki-laki terus kebawah
c. Ayah
d. Kakek dari garis ayah keatas
e. Saudara laki-laki kandung
f. Saudara laki-laki seayah
g. Anak laki-laki saudara laki-laki kandung sampai kebawah
h. Anak laki-laki saudara laki-laki seayah sampai kebawah
i. Paman kandung
j. Paman seayah
k. Anak laki-laki paman kandung sampai kebawah
l. Anak laki-laki paman seayah sampai kebawah
m. Laki-laki yang memerdekakan yang meninggal
2. Ashabah bil ghairi (Ashabah dengan saudaranya) yaitu: seseorang yang menjadi ashabah karena ahli
waris lain yang setingkat dengannya atau ditarik oleh ahli waris tertentu dari ashabah binafsihi.
a. Anak perempuan bersama anak laki-laki atau cucu laki.
b. Cucu perempuan bersama cucu laki-laki
c. Saudara perempuan kandung bersama saudara laki-laki kandung atau saudara laki-laki seayah.
d. Saudara perempuan seayah bersama saudara laki-laki seayah.
3. Ashabah maal Ghairi (Menghabiskan bagian tertentu)yaitu: ahli waris yang menjadi ashabah karena
bersama ahli waris yang lain yang tertentu dari zawil furud.
a. Anak perempuan kandung satu orang bersama cucu perempuan satu atau lebih (2/3).
b. Saudara perempuan kandung bersama saudara perempuan seayah (2/3)
1. Ajaran Islam mengatur segala aspek kehidupan manusia, diantaranya tentang kewarisan,
mengapa masalah kewarisan harus diatur ?jelaskan dengan singkat !
Jawab :Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar terjadinya perpecahan, bahkan pertumpahan darah
antara sesama saudara atau kerabat dalam masalah memperebutkan harta waris.Sehubungan dengan hal itu, jauh
sebelumnya Allah telah mempersiapkan dan menciptakan tentang aturan-aturan membagi harta waris secara adil
dan baik.Hamba Allah diwajibkan melaksanakan hukum-Nya dalam dalam semua aspek kehidupan.
2. Apa arti faraidh, dan apa yang dimaksud dengan ilmu faraidh?
Jawab : Mawaris ialah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari cara-cara pembagian harta waris.Mawaris
disebut juga faraidh karena mempelajari bagian-bagian penerimaan yang sudah ditentukan sehingga ahli waris
tidak boleh mengambil harta waris melebihi ketentuan.Adapun hukum mempelajarinya ialah fardhu kifayah.
3. A meninggal dunia harta waris Rp 66.000.000.00. Ahli waris terdiri dari kakek,bapak, dan 2
anak laki-laki. Berapa bagian masing-masing?
Jawab : a. Adanya yang meninggal dunia, baik secara hakiki atau hukmi.
b. Adanya harta warisan.
c. Tidak penghalang untuk menerima harta warisan.
Jawab : 1. Untuk melaksanakan pembagian harta warisan kepada ahli waris yang berhak menerimanya sesuai
dengan ketentuan syariat. 2. Untuk mengetahui secara jelas siapa yang berhak dan tidak berhak menerima harta
warisan serta berapa bagian masing-masing. 3. Untuk menentukan pembagian harta warisan secara adil dan
benar sehingga tidak terjadi perselisihan di antara ahli waris.
Jawab : a. Hamba(budak) ia tidak cakap memiliki sebagaimana firman Allah swt. berikut.
Artinya: ”Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang dimiliki yang tidak dapat
bertindak terhadap sesuatupun dan seorang yang Kami beri rezki yang baik dari Kami, lalu dia
menafkahkan sebagian dari rezki itu secara sembunyi dan secara terang-terangan, adakah mereka itu
sama? Segala puji hanya bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tiada mengetahui” ( Q.S. An-Nahl:75).
b. Pembunuh, orang yang membunuh tidak dapat mewarisi harta dari yang dibunuh. Sabda Rasulullah
SAW.
Artinya: ”Yang membunuh tidak dapat mewarisi sesuatu dari yang dibunuhnya”
(H.R. Nasai)
c. Murtad dan kafir, orang yang keluar dari Islam, yaitu antara pewaris atau yang mati, murtad salah
satunya.
Jawab : Ashabah binafsihiadalah yang ashabah dengan sendirinya.artinya: ahli waris yang menjadi ashabah
secara otomatis bukan ditarik dengan zawil furud.
Jawab : Hijab Hirman yaitu: hijab yan gmenyebabkan ahli waris tidak menerima bagian sama sekali karena
terhalang oleh ahli waris yang lebih dekat. Misalnya kakek terhalang oleh bapak, dan cucu terhalang oleh anak.
Jawab : Hijab Nuqsan yaitu: hijab yang mengurangi bagian yang seharusnya diterima oleh ahli waris.
Misalnya suami seharusnya mendapat ½ tetapi karena adanya anak maka ia mendapat ¼.