Anda di halaman 1dari 23

Kelompok 1 :

1. Ade Rifka Ardi


2. Dwi Fitrah Kurniawan
3. Fatur Rahman Safawi
4. Fitri Ritonga
5. Mhd. Fadly Harahap
6. Mhd. Fuad Riski
Pengertian Mawaris
• Al-miirats, dalam bahasa Arab adalah bentuk
mashdar (infinitif) dari kata waritsa-yaritsu-irtsan-
miiraatsan. Maknanya menurut bahasa ialah
'berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang
lain', atau dari suatu kaum kepada kaum lain.
• Mawaris sendiri dapat diartikan ilmu untuk
mengetahui orang yang berhak nenerima harta pusaka
/ warisan , orang yang dapat menerima warisan ,
kadar pembagian yang diterima oleh masing – masing
ahli waris , dan tata cara pembagiannya
AN NISA 11 - 12
Tujuan Ilmu Mawaris
a. Untuk melaksanakan pembagian harta
warisan kepada ahli waris yang berhak
menerimanya sesuai dengan ketentuan
syariah
b. Untuk mengetahui secara jelas siapa yang
berhak menerima harta warisan dan berapa
bagian yang diperoleh dari masing – masing
ahli waris dan siapa pula yang tidak berhak
atas harta warisan yang dibagikan
c. Untuk menentukan pembagian harta
warisan secara adil dan benar sehingga tidak
Rukun Waris
• Pewaris, yakni orang yang meninggal dunia,
dan ahli warisnya berhak untuk mewarisi
harta peninggalannya.
• Ahli waris, yaitu mereka yang berhak untuk
menguasai atau menerima harta peninggalan
pewaris dikarenakan adanya ikatan
kekerabatan (nasab) atau ikatan pernikahan,
atau lainnya.
• Harta warisan, yaitu segala jenis benda atau
kepemilikan yang ditinggalkan pewaris, baik
berupa uang, tanah, dan sebagainya.
Sebab-sebab Mendapat
Harta Warisan
 Kerabat hakiki (yang ada ikatan nasab), seperti
kedua orang tua, anak, saudara, paman, dan
seterusnya.
 Pernikahan, yaitu terjadinya akad nikah secara
legal (syar'i) antara seorang laki-laki dan
perempuan, sekalipun belum atau tidak terjadi
hubungan intim (bersanggama) antar keduanya.
Adapun pernikahan yang batil atau rusak, tidak bisa
menjadi sebab untuk mendapatkan hak waris.
 Al-Wala, yaitu kekerabatan karena sebab hukum.
Disebut juga wala al-'itqi dan wala an-ni'mah.
Penggugur Hak Waris
 Budak
Bagi budak yang ditinggal mati ahli warisnya tidak mendapat harta
peninggalan.
 Pembunuhan
Apabila seorang ahli waris membunuh pewaris, maka ia
tidak berhak mendapatkan warisan.
 Perbedaan Agama
Seorang muslim tidak dapat mewarisi ataupun diwarisi oleh
orang non muslim, apa pun agamanya.Ditegaskan sabda
Rasulullah saw:
"Tidaklah berhak seorang muslim mewarisi orang kafir, dan
tidak pula orang kafir mewarisi muslim." (Bukhari dan
Muslim)
 Murtad
Syarat Waris

• Meninggalnya seseorang (pewaris) baik


secara hakiki maupun secara hukum
(misalnya dianggap telah meninggal).
• Adanya ahli waris yang hidup secara hakiki
pada waktu pewaris meninggal dunia.
• Seluruh ahli waris diketahui secara pasti,
termasuk jumlah bagian masing-masing.
PEMBAGIAN WARIS MENURUT
AL QUR'AN
A. Ashhabul furudh yang Berhak Mendapat
Setengah
Ashhabul furudh yang berhak mendapatkan separuh
dari harta waris peninggalan pewaris ada lima, satu
dari golongan laki-laki dan empat lainnya perempuan.
Kelima ashhabul furudh tersebut ialah suami, anak
perempuan, cucu perempuan keturunan anak laki-laki,
saudara kandung perempuan, dan saudara perempuan
seayah.
Penjelasan

1. Seorang suami berhak untuk


mendapatkan separo harta warisan,
dengan syarat apabila pewaris tidak
mempunyai keturunan.
"... dan bagi kalian (para suami)
mendapat separuh dari harta yang
ditinggalkan istri-istri kalian, bila
mereka (para istri) tidak mempunyai
anak ..." (an-Nisa': 12)
2. Anak perempuan (kandung) mendapat
bagian separuh harta peninggalan
pewaris.
Dengan dua syarat:
 Pewaris tidak mempunyai anak laki-laki (berarti anak
perempuan tersebut tidak mempunyai saudara laki-
laki).
 Apabila anak perempuan itu adalah anak tunggal.
Dalilnya adalah firman Allah: "dan apabila ia (anak
perempuan) hanya seorang, maka ia mendapat separo
harta warisan yang ada". Bila kedua persyaratan
tersebut tidak ada, maka anak perempuan pewaris
tidak mendapat bagian setengah.
3. Cucu perempuan keturunan anak laki-laki
akan mendapat bagian separuh.
Dengan tiga syarat:
• Apabila ia tidak mempunyai saudara laki-laki (yakni
cucu laki-laki dari keturunan anak laki-laki).
• Apabila hanya seorang (yakni cucu perempuan dari
keturunan anak laki-laki tersebut sebagai cucu
tunggal).
• Apabila pewaris tidak mempunyai anak perempuan
ataupun anak laki-laki.
4. Saudara kandung perempuan akan mendapat
bagian separuh harta warisan.
Dengan tiga syarat:
• Ia tidak mempunyai saudara kandung laki-laki.
• Ia hanya seorang diri (tidak mempunyai
saudara perempuan).
• Pewaris tidak mempunyai ayah atau kakek,
dan tidak pula mempunyai keturunan, baik
keturunan laki-laki ataupun keturunan
perempuan.
5. Saudara perempuan seayah akan mendapat
bagian separuh dari harta warisan peninggalan
pewaris.
Dengan empat syarat:
• Apabila ia tidak mempunyai saudara laki-laki.
• Apabila ia hanya seorang diri.
• Pewaris tidak mempunyai saudara kandung
perempuan.
• Pewaris tidak mempunyai ayah atau kakak,
dan tidak pula anak, baik anak laki-laki
maupun perempuan.
Untuk syarat 4 dan 5 dalilnya sebagai
berikut :
Firman Allah berikut:
• "Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang
kalalah). Katakanlah: 'Allah memberi fatwa
kepadamu tentang kalalah (yaitu: jika seorang
meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak
dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi
saudaranya yang perempuan itu seperdua dari
harta yang ditinggalkannya ...'" (an-Nisa': 176)
AHLI WARIS
• ZAWIL FURUDL
Yaitu ahli waris yang mendapat bagian
tertentu yang sudah dijelaskan dalam Al-
Qur’an.
• ZAWIL ASHOBAH
Yaitu ahli waris yang mendapat bagian
tidak tertentu,dari sisa harta warisan
setelah dibagikan kepada zawil furud.
Ahli Waris dari Golongan Laki-laki
• Anak laki-laki dari saudara laki-laki seibu
• Cucu laki-laki
Paman (saudara(dari
kandung
anak laki-laki)
bapak)
• Bapak (saudara bapak seayah)
Paman
• Kakek (dari
Laki-laki dari
pihak
pamanbapak)
(saudara kandung ayah)
• Saudara
Anak laki-laki
kandungpaman
laki-laki
seayah
• Saudara laki-laki seayah
Suami
• Saudara laki-laki
Laki-laki yang memerdekakan
seibu budak
• Anak laki-laki dari saudara kandung laki-laki
Ahli Waris dari Golongan Wanita

• Saudara
Anak perempuan
kandung perempuan
• Ibu
Saudara perempuan seayah
• Anak perempuan
Saudara perempuan(dari
seibu
keturunan anak
• laki-laki)
Istri
• Nenek (ibu dari
Perempuan yangibu)
memerdekakan budak
• Nenek (ibu dari bapak)
Warisan dalam UU No 7 Tahun
1989
Hukum waris itu dicamtumkan secara sistematis dalam
5 bab yang tersebar atas 37 fasal dengan perincian
sebagai berikut:
• Bab. I terdiri atas 1 pasal , ketentuan umum.
• Bab. II terdiri atas 5 pasal, berisi tentang ahli waris
• Bab. III. Terdiri atas 16 pasal, berisi tentang besarnya
bagian ahli waris
• Bab. IV terdiri atas 2 pasal, berisi tentang aul dan rad.
• Bab. V terdiri atas 13 pasal, berisi masalah wasiat
Hikmah Hukum Waris
Menyelamatkan harta
Menjaga keharmonisan
Menegakkan keadilan
Untuk kemaslahatan masyarakat, dengan
menerapkan hukum waris masyarakat
menjadi tenang.
Menggantikan hukum waris jahiliah
Melaksanakan perintah Allah

Anda mungkin juga menyukai