Anda di halaman 1dari 4

Galih Rahma Indra Jati/15/XII MIPA 2

Ketentuan Mawaris (Ilmu Faro'id)

Pengertian
Mawarits adalah ilmu yang membahas tentang aturan dan pembagian harta waris.

Dasar hukum mawaris


1. Al Quran, surat An Nisa ayat 11

a. Bagian laki-laki dua kali bagian perempuan adalah karena kwajiban laki-laki lebih
berat dari perempuan, seperti kewajiban membayar maskawin dan memberi nafkah.
b. Lebih dari dua maksudnya : dua atau lebih sesuai dengan yang diamalkan nabi.
2. As Sunah
Sebagaimana sabda Rasul SAW : “Ibnu Abas berkata bahwa Rasul SAW bersabda :
“Berikanlah bagian-bagian tertentu kepada orang-orang berhak, sedangkan kelebihannya
berikan kepada penerima yang lebih utama yaitu laki-laki.
3. Ijma’ Ulama.
Ulama bersepakat dan berkesimpulann bahwa hukum pembaigan warisan adalah sesuatu
yang telah digariskan oleh Al Quran dan As Sunah.

Bahasan Mawarits
Persoalan yang berkaitan dengan Hukum Warits :
1. Rukun kewarisan
a. Ada orang yang meninggal dunia (muwarits)
b. Ada harta yg ditinggalkan (mauruts/mirats)
c. Ada org yg menerima warisan (ahli waris)
2. Syarat syarat kewarisan
a. Adanya kematian org yg mewariskan
b. Ahli waris masih hidup ketika org yg mewaris kan meninggal
c. Adanya hubungn yg menyebabkan hak dlm menerima warisan dg sah
3. Sebab sebab menerima warisan
a. Adanya hubungan nasab/kekerabatan (Al-qarabah)
b. Ada pertalian yyg sah/pernikahan (Al-Musaharah)
c. Ada pemerdekaan budak (wala’)
d. Ikatan islam, apabila seorang meninggal dunia dan tdk meningglkan ahli waris yg
berhak atas hartanya, maka seluruh harta diberikan kpd Bait al-mal utk kepentingan
dan kemaslahatan umum umat manusia.
4. Penghalang menerima warisan
a. Jauhnya kekerabatan (Mahjub)
b. Dilarang untuk menerima warisan (mahrum) dg alasan :
1) Adanya perbedaan agama
a. Seorang muslim tidak dapat mewarisi ataupun diwarisi oleh orang non
muslim, apapun agamanya. Hal ini telah diterangkan Rasulullah SAW
dalam sabdanya:
"Tidaklah berhak seorang muslim mewarisi orang kafir dan tidak pula
orang kafir mewarisi muslim." (HR. Bukhari dan Muslim).
2) Adanya perbudakan
Seseorang yang berstatus budak tidak mempunyai hak untuk mewarisi sekalipun
dari saudaranya. Sebab, segala sesuatu yang dimiliki budak, secara langsung
menjadi milik tuannya.

3) Adanya pembunuhan
Apabila seorang ahli waris membunuh pewaris (misalnya: seorang anak
membunuh ayahnya), maka ia tidak berhak mendapatkan warisan. Hal ini
berdasarkan sabda Rasulullah SAW:
"Tidaklah seorang pembunuh berhak mewarisi harta orang yang dibunuhnya."

5. Hak muwarits yang wajib ditunaikan oleh ahli waris sebelum warisan dibagikan
Hak org meninggal dan kewajiban ahli waris sebelum harta warisan dibagikan :
a. Melaksanakan hal yg bisa dg harta yg ditinggalkan/hart warsan
b. Membayar biaya perawatan rumah sakit kalau muwarits masuk rumah sakit
c. Melunasi hutang-hutangnya
d. Melaksanajan wasiat yg tekah diwasiatkan sblm meninggal
6. Jumlah penerima warits secara umum adalah 25 orang dengan perincian sbb :
a. Penerima waris dari laki-laki :
1) Anak laki-laki
2) Cucu laki-laki dr garis laki laki dst ke bawah
3) Ayah
4) Kakek dr bapak
5) Saudara laki-laki sekandung
6) Saudara laki-laki seayah
7) Saudara laki-laki seibu
8) Anak laki-laki dr saudara laki-laki sekandung
9) Anak laki-laki saudara laki-laki seayah
10) Paman/sdr laki-laki ayah sekandung
11) Paman seayah
12) Anaka laki-laki paman sekandung
13) Anak laki-laki paman seayah
14) Suami istri yg meninggal
15) Seorang laki-laki yg memerdekakan budak
b. Penerima waris dari perempuan :
1) Anak perempuan
2) Cucu perempuan dr garis laki-laki
3) Ibu
4) Nenek dr garis ayah
5) Nenek dr garis ibu
6) Saudara perempuan sekandung
7) Saudara perempuan seayah
8) Saudara perempuan seibu
9) Istri dr suami yg meinggal
10) Perempuan yg memerdekakan budak
7. Pembagian warisan
a. Bagian ½ ialah
1) Anak perempuan, apabila hanya seorang diri dna tdk punya sudara lki-laki
2) Cucu perempuan dr anak laki-laki, apabila seorg diri dan tdk ada cucu perempuan
lainnya dr anak laki-laki
3) Saudara perempuan seayah, apabila hanya seorg diri dan tdk ada saudr laki-laki
seayah
4) Saudr perempuan sekandung, apabila ia sendirian tdk punya saudr laki-laki
sekandung
5) Suami, apabila tdk ada anak kndung maupun anak tiri
b. Bagian ¼
1) Suami, apabila ada anak, cucu laki-laki dr anak laki-laki (kandung/tiri)
2) Istri/bbrp istri jika ada, apabila tdk ada anak/cucu dr anak laki-laki
c. Bagian 1/8
1) Istri/bbrp istri jika ada, apabila ada anak laki-laki (kandung/tiri) atau cucu dr anak
laki-laki
d. Bagian 2/3
1) Dua org anak perempuan/lebih, apabila mereka tdk memiliki saudr laki-laki
2) Dua org anak perempuan/lebih, apabila tdk ada anak laki-laki/perempuan
sekanndung, tdk ada cucu dr anak laki-laki
3) Dua saudr perempuan sekandung/lebihh, apabila tdk punya anak, tdk ada kakek,
tdk ada surd laki-laki sekandung dan tdk ada cucu perempuan/lebih dr anak laki-
laki
4) Dua org saudr perempuan/lebih seayah, apabila tdk ada keturunan(anak mayit) da
nasal (ayah mayit, kakek mayit)
e. Bagian 1/3
1) Ibu, apabila tdk ada anak, tdk ada cucu dr anak laki-laki, tdk ada surd laki-
laki/perempuan baik sekandung,seayah,seibu dr mayit
2) Dua org/lebih saudr perempuan maupun laki-laki seibu, apabila tdk ada
asal/leluhur mayit dan keturunan, jml laki-laki/perempuan dua org/lebih, atau satu
org laki-laki dan satu org perempuan
f. Bagian 1/6
1) Ibu, apabila ada anak, atau cucu dr anak laki-laki, ada saudara sekandung, seayah,
seibu
2) Ayah, apabila ada anak laki-laki/perempuan/cucu dr anak laki-laki
3) Nenek, jika tdk ada ibu drbapak maupun ibu mayit
4) Cucu perempuan dr anak laki-laki seorg/lebih, apabila ada seorg anak perempuan
sekandung
5) Saudara perempuan seayah seorang/lebih, jika ada saudara perempuan sekandung
6) Kakek, jika tdk ada ayah mayit, atau ada anak mayit, atau ada cucu dr anak laki-
laki
7) Saudara laki-laki/perempuan seibu, jika sendirian
8. Pengitungan warisan dengan sebab tertentu
a. Aul
Artinya naik, bertambah, atau meingkat. Scr terminology bertambah jumlah bagian
shg besar bagian yg didptkan berkurang krn jml ahli waris banyak
b. Radd
Berarti mengembalikan. Scr terminology adanya kelebihan harta warisan stlh
dibagikan
c. Bayi dlm kandungan
Berhak dan mnjd ahli waris yg ahir dlm keadaan hidup dan telah diketahui jenis
kelaminnya dan lahir dlm usia kandungan min 6 bulan
d. Anak zina dan anak li’an
Lian adalah sumpah suami yg ditujukan kpd istri atas tuduhan zina, suami siap
menerima laknat dr Allah jika tuduhannya tdk benar. Jika tuduhan zina benar maka
anak yg terlahir disebut dg anak lian.
e. Banci
Berhak medapatkan bagian warisan setelag ditemukan jenis kelamin aslinya
f. Orang hilang
Ahli waris hendaklah mengetahui dg jelas status org hilang tersebut, setelah tdk bisa
ditemukan/telah diketahui meninggal maka harta warisan dpt dibagikan

Manfaat hukum waris dalam islam


1. Tercipta ketentraman hidup dan suasana kekeluargaan yg harmonis
2. Menciptakan keadilan dan mencegah konflik pertikaian
3. Peduli kepada orang lain sbg cerminan pelaksanaan ketentuan waris dalam islam

Anda mungkin juga menyukai