Anda di halaman 1dari 25

BAB VI

MAWARIS

‫َم َو اِر ْس‬


PEMBAGIAN
HARTA
WARISAN
PENGERTIAN MAWARIS
1. Menurut bahasa
berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada
orang lain, atau dari suatu kaum kepada
kaum lain
2. Menurut Istilah
berpindahnya hak kepemilikan dari orang
yang meninggal kepada ahli warisnya yang
masih hidup, baik yang ditinggalkan itu
berupa harta (uang), tanah, atau apa saja
yang berupa hak milik legal secara syar’i.
DALIL PENTINGNNYA BELAJAR FARAIDH

Dari Ibnu Mas’ud, katanya: Bersabda Rasulullah saw..: “Pelajarilah


al-Qura’n dan ajarkanlah ia kepada manusia, dan pelajarilah al faraidh dan
ajarkanlah ia kepada manusia. Maka sesungguhnya aku ini manusia yang akan
mati, dan ilmu pun akan diangkat. Hampir saja nanti akan terjadi dua orang
yang berselisih tentang pembagian harta warisan dan masalahnya; maka
mereka berdua pun tidak menemukan seseorang yang memberitahukan
pemecahan masalahnya kepada mereka”.
DALIL MAWARIS

Ilmu itu ada tiga macam dan yang selain


yang tiga macam itu sebagai tambahan saja:
ayat muhkamat, sunnah yang datang dari
Nabi dan faraidh yang adil”.
RUKUN MAWARIS

1. Orang mati (si pewaris yang


mewariskan hartanya)
2. Harta (milik si pewaris)
3. Ahli waris (keluarga yang
ditinggal mati si pewaris)
SEBAB-SEBAB MENDAPAT WARISAN

1. Kekeluargaan
2. Perkawinan
3. Perbudakan (memerdekakan
si pewaris saat jadi budak)
4. Hubungan agama
SEBAB-SEBAB TIDAK MENDAPAT WARISAN

1. Kedudukannya masih sebagai


budak
2. Membunuh (ahli waris yang
membunuh si pewaris)
3. Murtad atau beda agama
KETENTUAN HARTA WARISAN SEBELUM DIBAGIKAN

1. Zakat malnya apabila sudah memenuhi


syarat
2. Biaya penyelenggaraan jenazah
3. Utang si pewaris apabila berutang
4. Wasiat sipewaris apabila memiliki wasiat
(wasiat tidak boleh melebihi 1/3 dari
harta warisan dan berwasiat kepada ahli
warisnya)
AHLI WARIS DARI PIHAK LAKI-LAKI
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki dari anak laki dan terus kebawah
3. Bapak
4. Kakek (bapak dari bapak)
5. Saudara laki-laki sekandung
6. Saudara laki-laki sebapak
7. Saudara laki-laki seibu
8. Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung
9. Anak laki-laki saudara laki-laki sebapak
10. Paman yang sekandung dengan bapak
11. Paman yang sebapak dengan bapak
12. Anak laki-laki paman yang sekandung dengan bapak
13. Anak laki-laki paman yang sebapak dengan bapak
14. Suami
15. Laki-laki yang memerdekakan si pewaris
AHLI WARIS DARI PIHAK PEREMPUAN
1. Anak perempuan
2. Cucu perempuan (anak perempuan dari anak laki-laki)
3. Ibu
4. Nenek (ibu dari ibu)
5. Nenek (ibu dari bapak)
6. Saudara perempuan seibu sebapak
7. Saudara perempuan sebapak
8. Saudara perempuan seibu
9. Istri
10. Wanita yang memerdekakan si pewaris
AHLI WARIS OTOMATIS

1. Anak laki-laki
2. Anak perempuan
3. Ibu
4. Bapak
5. Suami/istri
ZAWIL FURUD

Zawil furud adalah ahli waris


yang perolehan (bagian harta
warisan) sudah ditentukan dalam
Al-Qur’an
AHLI WARIS YANG MENDAPAT 2/3

1. Dua anak perempuan atau lebih jika tidak ada


anak laki-laki
2. Dua cucu perempua atau lebih dari anak laki-
laki bila tidak ada anak perempuan
3. Dua orang saudara perempuan atau lebih yang
seibu sebapak
4. Dua orang saudara seibu atau lebih, baik laki-
laki maupun perempuan
AHLI WARIS YANG MENDAPAT ½

1. Anak perempuan tungggal


2. Cucu perempuan tunggal dari anak laki-laki
3. Saudara perempuan tunggal yang seibu
sebapak
4. Saudara perempuan tunggal yang sebapak
5. Suami apabila istrinya (sipewaris) tidak
meninggalkan anak atau cucu
AHLI WARIS YANG MENDAPAT 1/3

1. Ibu, apabila si pewaris tidak meninggalkan


anak atau cucu (dari anak laki-laki) atau
dua orang (atau lebih) saudaranya laki-laki
maupun perempuan, sekandung, sebapak
atau seibu saja
2. Dua orang saudara seibu atau lebih, baik
laki-laki mapu perempuan
AHLI WARIS YANG MENDAPAT ¼

1. Suami, apabila istinya


(sipewaris) mempunya anak
atau cucu
2. Istri (seorang atau lebih)
apabila pewaris (suaminya)
tidak mempunyai anak atau
cucu
AHLI WARIS YANG MEMPEROLEH 1/6
1. Bapak atau kakek, apabila ada anak/cucu
2. Ibu, apabila anak atau cucu atau ada dua orang saudara atau lebih
3. Nenek, seorag atau lebih, bila tidak ada ibu
4. Seorang saudara seibu, baik laki-laki maupun perempuan
5. Cucu perempuan, seorang atau lebih apabila ada seorang anak
perempuann, tetapi apabila anak perempuannya lebih dari
seorang maka cucu perempuan tidak mendapat bagian
6. Seorang saudara perempuan sebapak atau lebih apabila ada
seorang saudara perempuan sekandung, tetapi apabila saudara
sekandungnya lebih dari seorang maka saudara-saudara
perempuan teidak mendapat bagian
AHLI WARIS YANG MEMPEROLEH 1/8

Istri, seorang atau lebih,


apabila suami (pewaris)
meninggalkann anak atau
cucu dari laki-laki.
ASABAH
waris yag mendapat bagian tidak
tertentu. Misalnya mendapat seluruh
harta warisan karena tidak ada ahli waris
lainnya, atau mendapat sisa bagian dari
bagian Zawil furud atau tidak mendapat
apa-apa karena harta warisan sudah
habis terbagi pada zawil furud
ASHABAH BINAFSIHI/OTOMATIS

1. Anak lakki-laki
2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki
3. Bapak
4. Kakek (bapak dari bapak)
5. Saudara laki-laki seibu sebapak
6. Saudara laki-laki sebapak
7. Anak laki-laki dari saudara laki-laki seibu sebapak
8. Anak laki-laki dari saudara lai-laki sebapak
9. Paman yang seibu sebapak dengan bapak
10. Paman yang sebapak dengan bapak
11. Anak laki-laki paman yang seibu sebapak dengan bapak
12. Anak laki-laki paman yang sebapak dengan bapak
13. Laki-laki yang memerdekakan si pewaris ketika masih budak
ASABAH BIGAIRIHI ADALAH AHLI WARIS YANG
MENJADI ASABAH DENGAN SEBAB DITARIK OLEH
AHLI WARIS TERTENTU DARI ASABAH BINAFSIHI
1. Anak perempuan dengan sebab adanya anak
laki-laki.
2. Cucu perempuan dari anak laki-laki dengan
sebab adanya cucu laki-laki dari anak laki-laki
3. Saudara perempuan sebapak dengan sebab
adanya saudara laki-laki seibu sebapak
4. Saudara perempuan sebapak dengan sebab
adanya saudara laki-laki sebapak
HIJAB

Tabir atau penghalang bagi ahli


waris untuk memperoleh harta
warisan karena ada ahli waris
yang lebih dekat dalam hubungan
pertalian darah
HIJAB NUQSAN

hijab yang dapat mengurangi


bagian dari harta Warisan bagi
ahli waris tertentu karena
bersama-sama dengan ahli
waris lain tertentu pula.
HIJAB HIRMAN

hijab yang menyebabkan ahli


waris kehilangan haknya atas
harta warisan karena terhalang
oleh ahli waris yang lebih dekat
atau lebih berhak
HIJAB HIRMAN
1. Cucu laki-laki tidak berhak memperoleh harta warisan, apabila
anak laki-laki.
2. Kakek tidak berhak memperoleh harta warisan selama ada
bapak.
3. Nenek tidak berhak memperoleh harta warisan selama ada ibu.
4. Saudara seibu sebapak tidak berhak memperolah harta warisan
selama ada anak laki-laki dan bapak .
5. Saudara laki-laki/perempuan sebapak tidak berhak memperoleh
harta warisan apabila ada anak laki-laki, cucu laki-laki, bapak,
saudara laki-laki sekandung, dan saudara perempuan sekandung
jika ber-‘asabah bersama-sama dengan anak perempuan (cucu
perempuan).

Anda mungkin juga menyukai