Anda di halaman 1dari 5

# SEBAB-SEBABMENDAPATKAN HAK WARIS

Dalam hokum islam, sebab-sebab untuk menerima warisan ada 3 yaitu. Al-qarabah (hubungan
kekerabatan),Al-musaharah (hubungan perkawinan),dan Al-wala ( hubungan sebab memerdekakan
budak).

1. Al-qarabah
Di antara swbab beralihnya harta seseorang yang telah mati kepadanya yang masih hidup
adalah adanya hubungan kerabat antara keduanya.seperti hubungan Anak dan Ibu yang
melahirkannyadan hubungan anak dan ayah yang menikahi Ibunya secara sah.
Dapat pula diketahui hubungan kekerabatan ke atas, yaitu kepada Ayah atau Ibu dan
seterusnya,ke bawah ,yaitu kepada Anak dan seterusnya,dan ke samping,yaitu kepada saudara
beserta keturunan nya.dari hubungan kekerabatan yang demikian,dapat juga diketahui
strukturkekerabatan yang tergolong ahli wris bila seseorang meninggal dunia dan meninggalkan
warisan.

2. Al-musaharah
Hak saling mewarisi antara orang terlibat tali pernikahan yaitu suami istri (Q.s. An nisa : 12)
Syarat suami istri saling mewarisi, di samping keduanya telah melakukan akad nikah secara sah
menurut syariat. Juga antara suami-istri yang berakad nikah itu belum terjadi perceraian ketika
salah seorang dari keduanya meninggal dunia.

3. Al-wala
Adalah hubungan kewarisan akibat seseorang memerdekakan budak atau hamba sahaya atau
melalui perjanjian tolong menolong disebut dengan wala’al-ataqah atau usubah sababiyah dan
yang kedua disebut dengan wala’al-muwalah,yaitu wala’ yang timbulakibat kesediaan orang
untuk tolong menolong dengan yang lain melalui suau perjanjian perwakilan.

# SEBAB-SEBAB HILANGYA HAK KEWARISAN DALAM ISLAM

1. Ahli waris yang membunuh pewaris,tidak berhak mendapatkan warisan dari keluarga yang di
bunuhnya.
2. Ahli waris yang murtad,tidak berhak mendapatkan warisan dari keluarganya yang beragama
islam ,demikian pala sebaliknya.
3. Orang kafir,tidak berhak menerima warisan dari keluargnya yang beragama islam.

# RUKUN DAN SYARAT KEWARISAN

Syarat-syarat adanya pelaksanaan hukum kewarisan islam akan ditemukan 3 syarat,yaitu :

1. Kepastian meninggalnya orang yang memiliki harta.


2. Kepastian hidupnya ahli waris ketika pearis meninggal dunia.
3. Diketahui sebab-sebab status masing-masing ahli waris.
Secara lebih luas ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam pembagian warisan.Syarat-syarat
tersebut mengikuti rukun dan sebagian berdiri sendiri.

Adapun rukun pembagian warisan ada 3 yaitu :

1. Pewaris (Al-mawarits)
Yaitu orang yang mewariskan harta bendanya setelah ia meninggal dunia
2. Ahli waris (Al-warists)
Yaitu orang yang memiliki hubungan kekerabatan,hubungan perkawinan dan yang
memerdekakan hamba sahaya,kepada pewaris yang masih berada dalam kandungan,meskipun
masih berupa janin(hidup)berhak mendapat warisan (Ahli waris).
3. Harta warisan (Al-maruts)
Ialah segala sesuatu yang ditinggalkan oleh pewaris yang secara hukum secara hukum dapat
beralih kepada ahli warisnya.Bisa disebut sebagai harta warisan apabila harta peninggalan
pewaris yang dengan syarat sudah dikeluarkan untuk biaya selama pewaris sakit,pengurusan
jenazah,pembayaran hutang dn wasiat pewaris.

# AHLI WARIS DAN BAGIAN-BAGIANYA MENURUT HUKUM ISLAM

1. Ashabul furudh
Yaitu golongan ahli waris yang bagian hak nya tertentu,yaitu 1/2,,1/3,1/4,1/6,1/8,dan
2/3.Secara ashabulfarudh dapat dikelompokan ke dalam 2 kelompok
a. Ashabul furudh sababiyyah
Ialah orang yang berhak mendapat bagan harta warisan karena adanya sebab,aitu akad
perkawinan.
b. Ashabul furudh nasabiyyah
Ialah orang yang berhak menerima harta warisan karena adnya hubungan
nasab(hubungan darah/keturunan).Ahli waris nasabiyyah ini dapat dibedakan menjadi 3
jenis,yaitu furu’al-mayyit,usul al-mayyit dan al hawasyi.
 yang termasuk furu’al-mayyit (hubungan nasb menurut garis lurus keturunan ke
bawah)
o Anak perempuan dari anak laki-laki
o Cucu perempuan dari laki-laki dan seterusnya ke bawah keturunan laki-
laki
 Yang termasuk usul al-mayyit (ahli waris yang merupakan asal keturunan
dariorang yang mewariskan atau hubungan nasab garis keturunan ke atas):
o Ayah
o Ibu
o Ayah dari ayah (kakek) dan seterusnya ke atas
o Ibu dari ayah & ibu dari ibu (nenek)
 Yang termasuk al-hawsyi (hubungan nasab dari arah menyamping)
o Saudara perempuan sekandung
o Saudara perempuan se ayah
o Saudara laki-laki se ibu
o Saudara perempuan se ibu
2. Ashabah
Para ahli fara’id membedakan ashabah ke dalam 3 macam yaitu:
a. Ashabah bi nafsih
Yaitu ahli waris yang kedudukan dirinya sendiri berhakmenerima bagian ashabah. Alhli waris
kelompok ini semuannya laki-laki , kecuali Mu’tiqah ( Permepuan Yang mememrdekakan
budak ). Adapun Yang termasuk Kelompok ini :
1. Anak Laki-laki
2. Cucu laki-laki dari garis keturnan anak laki-laki dan seterusnya kebawah
3. Bapak
4. Kakek (dari garis keturunan bapak )
5. Saudara laki-laki sekandung
6. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung
7. Anak laki-laki dari saudara laki-laki bapak
8. Paman (saudara bapak ) sekandung
9. Paman (saudara bapak ) sebapak
10. Anak laki-laki dari paman sekandung
11. Anak laki-laki dari paman sebapak
12. Mu’tiq atau mu’tiqah (laki-laki atau perempuan yang memerdekakan budak atau hamba
sahaya ).
b. Ashabah Bil Al-Bihair
Yaitu seseorang yang sebenernya bukan ashabak karena ia adalah perempuan , namun
karena Bersama saudara laki-lakinya maka ia menjadi ashabah
Adapun yang termasuk kelompok ni “
1. Anak perempuan Bersama-sama dengan anak laki-laki
2. Cucu perempuan garis keturunan laki-laki Bersama dengan cucu laki-laki garis keturuna
laki-laki
3. Saudara perempuan sekandung Bersama saudara laki-laki sekandung
4. Saudara perempuan seayah nersama saudara laki-laki seayah
c. Ashabah ma’a Al-Ghair
Yaitu ahli waris yang menerima bagian sisa karena Bersama dengan ahli waris lain yang tidak
menerima sisa ( ahli waris yang mendapatkan bagian tertentu )
Adapun yang termasuk kelompok ini :
1. Sadara perempuan sekandung (seorang/lebih) Bersama dengan anak perempuan atau
cucu perempuan pancar laki-laki (seorang/lebih )
2. Saudara perempuan sebapak (seorang /lebih)Bersama dengan anak perempuan atau
cucu perempuan pancar laki-laki (seorang/lebh)

3. Dzawil arhan

Yaitu golongan ahli waris yang menerima warisan jika ashabul farudh dan ashabah tidak ada ,
adapun bagian yang telah ditentuakn dalam Al-qur’an ada enam , yaitu :
 Yang Mendapat bagian ½ harta :,
1. Anak perempuan , apabila sendirian (anak tunggal ) dan tidak ada anak laki-laki
(saudara kandung )
2. Cucu perempuan pancaaar dari anak laki-laki , apabila sendirian serta tidak adanya
naka perempuan /ahli waris anak laki-laki
3. Saudara perempuan sekandung , dalam situaasi sendirian serta tidak ada anak
perempuan dan cucu perempuan dari anak laki-laki
4. Saudara perempuan sebapak , dalam situasi kl’alah daan sendirian serta tidak
adaanya anak perempuan ,cucu perempuan daari anak laki-laki dan saudara
perempuan kandung.
5. Suami apanila istri tidak punya anak
 Yang mendapatkan bagian ¼ harta (Srat An-Nisa : 12 )
1. suami apabila ada ahlkiwaris anak dari istri
2. Istri bila tidak adaa anak atau cucu
 Yang medapatkan bagian 1/8 harta yaitu bila istri ada anak atau cucu
 Yang mendapakan bagian 2/3 harta apabila tidak ada anak laki-laki
1. Dua orang anak perempuan atau lebih
2. Dua orang atau lebih cucu perempuan pancaar anak laki-laki
3. Dua orang atau lebih saudara perempuan sekandung
4. Dua orang atau lebih saaudara perempuan sebapak
 Yang mendapatkan bagian 1/3 harta :
1. Ibu, apabila tidak ada anak laki-laki dan saudara laki-laki
2. Dua orang atau lebih saudara perempuan se ibu apabila tidak ada anak laki-laki dan
tidak ada bapak /kakek dari pihak laki-laki
 Yang mendapatkan bagian 1/6 harta :
1. Ibu, apabila ada anak laki-laki atau saudara laki-laki lebih daari satu
2. Bapak, apabila ada ahli waris anak
3. Nenek(ibu dari ibu/ibu dari bapak) apabila tidak ada ibu
4. Cucu perempuan pncaaar anak laki-laki apabila bersamaan dengan anak perempuan
yang mendapatkan bagian ½ serta tidak ada cucu laki-laki dari anak laki-laki
5. Kakek (bapak dari bapak) ,apabila ada anak dan tidak ada ayah
6. Seorang saudara yang se ibu ,baik laki-laki maupun perempuan apabila tidak ada salh
satunya serta tidak adanya anak atau bapak/kekek dari pihak laki-laki
7. Satu orang atau lebih saudara perempuan sebapak apabila bersamaan denga saudara
perempuan kendung yang mendapatkan bagian ½ serta tidak adanya saudara laki-laki
sebapak

Tambahan : dalam pembagian warisan apabila terdapat akhliwaris yang Bersama-sama,


seperti anak perempuan dan anak laki-laki. Maka menurut prinsp dalam islam telahdi
jelaskan oleh Allah Swt “ Bagi seorang laki-laki mendapatkan baian sama dengan bagian
dua oran gperempuan ( Q.S. An-Nisa ‘ : 11 )

Karenanya , untuk menjaga keseimbangan antara beban yang di pikulkan di Pundak kaum
laki-laki dan beban yang di pikulkan di Pundak kaum perempuan ,maka di tetapkan bahwa
kaum laki-laki di beri bagian waarisan 2 kali lipat bagian kaum Wanita .persamman yang
adil adalah persammn yang sesuai dengan kadar kebutuhan masing-masing pihak.

Anda mungkin juga menyukai